Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak
waktu dan kesempatan sehingga saya (penulis) dapat menyelesaikan makalah ini.
Puji syukur kita juga kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan saya petunjuk, rahmat, dan hidayahnya sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul (Kesehatan Mental, Kebutuhan dan
Aspek-Aspek Khusus serta Dinamika Masyarakat) tepat waktu. Shalawat
beserta taslim semoga senantiasa tercurahkan atas baginda Rasulullah Wa
Nabiyana Muhammad S.A.W beserta para sahabat dan keluarganya yang
derajatnya ditinggikan oleh Allah S.W.T. Makalah yang berjudul (Kesehatan
Mental, Kebutuhan dan Aspek-Aspek Khusus serta Dinamika Masyarakat)
ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen pada Prodi
Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(UINAM). Selain dari pada itu, kami juga berharap makalah ini dapat membawa
syafaat ataupun manfaat bagi setiap orang yang membacanya baik individu
maupun kelompok.
Saya selaku pembuat makalah ini menyadari bahwa makalah yang saya
sajikan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kita sangat harapkan baik dari Dosen dan teman-teman sekalian
untuk menutupi kekurangan dari makalah ini maupun makalah selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
Kesimpulan .............................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan ini, kita tentunya tak lepas dari kebutuhan
jasmani dan rohani yang harus kita penuh agar kehidupan ini terlihat lengkap.
Namun bagaimana kita menyikapi kehidupan ini, kita kembalikan kepada diri
kita untuk menyelesaikannya karena sebagaimana kita lihat sekarang ini dari hari
demi hari masyarakat makin mengalami kemajuan dan semakin kompleks. Satu
demi satu bermunculan penemuan-penemuan baru, antara lain penemuan di
bidang teknologi, industri, dan sebagainya. Ketika kita tidak bisa
menyeimbangkan kebutuhan tersebut maka kita akan mengalami permasalahan
yaitu tekanan bathin bagi orang yang mengalami permasalahan tersebut.
Kesehatan mental merupakan sebuah disiplin ilmu yang berusaha
membantu mencegah secara preventif, korektif dan preservatif serta mencari
cara-cara mengadakan terapi yang lebih sempurna dalam menyembuhkan
gangguan dan penyakit mental. Meskipun dalam sejarah dikatakan bahwa
kesehatan mental ini adalah ilmu yang relatif baru, namun bisa memaparkan
persoalan-persoalan yang selalu ada di sepanjang kehidupan manusia. Karena
manusia sejak lahir telah mempunyai dorongan-dorongan naluriahyang
membutuhkan kepuasan. Berdasarkan hal tersebut, kami akan mencoba
memaparkan tentang kesehatan mental dalam aspek-aspek dinamika manusia
dan kebutuhannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Kebutuhan Manusia?
2. Apa saja Aspek-aspek Khusus Dinamika Masyarakat?
3. Bagaimana pandangan Psikologi terhadap Dinamika Manusia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia dapat diartikan sesuatu yang diinginkan atau
diperlukan dalam kehidupan manusia. Ada kebutuhan berarti ada kekurangan,
dengan dorongan-dorongan yang ada berusaha memenuhi kekurangan kebutuhan
tersebut. Kebutuhan yang sangat utama ialah kebutuhan untuk kelangsungan
hidup organisme manusia beserta kebutuhan untuk meningkatkan atau
menyempurnakan kesejahteraan kehidupan.1
B. Tingkatan Kebutuhan
Abraham Maslow. S mencetuskan Tingkatan Kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan paling dasar pada setiap
orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan ujuntuk mempertahankan
hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan
itu seperti kebutuhan akan makanan,
minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen
(sandang, pangan, papan).
2
Jess Feist (2010). Teori Kepribadian : ”Theories of Personality”. Salemba Humanika.
hlm. 331. ISBN 978-602-8555-18-0
2
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya,
muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa
aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman
fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya
mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak
stres, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan
fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak
pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
3
Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi
Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara
dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika
salah satu pihak merasa takut pada kelemahan-kelemahan serta kesalahan-
kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi
cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta,
harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.
Merupakan proses pematangan diri. Menurut Reiff, orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau potensi
yang ia miliki secara baik dan utuh, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
dengan cara yang baik dan memuaskan.
2
Abraham H. Maslow, “The farther reaches of human nature” (pp. 270–286). New York:
4
C. Aspek-Aspek Khusus Dinamika Masyarakat
Dinamika masyarakat dalam kesehatan mental adalah sesuatu yang erat
hubungannya dengan tekanan-tekanan batin, konflik-konflik pribadi maupun
kelompok dan bersigat komplek terdesak yang terdapat pada diri manusia.
Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering sangat mengganggu
ketenangan hidup seseorang dan kerap kali menjadi pusat pengganggu (storings
centrum).
Dan selama manusia itu masih bisa menemukan jalan keluar yang wajar
untuk memecahkan problem hidupnya serta pemenuhan segenap kebutuhannya,
selama itu akan terdapat kesehatan dan kebutuhan mental. Sebab, kekenyangan /
kepuasan jasmaniah dan kpuasan psikis dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
organic dan sosial itu merupakan alas fundamental bagi kesehatan mentalnya.
a. Autonomi Fungsionil
2
Muhammad Arifin H. 1976. “ Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia”,
Jakarta : Bulan Bintang. hlm. 15
5
Pengalaman tersebut dapat bersifat jasmaniah dan dapat pula
berupa pengalaman yang bersifat psikologis. Satu pengalaman yang
begitu mencekam diri kita, mempunyai arti dinamis yang sangat besar.
Dinamik dari situasi demikian ini menjadi satu kekuatan yang autonom.
Inilah bentuk realisasi diri dari manusia yang khas sifatnya. Dia
berusaha membuat sesuatu dari potensi-potensi hidupnya dan dari
6
dirinya sendiri.
c. Frustasi
M Percival Symonds. 1949. “Dynamic Psychology”. New York : Appleton Century Croft,
Inc. P. 27
7
3. Resignation
6. Sublimasi
HS Siti Sundari. “Kesehatan Mental dalam Kehidupan”, Jakarta : Rineka Cipta 2005. hlm. 14
8
D. Pandangan Psikologi terhadap Dinamika Manusia
Seorang ahli Psikologi Dinamika dari Amerika Serikat, Percival. M.
Symonds menyimpulkan hasil pengamatannya bahwa manusia itu sebenarnya
adalah suatu organisme (makhluk hidup) yang di dalam dirinya terjadi proses
dari pada tenaga atau nafsu-nafsu yang mendorong mencapai kepuasan dalam
dunia sekitarnya. Pada dasarnya manusia itu dirangsang oleh kebutuhan
jasmaniyahnya (fisiologis) dan kebutuhan tersebut merupakan dasar dari pada
tingkah lakunya. Individu manusia yang telah matang usianya yang berfikir
dan yang dapat menguasai proses tersebut memungkinkan baginya untuk
menemukan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan jasmaniyahnya dengan
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian
barulah manusia dapat menduduki tempatnya yang wajar dalam masyarakat
sebagai anggota yang wajar pula. Bilamana manusia telah mencapai kondisi
sedemikian itu, maka barulah ia dapat kepuasan terhadap kebutuhan hidupnya.
Yusak Burhanuddin. 1999. “Kesehatan Mental”. Bandung : C.V Pustaka Setia, Cet 1. Hlm 35
Rosita, “Kebutuhan dan Dinamika Manusia”, 01 April , 2014
http://rositayudhamaharani.blogspot.com/2014/04/makalah-kesehatan-mental-kebutuhan-dan.html
[accessesed 19 March 2022]
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Autonomi Fungsionil
Pada autonomi fungsionil ini terjadi satu trauma. Trauma atau kejadian
traumatis itu adalah luka jiwa yang dialami seseorang, disebabkan oleh satu
pengalaman yang sangat menyedihkan atau melukai jiwanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. M. Sattu Alang M.A., Kesehatan Mental Dan Terapi Islam, ed. by Hj.
Trinurmi, 2nd edn (Makassar, 2005)
Rahmat Hidayat, Deden (2011). Zaenudin A. Naufal, ed. “Teori dan Aplikasi
Psikologi Kepribadian dalam Konseling”. Ghalia Indonesia. hlm. 165–166.
ISBN 978-979-450-654-7.
Sundari, Siti, HS. 2005. “Kesehatan Mental dalam Kehidupan”. Jakarta : Rineka
Cipta
11