DISUSUN OLEH:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
Memahami Hakekat Manusia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Hakekat Manusia.........................................................................................................2
2.2 Harkat dan Martabat Manusia.....................................................................................3
2.3 Dimensi-Dimensi Kemanusiaan..................................................................................4
2.4 Sosok Manusia Seutuhny.............................................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hakekat manusia pada umumya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Makhluk sosial diartikan sebagai hidup bermasyarakat atau berdampingan dengan manusia
lainnya dalam sebuah lingkungan masyarakat atau yang sering di sebut dengan bersosialisasi,
saling berinteraksi satu sama lainnya mulai dari hal-hal yang sifatnya kecil hingga yang
besar. Seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosialnya, bahkan
seseorang tidak dapat berkembang baik tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Dalam proses berinteraksi manusia ada beberapa hakekat yang menjadikan individu
sebagai makhluk sosial. Makhluk yang tidak pernah bisa lepas atau melepaskan diri dari
lingkungan maupun aktifitas sosial. Hal ini tentunya berkaitan pula dengan peran manusia
yang juga sebagai makhluk individu. Makhluk yang mempunyai cipta, rasa dan karsa.
Kelestarian manusia dan alam harus tetap dijaga dengan sebaik-baiknya, untuk itu
manusia sebagai sosok sentral harus dibekali dengan pengetahuan tentang hakikat manusia,
sehingga manusia mengetahui cara-cara menjaga kelestarian manusia dan alam. Pengetahuan
tentang hakikat manusia tersebut hanya akan diperoleh jika manusia memperoleh bimbingan
dari orang lain melalui proses pendidikan.
1.2 Masalah
a. Hakekat manusia
b. Harkat dan Martabat Manusia
c. Dimensi-dimensi Kemanusiaan
d. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang Hakekat Manusia
b. Untuk mengetahui tentang harkat dan martabat manusia
c. Untuk mengetahui dimensi-dimensi kemanusiaan
d. Untuk mengetahui sosok manusia Indonesia seutuhnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKEKAT MANUSIA
hakikat manusia sangat beragam, tergantung pada sudut pandang
masing-masing. Ada beberapa konsep tentang makna manusia, antara lain
homo sapiens yaitu makhluk yang memiliki akal budi, animal rational
yaitu 3 makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, homo laquen yaitu
makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa, homo faber atau homor
toolmaking animal yaitu makhluk yang mampu membuat perangkat
peralatan (Djamal dalam Jalaluddin 2011:77).
Pembahasan tentang manusia sangat beragam dan tidak henti-
hentinya, hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang yang
digunakan oleh masingmasing orang. Beberapa di antara telah
memandang manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir, makhluk
yang memiliki akal budi, makhluk yang mampu berbahasa, dan makhluk
yang mampu membuat perangkat peralatan untuk memenuhi kebutuhan
dan mempertahankan kehidupannya.
Socrates (470-399 SM) mengungkapkan hakikat manusia ialah ia
ingin tahu dan untuk itu harus ada orang yang membantunya. Kewajiban
setiap orang untuk mengetahui dirinya sendiri lebih dahulu jika ingin
mengetahui hal-hal di luar dirinya (Tafsir 2010:8-9). Manusia menurut
Socrates adalah makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu,
baik tentang manusia itu sendiri maupun tentang hal yang ada di luar
dirinya. Ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi
keingintahuan manusia tersebut, yaitu harus ada bantuan dari orang lain
dan harus mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu.
Pembahasan hakikat manusia tidak akan pernah selesai apabila
hanya berdasarkan pada pandangan-pandangan manusia sendiri yang
mengandalkan kemampuan akal semata. Oleh karena itu diperlukan
penjelasan dari sumber yang meyakinkan, yaitu sumber yang diperoleh
langsung dari Tuhan sebagai Penciptanya. Menurut sumber dari al-Qur’an
diperoleh konsep tentang konsep manusia sebagai Abd Allah, Bani Adam,
Bani Basyr, al-Insan, al-Ins, al-Nas dan Khalifah Allah.
Jadi, Hakikat manusia adalah sebagai hamba dan khalifah Allah di
bumi yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: jasmani (pisik, nafsu), akal (rasio),
dan rohani (psikis, roh). Sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di bumi, maka manusia merupakan: makhluk ciptaan
Tuhan, makhluk yang terlahir dalam kondisi tidak berdaya (kertas bersih),
membutuhkan bantuan dari orang lain, makhluk yang memiliki
kemampuan berpikir, makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang
2
selalu ingin tahu tentang segala sesuatu, makhluk yang mempunyai
kemampuan berbahasa, makhluk yang mampu membuat perangkat
peralatan, makhluk sosial yang mampu bekerja sama, makhluk yang
mampu mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
makhluk yang hidup atas dasar prinsip-prinsip ekonomi, makhluk yang
beragama, makhluk rasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan
moral, makhluk dengan kontrak sosial untuk menghargai dan menjaga hak
orang lain.
6
2.4 SOSOK MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA
Sosok manusai Indonesia seutuhnya telah ditumuskan dalam
GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa
pembangunan nasional dilaksanakan didalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan itu tidak hanya mengejar
kemajuan lahiriah, seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan,
ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas
mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, atau rasa keadilan,.
Melainkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan anara keduanya
sekaligus batiniah.
Dan juga pembangunan ini merata ke seluruh tanah air, tidak
hanya yang kaya atau memihak pada rasa tau agama tertentu. Hal ini
belum sepenuhnya terwujud, karena masih banyak masyarakat Indonesia
yang masih belum terpenuhi dalam beberapa aspek, baik dimensi
pendidikan dan sandang, pangan, papannya.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian khususu pemerintah, karena
jika telah seimbang dan keserasian antara bangsa-bangsa, antara sesame
manusia, antara manusia dengan tuhannya, manusia dengan
lingkungannya, dan juga keserasian antara cita-cita hidup di dunia dengan
kebahagian akhirat. Makan akan terwujud sosok manusia Indonesia
seutuhnya dan jika sudah terwujud akan berdampak pada kemajuan
bangsa Indonesia itu sendiri.
Menurut Nicolaus d . dan A . Sudiarja . Manusia adalah bhineka
tetapi tunggal . Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi
tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu. Manusia merupakan
makhluk sosial yang memiliki kemampuan untuk berpikir dan
membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Dalam artian manusia tidak
dapat hidup sendiri seorang manusia pasti membutuhkan bantuan orang
lain. Manusia sebagai makhluk tuhan adalah makhluk pribadi, sekaligus
makhluk sosial. Sifat kodrati manusia sebagai individu sekaligus sebagai
makhluk sosial merupakan suatu kesatuan bulat yang perlu dikembangkan
secara seimbang dan selaras. Perlu disadari bahwa manusia hanya
memiliki arti dalam kaitannya dengan manusia lain dalam masyarakat .
Secara umum manusia digolongkan berdasarkan jenis kelaminnya yakni
7
laki-laki dan perempuan. Selain itu penggolongan manusia juga dapat
digolongkan dari usia. Setiap manusia memiliki ciri-ciri yang berbeda
beda baik dari fisik ataupun sifatnya.
Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasranya merupakan tujuan
yang hendak dicapai dalam konsep Value Education atau General
Education yakni :
Manusia memiliki wawasan menyeluruh terkait dengan segala
aspek kehidupan.
Memiliki kepribadian yang utuh
Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi
yang memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks
sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain
pendidikan yang melahirkan :
Pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar ,
Layak hidup sebagai manusia
Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan
suri tauladan bersama antar keluarga, masyarakat , dan guru
disekolah sebagai wakil pemerintah. Patut diingat bahwa
pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran efeksi, dan
pembelajarannya dunia efeksi hanya akan berhasil apabila
dilakukan melalui metode pelakonan, pembiasaan, dan suri
tauladan dari orang dewasa. Manusia Indonesia seutuhnya
dirumuskan di dalam UU Pendidikan.
Selanjutnya juga dapat diartikan bahwa pembangunan itu
merata diseluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau
sebagian dari masyarakat. Selain itu, juga diartikan sebagai
keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhan-Nya, antara
sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam
sekitarnya, keselarasan hubungan antara bangsa bangsa dan juga
keselarasan antara cita-cita hidup didunia dengan kebahagiaan di
akhirat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat manusia adalah sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi yang terdiri
dari tiga unsur, yaitu: jasmani (pisik, nafsu), akal (rasio), dan rohani (psikis, roh). Sebagai
konsekuensi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi, maka manusia
merupakan: makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang terlahir dalam kondisi tidak berdaya
(kertas bersih), membutuhkan bantuan dari orang lain, makhluk yang memiliki
kemampuan berpikir, makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang selalu ingin tahu
tentang segala sesuatu, makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa, makhluk yang
mampu membuat perangkat peralatan, makhluk sosial yang mampu bekerja sama,
makhluk yang mampu mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
makhluk yang hidup atas dasar prinsipprinsip ekonomi, makhluk yang beragama,
makhluk rasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan moral, makhluk dengan
kontrak sosial untuk menghargai dan menjaga hak orang lain.
Harkat dan martabat merupakan dua istilah yang tidak terlepas dari manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk
lainnya.Pengertian harkat manusia adalah derajat kemuliaan manusia sedangkan
pengertian martabat manusia adalah harga diri atau tingkat harkat manusia.
B. Saran
Melalui tulisan penelitian ini penulis ingin memberikan saran yang berhubungan
dengan Memahami Hakekat Manusia sesungguhnya manusia adalah makhluk tanpa daya
yang memiliki potensi atau kemampuan dasar. Potensi tersebut menghendaki proses
bimbingan, pembinaan, dan pengarahan yang mengacu ke arah realisasi dan
pengembangan secara wajar dan optimal melalui proses pendidikan. Pendidikan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Manusia
membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar menjadi
manusia yang berdaya guna dan berhasil guna.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://jjangnews.blogspot.com/2015/03/apa-itu-pengertian-hakikat-manusia.html?m=1
https://www.ilmiahku.com/2019/12/sosok-manusia-indonesia-seutuhnya.html?m=1
Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Tondowijoyo, John. 1983. Pandangan Hidup Ketimuran. Surabaya: Sanggar Bina Tama.
10