Oleh :
Anisa Jannatin Hasanah (202012500655)
Bima Shaktilla G. M. (202012500566)
Muhammad Nudie Setiawan (202012500789)
Agis Revolina (202012500799)
Aliyah Zahrani (202012501000)
Widad Farhatunnisa (202012500659)
Makalah ini ditulis untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan yang diampu oleh Supadi, M.Pd.I., Dr.
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah kami yang berjudul ”Hakikat Manusia dan
Kebutuhannya Akan Pendidikan” ini.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarganya, sahabatnya
hingga umatnya sampai akhir zaman.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan
sebagian tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai pengertian dari manusia, perbedaan hewan dengan
manusia, arti dari hakikat manusia, pokok hakikat manusia, dimensi-
dimensi manusia, dan hakikat manusia dan hewan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan manusia dengan
hewan.
3. Untuk mengetahui dan memahami arti hakikat manusia
4. Untuk mengettahui dan memahami pokok hakikat manusia menurut
beberapa pandangan.
5. .untuk mengetahui dan memahami hakikat manusia dan hewan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian manusia secara umum
Manusia dalam bahasa inggris disebut man (asal kata dari bahasa
Anglo-Saxon), (narin). Arti dari kata ini tidak jelas tetapi pada dasarnya
dapat dikaitkan dengan mens (latin). Yang berarti “ada yang berpikir”.
Demikian halnya arti kata antrophos (Yunani) tidak begitu jelas. Semula
antrophos berarti “seseorang yang melihat ke atas”. Sekarang kata ini
dipakai untuk mengartikan “wajah manusia”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:714) manusia diartikan
sebagai “makhluk yang berakal budi” (mampu menguasai makhluk yang
lain). Sedangkan menurut Endang Saefuddin Anshari yang dikutip oleh
Mahmud dan Tedi Priatna (2005:62) manusia adalah hewan yang berfikir.
Berfikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari
jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan,
alam, manusia, artinya mencari kebenaran tentang Tuhan, alam, dan
manusia. Jadi, pada akhirnya manusia adalah makhluk pencari kebenaran.
Berikut diuraikan pendapat para fisolof Barat tentang pengertian
manusia ini sebagai berikut:
1. Plato menganggap manusia pada hakikatnya sebagai suatu kesatuan
pikiran, kehendak, dan nafsu-nafsu;
2. Aristoteles memandang mannusia sebagai makhluk rasional yang
memiliki kesatuan organik antara tubuh dan jasad;
3. Sarte mendefinisikan manusi sebagai “nol yang me-nol-kan” pour soi
yang bukan merupakan objek melainkan subjek, yang kodratnya
bebas (Loren Bagus,2000:266)
3
4
Dimensi-dimensi manusia
MANUSIA
HEWANI/BASARI INSANI/MANUSIAWI
Jasad/Fisik/Biologis Jiwa/Akal/Ruhani
Makan Berfikir
Minum Berpengetahuan
Tumbuh Bermasyarakat
Berkembangbiak Berbudaya/Beretika/Bertuhan
C. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. Manusia
dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Khususnya
apabila ia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuann yang ada
pada dirinya. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan
menjadikan dirinya sendiri. Khususnya melalui pendidikan.
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk. Dan
hisup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau
setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
2. Pandangan Humanistik
Tokohnya adalah Roger dan Adler
Menurut Roger, manusia mampu mengarahkan dirinya ketujuan yang
positif, mampu mengontrol dirinya dan untuk berbagai hal mampu
menentukan nasib sendiri.
4. Pandangan behavioristik
Tokohnya : Hansen dan Skinner
Menurut Hansen: Lingkungan adalah penentu tunggal dari tingkah
laku manusia dan ini merupakan kemampuan yang dipelajari.
Menurut Skinner: Manusia adalah binatang yang bermoral, karena
berkat pengaruh lingkungan atau berkat hasil belajar.
5. Pandangan Pancasila
Indonesia dikenal dengan pengertian seutuhnya. Menurut P4 manusia
mempunyai keinginaan untuk mmepertahankan hidup daan
mmenjagaa kehidupan yaang lebih baik. Ini merupakan naluri yang
paling kuat dalam diri manusia. Pancasila sebagai falsafah hidup
manusia indonesoa memberikan pedoman bahwa kehidupan manusia
akan tercapai apabila kehidupan manusia didasarkan atas
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Kodrat atau fitrah
manusia itu adalah rohani jasmani. Dengan kodratnya yang rohani
jasmani itu menyebabkan timbulnya ingin berfilsafat, artinya akan
berfikir dan mengerti sedalam dalamnya.
2. Hakikat pendidikan
Berikut ini dikemukakan pendapata para ahli tentang hakekat
pendidikan:
a) Menurut T. Raka Joni (1982)
1) Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
oleh keseimbangan kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidik.
2) Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik
menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang
semakin pesat.
3) Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi yang
semakin pesat.
4) Pendidikan berlangsung selama seumur hidup.
5) Pendidikan merupakan kiat salam menerapkan prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya.
b) Menurut Ki Hajar Dewantara
Kalau diperhatikan, pendidikan yang diberikan Ki Hajar Dewantara
maka yang dimaksud dengan hakekat pendidikan ialah proses
penanggulangan masalah-masalah serta penemuan dan
peningkatan kualitas hidup serta masyarakat yang berlangsung
seumur hidup.
9
11
5. Dimensi-dimensi manusia ada lima, yaitu:
A. Dimensi manusia sebagai makhluk filosofis.
B. Dimensi manusia sebagai makhluk individu.
C. Dimensi manusia sebagai makhluk sosial.
D. Dimensi manusia sebagai makhluk susila.
E. Dimensi manusia sebagai makhluk agama.
6. M. J. Adler, mengemukakan bahwa pendidikan pada manusia bertujuan
untuk melatih dan membiasakan manusia sehingga potensi, bakat dan
kemampuannya menjadi lebih sempurna. Ini menggambarkan bahwa
manusia membutuhkan pendidikan untuk menjadikan manusia lebih
baik, lebih maju dan lebih sempurna.
12
DAFTAR PUSTAKA
13