Anda di halaman 1dari 16

AT O N I A U T E R I

KELOMPOK 1
R.AJ FATIMA PUTRI NABILA
721610723
SITTI KAMALIYA
721610724
AT O N I A U T E R I
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus atau
kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
(Prawirohardjo :2008)
AT O N I A U T E R I
PAT O F I S O L O G I
P L A S E N T A T E R L E PA S PEMBULUH DARAH
UTERUS MELEBAR

BILA KONTRAKSI
UTERUS MENURUN

ATONIA
UTERI PEMBULUH DARAH
TIDAK MENUTUP
SEMPURNA
ETIOLOGI
Regangan rahim
berlebihan karena Kelelahan karena
kehamilangemeli, persalinan lama
polihidramnion, atau atau persalinan
a n a k t e r l a l u b e s a r. kasep

Kehamilan grande
multipara
ETIOLOGI
Ibu dengan keadaan
umum yang jelek,
Ada riwayat
anemis, atau pernah atonia uteri
menderita penyakit sebelumnya
menahun.

Mioma uteri yang


mengganggu
kontraksi
rahim.
TA N D A & G E J A L A

• Gejala yang selalu ada meliputi:


Kontraksi lembek, perdarahan postpartum
• Gejala yang kadang timbul meliputi:
Syok TDrendah, nadi cepat dan
kecil,gelisah
DI AGNO SI
Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta
lahir ternvata perdarahan masih aktif dan banyak,

S
bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri
masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi
yang lembek.

Perlu diperhatikan bahwa saat atonia uteri


didiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada
darah sebanyak 500- 1000cc yang sudah keluar dari
pembuluh darah (Prawirohardjo: 2008 )
PENANGANAN
• Berikan 10 unit oksitosin intra Muskular
• Masase uterus untuk mengeluarkan gumpalan darah
• Jika kandung kemih penuh gunakan teknik septic untuk
memasang kateter ke dalam kemih(menggunakan kateter
karet steril/DTT)
• Gunakan sarung tangan DTT/steril, lakukan kompresi
bimanual internal maksimal lima menit atau hingga
perdarahan bisa dikendalikan dan uterus berkontraksi
dengan baik.
• Anjurkan keluarga untuk memulai mempersiapkan
kemungkinan rujukan
PENANGANAN

6. Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus


berkontraksi dengan baik.

• Te r u s k a n k o m p r e s i b i m a n u a l s e l a m a 1 - 2 m e n i t a t a u l e b i h
• Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati
• Pantau kala empat persalinan dengan seksama, termasuk
sering melakukan masase fundus uterus untuk memeriksa
atonia, mengamati perdarahan dari vagina,tekanan darah
dan nadi.
PENANGANAN
7. Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi dalam waktu
lima menit setelah dimulainya kompresi bimanual pada uterus :

Instruksikan salah satu anggota keluarga untuk melakukan


kompresi bimanual eksterna
• Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati
• Jika tidak ada tanda hipertensi dari ibu, berikan metergin 0,2
mg intra muscular
• M u l a i I n t r a Ve n a R i n g e r l a k t a t 5 0 0 c c × 2 0 u n i t o k s i t o s i n
menggunakan jarum berlubang besar (16 atau 18 Gauge) dengan
teknik aseptic
• Berikan 500 cc pertama secepat mungkin dan teruskan dengan
• intra vena ringer laktat + 20 unit Ringer Laktat + 20 unit
oksitosin yang kedua.
PENANGANAN
8. Jika uterus tetap atonia atau perdarahan
terus berlangsung
• Ulangi kompresi bimanual interna
• Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda perahan-lahan dan pantau
kala empat persalinan dengan cermat
• Jika uterus tidak berkontraksi, rujuk segera ke tempat dimana operasi
bisa dilakukan.
• Damping ibu ke tempat rujukan. Teruskan infuse Intra Vena dengan
kecepatan 500 cc per jam hingga ibu mendapatkan total 1,5 liter dan
kemudian turunkan kecepatan hingga 125 cc/jam
PENANGANAN
9. Jika perdarahan berhasil dikendalikan, ibu harus diamati
dengan ketat untuk tanda dan gejala infeksi. Berikan antibiotika
jika terjadi tanda-tanda infeksi (gunakan antibiotika
berspektrum luas), misalnya ampisilin lagi intra Muskular,
diikuti 500 mg per oral setiap 6 jam ditambah metronidazol
400-500 mg per oral setiap 8 jam selama 5 hari.
PROSEDUR KBI
&KBE
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai