Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANUSIA DAN HARAPAN


Di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya
dasar
Dosen Pengampu :

Di susun oleh :
Muamarullah ( 21110005)
Progrram Studi Ilmu Hadits
Fakultas Ushuluddin
Institut Daarul Qur’an Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia harus
berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini
disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan
kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia karena setiap manusia
mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT.
B.       Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Manusia itu ?


2. Apakah pengertian dari Harapan itu ?
3. Apa hubungan antara manusia dan harapan ?
4. Faktor dalam mencapai harapan

C.    Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian dari manusia,
menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara manusia dan harapan,
menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan menjelaskan hubungan antara harapan dan
kepercayaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Manusia


Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang
rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan pancaindera yang berbeda dengan makhluk
lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B.       Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang
belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung
dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya
terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus
harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri
sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Allah Swt.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan
akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin
dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang
atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata
dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau keinginannya,
baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma
agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan
sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri,
dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir positif
yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk menangkal pikiran
negatif atau berpikir pesimis.
C.      Manusia dan Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan
supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan,
manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu
terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda
yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada
saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau
maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas,
harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka
harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut :

1. Harapan apa yang baik


2. Bagaimana cara mencapai harapan itu
3. Bagaiman bila harapan tidak tercapai
 Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat
juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia.
Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu
berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus
sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.

D.      Sebab Manusia Memiliki Harapan


Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota
masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan
berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu :
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

1. Dorongan Kodrat
         Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis, bergembira,
berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia
mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia
lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.

2. Dorongan Kebutuhan Hidup


Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan
hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah.
Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan
ketenangan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik
maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow
mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu
merupakan lima harapan manusia, yaitu :

1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)


2. Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
(beinglovingandlove)
4. Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harapan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harapan hidup, yaitu dukungan sosial,
kepercayaan religius dan kontrol.

a. Dukungan Sosial

Harapan memiliki kaitan erat dengan dukungan sosial. Dalam penelitianya mengenai pasien
yang menderita penyakit kronis, Raleigh mengatakan bahwa keluarga dan teman pada
umunya diidetifikasikan sebagai sumber harapan untuk penderitaan penyakit kronis dalam
beberapa aktivitas seperti mengunjungi tempat, mendengarkan, berbicara dan memberikan
bantuan secara fisik. Herth mengidetifikasikan pertahanan hubungan keluarga sebagai sesuatu
yang penting bagi tingkat harapan dan coping. Sebaliknya, kurangnya ikatan
sosial diatribusikan sebagai hasil kesehatan yang lebih buruk seperti peningkatan morbidity
dan kematian awal. Individu mengekspresikan perasaan tidak berdaya ketika mereka tidak
mampu berkomunikasi dengan orang lain.

b. Kepercayaan Religious

Kepercayaan religious dan spiritual telah diidetifikasikan sebagai sumber utama harapan
dalam beberapa penelitian. Kepercayaan religious dijelaskan sebagai kepercayaan dan
keyakinan seseorang pada hal positif atau menyadarkan individu pada kenyataan bahwa
terdapat sesuatu atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat ini.
Spiritual merupakan konsep yang lebih luas dan berfokus pada tujuan dan makna hidup serta
keterkaitan dengan orang lain, alam, ataupun dengan Allah. Raleigh menyatakan bahwa
kegiatan religious merupakan strategi kedua yang paling umum untuk mempertahankan
harapan dan juga sebagai sumber dalam mendukung harapan pada pasien dengan penyakit
kronis.

c. Kontrol

Mempertahankan kontrol merupakan salah satu bagaian dari konsep harapan.


Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari informasi,
menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada
harapan individu, kemampuan individu akan kontrol juga dipengaruhi efikasi diri yang
dapat meningkatkan persepsi individu terhadap kemampuannya akan kontrol, kemampuan
untuk menetukan,menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stress,
kepimimpinan, dan menghindari ketergantungan. Penelitian menunjukkan bahwa harapan
memiliki hubungan positif dengan persepsi seseorang mengenai kontrol. Penelitian lain
juga menunjukkan bahwa individu yang memiliki sumber internal dalam kontrol memiliki
harapan bahwa mereka dapat mengontrol nasib mereka sendiri. Sebaliknya individu yang
memiliki sumber kontrol eksternal berharap untuk dikontrol oleh kekuatan atau paksaan
yang berasal dari luar dirinya.Jadi, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan
individu adalah dukungan sosial (yaitu suatu dukungan atau kepedulian dari orang-orang
terdekat), kepercayaan religious (yaitu suatu kepercayaan pada hal-hal positif yang dapat
menyadarkan individu pada kenyataan yang berfokus pada takdir Allah), kontrol (yaitu
kemampuan untuk menetukan dan menyiapkan diri dari stress atau menghindari dari
perasaan takut gagal). Harapan individu memiliki hubungan positif dengan persepsi
seseorang mengenai kontrol dapat dilihat dari pemikirannya (berpikir positif tau tidak).
Kemudian, individu yang memiliki efikasi diri sebagai sumber internal dalam kontrol
memiliki harapan bahwa individu dapat mengontrol nasibnya sendiri.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan 
Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan
akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin
dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang
atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata
dengan cara berusaha dan berdo’a.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang.
Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh
harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam,
yaitu berdo’a.

B.       Saran
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh
menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang
membuat hidup kita menjadi berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita
tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah Swt, yaitu
dengan berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat mewujudkan apa
yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan
tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan
yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa untuk selalu terus
mencoba. 
DAFTAR PUSTAKA

Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas  Gunadarma
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T.
1984-1985.
http://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-harapan.html
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-harapan/
http://megapolitan.kompas.com/read/2010/11/11/10145424/Pengungsi.Butuh. Harapan

Anda mungkin juga menyukai