Anda di halaman 1dari 20

Pemeriksaan Neurologis

Gejala dan tanda neurologis


Kejang
Jenis (klonik/tonik), bagian tubuh yang terkena (fokal/umum), lama
berlangsung, frekuensi, interval antar serangan, keadaan saat dan setelah
kejang, disertai demam atau tidak, riwayat kejang
Kejang grand mal tonik-klonik dusertai hilang kesadaran
Kejang petit mal hilang kesadaran 5-15 detik
Kejang psikomotor
Kejang autonomik

Tremor
Gerakan halus yang konstan
Timbul waktu istirahat: lesi di sistem ekstrapiramidal
Timbul waktu pergerakan: lesi di serebelum
Pada bayi dapat timbul saat hipoglikemia atau hipokalsemia
Hipertiroidisme, hipotermia, hipertermia, degenerasi MS
Twitching
Gerakan spasmodic yang berlangsung singkat
Korea
Gerakan involunter kasar, tanpa tujuan, cepat, tersentak-sentak, tidak teratur,
tidak terkoordinasi
Menghilang saat istirahat, bertambah saat melakukan gerakan volunteer
Sering muncul bersama atetosis
Paresis dan paralisis
Sifat (flaksid/spastik)
Flaksid: otot tidak dapat mempertahankan tonus pada posisi normal
Spastik: tonus otot meningkat, kontraksi berlangsung lama, refleks meningkat disertai
refleks patologis
Lesi LMN: flaksiditas
Lesi UMN: flaksiditas lebih dulu sebelum spastisitas
Hemiparesis atau hemiparalisis (hemiplegia), diplegia, paraplegia,
tetraparesis atau tetraparalisis (tetraplegia)

Refleks fisiologis
Refleks superfisial
Refleks dinding abdomen
(-) pada: bayi < 1 tahun, poliomielitis, lesi sentral atau pyramidal


Refleks kremaster
(-) pada: poliomielitis, bayi < 6 bulan atau anak > 12 tahun
Refleks tendon dalam
biseps, triseps, patela, Achilles
Pada bayi dan anak kecil ketukan
cukup menggunakan jari tangan
Hiperefleksi pada: lesi UMN,
hipertiroidisme, hipokalsemia, tumor
batang otak
Hiporefleksi pada: lesi LMN, sindrom
Down, malnutrisi, beberapa kelainan
metabolik

Refleks patologis
Babinski
(+) normal pada bayi sampai 18 bulan
(+) pada usia 2-2,5 tahun: lesi UMN
Oppenheim
Hoffman
(+) pada: lesi UMN, tetani
Klonus pergelangan kaki
Klonus patela

Tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk
(+): saat leher ditekuk secara pasif terdapat
tahanan sehingga dagu tidak dapat menempel
dada
Brudzinski I
Leher difleksikan ke dada secara pasif dengan
tangan lain diletakkan di dada pasien
(+) : tungkai bawah fleksi pada sendi panggul &
sendi lutut
Brudzinski II
Sendi panggul difleksikan secara pasif
(+): diikuti fleksi tungkai lainnya pada sendi
panggul dan sendi lutut
Kernig
Fleksi sendi panggul sampai tegak lurus kemudian
sendi lutut perlahan diekstensikan
(+): ekstensi sendi lutut menyebabkan rasa sakit
atau tahanan sebelum membentuk sudut 135

Tanda tetani (Tanda Chvovsteck)
Ketukan didepan telinga dengan jari atau palu
reflex
(+): kontraksi sebagian atau seluruh otot yang
dipersarafi N.fasialis ipsilateral
Positif ringan: getaran ringan sudut mulut atau
bibir atas
Positif sedang: gerakan cuping hidung dan
seluruh mulut
Positif kuat: kontraksi seluruh otot dahi, kelopak
mata dan pipi

Uji kekuatan dan tonus otot
Hanya dapat dilakukan pada anak
yang sudah dapat mengerjakan
instruksi dan kooperatif
Bayi dan anak tidak kooperatif dinilai
kesan keseluruhan saja
Penilaian menggunakan kode huruf:
N: Normal
G: Good
F: Fair
P: Poor
T: Trace
O: Zero
Penilaian dengan angka:
5: normal
4: dapat menggerakkan sendi dengan
aktif untuk menahan berat dan melawan
tekanan simultan
3: dapat menggerakkan anggota gerak
untuk menahan berat, tetapi tidak dapat
menggerakkan anggota badan untuk
melawan tekanan pemeriksa
2: dapat menggerakkan anggota gerak
tetapi tidak kuat menahan berat dan
tidak dapat melawan tekanan pemeriksa
1: Terlihat atau teraba getaran kontraksi
otot, tetapi tidak ada gerakan angota
gerak sama sekali
0: paralisis, tidak ada kontraksi otot
Uji sensibilitas
Ditunjukkan lebih dahulu cara yang akan dikerjakan
Uji sentuhan
Uji rasa nyeri
Uji perasaan vibrasi
Uji posisi
Uji koordinasi
finger to nose
heel to knee
Romberg

Pemeriksaan saraf otak
N.I (N.olfaktorius)
Pada anak diatas 5-6 tahun
Bahan uji dengan bau tidak merangsang, dilakukan pada setiap lubang hidung
dengan mata tertutup
N.II (N.Optikus)
Ketajaman penglihatan, perimetri, funduskopi
Kornea, lensa: ulserasi, opasitas, katarak
Retina
Makula
Papila N. optikus: ukuran, warna, batas (normal: oval-elips, merah muda,
daerah temporal lebih pucat daripada daerah nasal, batas tegas tetapi daerah
temporal lebih tegas dan kadang di daerah nasal sedikit kabur)
N. III, IV, VI (Nn. Okulomotorius, Troklearis, Abdusen)
Gerak bola mata, akomodasi, diplopia
Paralisis N.III: deviasi ke arah lateral bawah, ptosis, strabismus, diplopia,
dilatasi pupil, hilang reflex cahaya & akomodasi
Paralisis N.IV: strabismus konvergens, diplopia
Paralisis N.VI: strabismus konvergens, diplopia
N. V (N. Trigeminus)
Uji perasaan (sensasi), refleks kornea dan rahang (jaw jerk)

N. VII (N. Fasialis)
Tersenyum, meringis, bersiul, membuka dan menutup mata
Uji pengecap
N. VIII (N. Akustikus)
Uji ketajaman pendengaran (detik arloji, bisikan telinga)
N. IX (N. Glosofaringeus)
Untuk menilai kelainan: hilang reflex muntah, disfagia ringan, hilang sensasi
pengecap, deviasi uvula ke sisi sehat, hilang sensasi pada faring, tonsil, tenggorok
bagian atas, lidah bagian belakang, hipersalivasi
N. X (N. Vagus)
Gangguan motorik: afonia, disfonia, disfagia, spasme esophagus, paralisis palatum
mole
Gangguan sensorik: nyeri, paresthesia pada faring dan laring, batuk, sesak napas
Gangguan vegetatif: bradikardi, takikardi, dilatasi lambung
N. XI (N. Aksesorius)
Tidak dapat mengangkat bahu sisi yang sakit, tidak bisa menengok ke sisi yang sehat
N. XII (N. Hipoglosus)

Pemeriksaan neurologis pada neonatus
Inspeksi
Malformasi, trauma fisis, kejang
Pemeriksaan kepala
Ubun-ubun besar dan sutura diraba secara lembut (diameter ubun-ubun besar
normal: 2,1 cm 1,5 cm, sutura tidak dapat dimasuki jari)
Pemeriksaan saraf otak
Tidak perlu urut dari N.I
Saat menangis: periksa N.VII (perhatikan mata, sudut mulut), periksa N.XII dan IX
(perhatikan ukuran lidah dan gerakannya, dan langit-langit diperiksa gerakan arkus
farings dan uvula)
Periksa N.V, VII, XII (Refleks rooting, refleks isap)
N.IX, X (refleks menelan)
N.III, IV, VI (gerakan bola mata)
N.VIII bagian vestibular (Dolls eye maneuver)
N.I dan II sukar dinilai secara objektif, dan N.XI sukar dilakukan pada neonatus
Pemeriksaan motor
Tonus fasik
Menguji tahanan anggota gerak untuk bergerak dan aktivitas refleks tendon
Neonatus predominan posisi fleksi
Jika diluruskan tahanan minimal, mudah diluruskan, kemudia fleksi kembali
meski kadang tetap ekstensi
Refleks patella: kepala pasien diletakkan dengan muka digaris tengah, lutut
semifleksi, tendon diketuk dengan telunjuk atau jari tengah
Refleks biseps dan Achilles kurang berarti
Klonus pergelangan kaki: panggul dan lutut fleksi, lalu dorsofleksi pada kaki
tiba-tiba sambil tungkai diluruskan perlahan

Tonus postural
Reaksi tarikan: letakkan telunjuk pada tangan pasien, maka telunjuk akan
digenggam oleh pasien (grasp reflex)
Suspensi vertikal: letakkan kedua tangan pemeriksa di ketiak pasien yanpa
meraba toraks, kemudian bayi diangkat ke atas tegak lurus. Kepala pasien
tetap tegak sebentar, fleksi pada lutut, panggul, pergelangan kaki
Suspensi horizontal: memegang toraks pasien kemudian mengangkat
horizontal
Pemeriksaan reflex neonatal primer
Refleks Moro
Bayi telentang, kepala dibiarkan jatuh dengan cepat
beberapa cm ke tangan pemeriksa. Bayi kaget, lengan
posisi abduksi ekstensi, tangan terbuka, disusul
adduksi dan fleksi
Refleks tonic neck
Bayi telentang, jika kepala ditengokkan ke kanan, maka
akan ekstensi anggota gerak kanan & fleksi anggota
gerak kiri
Refleks withdrawal
Telapak kaki dirangsang dengan jarum, maka tungkai
yang dirangsang akan fleksi, dan ekstensi di tungkai
kontralateral
Refleks plantar grasp
Refleks palmar grasp

Pemeriksaan oftalmoskopi
Indirek: dengan obat midriatikum, Direk: tanpa obat
Perdarahan: perdarahan retina
Korioretinitis: infeksi intrauterin
Pemeriksaan sensibilitas
Pengukuran lingkar kepala
Melingkar dari protuberensia oksipitalis dan glabella
Menggunakan pita ukur dari metal yang fleksibel
Pemeriksaan transiluminasi kepala
Menggunakan lampu transiluminator dalam ruang gelap
Letakkan ujung transiluminator di ubun-ubun besar lalu perhatikan daerah
yang translusen
Perhatikan simetris atau tidak kiri-kanan, ukur daerahnya
(+): daerah translusen > 3 cm (pada bayi < 6 bulan), atau > 2 cm (pada bayi 6
bulan), atau daerah translusen asimetris

Anda mungkin juga menyukai