Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhaw-
atirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada
10 kota besar diIndonesia menunjukkan data sebagai berikut. Dari total populasi
sejumlah 3,2 juta orang, jumlah penyalah guna sebesar 1,5%, dengan kisaran 2,9
sampai 3,6 juta, terdiri dari 69% kelompok teratur pakai dan 31 persen kelompok
pecandu. Dari kelompok teratur pakai terdiri daripenyalahguna ganja (71%), shabu
(50%), ekstasi (42%), penenang (22%). Singkatnya, untukkasus Indonesia tingkat
angka kematian di kalangan pecandu adalah 1,5 per tahun yaitui 5 ribuorang per
tahun (Kemenkes, 2012).
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
biasanyadimulai dengan pemakaian yang pertama kalinya pada saat usia SD atau
SMP karena tawaran, bujukan, atau tekanan dari seseorang maupun kawan sebaya.
Dari pemakaian sekali, kemudian beberapa kali dan akhimya menjadi ketergantu-
ngan terhadap zat yang digunakan. Dampak yang ditimbulkan tergantung pada
jenis NAPZA yang digunakan dan cara menggunakannya, dapat terjadi berbagai
masalah medis seperti infeksi Human Immunodeficiency Virus/ Auto
Immunodeficiency Syndrome (HIV/ AIDS), hepatitis C atau B, kecemasan,
depresi, dan psikosis (Kemenkes, 2012).
Penasun atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Injection Drug
User's (IDU's) menjadi salah satu faktor risiko utama penularan HIV AIDS pada
beberapa tahunterakhir. Ditingkat nasional faktor penyebab HIV AIDS pada
kelompok ini sudah mencapaiangka 42% sedangkan di Jawa Tengah tercatat 21%.
Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan dan Surabaya bahkan telah
menggeser hubungan seksual sebagai penyebab nornorsatu dengan angka
prevalensi sebesar 56%. Hal ini semakin membuktikan bahwa penularan HIV/

1
2

AIDS melalui penggunaan jarum suntik NAPZA akan menjadi penular utama
danmungkin hal tersebut akan terus menjadi pola penularan utama (Kemenkes,
2012).
Survei perilaku penasun yang dilakukan pada tahun 2000, menunjukkan
bahwa parapenasun menggunakan jarum suntik secara bersama-sama dengan
menggunakan jarum suntikbekas dan tidak steril. Seperti diketahui bahwa salah
satu penularan HIV AIDS dapat terjadikarena penggunaan jarum suntik bekas
yang tidak steril. Jarum suntik bekas dari pengguna NAPZA yang menderita
penyakit HIV AIDS dapat menularkan kepada penasun yang lain.Karena virus
di dalam darah penasun yang terinfeksi, dapat bertahan di dalam jarum suntik
selama 4 minggu (Noviana, 2013).
WHO memberikan upaya pencegahan dengan program Harm
Reduction atau pengurangan dampak buruk. Istilah ini digunakan oleh WHO
untuk kegiatan yang dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi dampak
buruk akibat penggunaan jarum suntik di kalangan penasun. Program ini tidak
hanya untuk mengurangi dampak buruk akibat tertular HIV/AIDS, tetapi juga
penyakit lain yang ditularkan melalui penggunaan jarum suntik. Ada 12
kegiatan yang termasuk dalarn program ini, salah satunya yang sedang
dikembangkan pelayanannya oleh pemerintah Indonesia di Puskesmas dan
Rumah Sakit, adalah Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Program ini
adalah program yang memberikan layanan rumatan ataupemeliharaan yang
diberikan kepada penasun, yaitu dengan menyediakan dan memberikan
metadon (sebagai obat legal) yang dikonsumsi secara oral (dengan cara
diminum), sebagai pengganti NAPZA (obat illegal) yang biasanya dikonsumsi
dengan cara menyuntikkan ke tubuh. Program ini merupakan program
pemeliharaan jangka panjang yang dapat diberikan hingga 2 tahun atau lebih
(Noviana, 2013).
3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian kasus pada anak remaja dengan HIV/AIDS ?
2. Bagaimana analisa data kasus pada anak remaja dengan HIV/AIDS?
3. Apa prioritas diagnosa keperawatan kasus pada anak remaja dengan
HIV/AIDS?
4. Bagaimana intervensi keperawatan kasus pada anak remaja dengan HIV/AIDS?
5. Bagaimana implementasi keperawatan kasus pada anak remaja dengan
HIV/AIDS ?
6. Bagaimana evaluasi keperawatan kasus pada anak remaja dengan HIV/AIDS ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada anak dan
remaja dengan HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pengkajian
keperawatan
b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang data fokus
c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang analisa data
d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prioritas diagnosa
keperawatan
e. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang intervensi
keperawatan
f. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang implementasi
keperawatan
g. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang evaluasi
keperawatan
4

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

An. Y, 16 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan diare lebih dari satu bulan,
demam disertai flu, An.Y mempunyai riwayat penggunaan obat-obatan terlarang
diantaranya adalah obat suntik. Terdapat bekas suntikan atau jeratan dilengan, TD :
110/70 mmHg, N : 82x/menit, S : 39 oC, RR : 26 x/menit, turgor kulit buruk, dan
mukosa kering serta terdapat stomatitis. Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena
mual muntah 4x dalam sehari sehingga akhir-akhir ini BB turun.

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Inisial Klien : An. Y
No. RM : 96457
Tempat tanggal lahir : Kendal, 16 Januari 2003
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Belum kawin
Alamat : Kendal
Tanggal masuk RS : 20 Maret 2019
Diagnosa Medis : HIV/AIDS
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kendal
Hubungan status : Ayah kandung

3. Riwayat Kesehatan
4
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan diare > 1 bulan dengan frekuensi 5x dalam sehari,
konsistensi feses cair.
5

2) Keluhan Saat Dikaji


Pasien tampak mengalami turgor kulit yang buruk, dan mukosa nampak
kering serta terdapat stomatitis.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah dirawat 3 bulan yang lalu dan di diagnosa HIV AIDS, pasien
mendapat terapi ARV namun dihentikan karena pasien mengeluh mual saat
makan obat tersebut. Dan pasien mempunyai riwayat penggunaan obat
obatan terlarang.
c. Riwayat kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit HIV
AIDS. Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung serta penyakit TBC.
4. Pola Aktifitas
a. Pola Nutrisi
1) Sehat
Pasien mengatakan makan 2 kali sehari pasien mengkonsumsi nasi
ditambah lauk pauk, sayur dan kadang kadang juga mengkonsumsi buah
dan makanan tambahan seperti snack. Pasien mengatakan tidak memiliki
alergi makanan. Pasien minum air putih 6-7gelas/hari. Pasien mengatakan
berat badan sebelum sakit (2 bulan yang lalu) yaitu 42 kg dan berat badan
sekarnag 33 kg.
2) Sakit
Porsi makan pasien sebelum dirawat di rumah sakit 3-5 sendok dalam 1
kali makan. Pasien mengatakan sudah mengalami penurunan nafsu makan
sejak lebih kurang 3 bulan yang lalu, saat di rawat di rumah pasien lebih
sering mengkonsumsi bubur kacang hijau dan susu. Pasien sulit untuk
makan karena sariawan dan bibir kering serta ada mual dan muntah. Saat
dirawat dirumah pasien minum 5-6 gelas dan minum susu 3 x 200 ml.
Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit hanya menghabiskan 2-4
sendok dari porsi makanan yang disediakan di rumah sakit Pasien
6

mendapatkan diet ML rendah serat + ekstra ikan gabus tiga kali sehari.
Saat sakit pasien minum air putih 2 sampai 3 gelas ±600 cc perhari.
Rumus z score BB/U
33−Med
z score=
SD upper
33−62,1 −29,1
¿ =¿ = -2,25 (BB Rendah, Gizi kurang)
12,90 12,90
Rumus z score TB/U
150−Med
z score=
SD lower
150−173,5 −23,5
¿ =¿ = -3,26 (TB sangat pendek)
7,20 7,20
b. Pola Eliminasi
1) Sehat
BAB : pada saat sehat pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak
bewarna kecoklatan.
BAK : pada saat sehat pasien BAK lebih kurang 5 kali sehari, pasien
BAK dengan lancar.
2) Sakit
BAB : pasien mengatakan diare > 1 bulan dengan frekuensi 5x dalam
sehari, berwarna kuning, konsistensi feses cair.
BAK : pada saat sakit pasien BAK lebih kurang 8 kali sehari.
c. Pola Tidur dan Istirahat
1) Sehat
Saat sehat pasien tidur 7 sampai 8 jam pada malam hari dan tidur siang
1-2 jam.

2) Sakit
Selama sakit jam tidur pasien meningkat, waktu pasien lebih banyak
digunakan untuk tidur dan istirahat. Masalah yang ditemukan pasien saat
7

tidur yaitu pada malam hari terbangun karena BAB, demam serta
berkeringat malam.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sehat
Saat sehat pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
2) Sakit
Saat sakit aktivitas pasien lebih banyak di tempat tidur. Aktivitas pasien
sering dibantu orang tua untuk aktivitas makan dan minum, mandi serta
toileting.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 33 kg
IMT : 12,91 (Underweight)
Lingkar lengan : 19 cm
Kesadaran : Composmentis Coperatif
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Nadi : 89 x/mnt
Pernafasan : 19 x/mnt
Suhu : 36,0 oC

b. Wajah
Simetris kiri dan kanan, tampak pucat, tidak ada lesi dan tidak ada odema.
c. Kepala
Kepala simetris, tidak ada pembengkakan pada kepala dan tidak ada lesi.

d. Rambut
Rambut bewarna pirang, distribusi rambut tidak merata, rambut mudah
rontok, berketombe.
e. Mata
8

Mata simetris kiri dan kanan, terdapat kantung mata, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikhterik, reflek cahaya positik kiri dan kanan, reflek pupil
isokor.
f. Hidung
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Mulut
Bibir tampak kering dan pecah-pecah, terdapat condidiasis oral, terdapat
stomatitis, terdapat gigi yang berlubang.
h. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat pembengkakan di area telinga, terdapat
serumen di kedua telinga.
i. Leher
Leher simetris, tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening, dan tidak
terdapat bendungan vena jugularis.
j. Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat retraks
dinding dada
Palpasi : Premitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronko vasikuler
k. Integumen
Inspeksi : Terdapat bekas suntikan atau jeratan dilengan, terdapa ruam-
ruam disekitar kulit
l. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ikhtus kordis teraba
Perkusi : batas-batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : reguler
m. Abdomen
Inspeksi : Terdapat distensi abdomen, tidak terdapat odema dan juga
lesi
Palpasi : Hepar teraba dan terdapat nyeri tekan
Perkusi : Saat dilakukan perkusi hepar didapatkan suara pekak
9

Auskultasi : Bising usus 20 x/menit

n. Kulit
Kulit terlihat kering, tidak terdapat tanda-tanda lesi (sarkoma kaposi)
terdapat sarkoma kaposi, turgor kulit jelek, terdapat bekas suntikan atau
jeratan dilengan, terdapat ruam-ruam disekitar kulit.
o. Genitalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di area kemaluan.
p. Ekstremitas
Atas : Pasien terpasang IVFD Wida KN-2 8 tetes/menit di tangan sebelah
kanan, akral teraba hangat, tidak ada udema, CRT > 3 detik, tonus
otot melemah
Bawah : Tidak terdapat odema, akral teraba hangat, CRT > 3 detik, tonus
otot melemah
6. Data Psikologis
a. Status Emosional
Pasien mampu untuk mengontrol emosi. Pasien tampak murung dan lesu.
Pasien mengatakan badan terasa leamah dan letih.
b. Kecemasan
Pasien mengatakan cemas karena merasa kondisinya semakin memburuk
dan belum merasakan perubahan dari kesehatannya.

c. Pola Koping
Pola koping pasien baik namun pasien tampak kurang bersemangat dalam
menjalani pengobatannya, dan merasa pasrah terhadap penyakit yang di
deritanya.
d. Gaya Komunikasi
Pasien mampu diajak berkomunikasi. Saat pengkajian pasien lebih banyak
merunduk, saat bicara pasien sesekali menatap ke lawan bicara.
10

e. Konsep diri diurai untuk komponen gambaran diri, harga diri, peran,
identitas, dan ideal diri.
Pasien merupakan seorang laki – laki yang berusia 16 tahun, belum menikah
dan merupakan seorang pelajar. Pasien mengatakan merasa malu dengan
kondisinya saat ini, pasien tidak percaya diri dengan tubuhnya saat ini dan
malu jika bertemu dengan orang lain. Pasien mengatakan pasrah dengan
penyakit yang di deritanya saat ini.
7. Data Spiritual
Klien mengatakan berdoa untuk kesembuhannya. Saat sehat pasien rajin
melaksanakan shalat namun saat sakit klien tidak tampak melaksanakan shalat.

B. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
a. Pasien mengatakan belum mengetahui a. TTV
penggunaan obat-obatan terlarang N : 82 x/Menit
b. Pasien mengatakan mudah lelah dan S : 39 oC
letih RR: 26 x/Menit
c. Pasien mengatakan menderita diare >1 TD : 110/70 mmHg
bulan b. Tugor kulit buruk
d. Pasien mengatakan badannya panas c. Mukosa bibir kering
e. Pasien mengatakan tidak nafsu makan d. Stomatitis
f. Pasien mengatakan mual, muntah 4x e. Pasien tampak lesu, lemah
sehari f. BB sebelum : 42 Kg
g. Pasien mengatakan berat badannya BB sesudah : 33 Kg
turun g. TB : 150 Cm
h. Pasien mengatakan sering merasa haus h. Tes narkoba (+)
Amphetamine (AMP)
Methamphetamine (MET)
Tetrahydro canabinol (THC)
Morphine (MOP)
11

Benzodiazepine (BZO)
Kokain
i. Pasien tampak kebingungan
j. Terdapat bekas suntikan
atau jeratan dilengan
k. Terdapat ruam-ruam
disekitar kulit.

C. Analisa data
No. Data Fokus Problem Etiologi
1. DS : Hipertermia Dehidrasi
Pasien mengatakan badan-nya (00007)
panas
DO :
a. N : 82 x/Menit
b. S : 39 oC
c. RR : 26 x/Menit
d. TD : 110/70 mmHg
e. Tugor kulit buruk
f. Mukosa bibir kering

2. DS : Diare (00013) Infeksi


Pasien mengatakan menderita
diare >1 bulan
DO :
a. N : 82 x/Menit
b. S : 39 oC
c. RR : 26 x/Menit
d. TD : 110/70 mmHg
e. Tugor kulit buruk
f. Mukosa bibir kering
12

g. Stomatitis
h. Pasien tampak lesu
i. BB sebelum : 42 Kg
j. BB sesudah : 33 Kg
k. TB : 150 Cm
l. Z score
BB/U : -2,25 (BB
Rendah, Gizi kurang)
TB/U : -3,26 (TB sangat
pendek)
3. DS : Defisien volume Asupan cairan
Pasien mengatakan mend- cairan (00027) kurang
erita diare >1 bulan
Pasien mengatakan sering
merasa haus
Pasien mengatakan mual,
muntah 4x sehari
DO :
a. N : 82 x/Menit
b. S : 39 oC
c. RR : 26 x/Menit
d. TD : 130/80 mmHg
e. Tugor kulit buruk
f. Mukosa bibir kering
g. Stomatitis
h. Pasien tampak lesu
4. DS : Ketidakseimbangan Asupan diet
Pasien mengatakan tidak nutrisi : kurang dari kurang
nafsu makan kebutuhan tubuh
Pasien mengatakan mual, (00002)
13

muntah 4x sehari
DO :
a. N : 82 x/Menit
b. S : 39 oC
c. RR : 26 x/Menit
d. TD : 110/70 mmHg
e. Tugor kulit buruk
f. Mukosa bibir kering
g. Stomatitis
h. Pasien tampak lesu, lemah
5. DS : Defisien Kurang informasi
Pasien mengatakan belum pengetahuan
mengetahui efek samping dari (00126)
penggunaan obat-obatan ter-
larang
DO :
a. Tes narkoba (+)
1) Amphetamine
2) Methamphetamine
3) Tetrahydro canabinol
4) Morphine
5) Benzodiazepine
6) Kokain
b. Pasien nampak kebingun-
gan

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi (00007)
2. Diare berhubungan dengan infeksi (00013)
3. Defisien volume cairan berhubungan asupan cairan kurang (00027)
14

4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


asupan diet kurang (00002)
5. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (00126)
15

E. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan
No.
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Monitor warna kulit dan suhu
berhubungan dengan 1x7 jam diharapkan masalah hipertermia pasien b. Pantau komplikasi yang berhubungan
dehidrasi (00007) teratasi dengan kriteria hasil : dengan demam serta tanda dan gejala
Termoregulasi (0800) kondisi penyebab demam (misal kejang,
1 : Sangat terganggu penurunan tingkat kesadaran, status
2 : Banyak terganggu elektrolit abnormal)
3 : Cukup terganggu c. Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan
4 : Sedikit terganggu aktivitas jika diperlukan
5 : Tidak terganggu d. Dorong konsumsi cairan
a. Peningkatan suhu kulit dipertahankan pada e. Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian
skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan ke obat atau cairan IV (Misalnya, antipiretik,
skala 4 (sedikit terganggu) agen antibakteri, dan agen anti menggigil)
b. Hipertermia dipertahankan pada skala 1
(sangat terganggu) ditingkatkan ke skala 3
(cukup terganggu)
c. Sakit kepala dipertahankan pada skala 3
(cukup terganggu) ditingkatkan ke skala 4
16

(sedikit terganggu)
d. Perubahan warna kulit dipertahankan pada
skala 4 (sedikit terganggu) ditingkatkan ke
skala 5 (tidak terganggu)
e. Melaporkan kenyamanan suhu dipertahankan
pada skala 1 (sangat terganggu) ditingkatkan
ke skala 3 (cukup terganggu)
2. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Monitor tanda dan gejala diare
dengan infeksi 3x24 jam diharapkan masalah diare pasien teratasi b. Amati turgor kulit secara berkala
(00013) dengan kriteria hasil : c. Instruksikan pasien atau anggota keluarga
Kontinensi usus (0500) untuk mencatat warna, volume, frekuensi,
1 : Tidak pernah menunjukkan dan konsistensi tinja
2 : Jarang menunjukkan d. Instruksikan diet rendah serat, tinggi
3 : Kadang-kadang menunjukkan protein, tinggi kalori sesuai kebutuhan
4 : Sering menunjukkan e. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan
5 : Secara konsisten menunjukkan gejala diare menetap
a. Mempertahankan pola pengeluaran feses yang
bisa diprediksi dipertahankan pada skala 3
(kadang-kadang menunjukkan) ditingkatkan ke
skala 5 (secara konsisten menunjukkan)
17

b. Mempertahankan kontrol pengeluaran feses


dipertahankan pada skala 4 (sering
menunjukkan) ditingkatkan ke skala 5 (secara
konsisten menunjukkan)
c. Minum cairan secara adekuat dipertahankan
pada skala 4 (sering menunjukkan)
ditingkatkan ke skala 5 (secara konsisten
menunjukkan)
d. Mengkonsumsi serat dengan jumlah adekuat
dipertahankan pada skala 2 (jarang
menunjukkan) ditingkatkan ke skala 3
(kadang-kadang menunjukkan)
e. Memantau jumlah dan konsistensi feses
dipertahankan pada skala 4 (sering
menunjukkan) ditingkatkan ke skala 5 (secara
konsisten menunjukkan)
3. Defisien volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Monitor status hidrasi (Misalnya, membrane
cairan berhubungan 2x24 jam diharapkan masalah kekurangan volume mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan
asupan cairan cairan teratasi dengan kriteria hasil : tekanan darah ortostatik)
kurang (00027) Keseimbangan cairan (0601) b. Berikan cairan dengan tepat
18

1 : Sangat terganggu c. Jaga intake atau asupan yang akurat dan


2 : Banyak terganggu catat output (pasien)
3 : Cukup terganggu d. Dukung pasien dan keluarga untuk
4 : Sedikit terganggu membantu dalam pemberian makan dengan
5 : Tidak terganggu baik
a. Turgor kulit dipertahankan pada skala 2 e. Konsultasikan dengan dokter jika tanda-
(banyak terganggu) ditingkatkan ke skala 4 tanda dan gejala kelebihan volume cairan
(sedikit terganggu) menetap atau memburuk
b. Kelembapan membran mukosa dipertahankan
pada skala 4 (sedikit terganggu) ditingkatkan
ke 5 (tidak terganggu)
c. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
dipertahankan pada skala 1 (sangat terganggu)
ditingkatkan ke skala 3 (cukup terganggu)
d. Kehausan dipertahankan pada skala 3 (cukup
terganggu) ditingkatkan ke skala 5 (tidak
terganggu)
e. Bola mata cekung dan lembek dipertahankan
pada skala 4 (sedikit terganggu) ditingkatkan
ke skala 5 (tidak terganggu)
19

4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Monitor kalori dan asupan makanan
nutrisi :kurang dari 3x24 jam diharapkan masalah diare pasien teratasi b. Berikan pilihan makanan sambil
kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil : menawarkan bimbingan terhadap makanan
berhubungan dengan Nafsu makan (1014) [yang lebih sehat, jika diperlukan]
asupan diet kurang 1 : Sangat terganggu c. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan
(00002) 2 : Banyak terganggu diet untuk kondisi sakit
3 : Cukup terganggu d. Berikan arahan, bila diperlukan
4 : Sedikit terganggu e. Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam
5 : Tidak terganggu pemenuhan diet
a. Hasrat/keinginan untuk makan dipertahankan
pada skala 4 (sedikit terganggu) ditingkatkan
ke skala 5 (secara konsisten menunjukkan)
b. Merasakan makanan dipertahankan skala 4
(sedikit terganggu) ditingkatkan ke skala 5
(secara konsisten menunjukkan)
c. Energi untuk makan dipertahankan skala 4
(sedikit terganggu) ditingkatkan ke skala 5
(secara konsisten menunjukkan)
d. Intake nutrisi dipertahankan skala 4
(sedikit terganggu) ditingkatkan ke skala 5
20

(secara konsisten menunjukkan)


e. Intake makanan dipertahankan skala 4 (sedikit
terganggu) ditingkatkan ke skala 5 (secara
konsisten menunjukkan)
5. Defisien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama a. Pantau penyakit menular (misalnya,
pengetahuan 3x24 jam diharapkan masalah pengetahuan pasien HIV/AIDS, hepatitis B dan C, dan TBC)
berhubungan dengan meningkat dengan kriteria hasil : mengobati dan memberikan bantuan untuk
kurang informasi Kontrol risiko : penggunaan obat terlarang (1904) memodifikasi perilaku, jika perlu
(00126) 1 : Tidak pernah menunjukkan b. Instruksikan keluarga mengenai gangguan
2 : Jarang menunjukkan penggunaan narkoba dan disfungsi terkait
3 : Kadang-kadang menunjukkan dan termasuk dalam perencanaan dan
4 : Sering menunjukkan aktivitas pengobatan
5 : Secara konsisten menunjukkan c. Bantu pasien dalam mengembangkan,
a. Berkomitmen dalam mengontrol mekanisme koping yang efektif dan sehat
penyalahgunaan obat-obatan dipertahankan d. Diskusikan pentingnya untuk tidak
pada skala 3 (Kadang-kadang menunjukkan) menggunakan zat terlarang, identifikasi
ditingkatkan ke skala 4 (Sering menunjukkan) tujuan perawatan yang paling ideal
b. Mengenali kemampuan untuk merubah (misalnya sama sekali tidak menggunakan,,
perilaku ketenangan hari demi hari atau penggunaan
c. Mengetahui konsekuensi terkait zat terlarang dalam dosis sedang)
21

penyalahgunaan obat-obatan e. Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam


d. Memanfaatkan sumber-sumber di masyarakat upaya pemulihan
untuk mengontrol penyalahgunaan penggunaan
obat-obatan
e. Menghilangkan efek dari penyalahgunaan
obat-obatan

F. Implementasi Keperawatan
Hari/Tgl Masalah Implementasi TTD
Jumat, 29 Hipertermia a. Memonitor warna kulit dan suhu
Maret berhubungan
b. Memantau komplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda dan
2019 dengan dehidrasi
gejala kondisi penyebab demam (missal kejang, penurunan tingkat
(00007)
kesadaran, status elektrolit abnormal)
c. Memfasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas jika diperlukan
d. Mendorong konsumsi cairan
e. Mengkolaborasikan dengan dokter terkait pemberian obat atau cairan IV
(Misalnya, antipiretik, agen antibakteri, dan agen anti menggigil)
Jumat, 29 Diare berhubungan a. Memonitor tanda dan gejala diare
b. Mengamati turgor kulit secara berkala
Maret dengan infeksi
c. Menginstruksikan pasien atau anggota keluarga untuk mencatat warna,
2019 (00013)
volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
d. Menginstruksikan diet rendah serat, tinggi protein, tinggi kalori sesuai
22

kebutuhan
e. Mengkonsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare menetap
Jumat, 29 Defisien volume a. Memonitor status hidrasi (Misalnya, membrane mukosa lembab, denyut
Maret cairan nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
b. Memberikan cairan dengan tepat
2019 berhubungan
c. Menjaga intake atau asupan yang akurat dan catat output (pasien)
asupan cairan d. Mendukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian
kurang (00027) makan dengan baik
e. Mengkonsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda dan gejala kelebihan
volume cairan menetap atau memburuk
Jumat, 29 Ketidakseimbanga a. Memonitor kalori dan asupan makanan
b. Memberikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap
Maret n nutrisi :kurang
makanan [yang lebih sehat, jika diperlukan]
2019 dari kebutuhan
c. Menganjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit
tubuh d. Memberikan arahan, bila diperlukan
berhubungan e. Mengkolaborasikan dengan tim ahli gizi dalam pemenuhan diet

dengan asupan diet


kurang (00002)
Jumat, 29 Defisien a. Memantau penyakit menular (misalnya, HIV/AIDS, hepatitis B dan C,
Maret pengetahuan dan TBC) mengobati dan memberikan bantuan untuk memodifikasi
2019 berhubungan perilaku, jika perlu
b. Menginstruksikan keluarga mengenai gangguan penggunaan narkoba dan
dengan kurang
disfungsi terkait dan termasuk dalam perencanaan dan aktivitas
informasi (00126)
pengobatan
23

c. Membantu pasien dalam mengembangkan, mekanisme koping yang


efektif dan sehat
d. Mendiskusikan pentingnya untuk tidak menggunakan zat terlarang,
identifikasi tujuan perawatan yang paling ideal (misalnya sama sekali
tidak menggunakan,, ketenangan hari demi hari atau penggunaan zat
terlarang dalam dosis sedang)
e. Mendorong keluarga untuk berpartisipasi dalam upaya pemulihan

G. Evaluasi Keperawatan
No. Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD
1. Jumat, 29 Hipertermia S : Pasien mengatakan suhu menurun secara bertahap
Maret 2019 berhubungan dengan O:
dehidrasi (00007) a. Mampu menunjukan penurunan suhu tubuh ke batas
normal (39oC-36,5oC)
b. Akral pasien tidak teraba hangat/panas
c. Mukosa bibir lembab
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
2. Jumat, 29 Diare berhubungan S : pasien mengatakan masih diare dengan frekuensi 2x/hari
Maret 2019 dengan infeksi O :
(00013) a. Faces lunak
24

b. Bising usus < 25 x/ menit


A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3. Jumat, 29 Defisien volume S : Pasien mengatakan input dan output seimbang dj
Maret 2019 cairan berhubungan O:
asupan cairan kurang a. Turgor kulit pasien nampak membaik
(00027) b. Mukosa bibir lembab
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
4. Jumat, 29 Ketidakseimbangan S:
a. Pasien mengatakan nafsu makan sudah bertambah
Maret 2019 nutrisi : kurang dari
b. Pasien mengatakan sudah tidak mual muntah
kebutuhan tubuh
O:
berhubungan dengan
a. Pasien nampak tidak lemas
asupan diet kurang
b. IMT sudah dalam batas normal
(00002)
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
5. Jumat, 29 Defisien pengetahuan S : Pengetahuan pasien meningkat
Maret 2019 berhubungan dengan O : Pasien nampak memahami informasi yang diberikan dan
kurang informasi ingin mematuhinya
(00126) A : Masalah teratasi
25

P : Pertahankan kondisi
1

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian di dapatkan data pasien HIV AIDS mengeluh mengalami
diare lebih dari satu bulan, nafsu makan menurun, berat badan berkurang, sariawan
di mulut, bibir kering, terdapat nyeri dan adanya gatal-gatal pada kulit. Masalah
keperawatan yang di dapatkan antara lain Hipertermia berhubungan dengan
dehidrasi, Diare berhubungan dengan infeksi, Defisien volume cairan berhubungan
asupan cairan kurang, Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan diet kurang, Defisien pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi. Rencana keperawatan yang disusun tergantung kepada
masalah keperawatan yang ditemukan masing masing pasien rencana keperawatan
yang dilakukan pada pasien HIV AIDS. Hasil evaluasi yang dilakukan pada pasien
terdapat masalah keperawatan yang dapat teratasi dengan suhu pasien menurun,
turgor kulit pasien baik, mukosa nampak lembab, pasien tidak lagi mual, nafsu
makan bertambah dan pengetahuan pasien meningkat.

B. Saran
Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi
mahasiswa keperawatan untuk pengembangan pembelajaran studi kasus
berikutnya.

26
227

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Nasional pencegahan


penularan HIV dari Ibu ke Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Noviana N. (2013). Kesehatan reproduksi & HIV/AIDS. Jakarta : CV Trans Info
media
Nanda International. (2018). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2018-
2020. Jakarta : EGC
Mc Closkey, Joanne C.,Bullecheck, Gloria M. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Loui : Mosby
Jhonson, Marion.,Meridean Maas. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC).
St. Louis : Mosby

Anda mungkin juga menyukai