Anda di halaman 1dari 12

1.

Pemeriksaan Fisik Gangguan Koordinasi Gerak & Gerakan Involunter

No. ASPEK YANG DINILAI


I Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri
II Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut atau tidak
nyaman sebelum melakukan pemeriksaan fisik
1. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan
pemeriksaan
2. Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama
pemeriksaan dilakukan
III Pemeriksaan Adanya Gerakan Involunter
3. Mengamati adanya gerakan involunter
- Tremor, gemetar ( tremor halus : letakkan kertas diatas tangan)
- Chorea, gerakan kasar jangkauan luas pada ekstremitas distal
- Hemibalismus, gerakan seperti chorea tapi jangkauannya lebih sempit di
ekstremitas proksimal
- Distonia, kaku otot/gerakan jangka panjang
- Spasme, kaku otot/gerakan jangka panjang dan cenderung masih bisa gerak
- Athetosis, gerakan seperti ular
- Tic, gerakan berulang pada otot kecil
- Fasikulasi, gerakan berkedut halus pada satu fasikulus otot
- Miokloni, gerakan tersentak-sentak
4. Melaporkan adanya gerakan involunter (ditemukan adanya gerakan involunter)
IV Melakukan pemeriksaan koordinasi gerak
5. 1. Cara berjalan (gait) : cara kaki menyentuh lantai(normal/schissor/spastic), jarak
langkah(teratur), kecepatan(normal),pasien seimbang dan tidak ada hambatan
6. 2. Shallow knee band ( pasien seimbang dan tidak ada hambatan)
7. 3. Test Romberg ( pasien seimbang dan tidak ada hambatan)
8. 4. Test Romberg dipertajam( pasien seimbang dan tidak ada hambatan)
9. 5. Test Telunjuk Hidung ( Beraturan dan tidak melambat)
10. 6. Test Tumit Lutut ( Beraturan dan tidak melambat)
11. 7. Tes Disdiadokhokinesis ( Beraturan )
V Melaporkan hasil pemeriksaan ( tidak ada gangguan koordinasi gerak / sesuai pasien)
HASIL
2. Splinting dan Bandaging

No. ASPEK YANG DINILAI


Teknik Pemasangan Bidai (Splint)
1. Membangun hubungan emosional dan komunikasi
2. Memeriksa bagian proksimal dan distal bagian tubuh yang cedera :
Sensasi (terasa), denyut nadi (teraba,irama;reguler/ireguler,isi:cukup, karakter:kuat
angkat), edema ( ada/tidak), suhu (hangat/dingin) dan gerakan (bisa digerakkan),
CRT(kurang dari 2 s)
3. Memilih bidai yang sesuai
4. Melakukan prosedur pemasangan bidai dengan benar ( bidai melewati dua sendi)
5. Memeriksa hasil pembidaian: terlalu ketat atau terlalu longgar, hambatan terhadap
gerakan sendi normal
6. Memeriksa bagian proksimal / distal bidai:
Sensasi, denyut nadi, edema, suhu dan gerakan ( sama dg no 2)
7. Memberikan informasi hasil pemeriksaan dan follow up lebih lanjut (rujuk)
TOTAL

No. ASPEK YANG DINILAI


Teknik Pembebatan (Bandage)
1. Membangun hubungan emosional dan komunikasi
2. Memeriksa bagian proksimal dan distal bagian tubuh yang cedera :
Sensasi (terasa), denyut nadi (teraba,irama;reguler/ireguler,isi:cukup, karakter:kuat
angkat), edema ( ada/tidak), suhu (hangat/dingin) dan gerakan (bisa digerakkan),
CRT(kurang dari 2 s)
3. Memilih bebat yang sesuai
4. Melakukan prosedur pemasangan bebat dengan benar
5. Memeriksa hasil pembebatan: terlalu ketat atau terlalu longgar, hambatan terhadap
gerakan sendi normal
6. Memeriksa bagian proksimal / distal bebat:
Sensasi, denyut nadi, edema, suhu dan gerakan ( sesuai no 2)
7. Memberitahukan kepada pasien tentang perawatan selanjutnya (follow up / RICE : rest
selama 24-48 jam,ice/kompres dg es 10-15 menit dalam 24-48jam
pertama,compressed/bagian yang cedera diberi tekanan dan bebat diganti setiap 5 hari
sekali ,elevate/tinggikan bagian yang cidera dari jantung)
TOTAL
4. Pemeriksaan Fisik Mata

No. ASPEK YANG DINILAI


I Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan
pemeriksaan fisik
1. - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan
2. - Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama
pemeriksaan dilakukan
II Pemeriksaan Visus : mata kanan dan kiri (Snellen Chart)
3. - Duduk jarak 6 m
4. - Menutup sebelah mata (dengan trial frame)
5. - Membaca Snellen Chart
VOD:…. VOS:…..
Apabila pasien tidak bisa baca huruf terbesar, lakukan uji hitung jari. Jika tidak bisa juga, uji
lambai tangan (nice to know )
6. - Pinhole 1,5 mm (jika visus tdak normal)
7. - Laporkan hasil (sebelum dan sesudah pinhole)
III Pemeriksaan Segmen Anterior
1. Kedudukan Bola Mata
a. Uji Refleks Cahaya Kornea (Hirscberg)
8. - Menyiapkan alat : sentolop
9. - Menyinarkan mata pasien dengan jarak 30 cm sebagai sinar fiksasi dengan mengarahkannya ke
bagian tengah pangkal hidung (glabella)
10. - Menilai refleks sinar pada kedua pupil mata
Normal: refleks cahaya di tengah kedua pupil (ortovoria)
b. Uji Posisi Otot Mata Luar
11. - Menggerakkan objek ke segala arah untuk menilai kemampuan gerakan bola mata
12. - Menilai: normal (dapat bergerak ke segala arah) / parese
13. - Menilai: normal / deviasi
2. Kelopak Mata
a. Inspeksi:
14. - Melihat kedua bola mata ada / tidaknya : Ptosis, lagofthalmus, entropion, ektropion, trikiasis,
distrikiasis, xantelasma
3. Konjungtiva
15. a. Menyiapkan alat: loup & senter
16. b. Inspeksi:
17. - Melihat pola pendarahan di konjungtiva : perdarahan subkonjungtiva, hiperemi, injeksi siliar,
injeksi konjungtiva atau kombinasi keduanya
18. - Mencari kelainan yang terdapat pada konjungtiva : pterigium, pinguecula, skleritis, episkleritis
4. Kornea
19. a. Menyiapkan alat: loup & senter
20. b. Inspeksi:
21. - Melihat kejernihan dari kornea, kelainan kornea: sikatriks, infiltrat, ulkus, benda asing
5. Pupil
22. a. Uji refleks pupil : langsung dan tak langsung
5.Pemeriksaan Fisik THT

No. ASPEK YANG DINILAI


I. ANAMNESIS
1. Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri
2. Menilai keadaan umum pasien
3. Mengumpulkan data dasar pasien (identitas)
4. Menggali informasi tentang :
• Keluhan Utama
• Keluhan tambahan
• RPS
• RPD
• Riwayat Pengobatan Sekarang
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat kebiasaan sosial
5. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
• Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang cara dan tujuan
pemeriksaan
• Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul
selama pemeriksaan dilakukan
6. Mengatur posisi duduk antara pemeriksa dan pasien
7. Memasang lampu kepala dengan benar
II. PEMERIKSAAN FISIK
8. Pemeriksaan Fisik Telinga (OTOSKOPI)
• Mempersiapkan dan menyebutkan alat yang digunakan (otoskop)
• Memperhatikan keadaan dan bentuk daun telinga serta daerah depan dan belakang
telinga
Bentuk normal, tidak ada hematom, peradangan ataupun sekret
• Memeriksa telinga luar, menentukan nyeri tekan atau nyeri tarik
• Melihat liang telinga dengan lampu kepala
Sempit atau tidak, tidak ada hiperemis atau secret yang tampak
• Memeriksa telinga dengan otoskop
• Mendeskripsikan keadaan membran timpani
Putih mutiara, corn of light (kiri 7 kanan 5), hiperemis, perforasi
5. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran Penala
• Mengetahui frekuensi penala (Pake yang 512 Hz)
• Menggetarkan penala dengan benar
• Melakukan tes Rinne (+/-)
• Melakukan tes Weber (Lateralisasi kanan/kiri/-)
• Melakukan tes Schwabach (Memanjang/memendek)
• Mampu melakukan interpretasi sederhana
6. Pemeriksaan Fisik Hidung
Rinoskopi Anterior
• Mempersiapkan dan menyebutkan alat yang diperlukan
• Memeriksa hidung luar (inspeksi: deviasi sekret dan palpasi krepitasi massa nyeri
tekan)
• Memegang spekulum hidung dengan benar
• Membuka lubang hidung dengan perlahan-lahan dan tenang
• Memeriksa vestibulum nasi (rambut, hiperemis, massa)
• Memeriksa kavum nasi:
- Memperhatikan dan mendeskripsikan kavum nasi tidak sempit, dasar dan atap
hidung tidak hiperemis, septum nasi tidak deviasi, konka dan meatus nasi tidak
hipertrofi hiperemis dan sekret
7. Pemeriksaan Fisik Mulut dan Faring (Orofaring)
• Inspeksi bibir (pucat, lembab, sianosis, luka/ulkus)
• Pemeriksaan rongga mulut dan faring:
- Menekan dua per tiga bagian depan lidah dengan spatula lidah
• Memeriksa orofaring, deskripsikan:
- Arkus faring simetris/tidak
- Letak uvula ditengah/terdorong
- Tonsil (tentukan ukurannya)
- Dinding faring posterior
- Lidah, palatum, gigi geligi, bukal
TOTAL
7.Pemeriksaan Fisik Kulit

No ASPEK YANG DINILAI


I Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri
II Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
1. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan
pemeriksaan
2. Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul
selama pemeriksaan dilakukan
III Melakukan Pemeriksaan Fisik Kulit (inspeksi dan palpasi lesi) :
1. Menggunakan kaca pembesar (loupe)
2. Menentukan Regio
3. Menentukan tipe lesi primer dan sekunder secara berurutan
4. Menentukan ukuran lesi
5. Menentukan jumlah lesi
6. Menentukan susunan lesi
7. Menentukan konfigurasi lesi
8. Menentukan distribusi lesi
9. Melaporkan deskripsi status dermatologis
IV Uji Kulit / Clinical Test
8. Nikolsky’s sign / Asboe Hansen sign / bullous spread phenomen
9. Kaarsvlek phenomenon / Auspitz sign / Koebner phenomenon
10. Dermografisme
11. White Dermografisme
12. Diascopy
13. Wood’s lamp
TOTAL
8.Gram Staining

No ASPEK YANG DINILAI


1. Pembuatan Preparat
Menyiapkan kaca Objek
Memijarkan ose dengan posisi tegak lurus dan mengambil aquades dengan melewatkan
mulut tabung aquades dekat api
Meletakkan aquades steril pada kaca objek
Memijarkan lagi ose dengan posisi tegak lurus dan mendinginkan sebentar
Mengambil sedikit biakan bakteri dengan ose dan melewatkan petridisc dekat api
Mencampur dan melebarkan sediaan dengan ose pada kaca objek dan kemudian
mensterilkan ose
Mengeringkan sediaan dengan melewatkan sediaan 3-4 kali diatas lidah api (fiksasi)
II Pewarnaan Gram
Menuangkan kristal violet pada sediaan dan membiarkan selama satu menit lalu membilas
dengan air
Menuangkan lugol pada sediaan dan membiarkan selama satu menit lalu membilas dengan
air
Melunturkan dengan alcohol 96% selama 5-10 detik, lalu bilas dengan air
Menuangkan safranin pada sediaan dan membiarkan selama 30-60 detik lalu membilas
dengan air
Mengeringkan sediaan dengan kertas pengering setelah itu menetesi sediaan dengan
minyak emersi
Mengamati sediaan di bawah mikroskop (ambil sediaan yang telah di sediakan) dengan
pembesaran 10 x 100 dan laporkan hasil pengamatan
TOTAL
10.Anestesi Infiltrasi

Np ASPEK YANG DINILAI


PERSIAPAN
1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan,
tujuan, efek yang ditimbulkan (rasa sakit) / informed consent, termasuk
pembiusan
2. Menanyakan kepada pasien apakah mempunyai penyakit hepar, ginjal, hamil,
serta riwayat pemakaian obat anestesi sebelumnya
3. Siapkan obat anestesi (cek kadaluarsa obat, isi zat anestesi: dengan atau tanpa
vasokonstriktor, konsentrasi zat anestesi), peralatan yang diperlukan serta obat-
obat emergensi (epinefrin, sulfas atropine, O2, dan cairan)
4. Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan secara aseptic
5. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan tindakan operasi
6. Batasi daerah yang akan dilakukan tindakan dengan kain / doek steril
7. Pilih jarum/needle yang sesuai dengan lokasi yang akan dianestesi ( spuit 3cc)
8. Ambil obat anestesi dari vial/ampul dengan spuit secara aseptic dengan bantuan
asisten
9. Bila dalam spuit masih terdapat udara, maka udara harus dikeluarkan
ANESTESI INFILTRASI
10. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area
injeksi dengan telapak tangan menghadap kea arah samping atau ke atas untuk
kemiringan 45˚
11. Beritahu lagi pasien bahwa kita akan melakukan penyuntikan
12. Menusukkan jarum sampai subdermal, lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah,
dorong obat anestesi. Jangan lupa memonitor cardiovascular dan SSP. Segera
hentikan penyuntikan bila terjadi reaksi sistemik akibat toksisitas obat
13. Luas daerah / banyak penyuntikan obat anestesi disesuaikan dengan kebutuhan
14. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila tempat penusukan
mengeluarkan darah maka tekan area tusukan dengan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti
15. Tunggu beberapa saat kemudian cek kerja obat anestesi sambil tetap memonitor
cardiovascular dan SSP
16. Letakkan spuit pada tempatnya
TOTAL
Anestesi Blok

Np ASPEK YANG DINILAI


PERSIAPAN
1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan,
tujuan, efek yang ditimbulkan (rasa sakit) / informed consent, termasuk
pembiusan
2. Menanyakan kepada pasien apakah mempunyai penyakit hepar, ginjal, hamil,
serta riwayat pemakaian obat anestesi sebelumnya
3. Siapkan obat anestesi (cek kadaluarsa obat, isi zat anestesi: dengan atau tanpa
vasokonstriktor, konsentrasi zat anestesi), peralatan yang diperlukan serta obat-
obat emergensi (epinefrin, sulfas atropine, O2, dan cairan)
4. Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan secara aseptic
5. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan tindakan operasi
6. Batasi daerah yang akan dilakukan tindakan dengan kain / doek steril
7. Pilih jarum/needle yang sesuai dengan lokasi yang akan dianestesi ( spuit 1 cc)
8. Ambil obat anestesi dari vial/ampul dengan spuit secara aseptic dengan bantuan
asisten
9. Bila dalam spuit maish terdapat udara, maka udara harus dikeluarkan
ANESTESI BLOK
10. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area
injeksi dengan telapak tangan menghadap kea arah samping atau ke atas dengan
kemiringan 20˚ (roser plasty dan ekstraksi Naegel)
11. Beritahu lagi pasien bahwa kita akan melakukan penyuntikan
12. Menusukkan jarum sampai phalanx proksimal, lakukan aspirasi, bila tidak
keluar darah, dorong obat anestesi. Jangan lupa memonitor cardiovascular dan
SSP. Segera hentikan penyuntikan bila terjadi reaksi sistemik akibat toksisitas
obat
13. Luas daerah / banyak penyuntikan obat anestesi disesuaikan dengan kebutuhan
14. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila tempat penusukan
mengeluarkan darah maka tekan area tusukan dengan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti
15. Tunggu beberapa saat kemudian cek kerja obat anestesi sambil tetap memonitor
cardiovascular dan SSP
16. Tutup spuit dengan benar
TOTAL
11. Wound Care and Wound Closure

No. ASPEK YANG DINILAI


A PERSIAPAN
Alat dan Bahan
a.Alat tidak dinilai mahasiswa diminta untuk langsung melakukan pengkajian luka berdasarkan
gambar yang ada ( alat sudah disusun dengan baik terlebih dahulu oleh tim perlengkapan dan
bahan dari skill lab)
1 Informed Consent
B. PENGKAJIAN LUKA
2. Menyebutkan pengkajian luka (berdasarkan gambar)
a. Pengkajian dimulai dari klasifikasi luka secara umum (akut atau kronis)
b. Ukuran dan kedalaman luka (cm)
c. Keadaan kulit disekitar luka (hiperemis atau tidak)
d. Tepi luka (rata atau tercabik)
e. Dasar atau bed luka (eksudat atau tidak)
f. Kontaminasi luka (pasir, kerikil kotor atau bersih)
g. Edukasi dalam pengkajian luka
C. TINDAKAN PERAWATAN LUKA
3. Memilih dan menyebutkan tindakan managemen perawatan luka yang akan dilakukan : tindakan
preparasi (Wound Bed Preparation) dan Penutupan Luka (Wound Closure and Dressing) yang
akan digunakan
4 Cuci tangan dan memakai sarung tangan secara aseptic (dioralkan)
5. Melakukan sterilisasi bagian tubuh yang akan dioperasi menggunakan larutran antiseptik dengan
gerakan dari dalam keluar
6. Memasang kain penutup / duk steril (drapping)
D. PROSEDUR ANESTESI LOKAL (dioralkan)
7. Menyuntikkan anestesi local di sekitar luka
8. Melakukan pembersihan dan debridement luka (apabila diperlukan)
E. TINDAKAN PENJAHITAN LUKA
9. Melakukan tindakan penjahitan luka secara simple interupted
10 Memasang nald menggunakan pinset pada nald holder diantara 2/3 depan dan 1/3 belakang lalu
menguncinya
11. Menggunakan pinset chirurgis untuk sedikit mengangkat tepi luka
12. Menusukkan nald pada kulit dengan jarak penusukan dari tepi luka disesuaikan dengan kedalaman
luka.
13. Mendorong nald maju sesuai dengan lengkungan nald
14. Setelah benang muncul, ditarik terus sampai ujungnya tersisa 3-4 cm dari kulit
15. Menusukkan jarum ke tepi luka yang lain dari dalam dengan kedalaman yang smam dan cara yang
sama
16. Tangan kiri memegang benang yang lebih panjang dan tangan kanan memegang nald holder
17. Membuat simpul benang menggunakan nald holder (2-1-1) / surgeon’s knot
18. Mengatur kekuatan simpul dan hasil jahitan tidak terlalu ketat dan tepi luka saling bertemu
19. Simpul diletakkan di tepi luka
E. DRESSING
20. Luka dibersihkan dan ditutup dengan kassa dan difiksasi dengan plester
TOTAL
15.BTLS

No. ASPEK YANG DINILAI


1. Melakukan Survei TKP
- Menggunakan alat pelindung diri dari cairan tubuh pasien
- Menilai bahaya di TKP terhadap diri dan pasien
- Melakukan estimasi jumlah pasien dan melakukan triase
- Memanggil bantuan
- Menanyakan mekanisme cedera
2. Penilaian Awal
• Menilai keadaan umum
• Menilai derajat kesadaran (AVPU)
• Melakukan stabilisasi tulang leher jika dicurigai terjadi cedera tulang leher (cervical)
• Menilai Jalan Nafas
o Apakah ada darah, muntahan, patahan gigi, gigi palsu?
o Apakah terdengar suara gurgling atau snoring ?
o Bersihkan jalan nafas jika jalan nafas tidak clear
3. • Menilai Pernafasan
o Apakah penderita bernafas?
o Jika bernafas, apakah pernafasan cepat, lambat, dalam, dangkal, adekuat?
o Berikan oksigen pada setiap pasien dengan pernafasan yang abnormal, penurunan
kesadaran, syok atau cedera mayor
4. • Menilai Sirkulasi
o Apakah teraba nadi radialis / karotis
o Apakah nadi regular/irregular
o Akral hangat/dingin?
o Capillary refill time < 2 detik?
o Apakah ada perdarahan dan apakah perdarahan dapat dikontrol?
5. • Memeriksa Kepala dan Leher
o Apakah ada luka?
o Apakah vena jugular distensi?
o Apakah trachea deviasi?
6. • Memeriksa Dada
o Apakah gerakan simetris?
o Apakah terdapat gerakan paradoxical?
o Apakah ada luka tusuk?
o Apakah ditemukan nyeri, instabilitas, dan krepitasi?
o Apakah terdengar suara nafas? Apakah suara simetris? Jika tidak, lakukan perkusi
o Apakah suara jantung terdengar menjauh?
7. • Memeriksa Abdomen
o Apakah ditemukan memar atau luka tusuk?
o Apakah ditemukan nyeri, distensi, dan rigidity?
8. • Memeriksa Pelvis
o Apakah ditemukan nyeri, instabilitas, dan krepitasi?
9. • Pemeriksaan ekstremitas (motorik dan sensorik)
10 • Memeriksa bagian belakang
o Apakah terlihat luka, ditemukan nyeri, dan deformitas?
11. • Memutuskan apakah pasien masuk dalam kriteria load and go
12. • Mempersiapkan transportasi pasien
13. • Melakukan secondary survey di ambulans
TOTAL
13, BLS

No. ASPEK YANG DINILAI


1. Menilai keamanan diri dan situasi sekitarnya 

2. Memeriksa kesadaran pasien dengan memanggil nama atau menepuk bahu 

3. Bila tidak sadar, segera memanggil bantuan (berteriak, menelpon gawat darurat atau
aktifkan METS/Medical Emergency Team System) 

4. Nilai airway : untuk menentukan adanya obstruksi jalan napas ? 

a. Look : Jejas, darah, cairan atau benda asing lainnya diwajah atau mulut


Bila ada cairan atau benda asing segera dikeluarkan dengan apusan jari, sedotan atau suction
b. Listen : Snoring, gargling, crowing, hoarness 

Bila ada salah satu diatas lakukan head tilt, chin lift, jawthrust atau heimlich manuever


c. Feel : merasakan adanya aliran udara dari hidung atau mulut dengan tangan diatas wajah 

5. Nilai breathing : untuk menentukan adanya apnoe atau distress nafas 

a. Look : lihat gerakan dada, keseimbangan kiri dan kanan
Bila apnoe segera beri ventilasi buatan 2x dengan mouth to mouth atau mouth to mask
b. Listen : dengarkan suara nafas, perbedaan kanan dan kiri
Bila ada tanda-tanda pneumothorax segera lakukan needle thoracosintesis

c. Feel : rasakan dengan kedua telapak tangan pergerakkan dinding dada perkusi dinding
dada bila diperlukan
6. Nilai sirkulasi : untuk menentukan cardiac arrest atau shock hipovolemik 

a. Raba nadi a. carotis atau nadi a. bracialis/a. femoralis pada bayi/anak


Bila tidak teraba nadi segera pijat jantung 100x permenit. Setiap 30 pijatan 2x ventilasi 

b. Nilai akral : dingin, pucat atau basah / berkeringat, capillary refill time


Bila ada tanda-tanda shock segera posisi shock 

7. Evaluasi ulang kembali airway, breathing dan sirkulasi 

8. Bila pasien menunjukkan tanda-tanda ROSC (Return of Spontaneus Circulation), lanjutkan
dengan pemberian obat- obatan, cairan dan modifikasi lainnya 

9. Bila pasien tetap tidak sadar/cardic arrest maka basic life support diteruskan sampai bantuan
datang 

10. Menghentikan resusitasi/basic life support bila tidak bermanfaat lagi
TOTAL

Anda mungkin juga menyukai