Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1

BLOK 7.2

KELOMPOK 12 :
Najwa Aisah Faran G1A120139
Niken Aurora Haryono G1A120140
Abdul Hafizh Zaidan G1A120142
Ringa Raudhatul Akbar Nuli G1A120144
Phelia Alifah G1A120145
Sultan Fajr Haq Arifansyah G1A120146
Zainul Habibi Ahmady G1A120148
Dhea Roza Salsabila G1A120151
Amytria Dewi Mayangsari G1A120153

Dosen Pengampu :
Dr.dr. Deri Mulyadi, S.H., M.H.Kes., Sp.O.T (K) Hip and Knee

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2023
SKENARIO 1
Dokter Andi adalah seorang Kepala Puskesmas di Jambi yang menjalankan ilmu Kedokteran
komunitas dan kedokteran keluarga. Di Puskesmas tersebut juga telah bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan dalam menjalankan program Pelayanan JKN KIS. Dalam pelayanan pasien,
dokter Andi selalu menekankan untuk diterapkannya Pasien Safety di setiap pelayanan.
Dengan gaya kepemimpinannya dokter Andi berhasil meraih penghargaan sebagai dokter
teladan karena telah berhasil menjalankan program Gizi Masyarakat, Epidemiologi dan
Surveilans Kesehatan dengan baik.

I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Puskesmas
 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari dinkes kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu/sebagian
wilayah kecamatan.
2. Kedokteran komunitas
 Cabang ilmu kedokteran yang mneyelesaikan masalah2 individu dgn
memanfaat sumber-sumber yang ada di komunitas untuk menyelesaikan
masalah kesehatan
3. Kedokteran keluarga
 Merupakan disiplin ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan
kesehatan yang personal, primer, komprehensif, dan berkelanjutan
(continuing) kepada individu dalam hubungannnya dengan keluarga,
komunitas, dan lingkungannya.
4. BPJS kesehatan
 Singkatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, Lembaga khusus
yang mengelola jaminan kesehatan di indonesia
5. JKN KIS
 Jaminan kesehatan nasdional dan kartu Indonesia sehat, merupakan programa
jaminan kesehatan nasional yang dikeluarkan oleh pemerintah, dikhususkan
untuk mmberikan pelayanan kesehatan
6. Pasien safety
 Suatu sistem yang memastikan asuhan pada pasien jauh lebih aman. Sistem
tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi insiden, pengelolaan insiden,
pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak lanjut suatu
insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan
untuk menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden
pada pasien yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.
7. Surveilans
 Kegiatan pemantauan yang sistemastis dan berurut yang terus menerus dalam
pengambilan data tertentu
8. Epidemiologi
 Ilmu yang mmpelajari pola penyebaran penyakit berserat faktor yang
mmepengaruhi kejadian tersebut.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Jelaskan apa yang dimaksud ilmu kedoteran komunitas dan kedokteran keluarga!
2. Jelaskan prinsip pelayanan kedokteran keluarga!
3. Apa perbedaan layaan dokter umum dan dokter keluarga?
4. Apa saja dasar hukum dari BPJS/JKN ?
5. Apa saja manfaat dari BPJS/JKN ?
6. Siapa saja yang berhak menjadi anggpta bpjs dan syarat kepesertaaanya ?
7. Apa saja hak dan kewajiban peserta bpjs?
8. Bagaimana prosedur pelayanan JKN kesehatan ?
9. Apa yang dimaksud dengan pasien safety ? dan bagaimana menerapkannya ?
10. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan ?
11. Kenapa dokter harus memiliki sikap kepemimpinan ?
12. Sebutkan apa saja permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia saat ini ?
13. Bagaimana Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi di
Indonesia ?
14. Apa tujuan dan kegunaaan epidemiologi dan surveilans kesehatan ?

III. BRAINSTORMING

1. Jelaskan apa yang dimaksud ilmu kedoteran komunitas dan kedokteran keluarga!
 Cabang ilmu kedokteran yang mneyelesaikan masalah-masalah individu dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang ada di komunitas untuk menyelesaikan
masalah kesehatan. Tujuannya adalah mencegah penyakit ddan meningkatkan
kesehatan anggota komunitas.

2. Jelaskan prinsip pelayanan kedokteran keluarga!


 perawatan komprehensif  dokter keluarga merawat apsek kesehatan
 berfokus pada keluarga
 berkelanjutan  sepanjang hidup pelayanan
 utamakan pencegahan  pentingnya pencegahan dengan skrining
 perawatan yang berpusat pada pasien
 kolaborasi tim
 berorinetasi pada komunitas
 utamakan bukti ilmiah

3. Apa perbedaan layaan dokter umum dan dokter keluarga?


 Cakupan dokter umum terbatas, dokter keluarga cakupannya luas dan
berkesinambungan. Dokter umum biasanya dokter umum yang merawat pasien
tanpa spesialiasai tertentu, mereka bekerja di pusat kesehatan spt klinik dan
rumah sakit sebagai tenaga media yang merawat pasien dgn masalah seprti flu,
demam, luka ringan dan masalah umum lainnya, dokter umum tidak memiliki
pelatihan speasialis dalam merawat kehsetana keluraga dna merka merujuk pasien
ke spesialis, dokter keluarga, dokter yang mendapat pelatihan khusus dari segala
usia, serta memberikan perawatan yang komprehensif pada seluruh keluarga.
4. Apa saja dasar hukum dari BPJS/JKN ?
 UU No. 40 tahun 2004 tentang system jaminan sosial
 UU No. 24 tahun 2011 tentang bpjs
 UU No. 11 tahub 2020 tentang cipta kerja
 Peraturan Presiden No. 82 tahun 2018 tentang jaminan kesehatan
 Peraturan pemerintah no. 107 tahun 2012

5. Apa saja manfaat dari BPJS/JKN ?


 Terkait pemelihataan kesehatan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan
 Memberikan pelayanan yang komprehensif, promroti, kuratif, rehabilitative
 2 kategori : tingkat pertama  tindakan medis non spesialistik, rawat inap tingkat
pertama, tingkat kedua  rawat jalan dan rawat inap

6. Siapa saja yang berhak menjadi anggpta bpjs dan syarat kepesertaaanya ?
 Semua org berhak, wna tinggal di Indonesia minimal 6 bulan, penerima biaya
iuran (orang kurang mampu), non PBI
 Syarat :
 Bersifat wajib dan seluruh Masyarakat Indonesia
 KK, KTP, no. handphone, buku rekening, pas foto, Alamat email yang aktif

7. Apa saja hak dan kewajiban peserta bpjs?


 Hak :
 Fktp
 Memperoleh informasi
 Memperoleh manfaat
 Mengajukan kritin dan saran
 Kewajiban :
 Membayar iuran rutin
 Melaporkan perubaha
 Menjaga kartu peserta agar ridak rusak atau hilang

8. Bagaimana prosedur pelayanan JKN kesehatan ?


 Dimulai pendaftaran
 Aktivasi kartu
 Pemilihan fasilitas kesehatan
 Konsultasi
 Perawatan
 Pembayaran iuran tambahan
 Klaim
 Monitoring
 Edukasi
9. Apa yang dimaksud dengan pasien safety ? dan bagaimana menerapkannya ?
 Pasien safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan pasien
yang aman untuk mencegah terjadinya cedera atau tindakan yang membahayakan.
 Cara menerapkannya :
 Identifikasi pasien
 Komunikasi efektif
 Penggunaan informasi medis yang akurat
 Pencegahan infeksi dan hygiene yang ketat
 Penggunaaan obat yang aman
 Pemantauan pasien
 Memberikan konseling pad pasien ttg penyakit, perawatan dan pencegahan

10. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan ?


 Otoritas
 Paternalisitik
 Karismatik
 Demokratis
 Militeristis
 Laissez faire
 Transformasional
 Servant
 Kepemilikan bersama
 Situasional
 Transaksional

11. Kenapa dokter harus memiliki sikap kepemimpinan ?


 Sifat kepemimpinan mempengaruhi pelayanan kesehatan yaitu komunikasi efektif
dan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan

12. Sebutkan apa saja permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia saat ini ?
 Permasalahan sudah terkendali : def vit A, GAKI
 Belum terselesaikan : stunting, gizi kurang
 Mengancam : kurus, overweight dan stunting

13. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi di
Indonesia ?
 Pendidikan gizi
 Pemantauan dan evaluasi
 Peningkatan akses pada makanan bergizi
 Promosi ASI eksklusif
 Pengayaan makanan
 Program suplementasi gizi
 Kesehatan reproduksi
 Pemebrian makanan pendamping asi (mpasi)
 Pemberantasan kemiskinan
 Kolaborasi antar sektor
 Pengawasan harga makanan
 Pemberdayaan Masyarakat

14. Apa tujuan dan kegunaaan epidemiologi dan surveilans kesehatan ?


 Tujuan dari epidemiologi adalah untuk melakukan Pencegahan maupun
penanggulangan masalah yang timbul di masyarakat baik penyakit menular
maupun penyakit tidak menular. Adapun Peranan Epidemiologi dalam Kesehatan
Masyarakat adalah : Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan
kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk
tertentu
 Surveilens
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan alat untuk memperkirakan status
kesehatan dan perilaku masyarakat karena dapat secara langsung mengukur apa
yang sedang terjadi dalam populasi. Hal ini penting untuk mengukur kebutuhan
intervensi maupun untuk mengukur dampak intervensi secara langsung.
Surveilans kesehatan masyarakat menyediakan basis data ilmiah dan faktual yang
penting untuk pengambilan keputusan dan tindakan kesehatan
masyarakat yang tepat.

IV. ANALISIS MASALAH


1. Jelaskan apa yang dimaksud ilmu kedoteran komunitas dan kedokteran keluarga !
 Kedokteran Komunitas : adalah cabang kedokteran yang memusatkan perhatian
kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan diagnosis dini
penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard) kesehatan
yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada
komunitas. Tujuan utama kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan anggota-anggota komunitas. Fokus perhatian kedokteran
komunitas adalah masalah kesehatan dan penyakit yang terjadi pada komunitas di
mana individu tersebut tinggal, bekerja, atau bersekolah.
 Kedokteran Keluarga : adalah disiplin ilmu yang menekankan pentingnya
pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer, komprehensif, dan
berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannnya dengan
keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Cabang kedokteran komunitas yang
memberikan perhatian khusus kepada kesehatan keluarga sebagai sebuah unit
adalah kedokteran keluarga1

2. Jelaskan prinsip pelayanan kedokteran keluarga!


 Prinsip pelayanan kedokteran keluarga adalah pendekatan holistik dalam
pelayanan kesehatan yang berfokus pada perawatan komprehensif dan
berkelanjutan bagi individu dan keluarganya. Prinsip ini mengedepankan
beberapa aspek penting dalam memberikan pelayanan medis, antara lain:
1) Perawatan Komprehensif: Dokter keluarga berusaha untuk memahami dan
merawat berbagai aspek kesehatan fisik, mental, dan sosial pasien mereka.
Mereka berusaha melihat pasien sebagai individu yang lebih dari sekadar
gejala penyakit, dan mereka mempertimbangkan faktor-faktor genetik,
lingkungan, dan gaya hidup dalam perawatan.
2) Hubungan Pasien-Dokter yang Berkelanjutan: Dokter keluarga berkomitmen
untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan dengan pasien dan keluarganya.
Ini memungkinkan mereka untuk memahami sejarah kesehatan pasien,
memantau perubahan kondisi seiring waktu, dan memberikan perawatan
yang sesuai dengan perubahan tersebut.
3) Pencegahan dan Promosi Kesehatan: Dokter keluarga tampil sebagai
penasehat kesehatan yang mempromosikan pencegahan penyakit. Ini
mencakup vaksinasi, pemeriksaan kesehatan berkala, konseling gaya hidup
sehat, dan edukasi pasien tentang tindakan pencegahan yang dapat mereka
lakukan.
4) Koordinasi Pelayanan: Dokter keluarga berperan sebagai koordinator
pelayanan kesehatan bagi pasien mereka. Mereka berusaha untuk
mengoordinasikan perawatan yang diberikan oleh berbagai spesialis dan
penyedia layanan kesehatan lainnya, sehingga pasien mendapatkan
perawatan yang terintegrasi dan efektif.
5) Kepedulian terhadap Kebutuhan Keluarga: Prinsip ini mengakui bahwa
kesehatan individu seringkali terkait erat dengan kesehatan anggota
keluarganya. Dokter keluarga memperhatikan dinamika keluarga dan
berusaha untuk memberikan dukungan dan perawatan yang sesuai.
6) Keterlibatan Pasien dalam Pengambilan Keputusan: Dokter keluarga
mendukung pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan mereka.
Mereka berusaha untuk menjelaskan opsi perawatan dengan jelas, memahami
preferensi pasien, dan bekerja sama dalam merencanakan perawatan yang
sesuai.
7) Manajemen Penyakit Kronis: Dokter keluarga seringkali merawat pasien
dengan penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi. Mereka berfokus
pada manajemen penyakit jangka panjang ini dengan memonitor kondisi,
memberikan edukasi, dan membantu pasien dalam mencapai kontrol yang
baik atas penyakitnya.
8) Penggunaan Sumber Daya yang Bijak: Dokter keluarga berusaha untuk
menggunakan sumber daya kesehatan secara efisien dan bijak, dengan
mempertimbangkan biaya, risiko, dan manfaat dari berbagai tindakan medis.

Pelayanan kedokteran keluarga memainkan peran penting dalam sistem


pelayanan kesehatan, terutama dalam memberikan perawatan yang berfokus
pada pasien dan mendukung kesehatan komunitas secara keseluruhan.
Pendekatan ini menekankan pentingnya pencegahan, perawatan yang
terkoordinasi, dan hubungan pasien-dokter yang berkelanjutan dalam mencapai
kesehatan yang lebih baik.2
3. Apa perbedaan layanan dokter umum dan dokter keluarga ?3,4,5
 Dokter Praktek Umum: Dokter praktek umum seringkali fokus pada perawatan
pasien dengan masalah kesehatan yang umum dan gejala yang terlokalisasi.
Mereka dapat merawat pasien dengan berbagai jenis keluhan kesehatan, namun
mungkin kurang dalam dalam hal pengetahuan tentang sejarah kesehatan keluarga
pasien.
 Dokter Keluarga: Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang telah
menjalani pelatihan tambahan dalam perawatan keluarga dan kesehatan holistik.
Mereka memiliki pemahaman yang lebih luas tentang sejarah kesehatan keluarga
pasien dan sering merawat anggota keluarga dari berbagai kelompok usia. Dokter
keluarga cenderung lebih fokus pada perawatan preventif dan promosi kesehatan
keluarga.

Dokter umum Dokter keluarga

Cakupan pelayanan Terbatas Luas

Kualifikasi Setiap dokter dengan gelar Spesialisasi kedokteran


kedokteran keluarga

Sifat pelayanan Sesuai keluhan Menyeluruh, bukan hanya


Kasus per kasus dengan sesuai keluhan
pengamataan sesaat Setiap kasus diselidiki
dengan berkesinambungan

Jenis pelayanan Kuratif Mulai dari preventif

4. Apa saja dasar hukum dari BPJS/JKN ?


 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
 Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
 Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
 Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
 Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan6

5. Apa saja manfaat dari BPJS/JKN ?


 Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik
mencakup :
1. Administrasi pelayanan
2. Pelayanan promotif dan preventif
3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6. Transfuse darah sesuai kebutuhan medis
7. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
- Pelayanan kesehatan rujukan tingkat ;anjutan, yaitu pelayanan kesehatan
mencakup :
1. Rawat jalan, meliputi :
- Administrasi pelayanan
- Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan sub spesialis
- Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
- Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
- Pelayanan alat kesehatan implant
- Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi medis
- Rehabilitasi medis
- Pelayanan darah
- Pelayanan kedokteran forensic
- Pelayanan jenazah di faskes
2. Rawat inap yang meliputi :
- Perawatan inap non intensif
- Perawatan inap di ruang intensif
- Pelayanan kesehatan laun yang ditetapkan oleh menteri7

6. Siapa saja yang berhak menjadi anggpta bpjs dan syarat kepesertaaanya ?
 Yang berhak
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :
1) Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang
tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :
 Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f. Pegawai Swasta; dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima upah.
h. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
i. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
j. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah.
 Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun, terdiri dari :
- Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
- Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun;
- Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
- Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang
mendapat hak pensiun;
- Penerima pensiun lain; dan
- Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang
mendapat hak pensiun.
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan;
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu
membayar iuran.8

 Syarat kepesertaan
Perpres RI No. 111 Tahun 2013 Pasal 6 menyatakan: Kepesertaan Jaminan
Kesehatan bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Di dalam
UU SJSN diamanatkan bahwa seluruh penduduk wajib menjadi peserta jaminan
kesehatan termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Indonesia lebih
dari enam bulan. Untuk menjadi peserta harus membayar iuran jaminan
kesehatan. Bagi yang mempunyai upah/gaji, besaran iuran berdasarkan persentase
upah/gaji yang dibayar oleh pekerja dan pemberi kerja. Bagi yang tidak
mempunyai gaji/upah besaran iurannya ditentukan dengan nilai nominal tertentu,
sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu membayar iuran maka
iurannya ditanggung oleh pemerintah.9
7. Apa saja hak dan kewajiban peserta bpjs?
 Hak Peserta BPJS Kesehatan
1) Menentukan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) yang diinginkan
pada saat mendaftar
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Mendapatkan kartu identitas peserta sebagai identitas peserta JKN-KIS untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
4) Mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
5) Menyampaikan pengaduan, kritik dan saran baik secara lisan maupun tertulis
kepada BPJS Kesehatan.
 Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan
1) Mendaftarkan diri dan anggota keluarganya sebagai peserta JKN-KIS kepada
BPJS Kesehatan.
2) Membayar iuran secara rutin setiap bulan sebelum tanggal 10 (sepuluh).
3) Memberikan data dirinya dan anggota keluarganya secara lengkap dan benar.
4) Melaporkan perubahan data dirinya dan anggota keluarganya, antara lain
perubahan golongan, pangkat atau besaran gaji, pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat/ domisili dan pindah fasilitas kesehatan
tingkat pertama serta perubahan alamat email dan nomor handphone
5) Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang
yang tidak berhak.
6) Mentaati prosedur dan ketentuan untuk memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan yang telah ditetapkan10

8. Bagaimana prosedur pelayanan JKN kesehatan ?


 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program asuransi kesehatan yang
dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di
Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pelayanan kesehatan
yang terjangkau dan berkualitas kepada seluruh penduduk Indonesia.
Berikut adalah beberapa langkah umum dalam prosedur pelayanan JKN
kesehatan:
1. Pendaftaran:
- Individu yang ingin menjadi peserta JKN harus mendaftar dan membayar
iuran bulanan sesuai dengan kategori peserta yang dipilih (mandiri,
penerima upah, penerima bantuan iuran, atau peserta lainnya).
- Pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui situs web BPJS
Kesehatan atau secara langsung ke kantor cabang BPJS Kesehatan
terdekat.
2. Aktivasi Kartu:
- Setelah pendaftaran dan pembayaran iuran pertama kali, peserta akan
diberikan Kartu JKN yang harus diaktifkan.
- Aktivasi kartu biasanya dilakukan di kantor BPJS Kesehatan atau melalui
layanan online.
3. Pemilihan Fasilitas Kesehatan:
- Peserta JKN dapat memilih fasilitas kesehatan tempat mereka akan
mendapatkan pelayanan medis, seperti rumah sakit atau klinik yang telah
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
4. Konsultasi dan Perawatan:
- Jika peserta membutuhkan pelayanan medis, mereka dapat mengunjungi
fasilitas kesehatan yang telah dipilih.
- Biasanya, peserta akan diperiksa oleh dokter atau tenaga medis terlebih
dahulu, dan diagnosis serta perawatan akan ditentukan sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pembayaran Iuran Tambahan:
- Selain iuran bulanan, peserta mungkin harus membayar iuran tambahan
jika mereka memilih fasilitas kesehatan yang bukan merupakan fasilitas
tingkat pertama (Faskes Tingkat Pertama) yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan.
6. Klaim:
- Fasilitas kesehatan yang memberikan perawatan akan mengajukan klaim
kepada BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pembayaran atas pelayanan
medis yang diberikan kepada peserta.
7. Monitoring:
- BPJS Kesehatan melakukan monitoring terhadap pelayanan yang
diberikan kepada peserta untuk memastikan bahwa standar kualitas
pelayanan terpenuhi.
8. Edukasi:
- BPJS Kesehatan juga memberikan edukasi kepada peserta tentang program
JKN, hak dan kewajiban peserta, serta manfaat kesehatan yang dapat
diakses.11

9. Apa yang dimaksud dengan pasien safety ? dan bagaimana menerapkannya ?


 Pasien safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman dan nyaman . Hal ini termasuk juga
seperti : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk mengurangi akan
timbulnya resiko yang akan terjadi. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006). Patient
safety adalah tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan
yang terjadi. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman dan juga nyaman , mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan yang salah atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan juga analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan ataupun mengurangi resiko yang akan terjadi. Meliputi:
assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan terjadinya risiko.
 Langkah-langkah pelaksanaan patient safety
1) Perhatikan nama obat, rupa dan juga ucapan mirip
2) Pastikan identifikasi pasien
3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien tersebut
4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar juga
5) Kendalikan cairan elektrolit pekat
6) Pastikan akurasi pemberian obat pasien pada pengalihan pelayanan ataupun
operan
7) Hindari terjadinya salah sambung kateter dan salah sambung selang
8) Gunakan alat injeksi sekali pakai atau barang habis pakai
9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomia
 Langkah langkah kegiatan pelaksanaan patient safety di rumah sakit seperti :
1) Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan
susunan organisasi sebagai beriku t: Ketua (dokter), Anggota( dokter, dokter
gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan yang lainnya) .
2) Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan internal tentang insiden yang terjadi di rumah sakit.
3) Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia ataupun tertutup.
4) Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkannya tujuh langkah menuju keselamatan pasien di rumah sakit
tersebut.
5) Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis
berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan
standar-standar yang baru dikembangkan.12

10. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan ?


1. Tipe Otoritas (Autocrat)
Otokrat berasal dari perkataan "utus" (sendiri) dan "kratos" (kekuasaan) jadi
otokrat berarti penguasaan obsolut. Kepemimpinan otoritas berdasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi (Siagian, 2007). Dimana
setiap perintah dan kebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan
bawahannya dan harus dilakukan. Seorang pemimpin yang autokratik adalah
seorang yang sangat egois, egoisme yang sangat besar akan mendorongnya
memutarbalikan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan
keinginannya apa yang secara subjektif diinterprestasikan sebagai kenyataan.
Menurut Terry, pemimpin yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara sungguh
sungguh, teliti dan cermat. Dimana pemimpin bekerja menurut peraturan
kebijakan yang berlaku, meskipun sedikit kaku dan segala intruksinya harus
dipatuhi oleh para bawahan (Siswanto dan Hamid. Dalam Mattayang, 2019). Para
bawahan tidak berhak untuk mengomentari apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin karena pemimpin menganggap bahwa dialah yang bertindak sebagai
pengemudi yang akan bertanggung jawab atas segala kompleksitas organisasi.
Berdasarkan nilai-nilai demikian, seorang pemimpin yang otoriter akan
menujukan berbagai sikap yang menonjolkan "kekuasaan" antara lain:
a) Kencenderungan dalam memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat
lain dalam organisasi atau instansi lain.
b) Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengkaitkan pelaksana tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahan.
2. Tipe Peternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam
kehidupan organisasi dapat diwarnai oleh harapan para pengikutnya. Harapan itu
pada umumnya terwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan
sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layaknya dijadikan sebagai tempat
bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Ditinjau dari segi nilai organisasi yang
dianut biasanya seorang pemimpin yang peternalistik mengutamakan nilai
kebersamaan, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang
peternalistik kepentingan bersama dan perlakuan terlihat sangat menonjol.
Artinya seorang pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan
semua orang yang terdapat dalam organisasi seadil dan serata mungkin.
3. Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan yang kharismatik ini pada dasarnya merupakan tipe
kepemimpinan yang didasarkan pada kharisma seseorang. Biasanya charisma
seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain. Dengan kharisma yang dimiliki
seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya. Seorang
pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar
dan para pengikutnya. Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang
pemimpin yang di kagumi oleh orang banyak pengikut tersebut tidak selalu
menjelaskan secara kongkrit mengapa tipe pemimpin yang kharismatik sangat
dikagumi. Orang cenderung mengatakan bahwa orang orang tertentu yang
memiliki "kekuatan ajaib" dan menjadikan orang-orang tertentu di pandang
sebagai pemimpin kharismatik. Dalam anggota organisasi atau instansi yang di
pimpin oleh orang kharismatik, tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut,
sikap perilaku dan gaya yang digunakan oleh pemimpin yang kharismatik
mengunakan otokratik para bawahan tetap mengikuti dan tetap setia pada seorang
pemimpin yang kharismatik
4. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan demokratis
menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti
bawahan. Seorang pemimpin yang berdemokratis dihormati dan disegani bukan
ditakuti karena perilaku pemimpin demokratis dalam kehidupan organisasional
mendorong pada bawahannya menumbuh kembangkan daya inovasi dan
kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh pemimpin demokratis mendengarkan
pendapat, saran bahkan kritik dari orang lain, terutama dari bawahannya. Tipe
kepemimpinan demokratis merupakan faktor manusia sebagai faktor utama yang
terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Tipe demokrasi ini lebih
menunjukan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat serta perilaku
menunjukan dan mengembangkan organisasi atau kelompok. Seorang pemimpin
mengikut sertakan seluruh anggota kelompok dalam mengambil keputusan.
Pemimpin perusahaan yang bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat
atau kreasi bawahannya. Pemimpin memberikan sebagian para bawahannya turut
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program yang akan dicapai
5. Tipe Militeristis
Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam
kemiliteran. Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a) Dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah.
b) Dalam mengerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya.
c) Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.
d) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e) Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f) Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
g) Tipe Laissez Faire (laissez-faire style of leadership)
Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedur dan apa yang akan
dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil
keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi
hak sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka
meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis,
maka barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang
dikatakannya sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima
atau mengolah pendapat tersebut. Apabila hal ini kita jumpai disekolah, maka
dalam hal ini bila akan menyelenggrakan rapat guru biasanya dilaksanakan
tanpa kontak pimpinan (Kepala Sekolah), tetapi bias dilakukan tanpa acara.
Rapat bisa dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut
menghendakinya.13

11. Kenapa dokter harus memiliki sikap kepemimpinan ?


 Dalam kehidupan yang semakin kompleks, dokter dituntut menjadi seorang yang
ideal sesuai konsep yang dicanangkan oleh WHO dimana, seorang dokter harus
memiliki konsep The five stars doctor yang terdiri dari kemampuan dokter untuk
menjadi health care provider, decision maker, community leader, manager dan
communicator. Kepemimpinan menuntut kemampuan dokter dalam
mempengaruhi pasien dengan komunikasi efektif supaya bisa bekerjasama dalam
program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Karena itu peran dokter
tidak terbatas hanya sebagai praktisi medis atau klinis, tetapi kedepannya juga
berperan sebagai pemimpin.
1) Care provider
Seorang dokter diharapkan memiliki kemampuan untuk memberikan
perawatan individu yang memperhitungkan seluruh kebutuhan pasien,
termasuk kebutuhan fisik, mental, maupun sosial. Seorang dokter perlu
menjamin bahwa berbagai jenis perawatan, termasuk yang bersifat kuratif,
preventif, dan rehabilitasi, diberikan secara terkoordinasi, terintegrasi, dan
berkelanjutan.
2) Decision Maker
Seorang dokter diharapkan mampu menjadi penentu keputusan. Dalam
transparansi “five star doctor” akan mengambil keputusan sesuai dengan
teknologi yang tersedia, dimana keputusan tersebut dapat dibenarkan dalam
hal efikasi dan biaya (cost effectiveness). Keputusan yang diambil tersebut
diambil dengan tidak mengabaikan atau melupakan mutu pelayanan yang
diberikan.
3) Community Leader
Seorang dokter diharapkan mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau
masyarakat, mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sekitarnya, mampu
berinisiatif memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Dokter diharapkan tidak
hanya mengobati individu yang mencari bantuan medis tetapi juga dapat
memberikan keuntungan positif dalam kegiatan kesehatan masyarakat
sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi banyak orang.
4) Communicator
Seorang dokter diharapkan memiliki keterampilan komunikasi yang baik,
yang memungkinkannya untuk mengedukasi dan mempromosikan gaya
hidup sehat melalui pendidikan kesehatan serta advokasi yang efektif, Agar
mampu memberikan pemberdayaan kepada setiap individu dan kelompok
untuk secara sendiri meningkatkan dan menjaga kesehatan mereka secara
independen. Dengan kata lain dapat mengubah atau mempromosikan
perubahan lifestyle ke arah yang baik. Para dokter juga harus menjadi
seorang komunikator yang sangat baik dalam rangka membujuk (persuasi)
pasien, keluarga dan masyarakat yang merupakan tanggung jawab dokter
untuk meningkatkan gaya hidup sehat dan menjadi mitra dalam upaya
kesehatan
5) Manager
Seorang dokter diharapkan mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang
baik untuk menjalankan fungsi-fungsi dari semua aspek “five star doctor”,
dan mampu bekerja sama secara harmonis dengan perorangan maupun
organisasi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan guna
memenuhi kebutuhan komunitasnya. Hal ini akan memungkinkan para
dokter untuk saling bertukar informasi dalam rangka membuat keputusan
yang lebih baik, dan untuk berkolaborasi dalam sebuah tim multidisiplin
yang memiliki hubungan yang erat dengan rekan-rekan lain dalam bidang
kesehatan dan pembangunan sosial.14,15

12. Sebutkan apa saja permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia saat ini ?
 Stunting
Stunting didefinisikan sebagai kondisi status gizi balita yang memiliki panjang
atau tinggi badan yang tergolong kurang jika dibandingkan dengan umur.
Pengukura dilakukan menggunakan standar petumbuhan anak dari WHO, yaitu
dengan interpretasi stunting jika lebih dari minus dua standar deviasi median.
Balita stunting dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial
ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi
pada bayi. Umumnya berbagai penyebab ini berlangsung dalam jangka waktu
lama (kronik). Pada tahun 2020, sebanyak 149,2 juta anak yang berusia dibawah
lima tahun menderita stunting, Sementara, berdasarkan Survei Status Gizi Balita
Indonesia (SSGBI) juga menyatakan bahwa prevalensi stunting pada tahun 2021
mencapai 24,4% di Indoensia. Persentase tersebut masih relatif tinggi jika
dibandingkan dengan prevalensi stunting secara global pada tahun 2020 yakni
sebesar 22%. Sedangkan pada tahun 2022 prevalensi stunting di indonesia
menjadi 21,6%. Stunting saat balita memberikan efek jangka panjang pada
seseorang terutama risiko penambahan berat badan berlebihan di kemudian hari,
rentan terhadap penumpukan lemak tubuh, resistensi insulin yang berakibat pada
risiko diabetes melitus serta peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi saat
dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki tubuh
pendek berisiko menderita penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes,
stroke dan penyakit lainnya karena dipengaruhi oleh faktor genetik.16
 Overweight
Prevalensi overweight di Indonesia pada tahun 2022 adalah 3,5%. Penyebab
terjadinya Overweight adalah karena ketidakseimbangan energi antara kalori
yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan seperti peningkatan asupan
makanan padat energi yang tinggi lemak dan gula, kurangnya aktivitas fisik
karena berbagai pekerjaan, perubahan mode transportasi, dan peningkatan
urbanisasi. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik merupakan hasil dari
perubahan lingkungan dan kurangnya kebijakan yang mendukung di sektor
Pendidikan, transportasi, kesehatan, dan pengolahan makanan. Terjadinya
overweight dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ada dari aspek genetik
dimana sebagian orang dengan orang tua berbadan gemuk memiliki metabolisme
yang rendah disbanding seseorang yang memiliki orang tua yang tidak berbadan
gemuk, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi seperti pola
makan yang tidak teratur serta memakan makanan yang tinggi lemak seperti
makanan cepat saji, aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi kejadian terjadinya
overweight dimana jika seseorang dengan pola hidup sedentari dengan sedikit
aktivitas fisik seperti jarang berolahraga dan bekerja hanya duduk dengan waktu
yang lama dapat meningkatkan resiko overweight, psikologis seseorang juga
dapat mempengaruhi kejadian overweight.17

13. Bagaimana Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi di
Indonesia ?
 Mengatasi permasalahan gizi di Indonesia memerlukan upaya lintas sektor dan
berkelanjutan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
gizi di Indonesia meliputi:
1) Pendidikan Gizi
- Melakukan kampanye edukasi publik tentang pentingnya gizi seimbang,
baik di sekolah, masyarakat, maupun media massa.
- Memasukkan pendidikan gizi ke dalam kurikulum sekolah untuk
meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang dan pola makan sehat
sejak dini.
2) Pemantauan dan Evaluasi
- Meningkatkan pemantauan dan evaluasi status gizi masyarakat secara
teratur untuk mengidentifikasi masalah gizi dan kelompok rentan.
- Mempertahankan dan mengembangkan sistem pelaporan dan pemantauan
yang efektif.
3) Peningkatan Akses Terhadap Makanan Bergizi
- Mendorong produksi dan distribusi pangan berkualitas tinggi, termasuk
buah-buahan, sayuran, dan sumber protein berkualitas.
- Memperluas akses terhadap pangan bergizi melalui program subsidi atau
bantuan sosial bagi keluarga miskin.
-
4) Promosi ASI Eksklusif
- Mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6
bulan pertama, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan anak
balita.
5) Pengayaan Makanan
- Mempromosikan pengayaan makanan dengan zat besi, vitamin, dan
mineral penting untuk mencegah defisiensi gizi, terutama pada anak-anak.
6) Program Suplementasi Gizi
- Menyelenggarakan program suplementasi gizi bagi kelompok yang
berisiko tinggi, seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia.
7) Kesehatan Reproduksi
- Memberikan perhatian khusus pada kesehatan ibu hamil dan bayi yang
belum lahir, termasuk perawatan prenatal yang baik dan akses ke layanan
kesehatan.
8) Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
- Memberikan pendidikan dan informasi kepada orangtua tentang
pemberian MP-ASI yang sehat, dengan memperhatikan variasi makanan
dan nutrisi yang diperlukan oleh anak-anak.
9) Pemberantasan Kemiskinan
- Mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi untuk memastikan
bahwa semua orang memiliki akses yang setara terhadap makanan
berkualitas tinggi.
10) Kolaborasi Antar-Sektor
- Mendorong kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, organisasi
masyarakat sipil, dan lembaga internasional untuk mengatasi masalah gizi
dengan pendekatan yang holistik.
11) Pengawasan Harga Makanan
- Mengawasi harga makanan untuk mencegah peningkatan harga yang
tajam yang dapat menghalangi akses masyarakat terhadap makanan
bergizi.
12) Pemberdayaan Masyarakat
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan program-program gizi.18

14. Apa tujuan dan kegunaaan epidemiologi dan surveilans kesehatan ?


 Epidemiologi
Tujuan dari epidemiologi adalah untuk melakukan Pencegahan maupun
penanggulangan masalah yang timbul di masyarakat baik penyakit menular
maupun penyakit tidak menular. Adapun Peranan Epidemiologi dalam Kesehatan
Masyarakat adalah :
a. Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk
penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu
b. Menyiapkan data/ informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,
pelaksanaan program serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan pada
masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit
maupun bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan
tersebut.
c. Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau
faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.19
 Surveilans kesehatan
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan alat untuk memperkirakan status
kesehatan dan perilaku masyarakat karena dapat secara langsung mengukur apa
yang sedang terjadi dalam populasi. Hal ini penting untuk mengukur kebutuhan
intervensi maupun untuk mengukur dampak intervensi secara langsung.
Surveilans kesehatan masyarakat menyediakan basis data ilmiah dan faktual yang
penting untuk pengambilan keputusan dan tindakan kesehatan masyarakat yang
tepat. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi untuk memandu intervensi.
Tujuan dan tindakan kesehatan masyarakat yang diperlukan untuk melakukan
intervensi yang berhasil menentukan desain dan implementasi sistem. Urgensi
surveilans kesehatan masyarakat juga dapat dilihat dari manfaatnya, yaitu dapat
memberikan perkiraan kuantitatif dari besarnya masalah kesehatan,
mendeskripsikan riwayat alamiah penyakit, mendeteksi epidemi,
mendeskripsikan penyebaran masalah kesehatan, perubahan agen infectious
(misal mendeteksi varian baru COVID-19) dan manfaat lainnya.20
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W. F. (2014). Kedokteran Keluarga. Jurnal Widya Medika Surabaya, 2(2).
2. Lubis F. Dokter keluarga sebagai tulang punggung dalam sistem pelayanan kesehatan
yang efektif dan berkualitas: pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam ilmu
kedokteran komunitas dan kedokteran keluarga, Jakarta, 29 Desember 2007: Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia; 2007.
3. Nuralim (2018) „Tugas Dan Tangung Jawab Dokter Menurut Undang-Undang Nomor.
36 tahun 2009 Tentang Kesehatan Dalam Pemberian pelayanan kesehatan Di
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bon‟, Jurnal Al-Dustur, 1(1), pp. 1–17.
4. Azwar, Azrul, Justam, Judil dan Bustami, Nilda S (1983) : Bunga rampai, dokter
keluarga; Kelompok Studi Dokter Keluarga, Jakarta.
5. Sudjoko Kuswadji (1996), Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga, Widya
Medika, Jakarta.
6. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
7. https://databpjs.com/manfaat-bpjs-kesehatan-dan-jkn-untuk-kita.html
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan. Jakarta; 2013:
9. Buku panduan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2016
10. BPJS Kesehatan. Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS), Edisi tahun 2020. Jakarta: BPJS Kesehatan; 2020.
11. Fadhillah F. Evaluasi Implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di
Puskesmas Sei Baung Palembang. Skripsi. 2021;10(03):1–9.
12. Rambe F adelina. Menerapkan langkah-langkah patient safety di rumah sakit. 2019;6.
13. Salsabilla, Beta, et al. "Tipe dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan." Jurnal Pendidikan
Tambusai 6.2 (2022): 9979-9985.
14. Boelen,C. THE FIVE-STAR DOCTOR: An asset to health care reform? World Health
Organization, Geneva, Switzerland. Diunduh 27 November 2012 dari
www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02. pdf
15. Kepemimpinan Dalam Pendidikan Kedokteran Di Universitas Methodist Indonesia,
Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 https://journals.upi-
yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/issue/view/62
16. Kurniati, H., Djuwita, R., & Istiqfani, M. (2023). Literature Review: Stunting Saat
Balita sebagai Salah Satu Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Masa Depan.
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 6(2), 59-68.
17. Maulana, M. R., Acang, N., & Yasmina, M. (2023). Pengaruh Tingkat Pengetahuan
Gizi Seimbang dengan Kejadian Overweight. Jurnal Riset Kedokteran, 37-42.
18. Ulumiyah NH. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Penerapan Upaya
Keselamatan Pasien Di Puskesmas. J Adm Kesehat Indones. 2018;6(2):149.
19. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8167/1/PENGANTAR%20EPIDEMIOLOGI.pdf
20. https://ejurnal.poltekkes-tanjungpinang.ac.id/index.php/jkstl/article/view/111/54

Anda mungkin juga menyukai