Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KESEHATAN MENTAL

“Kesehatan Mental, Kebutuhan dan Aspek-Aspek Khusus serta


Dinamika Masyarakat”

Dipersentasikan Pada Mata Kuliah Kesehatan Mental

Semester 4 BPI Kelas B

Dosen: Prof. Dr. H. M. Sattu Alang, M.A.

Disusun oleh:

Muhammad Hadhar Ilman (50200120043)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak
waktu dan kesempatan sehingga saya (penulis) dapat menyelesaikan makalah ini.
Puji syukur kita juga kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan saya petunjuk, rahmat, dan hidayahnya sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul (Kesehatan Mental, Kebutuhan dan
Aspek-Aspek Khusus serta Dinamika Masyarakat) tepat waktu. Shalawat
beserta taslim semoga senantiasa tercurahkan atas baginda Rasulullah Wa
Nabiyana Muhammad S.A.W beserta para sahabat dan keluarganya yang
derajatnya ditinggikan oleh Allah S.W.T. Makalah yang berjudul (Kesehatan
Mental, Kebutuhan dan Aspek-Aspek Khusus serta Dinamika Masyarakat)
ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen pada Prodi
Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(UINAM). Selain dari pada itu, kami juga berharap makalah ini dapat membawa
syafaat ataupun manfaat bagi setiap orang yang membacanya baik individu
maupun kelompok.

Saya selaku pembuat makalah ini menyadari bahwa makalah yang saya
sajikan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kita sangat harapkan baik dari Dosen dan teman-teman sekalian
untuk menutupi kekurangan dari makalah ini maupun makalah selanjutnya.

Makassar, 19 Maret 2022

Muhammad Hadhar Ilman

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL MAKALAH .................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Pengertian Kebutuhan Manusia............................................................. 2


B. Tingkatan Kebutuhan............................................................................ 2
C. Aspek-aspek Khusus Dinamika Masyarakat ........................................ 5
D. Pandangan Psikologi terhadap Dinamika Manusia................................ 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 10

Kesimpulan .............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan ini, kita tentunya tak lepas dari kebutuhan
jasmani dan rohani yang harus kita penuh agar kehidupan ini terlihat lengkap.
Namun bagaimana kita menyikapi kehidupan ini, kita kembalikan kepada diri
kita untuk menyelesaikannya karena sebagaimana kita lihat sekarang ini dari hari
demi hari masyarakat makin mengalami kemajuan dan semakin kompleks. Satu
demi satu bermunculan penemuan-penemuan baru, antara lain penemuan di
bidang teknologi, industri, dan sebagainya. Ketika kita tidak bisa
menyeimbangkan kebutuhan tersebut maka kita akan mengalami permasalahan
yaitu tekanan bathin bagi orang yang mengalami permasalahan tersebut.
Kesehatan mental merupakan sebuah disiplin ilmu yang berusaha
membantu mencegah secara preventif, korektif dan preservatif serta mencari
cara-cara mengadakan terapi yang lebih sempurna dalam menyembuhkan
gangguan dan penyakit mental. Meskipun dalam sejarah dikatakan bahwa
kesehatan mental ini adalah ilmu yang relatif baru, namun bisa memaparkan
persoalan-persoalan yang selalu ada di sepanjang kehidupan manusia. Karena
manusia sejak lahir telah mempunyai dorongan-dorongan naluriahyang
membutuhkan kepuasan. Berdasarkan hal tersebut, kami akan mencoba
memaparkan tentang kesehatan mental dalam aspek-aspek dinamika manusia
dan kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Kebutuhan Manusia?
2. Apa saja Aspek-aspek Khusus Dinamika Masyarakat?
3. Bagaimana pandangan Psikologi terhadap Dinamika Manusia?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia dapat diartikan sesuatu yang diinginkan atau
diperlukan dalam kehidupan manusia. Ada kebutuhan berarti ada kekurangan,
dengan dorongan-dorongan yang ada berusaha memenuhi kekurangan kebutuhan
tersebut. Kebutuhan yang sangat utama ialah kebutuhan untuk kelangsungan
hidup organisme manusia beserta kebutuhan untuk meningkatkan atau
menyempurnakan kesejahteraan kehidupan.1

B. Tingkatan Kebutuhan
Abraham Maslow. S mencetuskan Tingkatan Kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan paling dasar pada setiap
orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan ujuntuk mempertahankan
hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan
itu seperti kebutuhan akan makanan,
minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen
(sandang, pangan, papan).

Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan


besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar
akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau
dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di
masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar
adalah sebuah gaya hidup.Mereka biasanya sudah memiliki cukup
makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya
mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa
lapar yang dirasakannya.

2
Jess Feist (2010). Teori Kepribadian : ”Theories of Personality”. Salemba Humanika.
hlm. 331. ISBN 978-602-8555-18-0

2
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya,
muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa
aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman
fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya
mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak
stres, dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan
fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak
pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku


sama seperti anak-anak yang tidak aman.[6] Mereka akan bertingkah laku
seakan-akan selalu dalam keadaan sangat terancam.[6] Seseorang yang tidak
aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan
serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang
tidak diharapkannya.

3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)


Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang
lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan
pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi
seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang
kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan
merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa
dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.

Wikipedia, “Hierarki Kebutuhan Maslow”,


https://id.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow [accessesed 19 March 2022]

3
Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi
Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara
dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika
salah satu pihak merasa takut pada kelemahan-kelemahan serta kesalahan-
kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi
cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta,
harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya.
Merupakan proses pematangan diri. Menurut Reiff, orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang mampu mengaktualisasikan diri atau potensi
yang ia miliki secara baik dan utuh, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
dengan cara yang baik dan memuaskan.

4. Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)


Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia
akan bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi
dan memiliki prestise. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki
dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih
rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk
menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan,
pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan
dominasi.Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk
perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan
kebebasan.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala
potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang
tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus
menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai
hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi
apa saja menurut kemampuannya. 2

2
Abraham H. Maslow, “The farther reaches of human nature” (pp. 270–286). New York:

4
C. Aspek-Aspek Khusus Dinamika Masyarakat
Dinamika masyarakat dalam kesehatan mental adalah sesuatu yang erat
hubungannya dengan tekanan-tekanan batin, konflik-konflik pribadi maupun
kelompok dan bersigat komplek terdesak yang terdapat pada diri manusia.
Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering sangat mengganggu
ketenangan hidup seseorang dan kerap kali menjadi pusat pengganggu (storings
centrum).

Oleh karena itu, manusia melakukan beberapa usaha untuk mendapatkan


keseimbangan jiwa , dan bentuk kepribadian yang terintegrasi dengan baik, serta
mampu memecahkan segala kesulitan hidup dengan kepercayaan diri dan
keberanian.

Dan selama manusia itu masih bisa menemukan jalan keluar yang wajar
untuk memecahkan problem hidupnya serta pemenuhan segenap kebutuhannya,
selama itu akan terdapat kesehatan dan kebutuhan mental. Sebab, kekenyangan /
kepuasan jasmaniah dan kpuasan psikis dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
organic dan sosial itu merupakan alas fundamental bagi kesehatan mentalnya.

Setiap tingkah laku manusia itu merupakan menifestasi dari beberapa


kebutuhan dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi tingkah laku
itu merupakan satu kesatuan perbuatan yang berarti. Tujuan atau objek dari
kebutuhan itu menonjolkan arti yang sebenarnya dari tingkah laku manusia
dalam masyarakat. Beberapa peristiwa penting menentukan corak tingkah laku,
antara lain :

a. Autonomi Fungsionil

Pada autonomi fungsionil ini terjadi satu trauma. Trauma atau


kejadian traumatis itu adalah luka jiwa yang dialami seseorang,
disebabkan oleh satu pengalaman yang sangat menyedihkan atamelukai
jiwanya. 3 Sehingga karena pengalaman tersebut hidupnya sejak saat itu
berubah secara radikal dan mendapatkan satu insight baru , serta
mengalami kenaikan atau makin menurunnya niveau kehidupan.

2
Muhammad Arifin H. 1976. “ Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia”,
Jakarta : Bulan Bintang. hlm. 15

5
Pengalaman tersebut dapat bersifat jasmaniah dan dapat pula
berupa pengalaman yang bersifat psikologis. Satu pengalaman yang
begitu mencekam diri kita, mempunyai arti dinamis yang sangat besar.
Dinamik dari situasi demikian ini menjadi satu kekuatan yang autonom.

Trauma , pengalaman hidup yang dahsyat itu berperan penting


dalam kehidupan seseorang . sebab merupakan kejadian baru yang
sangat mengejutkan. Sehingga trauma tersebut memberikan arah hidup
yang lain dan memberikan satu prospek baru.

b. Pertumbuhan Bentuk Pemuasan Kebutuhan

Sejak lahir, bayi itu belajar memuaskan kebutuhan-kebutuhan


yang organis dan sosial (human cultural sifatnya) dengan cara tertentu.
Milieu kebutuhan itu mempengaruhi cara seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Cara pemenuhan kebutuhan itu ditampilkan dalam bentuk


kebiasaan dan perbuatan-perbuatan. Lambat laun akan timbul bentuk-
bentuk tingkah laku kebiasaan baru untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan itu, jika pola baru tadi ternyata lebih efisien dari pola yang
lama. Dengan demikian akan lenyap bentuk-bentuk tingkah laku lama.

Jadi banyak kebutuuhan-kebutuhan manusia itu kehilangan nilai


dinamisnya karena tidak lagi bisa memenuhi perkembangan kebutuhan
dan pola kebutuhan baru dari pribadi tersebut.

Kelangsungan yang ada pada diri manusia ialah bertumbuhnya


kebutuhan-kebutuhan baru dalam proses syntheses/integrasi yang baru.
Oleh karena itu manusia mempunyai kecenderungan untuk terus
menerus mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki prestasinya. Dia juga
berusaha untuk mengatasi keadaan dirinya : I’homme passé infiniment I
home (manusia itu tidak habis-habisnya selalu berusaha mengatasi
kemanusiaannya).

Inilah bentuk realisasi diri dari manusia yang khas sifatnya. Dia
berusaha membuat sesuatu dari potensi-potensi hidupnya dan dari
6
dirinya sendiri.

c. Frustasi

Keadaan dimana seseorang sedang kalut, terlalu banyak masalah,


tekanan, atau suatu harapan yang diinginkan tidak dapat terpenuhi.
Frustasi ini dapat mengakibatkan berbagai bentuk tingkah laku. Dia
dapat melempar dan menghancurkan dirinya sendiri maupun dapat
memotivasi dirinya untuk memulai perjuangan baru. Jadi, frustasi itu
dapat menimbulkan situasi yang menguntungkan(yang positif) tapi juga
dapat menimbulkan situasi yang merusak (yang negative).

Bentuk reaksi frustasi yang sifatnya membangun atau positif


adalah sebagai berikut :

1. Mobilisasi dan Penambahan Kegiatan

Frustasi itu dapat memobilisir seluruh kepribadian dan


memaksa mengaktualisasikan potensi-potensi lama dan potensi-
potensi baru. Kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan dalam
kehidupan sehari-hari bisa menjadi tantangan. Tantangan ini dapat
terlalu berat, maka terjadilah kegagalan dan kemusnahan yang tragis
namun ada pula tantangan yang terlalu ringan atau kecil sifatnya,
maka terjadilah keberhentian atau dekadensi psikhis pada manusia.

2. Besinnung (berfikir secara mendalam disertai wawasan jernih)

Besinnung yaitu berfikir secara lebih dalam dengan wawasan


yang lebih tajam serta menggunakan akal budi dan kebijaksanaan.
Sehingga tersusun satu reorganisasi dari aktifitas manusia. Besinnung
memanggil perspektif-perspektif baru, memberikan kemungkinan-
kemungkinan lain dan memberikan kesempatan untuk menilai arti
dari frustasi tersebut menurut porsi sebenarnya.

M Percival Symonds. 1949. “Dynamic Psychology”. New York : Appleton Century Croft,
Inc. P. 27

7
3. Resignation

Resignation adalah tawakal dan pasrah pada Illahi. Pasrah dan


menerima situasi dan kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang
rasionil dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah itu antara lain mencakup
mampu melakukan koreksi terhadap kelemahan sendiri, tidak picik
pandangannya, bersikap terbuka, sanggup menerima kritik dan saran,
berani mengakui kesalahan sendiri, jujur serta objektif.

4. Membuat Dinamis Irriil Satu Kebutuhan

Kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat mengalami atrofi, yaitu


bisa lenyap dengan sendirinya karena sudah tidak diperlukan atau
tidak sesuai dengan kecenderungan pribadi saat itu.

5. Kompensasi atau Subtisusi dari Tujuan-tujuan

Kompensasi ialah usaha menggantikan atau usaha


mengimbangi. Kegagalan seseorang dalam satu bidang dialihkan
pada usaha pencapaian sukses di bidang lain. Perasaan rendah diri
dan perasaan kalah yang disebabkan oleh kelemahan, kegagalan, dan
cacat sendiri, diusahakan mengimbangi atau menghilangkannya
dengan bekerja lebih giat untuk mencapai satu prestasi dan
kecakapan khusus di bidang lain. Lalu dihidupkan satu spirit
perjuangan baru yang agresif dan tidak mau menyerah.

6. Sublimasi

Sublimasi adalah usaha untuk mensubstitusikan atau


mengganti kecenderungan-kecenderungan yang egoistis, nafsu-nafsu
seks yang animalistis, dorongan-dorongan biologis yang primitive
dan aspirasi-aspirasi sosial yang tidak sehat, kepada tingkah laku
yang lebih tinggi atau luhur, yang dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat luas.

HS Siti Sundari. “Kesehatan Mental dalam Kehidupan”, Jakarta : Rineka Cipta 2005. hlm. 14

8
D. Pandangan Psikologi terhadap Dinamika Manusia
Seorang ahli Psikologi Dinamika dari Amerika Serikat, Percival. M.
Symonds menyimpulkan hasil pengamatannya bahwa manusia itu sebenarnya
adalah suatu organisme (makhluk hidup) yang di dalam dirinya terjadi proses
dari pada tenaga atau nafsu-nafsu yang mendorong mencapai kepuasan dalam
dunia sekitarnya. Pada dasarnya manusia itu dirangsang oleh kebutuhan
jasmaniyahnya (fisiologis) dan kebutuhan tersebut merupakan dasar dari pada
tingkah lakunya. Individu manusia yang telah matang usianya yang berfikir
dan yang dapat menguasai proses tersebut memungkinkan baginya untuk
menemukan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan jasmaniyahnya dengan
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian
barulah manusia dapat menduduki tempatnya yang wajar dalam masyarakat
sebagai anggota yang wajar pula. Bilamana manusia telah mencapai kondisi
sedemikian itu, maka barulah ia dapat kepuasan terhadap kebutuhan hidupnya.

Semua pendapat di atas bilamana kita perhatikan benar-benar maka


dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki seluk beluk kehidupan rohaniyah
yang sangat pelik meskipun sukar diketahui hakekatnya, tetapi sangat menarik
untuk dipelajari. Barang siapa dapat memahami seluk beluk hidup kejiwaan
seseorang, berarti ia dengan mudah mengetahui hidup kejiwaannya sendiri.
Dan dengan mengetahui hidup kejiwaan orang lain dan diri sendiri itulah maka
ia akan dapat mengenal Tuhannya.

Dengan demikian ia akan mampu menciptakan kehidupan yang


harmonis (berimbang) antara hubungannya dengan Tuhan dan dengan
masyarakat.

Yusak Burhanuddin. 1999. “Kesehatan Mental”. Bandung : C.V Pustaka Setia, Cet 1. Hlm 35
Rosita, “Kebutuhan dan Dinamika Manusia”, 01 April , 2014
http://rositayudhamaharani.blogspot.com/2014/04/makalah-kesehatan-mental-kebutuhan-dan.html
[accessesed 19 March 2022]

9
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas mengenai “Kesehatan Mental, Kebutuhan dan


Aspek-Aspek Khusus serta Dinamika Masyarakat” maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

1. Konsep Kebutuhan Manusia, Kebutuhan manusia dapat diartikan sesuatu yang


diinginkan atau diperlukan dalam kehidupan manusia. Ada kebutuhan berarti ada
kekurangan, dengan dorongan-dorongan yang ada berusaha memenuhi kekurangan
kebutuhan tersebut.

2. Aspek-aspek Khusus Dinamika Masyarakat Antara Lain:

a. Autonomi Fungsionil
Pada autonomi fungsionil ini terjadi satu trauma. Trauma atau kejadian
traumatis itu adalah luka jiwa yang dialami seseorang, disebabkan oleh satu
pengalaman yang sangat menyedihkan atau melukai jiwanya.

b. Pertumbuhan Bentuk Pemuasan Kebutuhan

Kelangsungan yang ada pada diri manusia ialah bertumbuhnya


kebutuhan-kebutuhan baru dalam proses syntheses/integrasi yang baru. Oleh
karena itu manusia mempunyai kecenderungan untuk terus menerus
mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki prestasinya.
c. Frustasi
Keadaan dimana seseorang sedang kalut, terlalu banyak masalah,
tekanan, atau suatu harapan yang diinginkan tidak dapat terpenuhi.

3. Pandangan Psikologi terhadap Dinamika Manusia, Seorang ahli Psikologi


Dinamika dari Amerika Serikat, Percival. M. Symonds menyimpulkan hasil
pengamatannya bahwa manusia itu sebenarnya adalah suatu organisme (makhluk
hidup) yang di dalam dirinya terjadi proses dari pada tenaga atau nafsu-nafsu yang
mendorong mencapai kepuasan dalam dunia sekitarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad, H. 1976. “Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan


Rohaniyah Manusia”, Jakarta : Bulan Bintang

Burhanuddin, Yusak. 1999. “Kesehatan Mental”. Bandung : C.V Pustaka Setia,


Cet 1.

Prof. Dr. H. M. Sattu Alang M.A., Kesehatan Mental Dan Terapi Islam, ed. by Hj.
Trinurmi, 2nd edn (Makassar, 2005)
Rahmat Hidayat, Deden (2011). Zaenudin A. Naufal, ed. “Teori dan Aplikasi
Psikologi Kepribadian dalam Konseling”. Ghalia Indonesia. hlm. 165–166.
ISBN 978-979-450-654-7.

Rosita, “Kebutuhan dan Dinamika Manusia”, 01 April , 2014


http://rositayudhamaharani.blogspot.com/2014/04/makalah-kesehatan-mental-
kebutuhan-dan.html [accessesed 19 March 2022]

Sundari, Siti, HS. 2005. “Kesehatan Mental dalam Kehidupan”. Jakarta : Rineka
Cipta

Symonds, Percival, M. 1949. Dynamic Psychology. New York : Appleton Century


Croft, Inc.

Wikipedia, “Hierarki Kebutuhan Maslow”,


https://id.wikipedia.org/wiki/Hierarki_kebutuhan_Maslow [accessesed 19
March 2022]

11

Anda mungkin juga menyukai