PEMBELAJARAN AGENDA I
ANALISIS ISU KONTEMPORER
DISUSUN OLEH :
NDH: 03. Rini Apriyani, A.M.Kep
NDH: 11. Aprilia Siri Arpinaliah, A.Md.A.K
NDH: 19. Bintang Baskoro, A.M.Kep
NDH: 31. RM Mayora Ruwi Perwira Putra, A.Md. Tra
ANGKATAN IV
KELOMPOK 3. REGU 1
Komisioner KPAI Retno Listyarti, Sabtu (23/7), menjelaskan temuan itu adalah
kasus-kasus yang sudah menjadi penyelidikan atau penyidikan polisi. Dia
menambahkan temuan KPAI ini untuk menjadi bahan pertimbangan bagi
Kemendikbudristek dan Kementerian Agama dalam merumuskan bentuk-bentuk
pencegahan terjadinya kekerasan di lembaga pendidikan, termasuk kekerasan seksual,
pengawasan, dan perlindungan terhadap peserta didik.
Menurut Retno, guru menjadi pelaku kekerasan seksual paling banyak karena
mereka memiliki kesempatan dan soal relasi kuasa antara pendidik dengan anak didik.
Dia menegaskan kalau ada sistem pencegahan, pengawasan dan pengaduan yang baik,
guru tidak akan memanfaatkan relasi kuasa itu untuk melakukan kekerasan seksual
kepada anak didiknya.
2. Sarana dan prasarana berbasis digital belum merata di setiap ruang rawat jalan
di Puskesmas
AKIBAT:
Pelecehan
Seksual pada
Anak
E. Kesimpulan
Tentunya sebagai ASN perlu bersikap kritis untuk mengatasi berbagai macam
permasalah/isu dan cakap menganalisis masalah, sehingga memperoleh masalah mana
yang harus diatasi terlebih dahulu, selain itu solusi/strategi permasalahannya pun tepat
sasaran.
2. Metode Fishbone
3. System Thinking/Brainstorming
PEMBELAJARAN AGENDA I
Disusun oleh :
ANGKATAN IV
KELOMPOK 3 REGU 2
Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 adalah untuk mewujudkan birokrasi kelas
dunia, merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri
Sipil ( PNS ) dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi
Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan. Permasalahan lainnya adalah
kepedulian PNS dalam meningkatkan kualitas birokrasi yang masih rendah menjadikan daya
saing Indonesia dibandingkan negara lain baik di tingkat regional maupun internasional
masih tertinggal.
PNS berkarya pada semua instansi yang melayani masyarakat seperti puskesmas,
rumah sakit, kantor pelayanan pajak, kantor kelurahan, kantor kecamatan, sekolah dasar
hingga menengah dan lain sebagainya. Sehingga di harapkan dengan banyaknya PNS di
setiap lini pelayanan masyarakat, PNS mampu untuk mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan harapan masyarakat yang tinggi dan kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya
sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c)
komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.
Salah satu kemampuan PNS adalah dapat merespon setiap hal – hal yang menjadi
trending topic yang terus di perbinvangkan akhir – akhir ini. Diantara berita atau kejadian
yang menjadi trending topic adalah masih adanya berita terkait kasus korupsi, fokusnya
semua instansi pemerintah pada pencegahan stunting pada anak balita, serta sejak 2020
Indonesia mengalami pandemic Covid-19 yang membuat masyarakat harus menjaga protocol
kesehatan seperti penggunaan masker serta penanggulangan Covid-19 berupa pelaksanaan
vaksinasi bagi masyarakat serta penanggulangan penyakit tidak menular.
Sebagai PNS harus mampu melakukan analisa atau pemecahan masalah yang menjadi
trending topic tersebut sesuai dengan latar belakang PNS bekerja namun tetap melakukan
koordinasi dengan lintas sektor terkait agar permasalahan yang timbul dapat segera diatasi.
Oleh karena itu masalah - masalah yang menjadi trending topic tersebut harus dapat
dipecahkan secara rinci agar tindak lanjut atau solusinya dapat melingkupi semua instansi
yang terlibat serta untuk menghindari tumpang tindih tugas.
Agar sebuah masalah dapat diatasi sesuai dengan dampak yang timbul serta
kemampuan PNS atau instansi PNS bekerja maka perlu di susun sebuah metode analisa
masalah dan pemecahan masalah sehingga masalah yang menjadi trending topic tidak
berlarut larut.
BAB II
A. MENENTUKAN MASALAH
1. Masih adanya kasus Stunting pada anak
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama terutama
pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dari ibu mengalami kehamilan (270
hari) sampai anak usia 2 tahun (730 hari) sehingga tinggi badan anak dibanding usia
nya berdasarkan standar tidak sesuai grafik atau melihat teman sebaya nya terlihat lebih
pendek.
Dampak jangka pendek dari stunting ini adalah gagal tumbuh, penurunan
kemampuan kognitif dan motorik anak balita, serta kurang optimalnya pertumbuhan dan
adanya gangguan metabolisme sehingga jangka panjangnya adalah penurunan kapasitas
intelektual adanya gangguan sel otak untuk secara permanen sehingga ketika sekolah
tidak optimal untuk menyerap pelajara di sekolah yang mengakibatkan penurunan
produktivitas di masa dewasa nanti.
Apa yang sedang terjadi dan dialami oleh dunia saat ini yaitu covid-19
merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus dalam penularannya, virus
tersebut menjadi ancaman global, melihat pandemi tidak melihat batas-batas negara
yang dikarenakan dari pergerakan manusia. Resiko bersama yang dialami tidak
mungkin bisa di tangani sendiri, perlu adanya kerjasama internasional dalam upaya
mengatasinya. Selain itu juga kerjasama ditingkat lokal dalam suatu pemerintahan
sangat diperlukan dan dibutuhkan. Isu kesehatan global tidak bisa dipisahkan oleh
kepentingan negara dan juga politik suatu negara. Berbicara negeri kita yang tercinta
ini, perihal kesehatan merupakan bagian dari salah satu pilar politik luar negeri
Indonesia. Oleh sebab itu sudah seharusnya negara bergerak secara cepat dan
transparan dalam memutus mata rantai penularan coronavirus dalam penyakit covid-
19 yang menjadi sebuah bencana kesehatan.
Dalam menyikapi covid-19 yang penularannya melalui coronavirus, kita akan
melihat dari konsep Human Security atau keamanan manusia. Keamanan manusia
kedepannya harus lebih diperhatikan dan juga menjadi prioritas bagi negara bangsa.
Berbicara konsep keamanan manusia bisa kita merujuk atau mengacu pada konsep
keamanan manusia menurut United Nations Development Programme (UNDP) atau
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Menurut UNDP ada 7
(tujuh) komponen penting, dan harus diperhatikan dan dipenuhi oleh negara, yaitu:
• Bebas dari kemiskinan dan jaminan pemenuhan kebutuhan hidup.
• Akses terhadap kebutuhan pangan.
• Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, dan adanya proteksi penyakit.
• Proteksi dari polusi udara dan pencemaran lingkungan.
• Kelestarian identitas kultural dan tradisi budaya, dan
• Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga kebebasan dari
tekanan politik.
3. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit penyakit yang tidak bisa
ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam
jangka waktu yang panjang (kronis). Pada perjalanan awal, PTM sering tidak
bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap PTM. Hal
tersebut membuat kesadaran untuk memeriksakan diri / deteksi dini kurang. Sehingga
banyak yang periksa ketika terjadi komplikasi dari PTM, bahkan berakibat kematian
lebih dini.
Semakin hari kejadian PTM semakin meningkat. Seperti ditunjukkan dengan
data Riskesdas tahun 2013 dan Riskesdas tahun 2018. Pada Riskesdas tahun 2013,
kejadian Diabetes Mellitus (DM) 6,9% , Hipertensi (HT) 25,8% dan perokok adalah
7,2%. Tetapi pada Riskesdas tahun 2018 telah terjadi peningkatan yaitu kejadian DM
8,5% ,HT 34,1% dan perokok adalah 9,1%. Hal tersebut sesuai dengan penyebab
kematian yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Danurejan II yaitu penyakit
jantung, stroke, HT, kanker dan DM.
Penyebab kematian tersebut seusai dengan hasil pendataan PIS PK (Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) yang menyatakan bahwa indikator
hipertensi berobat secara teratur menjadi cakupan terendah diantara indikator keluarga
sehat lainnya.
B. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH
Teknik analisa prioritas masalah adalah untuk menentukan masalah mana yang
sangat penting untuk dipecahkan. Setelah memahami berbagai masalah sebagaiamana
disebutkan diatas, dilakukan analisa prioritas masalah dengan metode penetapan
masalah yang terdiri dari U (Urgency) / Kegawatan, S (Seriousness) / Mendesak, dan
G (Growth)/ Pertumbuhan.
2 Kasus covid-19 di 5 3 3 11 4
dalam maupun
luar negeri
3 Penyakit 5 4 4 13 2
tidak
menular
4 Masih kurangnya 4 4 4 12 3
kepercayaan
masyarakat terhadap
vaksin (imunisasi)
Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu: skor1 = Tidak penting, skor 2 =
Kurang penting, skor 3 = Cukup penting, skor 4 = Penting, skor 5 = Sangat penting
C. TEKNIS IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
STUNTING
KEJADIAN
D. TEKNIS PEMECAHAN MASALAH
Setelah mengetahui analisa mengenai penyebab masalah stunting diatas maka dapat
diketahui solusi pemecahan masalah nya diantara nya adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan kepala desa terkait gaji kader atau bantuan bagi masyarakat
ekonomi rendah apakah ada anggaran yang tersedia atau tidak.
2. Penyuluhan tentang pentingnya asupan makan bagi balita, pentinya ASI eks,
pentingnya PHBS.
3. Perlu dibuatkan jadwal untuk penyuluhan ke desa – desa atau posyandu – posyandu
oleh nakes agar kegiatan kegiatan penyuluhan ini dapat menjangkau semua lapisan
masyarakat
4. Koordinasi antar lintas sector terkait pengadaan sarana air bersih, jamban sehat,
septictank.
5. Berkoordinasi dengan ketua RT/RW kepala dusun untuk dapat menggerakan keluarga
yang memiliki balita agar rutin ke posyandu.
6. Pengajuan alat – alat / media penyuluhan agar penyuluhan lebih menarik untuk diikuti.
E. Dokumentasi Kegiatan