Anda di halaman 1dari 28

Seorang laki-laki yang tiba-tiba

kesadarannya menurun

Kelompok 3

Kezia Marsilina 030.10.151


Komang Ida W.R 030.10.152
Kumala Sari

030.10.155
Lana Novira Ys. 030.10.156
Laras Asia Cheria 030.10.157
Larasayu Citra M. 030.10.158
Latifah Agustina L. 030.10.159
Liana Anggara R. 030.10.160
Lidya Christy 030.10.161
Lukas Pria Salman 030.10.162
Luzelia Marta S. 030.10.163
M. Agung Pratama 030.10.164
M. Hafizh Muttaqin 030.10.165

LAPORAN KASUS
Tn. Halim, 55 tahun diantar keluarganya ke IGD RS tempat saudara sebagai dokter instalasi
Gawat Darurat karena tadi pagi ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di tempat
tidurnya. Tn. Halim tidak menikah dan tinggal serumah dengan ibunya.Ayahnya meninggal 3
tahun yang lalu karena stroke.Menurut keterangan ibunya, Tn. Halim selama ini jarang berobat
ke dokter.Walaupun akhir-akhir ini sering terdengar batuk-batuk.
Tetapi sejak 2-3 minggu terakhir Tn. Halim mengeluh tangannya gatal hingga sering digarukgaruk.Akibatnya tangannya menjadi lecet - lecet. Dua hari sebelum ditemukan pingsan, Tn.
Halim pergi ke sebuah klinik 24 jam dan diberi obat glibenklamid, amoxicyclin, amiodipine, dan
salep kulit. Tn. Halim menceritakan kepada ibunya bahwa dokter di klinik itu mengatakan
bahwa ia menderita tekanan darah tinggi dan mungkin menderita kencing manis.
Ia dianjurkan jangan banyak makan, terutama garam dan nasi. Ia pun diberi surat pengantar
untuk melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium tetapi hingga hari ini belum
dilakukannya.
Pada pemeriksaan awal didapatkan:
Tn. Halim dalam keadaan soporo koma (GCS 7), kulitnya lembab dan dingin.
Suhu : 36,3C
P : 18x/menit
N : 100x/menit
TD : 150/80 mmHg
TB : 168 cm
BB : 74 kg

LAPORAN KASUS (2)


Dari anamnesis lanjutan diketahui bahwa Tn. Halim malam sebelumnya meminum
4 tablet Glibenklamid, 4 tablet Amoxicicilin, 2 tablet Amlodipine.
Saat ditemukan Tn. Halim dalam keadaan mengorok dan tidak dapat dibangunkan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Jantung : tidak ada kelainan.
Paru : terdengar ronki basah halus di paru kanan atas
Abdomen : Hepar dan Lien tidak teraba
Pemeriksaan Lab didapatkan:
Hb : 16 g%
HbA1c : 8,5 %
Leukosit: 9.300/mm3
Trombosit : 212.000/mm3
SGOT : 42 u/L
SGPT : 65 u/L
Ureum : 40 mg/dl
Kreatinin : 1,2 mg/dl
GDS : 29 mg/dl
Na: 126 mEq/l
K : 3,1 mEq/l
LED : 80 mm/jam

PEMBAHASAN
Status Pasien
Identitas Pasien
Nama : Tn. Halim
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status marital : tidak menikah
Pekerjaan: Anamnesis
Keluhan utama : tiba-tiba kesadaran men
Keluhan tambahan : Saat ditemukan dalam keadaan mengorok dan tidak dapat dibangunkan
Akhir akhir ini sering terdengar batuk batuk
Tangan gatal dan digaruk hingga lecet lecet.
Riwayat penyakit dahulu

: Diabetes Melitus
Riwayat keluarga : ayahnya meninggal 3 tahun lalu karena stroke
Riwayat pengobatan : Dua hari sebelum ditemukan pingsan diberikan obat Gliblenklamid,
amoxicicilin,
amlodipine dan salep kulit.
Tn. Halim meminum 4 tablet Glibenklamid, 4 tablet Amoxicicilin, 2 tablet Amlodipine.
Riwayat kebiasaan : -

Pada pemeriksaan awal didapatkan :


Tn. Halim dalam keadaan soporo koma (GCS 7), kulitnya lembab dan

dingin.
Suhu

: 36,3C (sedikit menurun, N: 36,5 37,2C)

: 18x/menit (Normal, N: 16-20x/menit)

: 100x/menit (Normal, N: 60 100x/menit)

TD : 150/80 mmHg (Hipertensi Stage 1, N: dibawah 120/80mmHg)


TB : 168 cm, BB

: 74 kg (BMI = 26,2 Obesitas derajat 1)

Masalah

Dasar Masalah

Interpretasi Masalah

Hipotesis

55 tahun

Anamnesis

Proses penuaan mulai


tampak dan
meningkatnya
kerentanan terhadap
penyakit

Penurunan kesadaran

Anamnesis dan
pemeriksaan awal

-Komplikasi DM yang
tidak terkontrol

-koma hipoglikemik
-koma ketoasidossis
-koma HONK

Batuk-batuk,mengorok,
ronki basah halus pada
paru kanan atas

Anamnesis dan
pemeriksaan fisik

Usia pasien rentan


terkena penyakit

Infeksi traktus
respiratorius

Tangan gatal digaruk


akibatnya lecet

anamnesis

Infeksi Kulit
DM

Tekanan darah tinggi

Pemeriksaan fisik
TD : 150/80

Hipertensi stage 1

Obesitas

Pemeriksaan fisik :
TB : 168
BB: 74
BMI : 26.2

Faktor resiko :
-Hipertensi
--DM tipe 2
--Dislipidemia
--Penyakit jantung
koroner

Obesitas stage 1

Na = 128 mEq/L
K= 3,1 mEq/L

Pemeriksaan Lab:
Kadar NA dan K
menurun dalam darah

Kemungkinan akibat
intake yang tidak
adekuat

Gangguan
keseimbangan
elektrolit

SGOT= 42 u/L
SGPT=65 u/L

Pemeriksaan lab:
Kadar SGOT dan SGPT
meningkat

-kemungkinan
dikarenakan obesitas
yang menyebabkan
fatty liver
-stress metabolik

Gangguan fungsi hati

HbA1C >8%

Pemeriksaan Lab

GDS rendah

Pemeriksaan lab:

DM dengan kontrol
buruk
Akibat konsumsi obat

Koma hipoglikemik

Hipotesis
Hipotesis

Koma Hipoglikemik

Dasar Hipotesis

Penurunan kesadaran
Pemberian obat antidiabetik

Koma ketoasidosis

GDS rendah
Penurunan kesadaran
Riwayat DM
Obesitas

Koma Honk

Penurunan kesadaran
Riwayat DM
Pernafasan normal
Obesitas

Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
Jenis

Hasil

Nilai Normal

Keterangan

Pemeriksaan
Tekanan Darah

Pemeriksaan
150/80

120/80

Hipertensi I

Frekuensi

18x/mnt

15-20

Normal

Napas
Nadi

100x/m

60-100x/m

Normal

Suhu Tubuh

36,3 C

36.5-37.20C

Hipoterm

Pemeriksaan Fisik (2)


Inspeksi
Kesadaran menurun
Palpasi
Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening leher tidak
membesar tidak ada kelainan
Kaku kuduk (-) menandakan tidak ada infeksi selaput otak
(meningitis)
Hepar dan lien tidak teraba Normal, tidak ada
pembesaran
Auskultasi
Jantung : tidak ada kelainan
Paru : terdengar ronki basah halus diparu kanan atas
kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Interpretasi

Hb

16 g%

12-16 g%

Normal

HbA1C

8,1%

4-6%

Meningkat

Lekosit

9.300/mm3

5000-

Normal

SGOT

42 u/L

11.000/mm3
5-40 u/L

Meningkat

SGPT

65 u/L

5- 41 u/L

Meningkat

Ureum

40 mg/dL

10-50mg/dL

Normal

Kreatinin

1,2mg/dL

0,6-1,3mg/dL

Normal

GDS

29 mg/dl

<200 mg/dl

Menurun

NA

128 mEq/L

135-145 mEq/L Menurun

3,1 mEq/L

3,5 5 mEq/L

Menurun

LED

80mm/jam

0-10 mm/jam

meningkat

P
pengobatan
glibenklamid
(dosis >)
Berikatan
dengan
reseptor
sulfonylurea di
sel beta

PATOFISIOLOGI
HIPOGLIKEMIA
Gangguan
keseimbangan
elektrolit
(Na & K
menurun)

Diet ketat
(gula,garam,n
asi)

Menghambat
reflux K+ &
merangsang
influx Ca2+
pelepasan
insulin

Glukosa
glikogen
(meningkat)

Kadar glukosa
darah

Asupan
glukosa

HIPOGLIKEMIA

STRES METABOLIK

ASETILKOLIN
MENINGKAT

SUPLAI GLUKOSA
KE OTAK >>
INFLAMASI
DIHEPAR

PERANGSANGAN
SARAF SIMPATIS
KE KELENJAR
KERINGAT

SGPT &SGOT
MENINGKAT

BEREKERINGAT
DAN SUHU TUBUH
MENURUN

PENURUNAN
KESADARAN

Patofisiologi hipertensi
Obesitas dan pola makan berlebih

Diagnosis
KOMA HIPOGLIKEMIA DAN HIPERTENSI
STAGE 1 DENGAN OBESITAS DERAJAT 1

KOMPLIKASI
BRAIN DAMAGE

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
BTA mungkin TB
FOTO TORAKS jantung (karena hipertensi) dan paru

( penyebab infeksi saluran pernafasan pasien)

hi SADAR
-Berikan larutan
gula murni 20-30g
-Minum gula-gula
(bukan pemanis
pengganti gula
atau gula diet/gula
diabetes)
-Obat DM stop
sementara
-Pantau glukosa
darah 1-2jam
-Pertahankan GD
-200mg/dl (apabila
sebelumnya tak
sadar)
-Cari penyebabnya

PENATALAKSAAN AWAL
UNTUK HIPOGLIKEMIA

TIDAK
SADAR

Suntik 50cc Dx 40% bolus (atau glucagon


0,5 1 mg iv/im,bila penyebabnya insulin)
Infuse Dx 10%6jam/kolf pantau GD tiap
setengah jam
GD masih <100mg/dl ulangi suntik 50ml Dx
40%pantau GD setiap setengah jam
Ulangi suntik 50ml Dx 40% pantau GD
setiap setengah jam
-Suntik Hidrokrtison 100mg per 4 jam
selama 12 jamatau dexsametason 10mg iv
bolus dilanjutkan 2mg tiap 6jam dan
manitol iv 1 setengah jam-2 g/kgBB setiap
6-8jam
-Cari sebab kesadaran menurun

PENATALAKSANAAN
RAWAT INAP DAN PEMANTAUAN KETAT

1.Hipoglikemia pada pasien sudah terkoreksi dan pasien


sadar dan stabil dilakukan pemeriksaan kembali tekanan
darah, apabila tekanan darah masih tinggi dilakukan
tatalaksana terhadap hipertensi, yaitu dengan pemberian
obat antihipertensi golongan Angiotensin II Reseptor
Bloker (ARB).
2.Pemeriksaan airway pada pasien (karena ada keluhan
mengorok) dan ditatalaksana sesuai dengan apa yang
ditemukan pada pemeriksaan airway tersebut.
3.Monitor kadar elektrolit darah, apabila perlu dikoreksi
dilakukan koreksi kadar elektrolit

NON MEDIKA MENTOSA


Edukasi:

-Dijelaskan prinsip pembagian porsi makanan


sehari-hari.
-Pemakaian OHO sesuai dengan apa yang
dijelaskan dokter jangan menambah atau
mengurangi dosis obat sendiri.
-Edukasi kepada keluarga pasien untuk mengontrol
pasien dalam ketaatan mengkonsumsi obat yang
diresepkan agar tidak dikonsumsi dengan dosis
berlebih.
-Dijelaskan juga gejala gejala awal hipoglikemi
pada pasien agar apabila timbul gejala tersebut
dapat diatasi oleh pasien dengan minum/makan
yang manis (gula bukan pemanis atau gula diet)
sehingga koma hipoglikemik dapat dicegah untuk
tidak terulang lagi.

Prognosis
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Koma hipoglikemia
DEFINISI
kadar glukosa darah dibawah normal dimana kadar glukosa
plasma> kadar glukosa darah keseluruhan karena eritrosit
mengandung kadar glukosa yang relatif lebih rendah.
ETIOLOGI
1.Hipoglikemia pada DM stadium dini.
2.Hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM
a.Penggunaan insulin
b.penggunaan sulfonilurea
3.Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
a.Hiperinsulinisme alimenter pasca gastrektomi
b.Insulinoma
c.Penyakit hati berat
d.Tumor ekstrapankreatik: fibrosarkoma, karsinoma ginjal
e.Hipopituitarisme

FAKTOR PREDISPOSISI
1.Kadar insulin berlebihan
a.Dosis yang berlebihan
b.Peningkatan bioavailabilitas insulin: absorpsi cepat oleh
karena latihan jasmani, penyuntikan insulin di perut,
perubahan ke human insulin, penurunan
clearance insulin
2.Peningkatan sensitivitas insulin
a.Penyakit Addison, hipopituarisme
b.Penurunan berat badan
c.Latihan jasmani, post partum
3.Asupan karbohidrat berkurang
a.Makan tertunda, porsi makan kurang
b.Anorexia nervosa
c.Muntah, gastroparesis
4.Lain-lain
Alkohol, obat-obatan yang meningkatkan kerja sulfonilurea

Tata laksana hipoglikemia


Glukosa oral

Setelah dignosa hipoglikemi ditegakkan


dengan pemeriksaan glukosa darah kapiler,
berikan 10-20 gram glukosa oral. Dapat
berupa roti, pisang atau karbohidrat
kompleks lainnya. Pada penderita yang
sulit menelan dapat diberikan madu atau
gel glukosa pada mukosa mulut.
Glukosa intravena

Pada pasien koma hipoglikemi diberikan


injeksi glukosa 40% intravena 25 mL yang

Mekanisme tubuh terhadap


penurunan kadar glukosa plasma
Glukosa plasma
mmol/L

mg/dL
90

Inhibisi sekresi insulin

Sekresi glukagon,efinefrin, hormon pertumbuhan

3,2

Sekresi kortisol

2,8

Disfungsi kognitif

Letargi

Koma
Kejang

Kerusakan otak permanen

Kematian

4,6
75

3,8
60

45
2,2
1,7
1,1

30
15

0,6
0

Penyebab metabolik atau toksik


pada kasus penurunan kesadaran
No

Penyebab metabolik atau Keterangan


sistemik

Elektrolit imbalance

Hipo atau hipernatremia,


hieprkalsemia, gagal
ginjal dan gagal hati

Endokrin

Hipoglikemia, ketoasidosi
diabetic

Vaskular

Ensephalopati hipertensif

Toksik

Overdosis obat, gas CO

Nutrisi

Defisiensi vitamin B12

Gangguan metabolik

Asidosis laktat

Gagal organ

Uremia, hipoksemia,
ensephalopati hepatic

GLIBENKLAMID SEBAGAI
HIPOGLIKEMI ORAL
merupakan derivat SUR yang bekerja dengan merangsang sekresi
insulin
Farmakokinetik
-Absorpsi melalui usus (baik per oral)
-Terikat oleh albumin dalam plasma
-Metabolisme di hati
-25% di ekskresi melaluui urin, sisanya melalui empedu dan tinja
Dosis
-Dosis awal glibenklamid 2,5-5 mg/hari, dosis maksimal 20 mg/hari
Efek samping
-hipoglikemia

KESIMPULAN
Kelompok kami menarik kesimpulan bahwa pasien berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Tn.
Halim mengalami koma hipoglikemi dan hipertensi stage
1 dengan obesitas derajat 1 akibat konsumsi obat
glibenklamid yang tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan
dan intake yang kurang. Dimana obat ini bekerja merangsang
sekresi insulin dari sel sel beta langerhans, menurunkan
keluaran glukosa dari hati, meningkatkan sensitifitas sel-sel
sasaran perifer terhadap insulin. Jika penanganan cepat maka
tidak akan terjadi komplikasi yang tidak diinginkan
.

Daftar Pustaka
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2006.
Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas berwarna Patofisiologi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.
Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser. Principles of Internal
Medicine Harrisons.17th edition. The Metabolic Syndrome. Mc
Graw Hill ; 2008. 1509-1513.
National Institute of Health. Seventh Report of the Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC 7). Available at:
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/phycard.pdf.
Accessed on: March 26, 2013.
Sutedjo AY. Pemeriksaan Hematologi. Mengenal Penyakit
Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara
Books;2007.p.17-67
Purnamasari D. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In:
Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S,

Anda mungkin juga menyukai