PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
h. Pencernaan
Pada ODHA akan mengalami intake makan dan minum menurun, mual
muntah, BB menurun 10kg dalam 1 bulan, diare >3 bulan, dan lain
sebagainya
i. Genetalia
Pada ODHA akan mengalami adanya lesi atau eksudat di atau sekitar
genital dan lain sebagainya
j. Integumen
Pada ODHA akan mengalami kering, gatal, lesi, turgor jelek, dan lain
sebagainya.
2) Pemeriksaan Penunjang
a. ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
Salah satu tes yang paling umum dilakukan untuk menentukan pasien
tersebut terinfeksi HIV kronis atau tidak.
b. Western Blood
Tes yang definitif dalam mendiagnosa HIV, yang ditampilkan oleh
acrylamide gel elctrophoresis lalu dipindahkan ke kertas nitroselulosa
dan ia berekasi dengan serum pasien.
3) Pencegahan
Bagi klien ODHA atau yang beresiko dan juga keluarga bisa dilukan ABC,
yaitu :
a. Absen
Absen berhubungan seksual dengan pasangan
b. Be Faithful
Setia pada pada pasangannya
c. Condom
Saat melakukan hubungan seksual hendaknya memakai kondom
dengan pasangan/orang yang beresiko tinggi terkena HIV/AIDS
Bukan hanya klien dan keluarga saja yang waspada, Para tenaga medis
pun juga mengikuti kewaspadaan meliputi cara penanganan dan pembuangan
barang-barang tajam, mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah pada klien, menggunakan APD seperti sarung tangan, celemek, jubah,
masker dan googles saat harus bersentuhan langsung dengan darah dan cairan
tubuh lainnya, melakukan desinfeksi instrumen kerja dan peralatan yang
terkontaminasi dan penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat. Selain itu,
darah dan cairan tubuh lain dari semua orang harus dianggap telah terinfeksi
dengan HIV tanpa memandang status orang tersebut baru diduga atau sudah
diketahui status HIVnya.
4) Petalaksanaan Medis
Ada beberapa cara penatalaksanaan dalam menangani pasien dengan
HIV/AIDS, yaitu :
a. Obat oral ARV
b. Pencegahan perpindahan dari ibu ke anak (PMTCT)
c. Post Exposure Prophylaxis (PEP)
d. Vaksin HIV
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengalaman perawat saat merawat pasien ODHA mereka masih harus
mempunyai banyak pengetahuan tentang konseling HIV/AIDS, pengobatan ARV,
dukungan mental, dan penanganan pencegahan HIV. Dikarenakan perawat merasa
semakin cemas dan juga gelisah banyak warga Indonesia yang terkena virus HIV/AIDS
Sehingga akan sangat positif bagi perawat maupun pasiennya apabila perawatnya
diberikan penambahan kompetensi.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan untuk dapat memberikan landasan konsep bagi
perkembangan ilmu keperawatan atau sumber informasi bagi mahasiswa terkait
dengan asuhan keperawatan pada perawat dalam merawat pasien HIV/AIDS selama
menjalani rawat inap sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Agung,dkk (2012). Persepsi Perawat dan Keluarga Pasien Tentang Pengetahuan yang di
Perlukan Merawat ODHA di Rumah Sakit dan di Rumah.
Kurniawan,dkk (2015). Journal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan, Edisi 1 No.1 November
2015. Persepsi Perawat Tentang HIV/AIDS Terhadap Kepatuhan Penerapan
Universal Cautions (UP) Untuk Pencegahan Penularan HIV/AIDS di RSD
Sunan Kalijaga Demak.
Wartono, Chanif, A., Maryati, S., & Subandrio, Y. (2000). AIDS/HIV dikenal untuk
dihindari. Jakarta: LEPIN.