Anda di halaman 1dari 21

Kehidupan Bangsa Indonesia

pada Masa Pendudukan Jepang


NAMA KELOMPOK 1:

ABDULLAH FAUZAN
ADIKA SURYA
AISYAH PUTRI RAMADHANI
ANDRE WALDI
ANGGUN DELVIA RINDA
ARINI ALFA MAWADDAH
AYU JUNIARTI
AZZAHRA RAHMADA YANTI
DEFRIZAL PUTRA IRAWAN
DIWA MUHIRA
FACHRY USMAN
FERI FERDIANSYAH

XI IPS 6
A. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang
Sosial dan Ekonomi pada Masa Pendudukan
Jepang
1. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia

Wilayah Indonesia Letnan Jenderal Ter Poorten, Panglima Angkatan Perang


Hindia Belanda, pada tanggal 8 Maret 1942 menyerah tanpa syarat kepada
pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura.
Perjanjian penyerahan tersebut berlangsung di Kalijati, Subang, Jawa
Barat.Secara kronologis, serangan- serangan pasukan Jepang di Indonesia
diawali dengan menguasai Tarakan (10 Januari 1942), kemudian menguasai
Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Ambon. Selanjutnya, pasukan Jepang
pada bulan Februari 1942 menduduki Pontianak, Makassar, Banjarmasin,
Palembang, dan Bali.Jepang lebih dahulu menguasai Palembang karena
Palembang mempunyai arti yang sangat strategis, yaitu untuk memisahkan
antara Batavia yang menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dan
Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris.
Setelah secara resmi Jepang menerima penyerahan kedaulatan
dari pemerintahan Belanda, pemerintah Jepang membagi wilayah
Indonesia menjadi tiga wilayah pemerintahan militer sebagai
berikut.
a. Wilayah I (Angkatan Darat: Gunseibu)Wilayah I menjadi
wewenang tentara ke-16 di bawah pimpinan Hitoshi
Imamura. Wilayah ini mencakup Jawa dan Madura, dengan
pusatnya Batavia.
b. Wilayah II (Angkatan Darat: Rikugun) wewenang tentara ke-
25 di bawah pimpinan Jenderal Tanabe. Wilayah ini
mencakup wilayah-wilayah di Sumatra dengan pusatnya di
Bukittingi.
c. Wilayah III ( Angkatan laut: Kaigun) menjadi wewenang
armada selatan ke-2 di bawah pimpinan Laksamana Maeda.
Wilayah ini mencakup Sulawesi, Kalimantan, Maluku. Nusa
Tenggara, dan Irian dengan pusatnya di Makassar.
Selain dengan melakukan propaganda tersebut, pemerintah Jepang juga
melakukan berbagai tindakan seperti pembentukan badan-badan kerja sama
sebagai berikut.

a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)


Putera merupakan organisasi nasional yang dirangkul Jepang untuk
mempropagandakan politik hakko ichiu kepada rakyat Indonesia.Tokoh-tokoh
Putera dikenal dengan sebutan Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad
Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Mas Mansyur.
b. Jawa Hokokai ( Himpunan Kebaktian Jawa)
anggotanya terdiri dari bermacam-macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai
dengan bidang profesinya, antara lain sebagai berikut.
1).Kyoiku Hokokai (kebaktian para guru).
2).Izi Hokokai (kebaktian para dokter).
3).Fujinkai (organisasi wanita).
4). Keimin Bunka Shidosho (pusat kebudayaan).
5). Boei Engokai (tata usaha pembantu prajurit Peta dan heiho).

6). Hokokai perusahaan.


2. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Sosial

Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Masyarakat Dijadikan Romusa


Tugas Romukyokai adalah menyiapkan tenaga sesuai
dengan jatah yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan Kinrohosi
Pelaksanaan kinrohosi adalah penyerahan bahan makanan
rakyat secara besar-besaran untuk kepentingan militer
Jepang.
c. Pelaksanaan Jugun lanfu
Selain pengerahan romusa, pemerintah Jepang juga
merekrut para wanita dari berbagai negara Asia, seperti
Indonesia, Korea, dan Cina untuk dipekerjakan sebagai
wanita pengibur tentara Jepang atau jugun ianfu.
3. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Ekonomi

Berikut hal-hal yang diberlakukan dalam sistem


pengaturan ekonomi pemerintah jepang.

Kegiatan ekonomi diarahkan untuk


01 kepentingan perang, maka seluruh
potensi sumber daya alam dan bahan 04
Pembatasan produktivitas tanaman
yang tidak menguntungkan perang.
mentah digunakan untuk industri yang
mendukung mesin perang.

02 Menerapkan sistem ekonomi perang


dan sistem autarki (memenuhi
05
Pada tahun 1944
politisi dan militer
kondisi
Jepang
kebutuhan daerah sendiri dan mulai terdesak.
menunjang kegiatan perang dengan
otoriter).

03 Jepang menerapkan sistem pengawasan


ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat.
B. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang
Budaya, Militer, dan Pendidikan pada Masa
Pendudukan Jepang
1. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Budaya

Berikut beberapa kebijakan yang dikeluarkan Jepang dalam bidang budaya.

a. Pemerintah Jepang menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah


matahari terbitkepada rakyat Indonesia. Salah satu kebiasaan yang wajib
dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah penghormatan kepada Tenno
Heika (Kaisar Jepang) yang diyakini sebagai keturunan dewa matahari
(Amaterasu Omikami).Namun kebijakan tersebut ditentang oleh para ulama,
seperti yang dilakukan oleh K.H. Zainal Mustafa (seorang pemimpin pondok
pesantren Sukamanah, Tasikmalaya, Jawa Barat).
b. Pemerintah Jepang mendirikan pusat kebudayaan (Keimin Bunka
Shidosho).Karya-karya sastra yang mendukung gerakan 3A (merupakan
semboyan propaganda Jepang yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang
Pelindung Asia dan Jepang Pemimpin Asia) dibiarkan tumbuh pada waktu
itu, seperti Tinta Tanah Air karangan Nur Sutan Iskandar, Palawidja
karangan Karim Halim, dan Angin Fudi karangan Usmar Ismail Karya-karya
sastra tersebut adalah karya sastra yang sejalan dengan propaganda
Jepang yaitu untuk kepentingan Perang Asia Timur Raya.
2. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Militer

Organisasi semimiliter yang dibentuk jepang antara lain:

a. Organisasi Militer

1). Heiho ( Pembantu Prajurit Jepang).


Heiho dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas
Besar Umum Kemaharajaan Jepang pada tanggal 2 September 1942
dan mulai merekrut anggotanya pada tanggal 22 April 1943. Syarat
untuk menjadi anggota heiho adalah pemuda berusia 18-25 tahun
dengan pendidikan terendah SD. Jadi,heiho merupakan militer resmi.
2). Peta ( Pembela Tanah Air)
Peta resmi berdiri pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan peraturan
pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seire Nomor 44 yang
mengatur tentang Peta. Pembentukan Peta dilakukan oleh Letjen
Kumakichi Harada.Tugas Peta adalah mempertahankan tanah air
Indonesia. Sampai akhir pendudukan Jepang anggota Peta di Jawa
berjumlah 37.000 orang dan di Sumatra berjumlah 20.000 orang.Pusat
pelatihan Peta di sebuah lembaga pendidikan militer yang bernama
Jawa Bole Glyugun Kanbu Resentai yang berada di Bogor.
b. Organisasi Semimiliter
Organisasi semimiliter yang dibentuk jepang antara lain:
1). Seinenden ( Barisan Pemuda)
Seinendan merupakan organisasi pemuda yang didirikan pada tanggal 9 Maret 1943. Adapun
pelantikan anggota Seinendan pada tanggal 29 April 1943. Tujuan pembentukan Seinendan adalah
mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah aimya dengan
kekuatan sendiri.
2). Keibodan ( Barisan pembantu polisi)
Tujuan pembentukan keibodan adalah membantu tugas-tugas polisi, seperti menjaga lalu lintas dan
memelihara keamanan desa. Pembentukan keibodan dilakukan dengan syarat yang lebih ringan dari
seinendan, yaitu berusia 23-25 tahun.
3). Fujinkai ( Organisasi perempuan)
Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (organisasi wanita).Tujuan Fujinkai adalah membantu
jepang dalam perang menghadapi sekutu.
4). Suishintai (Barisan pelopor)
Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 14 September 1944 dan diresmikan pada tanggal 25 September
1944. Organisasi semimiliter ini dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In
(Badan Pertimbangan Pusat). Barisan Pelopor dipimpin oleh Soekamo. Wakilnya adalah R.P. Suroso,
Otto Iskandardinata, dan dr. Buntaran Martoatmojo.
5). Hizbullah
Anggota-anggotanya antara lain Prawoto Mangun Sasmito, Kiai Zarkasi, dan Anwar Cokroaminoto.
Hizbullah berdiri pada tanggal 15 Desember 1944.
3. Kehidupan Bangsa indonesia di Bidang
Pendidikan

Adapun materi pokok dalam pelatihan


tersebut antara lain sebagai berikut.

01 03
Bahasa, sejarah, Olahraga dan nyanyian
dan adat istiadat Jepang.
Jepang.

02 04
. Ilmu bumi dengan
Nippon seisyin, merupakan prespektif geopolitis.
latihan kemiliteran dan
semangat Jepang.
Adapun untuk pembinaan kesiswaan, Jepang mewajibkan bagi
setiap murid sekolah untuk melakukan beberapa aktivitas berikut.

a. Melakukan latihan-latihan fisik dan d. Setiap pagi mengibarkan bendera


militer. Jepang, Hinomaru dan menghormat
b. Menjadikan bahasa indonesia kaisar Jepang Tenno Heika.
sebagai pengantar dalam e. Setiap pagi melakukan dai taiso,
pendidikan dan bahasa jepang bersumpah setia kepada cita-cita Asia
menjadi bahasa yang wajib Raya.
diajarkan. f. Setiap pagi diwajibkan melakukan taiso,
c. Setiap pagi menyanyikan lagu senam Jepang.
kebangsaan Jepang, Kimigayo.
4. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Pendudukan Jepang

a. Perlawanan di Aceh
Rakyat Aceh di bawah pimpinan seorang guru
mengaji (Tengku Abdul Jalil) melakukan
perlawanan terhadap tentara Jepang di Cot
Plieng. Perlawanan terjadi pada tanggal 10
November 1942. Usaha perundingan juga
dilakukan, tetapi mengalami kegagalan. Oleh
karena gagal berunding, kemudian Jepang
menyerang Cot Plieng.

b. Perlawanan di Singaparna
Pemberontakan di Singaparna (Tasikmalaya, Jawa
Barat) dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa, seorang
pimpinan Pondok Pesantren Sukamanah,
Singaparna. K.H. Zainal Mustafa tidak bersedia
melakukan seikerei, yaitu pemberian penghormatan
kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan
badan ke arah Tokyo.
G. Masa Pendudukan Jepang
1. Kebijakan Militer Jepang dalam Bidang Politik dan
Kemiliteran

Masa awal pendudukannya, militer jepang melakukan Japanisasi


(menjadi kan Indonesia seperti Jepang), dengan memobilisasi
rakyat dan tenaga PON kerja Indonesia melalui Gerakan 3A. yaitu
Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin
Asia yang dipimpin oleh Mr. Syamsudin.Jepang kemudian
membentuk organisasi-organisasi kemiliteran, seperti Peta. Helho,
Seinendan. Keibodan, Seinentai. Gakukotai. Fujin Seinentai, dan
Fajinkai.
2. Kebijakan Militer Jepang dalam Bidang Sosial,
Budaya dan Ekonomi

Adanya peraturan-peraturan pembatasan dan penguasaan alat- alat


produksi oleh militer Jepang merupakan ciri dari sistem ekonomi
perang. Pola ekonomi perang yang direncanakan adalah sistem
autarki, yaitu setiap daerah/wilayah harus mampu memenuhi
kebutuhan sendiri dan dapat menunjang kebutuhan
perang.Pengerahan sumber-sumber ekonomi oleh militer Jepang
tidak semata-mata dilakukan terhadap kekayaan alam Indonesia,
tetapi juga terhadap tenaga rakyatnya.
3. Pendidikan di Masa Pendudukan Militer Jepang

Dengan demikian susunan sekolah menjadi


dua bagian,yaitu:

a.Sekolah Umum terdiri dari:


1) Sekolah Rakyat enam tahun.
2) Sekolah Menengah tiga tahun.
3) Sekolah Menengah Tinggi tiga tahun.

b. Sekolah Guru terdiri dari:


1) Sekolah Guru dua tahun.
2) Sekolah Guru empat tahun.
3) Sekolah Guru enam tahun.
4. Perlawanan Rakyat terhadap Pendudukan Jepang

Berikut diuraikan gerakan-gerakan perlawanan rakyat Indonesia


di berbagai daerah.
a. Pada 1944, terjadi perlawanan rakyat Tasikmalaya yang
dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustofa dari pesantren
Sukamanah (Singaparna).
b. Pada Juli 1944, terjadi perlawanan santri di daerah
Indramayu di bawah pimpinan Haji Madriyas.
c. Perlawanan di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil,
seorangguru ngaji di Cot Plieng.
d. Pada November 1944 terjadi perlawanan di daerah Aceh
yangdipimpin seorang perwira Giyugun, Teuku Hamid.
e. Pada 14 Februari 1945 terjadi pemberontakan tentara PETA
di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai