Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT SISTEM, MANAJEMEN SISTEM DAN ANALISIS

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran PAI”

Dosen Pembimbing : Hj.Nur Hidayati,M.Pd.I

Disusun oleh :

Nama : Difa Maf’idah Nasution

NPM : 18.02.0078

Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Semester :VI-3

STAI “UISU” PEMATANGSIANTAR

TAHUN AKADEMI 2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas


segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Nabi Agung Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang selalu kita nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu merupakan sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendekatan Sistem dalam
Pembelajaran PAI dengan judul “Filsafat Sistem, Manajemen Sistem dan Analilis Sistem
Pendidikan Islam”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pematangsiantar, Februari 2021

Difa Maf’idah Nasution

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Filsafat Sistem Pendidikan Islam......................................................3


B. Manajemen Sistem Pendidikan Islam...............................................5
C. Analisis Sistem Pendidikan Islam......................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................14
B. Saran....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk memahami sistem pendekatan, kita harus memahami suatu sistem, pengertian
sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari beberapa bagian (subsistem) yang berkaitan dan
tergantung satu sama lain dalam upaya mencapai tujuan bersama. (Loomba). Pengertian lain
sistem yaitu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berbagi satu sama
lain dan saling mempengaruhi yang secara sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam menghadapi masalah yang kompleks, kita menggunakan pendekatan sistem
cara pemecahan masalah secara menyeluruh dengan analisa sistem.

Ada beberapa langkah analisa sistem, yang kesemuanya ini dapat kita terapkan dalam
masalah masalah yang kita hadapi. Model Dasar Sistem: masukan, pengolahan dan keluaran
adalah cocok bagi kasus sistem informasi yang paling sederhana. Oleh karena itu pengetahuan
sistem dan pendekatan sistem adalah dasar untuk mempelajarinya.

Makalah ini akan menyampaikan hubungan dari beberapa istilah berikut, penerapan
filosofi, sistem manajemen, dan analisis sistem.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana filsafat sistem pendidikan Islam?


2. Bagaimana manajemen sistem pendidikan Islam?
3. Bagaimana analisis sistem pendidikan Islam?

1
2

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk
mengetahui:

1. Filsafat sistem pendidikan Islam.


2. Manajemen sistem pendidikan Islam.
3. Analisis sistem pendidikan Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filasafat Sistem Pendidikan Islam

Filsafat pendidikan Islam merupakan kajian filososfis mengenai berbagai masalah


pendidikan yang berlandaskan Islam. Kajian filosofis digunakan dalam Filsafat Pendidikan Islam
artinya merupakan pemikiran secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam mencari
kebenaran, inti atau hakikat pendidikan Islam.

Filsafat pendidikan Islam merupakan sistem berpikir filasafati yang diterapkan dalam
memecahkan persoalan pendidikan Islam, dan sekaligus sebagai normatif atau preskriptif, dalam
arti filsafat pendidikan Islam memberikan arah, pedoman dan resep bagi pelaksanaan pendidikan
Islam yang tepat. Karena itu, walaupun pengembangannya bersifat terbuka, realistis, dan premis-
premisnya harus sesuai dengan semangat atau ruh ajaran Islam.1

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan
nasional.2

Sistem adalah suatu kesatuan dari komponen-komponen yang masing-masing berdiri


sendiri tetapi saling terkair satu dengan yang lain, sehingga terbentuk suatu kebulatan yang utuh
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum bahwa pendidikan sebagai suatu sistem
dapat diartikan sebagai satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan kegiatan pendidikan
yang berkaitan dengan yang lainnya untuk mengusahakan terlaksananya proses pendidikan
secara optimal dan tercapainya tujuan pendidikan. Sebagai suatu sistem, pendidikan terdiri dari
beberapa unsur atau disebut juga dengan faktor-faktor pendidikan. Adapun faktor-faktor
1
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan
Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2014,cet.6,h.72
2
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Raja Grafindo Persada,2014,cet.2,h.1

3
4

pendidikan adalah pendidik, anak didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan
(millieu). Semua faktor atau unsur tersebut tidak bisa dipisahkan, karena salah satu faktor tidak
akan berfungsi dengan baik, manakala tidak didukung oleh berfungsinya faktor lain dalam
mencapai tujuan pendidikan.3

Pentingnya filsafat upaya memberikan landasan filosofis bagi pengembangan keilmuan


pendidikan islam karna juga ada kaitannya dengan berbagai hegemoni paradigma keilmuan
barat yang positivistik-sekularistik, yang masih menjangkiti sebagian besar tradisi keilmuan di
pendidikan Islam. Ide-ide dari para ilmuan barat yang menyerang berbagai pondasi
metafisik secara rasional-filosofis yang harus dijawab dengan kritis-kontruktif. Di dalam
pendidikan islam tersebut dibutuhkannya suatu pemikiran yang bisa memunculkan sesuatu
yang baru, sudah terbukti kebenarannya dan logis.

Antara filsafat dengan dengan pendidikan Islam, memiliki hubungan yang sangat erat.
Hal ini didasarkan pada tujuan keduanya, yaitu mencari sama-sama menggunakan pikiran
dalam memperoleh suatu pengetahuan. Para filsuf mempunyai pandangan sendiri yang
berbeda mengenai arti, objek, metode, tujuan dan nilai filsafat. Maka jika kita mencari definisi
filsafat tidak akan pernah menemukan yang bersifat pasti. Karena setiap orang dalam
menentukan sesuatu pasti akan berbeda pendapat dan pemikiran. Kita tidak bisa memberikan
kepastian mengenai definisi filsafat. Filsafat adalah ilmu yang selalu bermain dengan logika,
berfikir secara bebas diluar batas kemampuan orang-orang yang hanya bisa berpikir bisa-
bisanya. Filsafat menguji kemampuan kita sampai batas mana akal kita dalam menjangkau
sesuatu. filsafat pada dasarnya merupakan tulisan. Filsafat berurusan langsung dengan teks,
dan teks itu merupakan tulisan.” Selama ini, filsafat berambisi untuk melepaskan diri dari
status-nya sebagai tulisan dan keluar dari keterkaitan dengan bentuk fisik kebaha-saan dari
tulisan itu. Ide berarti pemikiran atau gagasan dalam pikiran, thought, picture in the mind.
Idealisme sebagai sebuah falsafah berarti sistem pemikiran yang berpijak pada ide. Idealisme
mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri dari atau tersusun atas subtansi gagasan, ide,
atau spirit. Alam nyata ini tergantung pada jiwa universal atau Tuhan, atau berarti alam adalah
ekpresi dari daya jiwa tersebut dalam sejarah kemunculannya, idealisme ini dirintis oleh
socrates namun, dikembangkan oleh muridnya yaitu plato.
3
Syafaruddin, Nurgaya Pasha, dan Mahariah, Ilmu Pendidikan Islam Melejitkan Potensi Budaya Umat,
Jakarta:Hijri Pustaka Umum,2014,cet.5,h.22
5

B. Manajemen Sistem Pendidikan Islam

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling
berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.4 Ada tiga hal penting yang menjadi karakteristik suatu sistem. Pertama,
setiap sistem pasti memiliki tujuan, yaitu yang merupakan arah yang harus dicapai oleh suatu
pergerakan sistem, semakin jelas tujuan, maka semakin mudah menentukan pergerakan sistem.
Kedua, sistem selalu mengandung suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan yang diarahkan untuk
mencapai tujuan, semakin kompleks tujuan, maka semakin rumit juga proses kegiatan. Ketiga,
proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen
atau unsur tertentu, oleh sebab itu, sistem tidak mungkin hanya memiliki satu komponen saja.
Sistem memerlukan dukungan berbagai komponen yang satu sama lain saling berkaitan.

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh
Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan kiat
oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melaui cara-cara dengan mengatur orang lain
dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian
khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dutuntun oleh suatu kode
etik.5

Defenisi manajemen belum disepakati secara universal, namun terdapat kesamaan bahwa
manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu. Untuk memahami istilah manajemen,
pendekatan yang digunakan di sini adalah berdasarkan pengalaman manajer. Manajer di sini
dilihat sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan. Manajemen merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengan aspek
organisasi (orang-struktur-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek satu dengan aspek
yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem. Dengan demikian,

4
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2013,cet.5,h.195
5
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya,2008,cet.9,h.1
6

manajemen adalah meliputi; 1) adanya suatu proses, 2) adanya tujuan yang hendak dicapai, 3)
proses melalui pelaksanaan pencapaian tujuan dan 4) tujuan dicapai melalui orang lain.6

Tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak
tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu prndidikan/lulusannya,
keuntungan/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional,
tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian
terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang, dan ancaman.

Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam
secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

1. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan Islam

Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al-Qur’an, As-
Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

a. Al-Qur’an

Banyak Ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi dasar tentang manajemen pendidikan
Islam. Ayat-ayat tersebut bisa dipahami setelah diadakan penelaahan secara mendalam. Diantara
ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar manajemen pendidikan Islam adalah sebagai
berikut:

 ‫َو َما َك َان ْالم ُْؤ ِم ُن ْو َن لِ َي ْنفِر ُْوا َك ۤا َّف ۗ ًة َفلَ ْواَل َن َف َر مِنْ ُك ِّل فِرْ َق ٍة ِّم ْن ُه ْم َط ۤا ِِٕ!ٕى َف ٌة لِّ َي َت َف َّقه ُْوا فِى ال ِّدي ِْن َولِ ُي ْن ِذر ُْوا َق ْو َم ُه ْم ا َِذا َر َجع ُْٓوا ِالَي ِْه ْم لَ َعلَّ ُه ْم‬
‫َيحْ َذر ُْو َن‬

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. At-Taubah:
122).

6
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah, Semarang:Pustaka Rizki Putra,2011,h.9
7

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan tentang pentingnya


manajemen, di antaranya manajemen pendidikan, lebih khusus lagi manajemen sumber daya
manusia.

b. Sunnah dan Atsar

Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga menjunjung tinggi terhadap
pendidikan dan memotivasi umatnya agar berkiprah dalam pendidikan dan pengajaran.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Barang siapa yang menyembunyikan
ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekang berapi. ( HR. Ibnu Majah).

Berdasarkan pada hadits di atas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memiliki


perhatian yang besar terhadap pendidikan. Disamping itu, beliau juga punya perhatian terhadap
manajemen, antara lain dalam sabda berikut: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang
jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqon (tepat, terarah, jelas dan tuntas) (HR.
Thabrani).

c. Perundang-Undangan yang Berlaku di Indonesia

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan dalam
Pasal 30 ayat 1 bahwa: “Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundangundangan”.
Disebutkan pula dalam Pasal 30 ayat 2 bahwa “Pendidikan keagamaan berfungsi menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama” (Redaksi Sinar Grafika, 2003: 14).

2. Unsur-Unsur Manajemen Pendidikan Islam

Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi manajemen, di mana ketika


unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur
manajemen pendidikan Islam ada 4 (empat) yaitu: planning, organizing, actuating, controlling.
Empat unsur manajemen tersebut akan dipaparkan pada tulisan berikut.

a. Planning (Perencanaan)
8

Planning adalah perencanaan, yang merupakan tindakanmyang akan dilakukan untuk


mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka ruang dan waktu tertentu. Dengan demikian,
perencanaan adalah suatu proses pemikiran, baik secara garismbesar maupun secara mendetail
dari suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik
dan ekonomis. Mengenai kewajiban untuk membuat perencanaan yang teliti ini, banyak terdapat
di dalam ayat Al-Qur’an, baik secara tegas maupun secara sindiran (kinayah) agar sebelum
mengambil sesuatu tindakan harus dibuat perencanaan.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing (Pengorganisasian) adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga


menjadi suatu kesatuan. Organizing diperlukan dalam pendidikan Islam dalam rangka
menyatukan visi misi dengan pengorganisasian yang rapi sehingga tujuan bisa tercapai.
Berkaitan dengan hal ini Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu Ali bin abi
Thalib ra mengatakan: Perkara yang batil (keburukan) yang tertata dengan rapi bisa
mengalahkan kebenaran (perkara) yang tidak tertata dengan baik.

c. Actuating (Tindakan)

Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan


yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Actuating merupakan aplikasi atau pelaksanaan dari
planning yang telah disusun dan direncanakan.

d. Controlling (Pengendalian)

Pengendalian merupakan penentu terhadap apa yang harus dilaksanakan sekaligus


menilai dan memperbaiki sehingga pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan
oleh pendidikan Islam.

Dari berbagai unsur manajemen yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa fungsi manajemen pendidikan Islam adalah Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (tindakan), dan Controlling (pengendalian). Unsur-unsur tersebut
tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Unsur manajemen ini harus dilaksanakan secara serasi,
9

menyeluruh, berkesinambungan, karena antara fungsi yang satu dengan lainnya saling
mempengaruhi dan merupakan kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Prinsip-Prinsip Manajemen dalam Pendidikan Islam

Prinsip atau kaidah manajemen yang ada relevansinya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits
antara lain sebagai berikut

a. Prinsip Amar Ma’ruuf Nahi Munkar

Setiap orang (muslim) wajib melakukan perbuatan yang ma’ruuf atau perbuatan baik, dan
terpuji. Sesuatu yang ma’ruuf adalah sesuatu yang dikenal, sesuatu yang dinilai baik oleh
masyarakat dan ajaran Islam. Secara filosofis, setiap muslim hanya mengenal perbuatan yang
baik, yang bermanfaat, tidak mengenal perbuatan yang munkar atau yang harus dijauhi. Jika
yang ma’ruuf itu dikerjakan maka seseorang akan memperoleh pahala di akhirat, dan di dunia
dijamin pekerjaan itu akan sukses. Umpamanya, perbuatan tolong menolong (ta’aawun)
menegakkan keadilan di antara manusia, mempertinggi kesejahteraan masyarakat, mempertinggi
efisiensi dan lain-lain. Adapun nahi munkar (mencegah perbuatan keji), harus ditolak, dijauhi,
bahkan harus diberantas, seperti korupsi, pemborosan (tabdzir). Firman Allah: Dan hendaklah
ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali-

Imran: 104).

b. Prinsip Menegakkan Kebenaran

Ajaran Islam adalah ajaran Ilahi, untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan
kebatilan, dan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera serta diridhai allah. Kebenaran
(haq) menurut ukuran dan norma Islam tersirat dalam firman Allah: Dan Katakanlah: "Yang
benar Telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil

itu adalah sesuatu yang pasti lenyap” (Q.S. Al-Isro‘: 81).

c. Prinsip Menegakkan Keadilan


10

Hukum syara’ mewajibkan umat Islam menegakkan keadilan di manapun. Allah


berfirman: Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan" (QS. Al- A’raf: 29).

d. Prinsip Menyampaikan Amanah Kepada yang Ahli

Kewajiban menyampaikan amanah kepada yang ahli dinyatakan oleh Allah dalam ayat
Al-Qur’an berikut : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya (QS. An-Nisa’: 58).

Dari berbagai prinsip manajemen yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam adalah prinsip amar ma’ruf nahi munkar, prinsip
menegakkan kebenaran, prinsip menegakkan keadilan, dan kewajiban menyampaikan amanah
kepada yang ahli. Prinsip manajemen pendidikan Islam adalah suatu acuan yang mendasari
proses dalam melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang lain yang ada dalam lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas di bawah kepemimpinan
yang bijak sehingga dalam pembuatan keputusan akan rasional, logis, dan penuh rasa tanggung

jawab.

C. Analisis Sistem Pendidikan Islam

Analisis atau analysis (analisa) adalah studi tentang bahasa untuk memeriksa secara
mendalam struktur bahasa. Sedangkan kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat
juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa zat dalam sampel.
Namun, dalam perkembangannya, penggunaan analisis kata atau analisis akademisis sorotan,
terutama di kalangan ahli bahasa. Penggunaan yang harus analisis. Hal ini karena analisis kata
adalah kata pinjaman dari bahasa asing (Inggris) adalah analisis.

Pengertian Analisis Menurut Para Ahli:

1. Menurut Wiradi
Analisis merupakan sebuah aktivitas yang memuat kegiatan memilah, mengurai,
membedakan sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan menurut kriteria tertentu
lalu dicari ditaksir makna dan kaitannya.

2. Menurut Komaruddin
11

Analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan


menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu
sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.
3. Menurut Dwi Prastowo Darminto
Analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Analisis sistem merupakan masukan penting bagi perencanaan strategis. Pertanyaan yang
berkaitan dengan misi yang tepat dari sistem. Jenis atau sifat fasilitas untuk menggunakan, dan
pengaturan fasilitas dan orang-orang yang menggunakan mereka semua melibatkan studi yang
rinci. Efektifitas dari analisis akan ditunjukkan oleh respon sistem dengan tuntutan
lingkungannya. Sifat analisis akan menetapkan pola untuk studi operasi yang lebih rutin.

Pendekatan/analisis sistem mencakup:

a. Menyadari adanya masalah


b. Mengidentifikasi variabel yang relevan
c. Menganalisis dan mensistentensiskan faktor-faktor
d. Menentukan kesimpulan dalam bentuk program kegiatan.

Alasan pendekatan sistem sangat diperlukan oleh dunia pendidikan

1. Lembaga-lembagan pendidikan telah menjadi sangat kompleks dan semakin sulit untuk
dikelola. Cara-cara tradisional dalam pengelolaan/manajemen tidak mampu lagi atau
kurang efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan perkembangan
pendidikan.
2. Prubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi pendidikan semakin lama semakin
cepat. Banyak pengelola pendidikan mengalami kesulitan mengikuti perubahan dalam
dunia pendidikan ini karena tidak mungkin mereka menjadi ahli dalam segala bidang,
maka diperlukan pendekatan yang tepat memecahkan masalah semakin kompleks itu.
3. Masalah langka para pengelola sistem dan satuan pendidikan yang profesional. Pada
dasarnya mereka berasal dari guru bukan manajer profesional dalam pendidikan. Dalam
12

setuasi seperti ini pendekatan sistem sangat membantu mereka dalam merencanakan,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sistem pendidikan.
4. Pertumbuhan pendidikan dan perkembangan yang relatif cepat dan disertai pertambahan
anggaran yang tidak sedikit, seringkali mengurangai kesadaran terdapat kekeliruan-
kekeliruan dalam merencanakan dan mengelola pendidikan. Dengan dana yang kurang
memadai, kunci keberhasilan kegiatan pendidikan akan banyak bergantung pada ketepan
dan kemampuan untuk merencanakan dan mengelola kegiatan tersebut. Dalam hal ini
pendekatan sistem dapat membantu perencanaan pendidikan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber-sumber untuk pendidikan.

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan perlu ditingkatkan. Untuk itu


diperlukan pendekatan sistem agar efektivitas dan efisiensi juga meningkatkan tanpa itu sulit
terlaksana.

Keunggulan pendekatan sistem dalam mengelola pendidikan

1. Misi, sasaran, dan tujuan lembaga pendidikan dapat dijabarkan lebih jelas.
2. Program-program yang dirumuskan selalu diarahkan pada tujuan dan sasaran.
3. Orientasi kegiatan diarahkan pada hasi akhir.
4. Perencanaan dipandang sebagai bagian integral dan keseluruhan operasi lembaga atau
organisasi pendidikan.
5. Sumber-sumber daya dapat dialokasikan dengan lebih efektif berdasarkan sekala
prioritas yang disusun menurut besarnya sumbangan terhadap pencapaian tunjangan.
6. Informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pengembalian keputusan dapat
dirancang dan dikelola secara terpadu.
7. Segala kegiatan dapat difokuskan pada pencapaian sasaran, sehingga pemborosan dapat
ditekan seminimal mungkin.
8. Pemimpin pengelola dapat dinilai hasil pekerjaannya secara objektif, karena sasaran
pekerjaannya jelas.
9. Pengelolaan dapat mengembangkan kreativitasnya dalam batas kewenangan yang telah
ditetapkan, sepanjang mereka tetap beriorientasi pada tujuan akhir.
10. Akuntabilitas dapat dirumuskan secara jelas dan operasional
13

11. Umpan balik dapat diperoleh pada semua tingkat otoritas pendidikan, sehingga
penyimpanan dalam usaha pencapaian tujuan dapat secara cepat diidentifikasi.
12. Komunikasi antara komponen dapat terbina dengan lebih baik sehingga kesalahpahaman
dapat dikurangi
13. Pendelegasi kewenangan dan tanggung jawab dapat di laksanakan secara lebih baik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat pendidikan Islam merupakan sistem berpikir filasafati yang diterapkan dalam
memecahkan persoalan pendidikan Islam, dan sekaligus sebagai normatif atau preskriptif, dalam
arti filsafat pendidikan Islam memberikan arah, pedoman dan resep bagi pelaksanaan pendidikan
Islam yang tepat. Karena itu, walaupun pengembangannya bersifat terbuka, realistis, dan premis-
premisnya harus sesuai dengan semangat atau ruh ajaran Islam.

Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam
secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

Analisis sistem merupakan masukan penting bagi perencanaan strategis. Pertanyaan yang
berkaitan dengan misi yang tepat dari sistem. Jenis atau sifat fasilitas untuk menggunakan, dan
pengaturan fasilitas dan orang-orang yang menggunakan mereka semua melibatkan studi yang
rinci. Efektifitas dari analisis akan ditunjukkan oleh respon sistem dengan tuntutan
lingkungannya. Sifat analisis akan menetapkan pola untuk studi operasi yang lebih rutin.

B. Saran

Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, saya selaku penyusun
menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun agar saya dapat memperbaiki makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dan Nur Uhbiyati.2018. Ilmu Pendidikan.cet.3.Jakarta:Rineka Cipta.

Fattah, Nanang.2008. Landasan Manajemen Pendidikan.cet.9.Bandung:Remaja


Rosdakarya.

Hawi, Akmal.2014. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam.cet.2.Jakarta:Raja


Grafindo Persada.

Ihsan, Fuad.2013. Dasar-Dasar Kependidikan.cet.8.Jakarta:Rineka Cipta.

Muhaimin.2014. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,


dan Perguruan Tinggi.cet.6.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Pidarta, Made.2014. Landasan Kependidikan.cet.3.Jakarta:Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina.2013. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). cet.5,Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Syafaruddin, Nurgaya Pasha, dan Mahariah.2014. Ilmu Pendidikan Islam Melejitkan


Potensi Budaya Umat.cet.5.Jakarta:Hijri Pustaka Utama.

Syukur, Fatah.2011. Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah.Semarang:Pustaka


Rizki Putra.

15

Anda mungkin juga menyukai