Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang berjudul
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas matakuliah ilmu budaya dasar.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk
suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka
setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu
kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. 1 Latar Belakang.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.3 Interaksi Sosial ,unsur-unsur social dan faktor-faktor manusia berinteraksi ......3
3.1 Kesimpulan............................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Hermanto dan Winarno pada buku Ilmu Sosial Budaya Dasar, interaksi
sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial.
Oleh karena itu, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama-
sama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak aakn menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam ini baru akan terjadi
apabila orang-orang atau kelompok manusia saling bekerja sama, saling berbicara untuk
mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Individu berasal dari bahasa
latin kata individium (tidak terbagi) dan dalam bahasa inggris berarti in (salah satunya
mengandung pengertian tidak) dan divide (terbagi).Manusia sebagai makhluk individu
mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi individu hanya sebutan yang tepat bagi manusia yang
memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan
jiwanya.
Sebagai mahluk individu manusia sangat unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.
Setiap individu akan sangat ekspresif tentang dirinya. Hal ini yang dikategorikan oleh para
ahli dengan sifat, kepribadian, dan banyak istilah lain. Ekspresi manusia dapat melalui
penampilan fisik, tingkah laku, nilai-nilai yang diyakini, dan setiap media dalam hidupnya
adalah bentuk ekspresi individu. Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang
memberikan kepadanya identitas khusus, disebut sebagai “kepribadian”.
2
dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lainCiri utama mahluk
sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu
sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi
filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi,
sosial,budaya dan keamanan.
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan
melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia
merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan
masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu
harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan
bersama.
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia,
sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu
Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga
merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
1. Interaksi Sosial
3
Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari
kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan
hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem
sarafnya sebagai akibat hubungan yang di maksud.
2. Unsur-Unsur Sosial
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-
benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat
untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup
berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social
yang sering disebut masyarakat.
a. Faktor Imitasi
Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau
melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak
berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi
terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis
lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada
faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang
dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima
terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya
sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi
4
tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar
berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda
masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
b. Faktor Sugesti
Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri
sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik dari individu yang bersangkutan.
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam
psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Contoh anak-anak belajar norma-norma
sosial dari hasil identifikasinya terhadap orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan
mengabil oper sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat
identifikasi itu.
d. Faktor Simpati
merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan perasaan
maka timbulnya atas dasar emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik pada orang lain yang
seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya tertarik sering tidak dapat
memberikan penjelasan lebih lanjut. Lawan dari simpati adalah antipati yaitu merupakan
penolakan atau bersifat negatif.
5
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa
membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema anatara kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan,
kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup
bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh
suatu kelompok masyarakat.
1. Pandangan Individualisme
Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada
pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, mementingkan diri sendiri atau
kepentingan individu yang bersangkutan, Pemberian kebebasan penuh pada individu,
Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
6
2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc,
dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan
sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial karena tidak bisa hidup dengan
individu, namun ada kalanya manusia bisa menjadi manusia yang hidup sendiri
(individu), biasanya manusia menjadi makhluk yang individu dikarenakan
kepentingan pribadi yang orang lain tidak boleh mengetahuinya.
3.2 Saran
Demikianlah pokok pembahasan makalah dari kami selaku penulis, besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, tapi apalah daya karena
keterbatasan intelektual dan referensi membuat makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial.
Effendi, R. Dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan
Teknologi. Bandung : UPI Press.
Kappara. (2011). Pengertian Sosial dan Politik. (http://id.shvoong.com/law-and-
politics/politics/2234715-pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf).
Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan. Bandung : Alfabeta
iii