5
Materi
Untuk menguasai materi ini perhatikan peta konsep berikut.
Tentara keenam belas
Kedatangan Jepang di Indonesia
Tentara keduapuluh lima
Wil.
Armada selatan ke-2
Sistem pemerintahan Militer
Osamu Seirei
Jepang di Indonesia
Susunan Pemerintahan Jepang
Organisasi bentukan
Bid. Pol Jepang
Organisasi yang tidak
terorganisir
Kelompok pemuda
Dampak Pend. Jepang
Menurunnya hasil panen
Bid. Eko Akibat menurunnya
perekonomian jaman
Jepang
Bid. Pendiidkan
Gerakan 3A
Masa Putera
Organisasi
Pendudukan Jawa Hokokai
Pergerakan Nasional Nilai
Jepang jaman Jepang
Seinendan
Semi Militer
Kexbondan
Barisan pelopor
Fujinkei
Heiho
Organisasi Mil. Peta
ra1
Kedatangan Jepang ke Indonesia
Setelah Meiji Restorasi, Jepang mengalami kemajuan pesat antara lain tumbuh
sebagai Negara Industri sehingga Jepang banyak bahan mentah. Untuk itu tujuan Jepang
menguasai Indonesia untuk menguasai sumber alam terutama minyak.
1. Perang Pasifik
Ditandai dengan penyerangan atas pangkalan laut AS di Pearl Harbour dipimpin
Laksamana Nagano, sehingga perang di kawasan Asia dikenal dengan perang pasifik
karena terjadi di laut pasifik. Alasan Jepang meyerang AS karena Jepang khawatir terhadap
kedudukan AS di Pearl Harbour. Kekhawatiran Jepang itu timbul karena:
Pada tanggal 1 Maret 1942, Tentara Keenam belas Jepang mendarat di Teluk
Banten, di Eretan Wetan (Jawa Barat) dan di Kragan (Jawa Tengah). Pendaratan Jepang di
ra2
Eretan dilanjutkan dengan menduduki Subang dan lapangan terbang Kalijati (hanya 40 km
dari Bandung). Jalan itu ditempuh supaya Jepang dapat menguasai Bandung. Belanda
berusaha merebut kembali Subang samapai tiga kali yaitu pada tanggal 2, 3, dan 4 Maret
1942. Namun, usaha tersebut mengalami kegagalan.
Akhirnya Belanda dan jepang terjadi perundingan antara Jepang dengan Belanda di
Kalijati yang dikenal dengan keputusan Kalijati dihadiri oleh Ijarda van Starkenborgh dan
panglima tentara Belanda Jendral H. ter Poorten dan wakil dari Jepang Hiroshi imamura
maka 8 Maret 1942 kekuasaan Belanda berakhir di Indonesia dan digantikan oleh Jepang.
Awal kedatangan Jepang di Indonesia dapat diterima dengan baik oleh bangsa
Indonesia sebab:
a. Propaganda Jepang yang sangat menarik, yaitu ingin membantu bangsa Indonesia
untuk mengusir bangsa Belanda dan Indonesia.
b. Propaganda Jpeang ingin membentuk negara persemakmuran Asia Timur Raya,
termasuk Indonesia.
c. Propaganda Jepang melalui Gerakan 3A, yaitu:
1) Jepang sebagai pelindung Asia,
2) Jepang sebagai cahaya Asia, dan
3) Jepang sebagai pemimpin asia.
d. Jepang menempatkan tokoh-tokoh nasionalis sebagai pemimpin lembaga yang
dibentuk Jepang.
e. Bahasa Indonesia boleh digunakan sebagai alat komunikasi
f. Bendera merah putih boleh dikibarkan sejajar dengan bendera Jepang.
a. Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) disebut juga “Gunseibu” untuk
menguasai wilayah Sumatra dan Malaka di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Yamashita, bermarkas di Bukittinggi.
b. Pemerintahan Militer Angkatan darat atau “Gunseibu” (Tentara ke-16) untuk
menguasai Jawa, Madura, dan sebagian Sumatra, di bawah pimpinan Jenderal
Hitoshi Imamura. Pusat kekuasaannya berada di Jakarta.
ra3
c. Pemerintahan Militer Angkatan laut atau disebut juga “Minseibu” (Armada Selatan
ke-2) untuk menguasai Kalimantan, Sulawesi, Irian Barat, dan Maluku yang
bermarkas di
Makassar.
Adapun susunan Pemerintahan Militer Jepang dengan urutan dari atas, adalah:
4) Kelompok Sosialis
Kelompok ini dipimpin oleh Sutan Sjahrir dan bersikap antifasisme Jepang.
Kelompok ini terdiri atas kaum terpelajar dari berbagai kota di Indonesia.
5) Kelompok Komunis
Kelompok ini dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin dan bersikap antikapitalis serta
antifasisme, yang berarti anti-Jepang.
6) Kelompok Pemuda
Kelompok pemuda terbagi atas 2 kelompok, yaitu:
a) Kelompok pemuda yang dipimpin oleh Tan Malaka condong ke komunis; dan
b) Kelompok pemuda yang dipimpin oleh Ahmad Subardjo (terdiri atas para
pegawai Dinas Angkatan Laut Jepang).
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi pemerintah Jepang sangat ketat mengawasi bidang pereko-
nomian. Jepang melakukan perampasan kehormatan rakyat. Rakyat dibebani tanam paksa
untuk memenuhi kebutuhan perang dan kerja paksa untuk memenuhi bangunan militer.
Sesungguhnya pada zaman Jepang bangsa Indoensia tidak hidup dalam lingkungan
kemakmuran bersama, melainkan dalam lingkungan kemiskinan bersama.
ra5
a. Penyebab Penurunan Perekonomian Zaman Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan ekonomi di Indonesia mengalami
kemerosotan. Penyebabnya antara lain sebagai berikut.
3. Bidang Pendidikan
Pada masa Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang pesat di
banding padamasa Belanda. Jenis sekolah yang ada terdiri atas sekolah umum dan sekolah
guru.
a. Sekolah umum mulai dari Sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama 3
tahun, dan Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun.
b. Sekolah guru ada yang 2 tahun, 4 tahun, dan 6 tahun.
Pada masa Jepang, sekolah terbuka bagi semua golongan penduduk sehingga
semua siswa mendapat kesempatan yang sama. Pada saat itu, sistem pengajaran dan
kurikulumnya ditujukan untuk keperluan Perang Asia Timur raya. Selain itu juga untuk
menarik simpati bangsa Indonesia. Kegiatan pembelajaran berpedoman pada kurikulum
yang mengaju keperluan Jepang. Pelaksanaan kurikulum itu pertama-tama dengan
melakukan indoktrinasi tentang paham HOKKO ICHIU. Hokko Ichiu adalah suatu paham dari
agama Shinto yang berarti delapan benang di bawah satu atap. Intinya adalah pembentukan
suatu lingkungan yang didominasi oleh Jepang.
Anggota : Abas Sutan Pamuncak, Mr. Amir Syarifuddin, Armyn Pane, Ir. Soekarno,
Drs. Moh Hatta, H. Agus Salim, Sanusi Pane, dan Dr. Priyono.
Tugas komisi ini adalah untuk menetapkan istulah-istilah modern dan menyusun
tata bahasa yang sesuai dengan ketentuan serta menetapkan kata-kata umum bagi bahasa
indonesia. Bahasa indonesia dapat berkembangcepat karena didukung oleh beberapa surat
kabar, seperti Suara Asia (di Surabaya), Asia Raya (di jakarta), Cahaya (di Bandung), Sinar
Baru (di Semarang), Sinar Matahari (di Jogjakarta), serta buku-buku karya sastra yang ditulis
oleh sastrawan Indonesia.
5. Bidang Budaya
Dalam bidang budaya Jepang melakukan proses Japanisasi. Proses Japanisasi
ditempuh dalam berbagai wujud: mengajarkan bahasa Jepang dan memasukkan unsur-
unsur Jepang dalam lagu anak-anak dan tarian.
Karya sastra yang berkembang pada masa pendudukan Jepang antara lain.
a. Hasil karya sastra yang mendukung politik Jepang, antraa lain Cinta Tanah Suci
(karya Nur Sutan Iskandar), Palawija (karya Karim Halim), dan Angin Fuji (karya
Umar Ismail).
b. Hasil sastra yang tidak mendukung politik Jepang dan dilarang terbit, antara lain
Siap Sedia (karya Chairil Anwar) dan Sebuah Lagu dalam Sandiwara (karya Cak
Durasin).
c. Seni musik, antara lain Tumpah Darahku dan Maju Putra Putri Indonesia ciptaan C.
Simanjuntak.
d. Seni drama, antara lain Api dan Citra (Karya Usmar Ismail) serta Taufan di Atas Asia
dan Dewi Rini (karya El Hakin).
e. Film dan sandiwara, antara lain Bintang Surabaya, Cahaya Timur, dan Miss Tjitjih.
Pengarang dan penyair lain yang bermunculan pada waktu itu adalah Mochtar
Lubis, Amir Hamzah, Nursyamsu, Anas Ma’ruf, dan Rosihan Anwar.
ra7
6. Dampak dalam Bidang Militer
Jepang membentuk organisasi kemiliteran yang terdiri atas para pemuda Indonesia
untuk memperkuat kedudukannya di Indonesia. Akibatnya, para pemuda Indonesia
mempunyai pengetahuan militer, pengalaman militer, dan teknik serta keterampilan militer.
Pemuda-pemuda inilah yang kelak menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Adapun beberapa kesatuan pertahanan yang telah dibentuk yaitu Seinendan (Barisan
Pemuda), Keibodan ( Barisan Pembantu Polisi), Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), Fujinkai
(Barisan Wanita), Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa), Seisyintai ( Barisan pelopor), dan
tenatara Peta (Pembela Tabah Air).
a. Jumlah tenaga kerja di pedesaan berkurang sehingga banyak tanah pettanian yang
tidak tergarap.
b. Banyak tenaga kerja yang menjadi romusha mengalami kelaparan dan mati.
c. Menurunnya hasil pertanian sehingga rakyat kekurangan bahan makanan.
d. Penduduk yang tinggal di pedesaan hanyalah kaum wanita.
e. Rakyat mengalami kesulitan bahan pangan dan pakaian sehingga mereka terpaksa
makan ubi-ubian yang sangat kurang gizinya dan bekicot yang sebelumnya
dianggap menjijikkan. Selain itu, rakyat terpaksa berpakaian goni atau rami.
8. Bidang Birokrasi
Jepang mengambangkan sistem pemerintahan militer dan membuat tata
pemerintahan seperti di negara Jepang, antara lain dengan mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 1942 tentang Pewmerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1942 tentang Pemerintahan Syu dan Syi.
MIAI merupakan wadah dari gabungan organisasi yang mewakili umat Islam. Dalam
kehidupan politik, Jepang memberi perhatian khusus kepada golongan Islam. Golongan ini
ra8
memperoleh lebih banyak kelonggaran dibandingkan dengan golongan lain karena dinilai
bahwa Islam pada dasarnya anti-Barat sehingga akan mudah bekerja sama dengan Jepang.
Namun, penilaian Jepang tersebut ternyata meleset. Perlawanan rakyat terhadap Jepang
yang terjadi di berbagai daerah justru dipimpin oleh golongan utama/ulama.
1. Organisasi Nasional
Organisasi-organisasi nasional yang berkembang pada jaman Jepang antara lain:
1) Mengorbankan diri,
2) Mempertebal persaudaraan, dan
3) Melaksanakan sesuatu dengan bukti.
Adapun program kegiatannya, yaitu:
ra10
tenaga rakyat Indonesia untuk membantu Jepang. Jepang melakukan pengerahan tenaga
rakyat dengan cara-cara sebagai berikut.
Latief Hendraningrat.
a. Perlawanan Legal
Gerakan yang dilakukan melalui organisasi bentukan Jepang antara lain:
ra13
4) Perlawanan di Blitar
Perlawanan di Blitar dilakukan oleh tentara Peta yang dipimpin oleh Shodanco
Supriyadi dan Muradi. Pemberontakan terjadi pada tanggal 29 Februari 1945.
Pemberontakan tentara Peta ini dapat ditumpas Jepang, tetapi merupakan
perlawanan terbesar pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Penyebab
perlawanan Peta mudah ditumpas adalah:
Sebagai salah satu realisasi dari “Janji Koiso” tersebut, Jepang membentuk suatu
badan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Kedua badan tersebut adalah Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemmerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
Persiapan Kemrdekaan Indonesia (PPKI).
b. Toyohito Masuda
a. 54 orang Indonesia,
b. 4 orang golongan Cina,
c. 1 orang golongan Arab,
d. 1 orang Peranakan Belanda, dan
e. 7 orang Jepang tanpa hak suara.
Upacara peresmian Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945. Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan
menyusun rencana-rencana pembangunan politik/pemerintahan Indonesia Merdeka.
Realisasi dari tugas BPUPKI terlihat dalam dua kali pelaksanaan sidangnya.
a) Peri Kebangsaan
b) Peri Kemanusiaan
c) Peri Ketuhanan
d) Peri Kerakyatan
e) Kesejahteraan Rakyat
2) Prof. Dr. Soetopo (31 Mei 1945)
Prof. Dr. Soepomo mengemukakan 5 dasar sebagai berikut.
a) Persatuan
b) Kekeluargaan
c) Mufakat dan Demokrasi
d) Musyawarah
e) Keadilan Sosial
3) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno mengemukakan 5 dasar yang dinyatakan sebagai Pancasila. Atas usul
seorang ahli bahasa, materi yang dikemukakannya sebagai berikut.
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
c) Mufakat atau Demokrasi
d) Kesejahteraan Sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Masa Reses
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945. Setelah itu,
BPUPKI memasuki masa reses. Pada saat inilah, BPUPKI membentuk panitia kecil untuk
menindaklanjuti hasil sidangnya yang pertama. Panitia ini disebut Panitia Sembilan. Pada
ra15
tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan naskah yang oleh Mr. Muh.
Yamin disebut dengan Piagam Jakarta. Dalam naskah tersebut termuat rancangan dasar
negara. Ada perbedaan antara rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta dengan rumusan
Pancasila yang sekarang, yakni pada sila ke-1 rumusan Piagam Jakarta berbunyi Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
1) Pada tanggal 10 Juli 1945, dibentuk Panitia Perancang UUD, yang terdiri atas 19 orang
yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
2) Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menerima dengan baik Piagam
Jakarta sebagai pembukaan UUD. Setelah itu, panitia tersebut membentuk Panitia Kecil
Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Dr. Soepomo. Panitia Kecil itu beranggotakan
13 orang.
3) Pada tanggal 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menerima hasil kerja Panitia Kecil
berupa Rancangan UUD. Rancangan UUD ini kemudian diserahkan kepada Panitia
Penghalus Bahasa yang terdiri atas 3 orang, yaitu Prof. Dr. Husein Jayadiningrat, Prof.
Dr. Soepomo, dan H. Agus Salim.
4) Pada tanggal 14 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menyerahkan hasil kerjanya kepada
BPUPKI berupa:
a) Pernyataan Indonesia Merdeka
b) Pembukaan UUD
c) UUD (Batang Tubuh)
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. PPKI beranggotakan 21 orang
yang berasal dari berbagai daerah. Anggota PPKI dipilih langsung oleh Jendral terauchi
selaku penguasa perang tertinggi Jepang di asia Tenggara. Kemudian anggota PPKI
ditambah 6 orang tanpa seizin Jepang, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantoro, Mr.
Kasman Singodimerjo, Sajuti Melik, Iwa Kusuma, dan Ahmad Subardjo.
PPKI beranggotakan 21 orang yang berasal dari berbagai daerah. Pada tanggal 9
Agustus 1945, Jenderal Terauchi memanggil Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. K.R.T.
Radjiman Wediodiningrat ke Dalat, Saigon untuk mempersiapkan peresmian dan pelantikan
PPKI. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Kota Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat
sehingga Jepang lumpuh. Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu. Setelah PPKI mendengar bahwa Jepang telah menyerah kepada
ra16
Sekutu, PPKI terus mengadakan pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
ra17