Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

  
1.1 Latar Belakang
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar
untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh
dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera
itu adalah mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima
panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat
memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang
cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia
normal. Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai pengertian, yaitu :
1. Indera Penglihatan 
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam
bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya
dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama
lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing
pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk
bergerak.
2. Indra Penciuman
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah
busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan
tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. 
3. Indera Pengecap 
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan
macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati
makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna

1
untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan
berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit. 
4. Indera Pendengaran 
Telinga adalah alat indra yang berfungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar
kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut
tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. 
5. Indera Peraba.  
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang
merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung
jari, ujung lidah, dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup
kelompok, yakni :  
a. Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah). 
b. Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping). 
c. Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti
indra penglihatan atau mata. 
Berdasarkan uraian diatas, maka kami akan membahas salah satu dari alat indera tersebut,
yaitu anatomi dan fisiologi pada indera pendengaran.  

1.2 Rumusan Masalah


1. Anatomi dan fisiologi indera pendengaran ?  
2. Mekanisme terjadinya pendengaran ?
3. Kelainan atau kerusakan yang terjadi pada indera pendengaran ?  

2
1.3 Tujuan 
1. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari indera pendengaran  
2. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya mekanisme pendengaran.
3. Mengatahui kelainan yang terdapat pada alat indera pendengaran.  

3
BAB II 
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Telinga  


Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak
untuk diolah. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak
untuk diolah. 

4
a. Telinga luar   
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus
akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi
untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga
menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari
telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran
yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang
rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit
dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah
mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang
berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan
yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan
mencegah infeksi. 
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia
diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh
epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri
atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran
atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.  
b. Telinga tengah  
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis)
yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang
landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian .
Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian
kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes
berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut
fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap
bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani
sekunder.
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria
yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat
dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara .

5
maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. Telinga tengah berhubungan
dengan rongga faring melalui saluran eustachius(tuba auditiva), yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan
membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang
sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya
membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan
masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama
antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. 
c. Telinga dalam (labirin)  
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-
rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa
membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe,sedangkan rongga-rongga tulang
yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa).  Labirin
tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga
subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal.
Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis
yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh
selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat. Labirin terdiri atas tiga saluran
yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis
(saluran setengah lingkaran).
Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di
depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta
ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu
sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut
makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan
gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh
sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-
butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang
menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang
vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang
akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.  

6
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang
vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut
ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista
akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh
dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam
krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di
sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakanendolimfe. Ketika
kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel
rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf.
Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada
posisi yang baru.  
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk
seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi
bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa
kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan.  
Tiga saluran tersebut adalah :  
1) Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada
tingkap jorong. 
2) Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada
tingkap bulat. 
3) Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani,
mengandung endolimfe.  
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran
reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris. Pada membran
basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini
berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut
menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke
VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran
suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki
liang telinga menekan membran tympani melintas melalui tulang-tulang pendengaran
menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe menekan membran

7
vestibularis dan skala basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai
terjadi pembentukan impuls saraf. 

2.2 Mekanisme Pendengaran Pada Telinga  


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. 
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput  
Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-
rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian
menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf
pendengaran.
Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan Bagian dari alat vestibulum atau alat
keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula
(kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula yang berisi reseptor, sedangkan
pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun
sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri
dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang
berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran)
peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak 

8
2.3 Kelainan-Kelainan Pada Telinga 
Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian
total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan
gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus ditangani
oleh dokter spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli
dalam mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam
yang luka akibat benturan fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya : 
1. Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga,
demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.  
2. Labirintitis  
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual,
muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.
3. Motion sickness  
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan
gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus
menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat,
laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.
4. Tuli 
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi
disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga
mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf
pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.  
5. Othematoma  
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma
atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan
pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan
jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol).
Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.  

9
6. Penyumbatan  
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-
gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan
cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi
jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi
telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang
telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi.
Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan
alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan
iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen
secara adekuat.  
7. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat cedera, gigitan serangga, pemecahan bisul dengan
sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya
(perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago,
menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk
telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya
menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan
sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan
diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam
bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri
penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat
pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain 
Penyebab sakit telinga saat naik pesawat : Rasa sakit telinga saat naik pesawat
disebabkan oleh tekanan udara bumi. Tekanan udara adalah tenaga yang diperlukan untuk
menggerakkan massa udara. Tekanan udara juga merupakan tingkat kebasahan udara karena
dalam udara, air akan selalu ada dalam bentuk uap.

10
Faktor yang mempengaruhi tekanan udara :

1. Tinggi rendahnya tempat

Kenapa telinga menjadi sakit ketika naik pesawat saja? Ternyata ini disebabkan oleh
perbedaan tekanan udara di tempat tinggi dengan tempat rendah, dimana tempat tinggi
memiliki lapisan udara yang semakin tipis akibatnya tekanannya menjadi rendah.
Contohnya, tekanan udara di pegunungan lebih rendah daripada tekanan udara di pantai.

2. Suhu

Suhu udara semakin tinggi tempatnya maka suhu udara semakin berkurang dan
tekanan udara juga berkurang, sebaliknya jika suhu udara tinggi, maka tekanan udara
juga tinggi. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhunya pun semakin dingin, jadi tekanan
udaranya juga rendah. Inilah kenapa telinga menjadi sakit ketika berada di atas gunung
atau saat naik pesawat.

Mekanisme sakit telinga karena naik pesawat :

Rasa sakit telinga muncul ketika manusia melewati perbedaan tekanan udara dengan
sangat cepat. Maksudnya adalah ketika kita berpindah tempat dari tempat yang bertekanan
udara tinggi (di darat) ke tempat bertekanan udara rendah (di gunung atau langit). Inilah
kenapa sakit telinga hanya dirasakan saat take off dan landing saja di pesawat. Pada
umumnya, ketika terjadi perubahan tekanan udara dengan cepat, udara akan langsung
menekan telinga. Sama halnya ketika Anda menumpuk buku, maka buku yang paling
banyak menerima tekanan adalah buku yang paling bawah. Tekanan yang masuk dengan
cepat ke telinga akan menekan gendang telinga dan udara akan sulit untuk disebarkan dan
diratakan ke seluruh telinga. Akibatnya telinga menjadi terasa sakit dan bahkan kehilangan
kemampuan untuk mendengar.

Telinga memiliki saluran eustachius yang mampu menyebarkan udara secara merata
ke tenggorokan dan hidung. Jadi telinga sebenarnya juga sudah beradaptasi terhadap
perubahan tekanan udara. Rasa sakit telinga lama-kelamaan akan berkurang seiring dengan
stabilnya tekanan udara. Pada kasus tertentu seperti pada penyakit flu atau pilek, saluran

11
eustachius akan sulit untuk menyeimbangkan tekanan udara yang berubah dengan cepat. Ini
akan menyebabkan telinga tengah menjadi vakum. Inilah kenapa orang yang sedang
menderita flu akan sangat merasakan rasa yang sangat sakit di telinga ketika naik pesawat
dibandingkan dengan orang sehat pada umumnya.

Cara menghilangkan sakit telinga saat naik pesawat :

1. Kompres hangat

Cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri telinga saat naik pesawat
adalah dengan menggunakan tisu dan air hangat. Tisu dan air hangat pasti ada disediakan
oleh pramugari di pesawat, jadi Anda bisa meminta para pramugari untuk
memberikannya kepada Anda jika dibutuhkan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah
dengan membuat kompres hangat dari tisu. Kompres hangat dari tisu tersebut bisa Anda
gunakan ketika ketika telinga Anda terasa sangat sakit. Cukup tempelkan dan
kompreskan ke area telinga yang sakit beberapa menit. Secara rasional, Tekanan udara
dapat dimodifikasi dengan mengubah suhunya. Uap udara yang panas akan meredakan
sumbatan udara di saluran udara di rongga telinga. Rasa nyeri dan berdenging akan
berkurang jika udara yang ada di dalam telinga berubah menjadi udara yang lebih hangat.

2. Manuver Valsalva

Manuver valsalva adalah sebuah tindakan menghembuskan napas secara paksa


dengan menutup bibir dan hidung. Tindakan ini akan mendesak udara yang masuk ke
dalam saluran eustachius dan mengeluarkan udara di telinga tengah ke luar telinga.
Dengan manuver valsalva ini, rasa sakit telinga karena naik pesawat akan mulai
berkurang. Namun, tindakan manuver valsalva ini berbahaya dilakukan jika Anda
memiliki riwayat penyakit jantung karena ada 4 respon jantung yang terjadi jika Anda
melakukan manuver valsalva ini: kenaikan tekanan inisial paru-paru menuju jantung,
kenaikan tekanan darah, dan juga mampu menurunkan tekanan darah selama beberapa
detik.

12
3. Makan permen

Agar saluran eustachius tetap terbuka, maka perbanyaklah produksi ludah dengan
cara makan permen. Makan permen pastinya akan meningkatkan produksi air ludah, saat
menelan air ludah, maka saluran eustachius di telinga akan terbuka dan tekanan udara di
telinga dapat seimbang. Untuk anak-anak, cara yang bisa dilakukan adalah dengan
memberinya minum yang sering pada saat di pesawat, karena dengan menelan, saluran
eustachius akan terus terbuka. Jadi, jika anak Anda mulai rewel dan menangis, cobalah
untuk memberinya minuman, baik dengan ASI atau susu formula.

4. Menguap

Menguap adalah salah satu tindakan yang dianjurkan untuk mengurangi rasa sakit
di telinga karena naik pesawat. Dengan menguap, udara yang ada di telinga akan keluar
dengan perlahan, jadi tekanan udara di telinga akan tetap terjaga.

Saat sudah mendarat :

1. Bersihkan telinga dengan air hangat dan teteskan sedikit air hangat ke telinga Anda untuk
membantu telinga Anda beradaptasi dengan tekanan udara di lingkungan sekitar.
Sebagaimana telah diketahui bahwa tekanan udara di darat cenderung lebih hangat
dibandingkan di dataran tinggi dan langit. Jadi, tindakan ini akan memodifikasi suhu
udara di sekitar telinga.
2. Minumlah obat pereda rasa nyeri jika rasa nyeri di telinga tak kunjung reda

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan 
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia
terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara. 
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh
tulang ke telinga dalam. 
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ
vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga memberikan respon
terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara. Factor utama yang menyokong
kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu
mengumpulkan suara dan kedua menyalurkan ke telinga bagian dalam. Telinga dapat
mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu fisiologinya mengalami
kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya gendang telinga.

3.2 Saran
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu
fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan
pecahnya gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat
indera pendengaran supaya tetap dalam kondisi normal.  

14

Anda mungkin juga menyukai