Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAHAPAN MORAL MENURUT JEAN PIAGET


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Nilai Moral dan Disiplin

Dosen Pengampu : Ika Rahmchmayani, S.Pd., M.Pd

Nurhasanah, S.Pd., M.Pd

Oleh Kelompok 4 Kelas 3B:

1. Indri Widia Putri (E1F021033)

2. Intan Sari Ramadhani (E1F021034)

3. Lale Dewi Nurlita Safitri (E1F021037)

4. Marjuni Hartati (E1F021041)

5. Nurul Hida Wahyuni Islami (E1F021048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tahap Perkembangan Moral
Jean Piaget” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pekembangan Nilai Moral Dan Disiplin. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Tahapan Moral Jean Piaget. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Nurhasanah, S.Pd.,M.Pd dan Ibu Ika Rachmayani, S.Pd,.M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Perkembangan Nilai Moral Dan Disiplin yang telah membimbing kami dalam
pengerjaan makalah ini. Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 21 September 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Tahap Moral Jean Piaget.............................................................................................3
a. Tahapan Moral Heterenemous..................................................................................3
b. Tahapan Mpral Autonomous....................................................................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Orangtua selalu menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Hasrat keinginan sebagian besar orangtua sering demikian hebatnya sehingga mereka
tidak segan-segan menyiapkan kursus privat bagi anak di luar aktivitas
sekolah.Sayangnya, usaha tersebut pada umumnya tertujukan semata pada keterampilan
dan kecerdasan akal. Bukan mustahil generasi masyarakat saat ini dan yang akan datang
akan dibanjiri orang-orang cerdas dengan pengetahuan segudang namun memiliki
kualitas moral yang rendah. Pada tahun-tahun terakhir masih banyak kasus pada anak
dengan berbagai perilaku yang menunjukkan kualitas moral yang rendah seperti
kebohongan,licik, egois, dan melakukan kekerasan kepada teman yang lemah atau yang
sekarang familiar dengan istilah bullying. Anak-anak tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan yang diwarnai oleh pelanggaran terhadap hak orang lain, kekerasan,
pemaksaan, ketidakpedulian, kerancuan antara benar dan salah, baik dan tidak baik,
perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Rendahnya kualitas moral anak akan
membahayakan masa depan anak terutama dalam era modernisasi sekarang ini, berkenaan
dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Pada tahun-tahun terakhir, perilaku tidak
etis yang dilakukan oleh anak-anak sudah mengarah pada pornografi dan pornoaksi. Anak
membutuhkan keterampilan moral bukan hanya sekedar prestasi akademik terutama
dalam berhubungan dengan orang lain. Beberapa kasus perilaku menyimpang pada anak
seperti yang telah dipaparkan di atas, dapat terjadi lebih disebabkan rendahnya kualitas
moral anak. Perkembangan moral tidak berkembang dengan sendirinya. Kecerdasan
moral dapat diajarkan. Semakin dini moral diajarkan maka semakin besar kapasitas anak
mencapai karakter yang solid, yaitu growing to think, believe, and act morally (Coles,
1999).Berdasarkan uraian di atas, konsep kecerdasan moral anak usia prasekolah perlu
dipahami dan dikaji lebih dalam agar menjadi bahan masukan bagi orangtua,

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu tahap moral heterenomous atau realisme?
2. Apa itu tahapan moral autonomous (moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal
balik

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tahapan moral heterenomous atau realism
2. Untuk mengetahui tahapan moral autonomous (moralitas oleh kerja sama atau
hubungan timbal balik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Moral


Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral yang disebut
dengan immoral.Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk
dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain
misalnya dengan orang tua, saudara, teman sebaya dan guru, anak belajar memahami
tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang
buruk, yang tidak boleh dikerjakan.tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak,
kewajiban, dan sebagainya. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan
antara perbuatan yang benar dan yang salah.Dengan demikian, moral merupakan kendali
dalam bertingkah laku.Oleh sebab itu mereka akan melakukan suatu tindakan, dimana
tindakan tersebut akan ternilai sebagai tindakan moral yang ternilai baik atau sebaliknya.

Disamping adanya perkembangan sosial, anak-anak usia pra sekolah juga


mengalami perkembangan moral. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan moral
adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain 1. Saat anak –
anak dilahirkan tidak memiliki immoral, namun mereka memiliki potensi moral yang
siap dikembangkan. Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, mereka akan
belajar memahami tentang perilaku mana yang baik dan yang buruk.

2.2 Tahapan Moral Jean Piaget


Menurut Jean Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,
yaitu:
a. Tahapan Moral Heterenemous (Realisme Moral)
1. Rentang usia 4-7 tahun
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat
dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam menentukan
pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh aneka ragam dan sering
1

3
bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contoh : anak kecil jika ditanya pilih warna
merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar
kemungkinan akan berbeda.

Pemikir heteronom percaya akan adanya Immanent justice, sebuah konsep bahwa
ketika hukuman dilanggar, maka hukuman akan mengikuti pelanggaran tersebut. Anak
kecil percaya bahwa pelanggaran berhubungan langsung dengan hukumannya. Dalam
konteks demikian, sering kali anak kecil melihat sekelilingnya dengan perasaan khawatir
ketika berbuat salah, takut terhadap adanya Immanent justice. Immanent justice juga
mengimplikasikan bahwa jika seseorang menerima sebuah musibah, orang tersebut pasti
telah melakukan pelanggaran. Sebagai moralis heteronom, anak menilai kebenaran atau
kebaikan perilaku berdasarkan konsekwensinya, bukan niat dari pelaku.

2. Rentang usia 7-10 tahun


Anak berada dalam transisi menunjukkan sebagian ciri-ciri dari tahap pertama
perkembangan moral dan sebagian ciri dari tahap kedua moralitas otonom.

3. Rentang usia 10 tahun ke atas


Anak menunjukkan moralitas otonom. Mereka sadar bahwa peraturan dan hukuman
dibuat oleh manusia dan ketika menilai sebuah perbuatan, mereka mempertimbangkan
niat dan juga konsekwensinya.Anak yang lebih tua (moral otonom), menerima perubahan
dan menyadari bahwa peraturan adalah konvensi yang disepakati dan dapat diubah.
Mereka pun menyadari bahwa hukuman terjadi hanya bila ada saksi mata terhadap
pelanggaran yang dilakukan. Dengan ini tidak berarti hukuman bukanlah sesuatu yang
dapat dielakan. Pada tahap moralitas otonom, niat pelaku sudah mulai lebih
dipertimbangkan dalam perilaku moral. Kesadaran moral muncul secara mandiri dari
dalam diri individu yang mempengaruhi perilaku moral dan bukan karena paksaan atau
otoritas orang dewasa.

b. Tahapan moral Autonomous (Hubungan Timbal balik)


1. Rentang usia 9-12 tahun
Moral anak berkembang ketika pemahamannya terus tumbuh. Hal ini karena anak
telah memperoleh kemampuan untuk melihat pandangan moral dari orang lain. Misalnya,
seorang anak akan belajar bagaimana melihat keadaan di sekitar. Menentukan apakah

4
suatu tindakan dapat dibenarkan atau tidak berdasarkan keyakinan mereka. Ini adalah
awal dari seorang anak belajar bagaimana berpikir lebih seperti orang dewasa.

Dalam tahap berpikir ini anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan suatu


permainan sebagai sesuatu yang bersifat suci dan tidak dapat dirubah, karena berasal dari
otoritas yang dihormatinya. Anak-anak pada masa ini yakin akan keadilan immanen,
yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera diajtuhkan.
Mereka percaya bahwa pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan
setiap pelanggaranakan dihukum menurut tingkat kesalahan yang dilakukan seorang
anak dengan mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja atau kebetulan.

Bagi anak-anak dalam tahap ini, peraturan-peraturan hanyalah masalah kenyamanan


dan kontrak sosial yang telah disetujui bersama, sehingga mereka menerima dan
mengakui perubahan menurut kesepakatan.Dalam tahapan ini, anak juga meninggalkan
penghormatan sepihak kepada otoritas dan mengembangkan penghormatan kepada
teman sebayanya. Mereka Nampak membandel kepada otoritas, serta lebih menaati
peraturan kelompok sebaya atau pimpinanan.

Anak mengalami kemajuan dari tahap moralitas heteronom ke tahap moralitas otonom
dengan perkembangan struktur kognitif tetapi juga karena interaksi dengan teman-teman
yang mempunyai status yang sama.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan


konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain. Moral merupakan gambaran dari tidakan yang dilakukan oleh
seorang individu, dimana tindakan tersebut dinilai baik atau buruk yang bertujuan
mengendalikan tingkah laku seseorang.
Tahap moral yang dikemukakan oleh Jean Piaget ada dua, yaitu: Tahap Moral
Heterenom dan Autonom. Tahap moral heteronomous yang berarti moral itu tidak
dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan
Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak
tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.

3.2 Saran
Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas, diharapkan
pembaca dapat lebih memahami tentang perkembangan moralterutama mengenai
berbagai teori yang telah disampaikan oleh pakar psikologi.Sehingga, pembaca dapat
mengambil hal-hal positif darinya dan dalam masa perkembangan anak, sebaiknya
orang tua melakukan tugasnya dan fungsinya sebaik mungkin untuk mendidik dan
mengarahkan anak agar tumbuh nilai-nilai moral yang menjadi panduan anak dalam
melangkah dan menentukan sikap dalam masyarakat umum.

6
DAFTAR PUSTAKA

Coretanzone. 7 Januari 2018. Perkembangan Moral Anak Menurut Para Ahli Psikologi -
Piaget dan Kohlberg.

Desmita. 1993. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Rosda Karya.

Kurniawati, yuli & Pranoto, sugiyo. "Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah" hal.2

Rahman,Agus Abdul. 2010. Teori Perkembangan Moral dan Model Pendidikan


Moral.Bandung: Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol.III, No.1 : 37-44.

Anda mungkin juga menyukai