Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

EFEKTIVITAS OTAGO HOME EXERCISE DAN BALANCE STRATEGY


EXERCISE TERHADAP BALANCE LEVEL PADA LANSIA DI UPTD
GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA

Disusun Oleh
Afni Pravita Bunga
NIM. 161.0005

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
SURABAYA 2019/ 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan proyeksi pusat
tubuh pada landasan penunjang baik saat berdiri, duduk, transit dan berjalan.
Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dan stabilitas ketika
bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain. Keseimbangan juga merupakan
kemampuan bereaksi secara cepat dan efisien untuk menjaga stabilitas postural
sebelum, selama, dan setelah pergerakan serta dalam berespon terhadap gangguan
eksternal. (Eko, 2015). Pada lansia terjadi penurunan fungsi fisik sehingga
beresiko untuk jatuh dimana terjadi penurunan massa dan kekuatan otot,
melemahnya koordinasi motorik, dan hilangnya kemampuan bergerak dan
mempertahankan keseimbangan. Penuaan dan penurunan fungsi fisiologis dapat
menyebabkan lansia rawan mengalami masalah salah satunya adalah masalah
kejadian jatuh pada lansia (Luthfi, 2018). Dari hasil wawancara peneliti pada
perawat Di UPTD Griya Werdha Jambangan sebanyak 75 lansia memakai alat
bantu jalan seperti tongkat atau kruk dan perawat juga menambahkan bahwa
sebagian besar lansia mengalami resiko jatuh contohnya terpleset di kamar mandi
atau terpleset di lantai yang licin saat berjalan. Menurut pengamatan peneliti,
latihan keseimbangan seperti otago home exercise dan balance strategy exercise
belum pernah dilakukan dalam keseharian lansia dan belum pernah ada yang
meneliti di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.
Menurut World Health Organization (WHO) Proses penuaan menyebabkan
penurunan kemampuan fisik yang mengakibatkan berbagai permasalahan salah
satunya adalah kejadian jatuh. Kejadian jatuh tersebut akan menyebabkan penurunan
kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas fungsionalnya. Jumlah kejadian jatuh
lansia pada tahun 2007 cukup tinggi, setidaknya 28%-35% orang yang berusia 65
tahun mengalami jatuh setiap tahun dan jumlah tersebut meningkat menjadi 32%-
42% pada lansia berusia 70 tahun. Menurut Hasil Utama RISKESDAS 2018
Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan proporsi
presentase disabilitas atau cedera akibat jatuh pada lansia di Indonesia yang berumur
60-75 tahun dari tahun 2007 sampai dengan 2018 mengalami kenaikan tiap tahunnya
dari 7,7% - 9,2%. Adapun cacat fisik akibat cidera di beberapa bagian, seperti
anggota gerak atas 32,7% dan anggota gerak bawah 62,9%. Prevalensi kejadian jatuh
di Jawa Timur masih cukup tinggi dari tahun ke tahun tidak kunjung reda dengan
presentase 8,2% - 10% dari tahun 2007 sampai dengan 2018. Tiga kabupaten/kota
dengan persentase tertinggi penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan
berturut-turut adalah Kabupaten Sampang (65,67 persen), Kabupaten Kediri
(61,20 persen), dan Kota Batu (57,63 persen). Sebaliknya, kabupaten/kota dengan
persentase terendah penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan, yaitu
Kota Surabaya (36,82 persen), Kabupaten Lumajang (37,59 persen), dan
Kabupaten Bangkalan (37,92 persen)(Salam, 2018). Data lansia di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya terdapat 160 lansia dengan tingkat resiko jatuh
sebanyak 75 lansia, terdiri dari laki-laki 28 lansia dan perempuan 47 lansia.
Proses penuaan menyebabkan beberapa faktor, yang pertama faktor
internal proses penuaan dan beberapa kondisi penyakit, termasuk penyakit
jantung, stroke (CVA), dan gangguan ortopedik serta neurogik. Sedangkan faktor
eksternal meliputi hal-hal di lingkungan yang dapat mengakibatkan jatuh, seperti
pencahayaan yang buruk, ruangan yang penuh dengan barang, lantai licin, dan
alas kaki yang mudah terselip (Mustakhim, 2016). Lansia juga mengalami
penurunan dalam kemampuan motorik. Hal ini berhubungan dengan penurunan
terhadap kontrol neuromuskular, perubahan sendi, dan struktur lainnya.
Menurunnya sistem muskuloskeletal berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh
lansia karena terjadinya atropi otot yang menyebabkan penurunan kekuatan otot,
terutama ekstremitas bawah, sehingga menyebabkan langkah kaki lansia menjadi
lebih pendek, jalan menjadi lebih lambat, tidak dapat menapak dengan kuat dan
cenderung mudah goyah, serta ada kecenderungan untuk tersandung (Luthfi,
2018). Dampak jatuh pada lansia dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi
seperti rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa sobekan atau
tertariknya jaringan otot, selain itu bisa menyebabkan fraktur anggota gerak
bawah, seperti pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai bawah, dan kista
(Nur Aisiyah, 2005).
Peran perawat dalam mengurangi kejadian resiko jatuh sangat beragam
mulai dari mengukur atau tes tingkat keseimbangan sampai melakukan aktivitas
seperti senam dan latihan keseimbangan, Ada banyak macam latihan keseimbangan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan lansia, salah satunya adalah
Otago Home Exercise Programme adalah program latihan untuk lansia yang
didesain khusus untuk mengurangi kejadian jatuh, dengan cara meningkatkan
kekuatan anggota gerak bawah, meningkatkan keseimbangan dan memberikan
latihan jalan. Otago Home Exercise Programme dibagi menjadi latihan penguatan
(strenghtening) dan latihan keseimbangan (balance) dan program berjalan yang
didesain untuk lansia dimana sebelum dan setelah latihan terdapat peregangan
untuk persiapan sebelum latihan dan untuk mengurangi efek pegal dan cedera
selama latihan (Siwi, 2015) dan juga Balance Strategy Exercise adalah
serangkaian gerakan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
keseimbangan dinamis melalui stretching maupun strengthening. Dalam gerakan
balance exercise dimana terdapat gerakan pada ekstremitas bawah tubuh. Gerakan
plantar fleksi didapatkan gerakan yang mengkontraksikan otot gastrocnemius dan
soleus, pada gerakan knee fleksi ada penguluran pada grup otot hamstring,
sedangkan hip fleksi lebih pada latihan kontraksi secara aktif untuk otot-otot
gluteus maximus, sedangkan side leg rise untuk mengkontraksikan otot tensor
facia latae (Nur Aisiyah, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada Perbedaan Efektivitas Otago Home Exercise dan Balance
Strategy Exercise Terhadap Balance Level Pada Lansia Di Griya Werdha
Jambangan Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Perbedaan Efektivitas Otago Home Exercise dan Balance
Strategy Exercise Terhadap Balance Level Pada Lansia Di Griya Werdha
Jambangan Surabaya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat balance level sebelum dan sesudah diberikan
otago home exercise pada lansia di Griya Werdha Jambangan
2. Mengidentifikasi tingkat balance level sebelum dan sesudah diberikan
balance strategy exercise pada lansia di Griya Werdha Jambangan
3. Menganalisis perbedaan efektivitas otago home exercise dan balance
strategy exercise pada lansia di Griya Werdha Jambangan

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Latihan Otago Homo Exercise dan 12 Balance exercise yang dilakukan
oleh lansia dapat mengurangi angka kejadian resiko jatuh pada lansia di Griya
Werdha Jambangan Surabaya dengan menggunakan 2 kelompok tanpa kelompok
kontrol.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang balance level pada lansia, manajemen resiko jatuh pada lansia, dan
mengetahui perbedaan antara otago home exercise dan 12 balance exercise.
2. Bagi Lahan Penelitian
Penelitian ini dapat membantu para perawat Griya Werdha Jambangan
dalam keseharian dalam meningkatkan balance level dan mengurangi resiko jatuh
pada lansia.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan terapi latihan otago home
exercise dan 12 balance exercise yang termasuk dalam non farmakologi atau
pengobatan komplementer tentang resiko tinggi jatuh pada lansia.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelian dapat digunakan sebagai acuan dasar bagi peneliti lain yang
berminat untuk melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan perbedaan
efektivitas otago home exercise dan 12 balance exercise terhadap balance level
pada lansia di wilayah Griya Werdha Jambangan Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Eko, S. (2015) ‘Aktifitas Fisik Keseimbangan Guna Mengurangi Resiko Jatuh
Pada Lansia’, Olahraga Prestasi, 11 no 2, pp. 91–101.
Judha, M., Erwanto, R. and Natalia, L. (2012) ANATOMI DAN FISIOLOGI
rangkuman sederhana belajar anatomi fisiologi. Edisi II. Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Luthfi, D. (2018) ‘PERBEDAAN PENGARUH OTAGO HOME PROGRAMME
EXERCISE DAN RESISTANCE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN
RESIKO JATUH PADA LANSIA DI PERBEDAAN PENGARUH OTAGO
HOME PROGRAMME EXERCISE DAN RESISTANCE EXERCISE
TERHADAP’.
Mahendra, i gede putu wahyu, Andayani, ni luh nopi and Dinata, i made krisna
(2016) ‘Pemberian Otago Home Exercise Programme Lebih Baik Dalam
Mengurangi Risiko Jatuh Daripada Balance Strategy Exercise Pada Lansia Di
Tabanan Otago Home Exercise Programme Better for Reducing the Risk of Fall
Than Balance Strategy Exercise in Elderly At Taba’, MIFI, Volume 3, number 1,
3(3), p. 11.
MUAWANAH, R. (2019) ‘Pengaruh Balance Strategy Exercise Dan Gaze
Stability Exercise Terhadap Peningkatan’.
Murtiani, Ninik, Hartin, S. (2019) ‘Pengaruh Pemberian Intervensi 12 Balance
Exercise Terhadap Keseimbangan Postural Pada Lansia’, Jurnal Keperawatan,
Vol 12, No 1, Januari 2019, 12(1), pp. 42–52.
Mustakhim (2016) ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resiko Jatuh Lansia’, pp.
10–35.
Nur Aisiyah (2005) ‘Tinjauan Teori Keseimbangan Dinamis Pada Lansia’,
Keperawatan, pp. 6–30. Available at:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-rachmiinsa-5118-2-
bab2.pdf.
Salam, A. (2018) PROFIL PENDUDUK LANJUT USIA PROVINSI JAWA
TIMUR 2017. Jakarta: BIDANG STATISTIK SOSIAL PROVINSI JAWA
TIMUR. doi: 4104001.35.
Satria Nugraha Nila; Muliarta, I Made, M. H. W. (2016) ‘Pelatihan 12 Balance
Exercise Lebih Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Daripada Balance Strategy
Exercise Pada Lansia Di Banjar Bumi Shanti, Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan
Denpasar Barat’, Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia (MIFI), 002(Vol 1, No 1
(2016)), pp. 1–12. Available at:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/mifi/article/view/18382.
Siwi, P. A. (2015) ‘Otago Home Program Exercise’, pp. 3–9.
Studi, P. et al. (2018) ‘HUBUNGAN RISIKO JATUH DENGAN TAKUT
JATUH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA SURABAYA Anastasia Putu
Martha Anggarani 1 , Raditya Kurniawan Djoar 2’, pp. 63–68.

Anda mungkin juga menyukai