Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN ANAK II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN DHF PADA ANAK

Oleh A12-B Kelompok 5 A12-B:

1. I Made Adi Mulya Rusmawan ( 183212868 )


2. Kadek Dwi Melanie Rahayu ( 183212874)
3. Ni Kadek Pebby Purnama Dewi ( 183212882)
4. Ni Kadek Riski Dwiyanti ( 183212883)
5. Ni Komang Trisna Novitayanti ( 183212891 )
6. Ni Luh Nyoman Dewi Meliani ( 183212894 )
7. Yunda Chandra Dewi ( 183212901 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
KATA PENGATAR

Puja dan puji syukur yang tiada terhingga dihaturkan penulis kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul
”Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan DHF pada Anak” ini dapat
diselesaikan tepat waktu.

Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Komunitas dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program
Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester Ganjil
tahun 2020, yang diampu oleh Ibu Ns. Ni Ketut Citrawati, S.Kep., M.Kep.

Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentunya tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh
Karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-karya
penulis berikutnya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Denpasar, 15 desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

1.4 Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi.........................................................................................................3

2.2 Etiologi.........................................................................................................3

2.3 Patofisiologi..................................................................................................4

2.4 Pathway.........................................................................................................5

2.5 Klasifikasi......................................................................................................6

2.6 Manifestasi Klinis..........................................................................................7

2.7 Penatalaksanaan..............................................................................................7

2.8 Penatalaksanaan Keperawatan.......................................................................8

2.9 Komplikasi......................................................................................................8

2.10 Pemeriksaan Penunjang................................................................................9

2.11 Asuhan Keperawatan.....................................................................................11


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................20

3.2 Saran................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Di Indonesia, infeksi virus dengue sangat sering terjadi
dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan Indonesia
termasuk negara endemis DHF. Menurut beberapa penelitian terdahulu, terdapat
perbedaan gejala klinis antara penderita DHF anak dan dewasa. Pada anak, seringkali
ditemukan gejala anoreksia, tes tourniquet yang positif, dan ruam kulit, serta efusi
pleura dan asites yang menyebabkan terjadinya komplikasi berupashock (Namvongsa
et al., 2013). Sedangkan pada pasien dewasa lebih sering ditemukan mual, myalgia,
atralgia, dan nyeri retro-orbita. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh
nyamuk yang terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang
menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah setiap
tahun di seluruh dunia. Penyakit DHF mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan
sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat. Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan mempunyai peran
dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang meliputi peran promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam upaya promotif perawat berperawat
berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan meliputi pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dari penyakit sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah
penderita. Dalam upaya preventif, perawat memberi pendidikan kesehatan mengenai
cara-cara pencegahan agar pasien tidak terkena penyakit dengan membiasakan pola
hidup sehat. Peran perawat dalam upaya kuratif yaitu memberikan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah dan respon pasien terhadap penyakit yang
diderita, seperti : memberikan pasien istirahat fisik dan psikologis, mengelola
pemberian terapi oksigen. Sedangkan peran perawat dalam upaya rehabilitatif yaitu
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien yang sudah terkena penyakit agar
tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan
(Sutrisno, 2013).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian penyakit DHF ?
2. Bagaimanakah Etiologi penyakit DHF ?
3. Bagaimanakah Patofisiologi penyakit DHF ?
4. Bagaimanakah Pathway dari penyakit DHF ?
5. Bagaimanakah Klasifikasi dari penyakit DHF ?
6. Bagaimanakah Manifestasi Klinis penyakit DHF ?
7. Bagaiamankah Penatalaksanaan penyakit DHF ?
8. Bagaimanakah Penatalaksanaan Keperawatan penyakit DHF ?
9. Bagaimanakah Komplikasi dari penyakit DHF ?
10. Bagiamankah Pemeriksaan Penunjang penyakit DHF ?
11. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien penyakit DHF ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan istruksional umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien anak penderita DHF.
1.3.2 Tujuan instruksional khusus
Mengetahui pengertian ,etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway,
penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang pada penyakit DHF.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat istruksional umum
Memahami asuhan keperawatan pada pasien anak penderita DHF
1.4.2 Manfaat instruksional khusus
Memahami pengertian ,etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway,
penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang pada penyakit DHF.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan Pendahuluan DHF Pada Anak


Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif &
Hardhi, 2015).

Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh


virus dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat
menyebar di seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus
dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti
dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di
seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh
curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan (WHO,
2015).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue (arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aides aegypti. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak
dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan
dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian (Aplikasi NANDA
NIC NOC , 2013).

2. Etiologi

Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam

3
berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk
yang

4
terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang
menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah
setiap tahun di seluruh dunia. Sejumlah kecil ini berkembang menjadi
demam berdarah. Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang dibawa dari
negara lain. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk memiliki
antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi sebelumnya (Vyas, et
al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4
serotipe virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 d an DEN-4, keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah epidermis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Hardhi,
2015).

3. Patofisiologi

Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusi melalui gigitan nyamuk


sehingga terjadi viremia yang dapat merangsang hipotalamus anterior
sehingga menebabkan suhu tubuh meningkat dan terjadi hipertermia. Selain
itu, viremia menyebabkan komplemen antigen antibodi meningkat dan
terjadi pelepasan peptida. Pembebasan histamin menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi kebocoran plasma
dan pendarahan ekstraseluler yang menyebabkan hipovolemi. Kebocoran
plasma juga dapat menyebabkan plasma banyak mengumpul pada jaringan
interstisial tubuh sehingga terjadi odema yang akan menekan syaraf C dan
dapat menyebabkan nyeri akut. Selain itu, kebocoran plasma dapat
menyebabkan Hb turun sehingga nutrisi dan O2 ke jaringan menurun
menyebabkan tubuh menjadi lemas dan terjadi intoleransi aktivitas.
Terjadinya viremia akan menurunkan mekanisme tubuh untuk melawan
virus sehingga akan terjadi peningkatan asam lambung yang menyebabkan
mual, muntah sehingga terjadi defisit nutrisi.
5
4. PATHWAY

Nyamuk mengandung virus dengue

Menggigit manusia

Virus masuk
aliran darah

Mekanisme Merangsang
tubuh untuk hipotalamus
Viremia
melawan virus anterior

Komplemen antigen
Peningkatan asam andibodi meningkat Suhu tubuh meningkat
lambung

Pelepasan peptida
Mual, muntah Hipertermia

Pembebasan histamin

Defisit Nutrisi
Peningkatan
permeabilitas dinding
Plasma banyak
mengumpul pada
Hb turun Kebocoran plasma jaringan interstisial
tubuh

Nutrisi dan O2 ke
Perdarahan ektraseluler
jaringan menurun
Odema

Tubuh lemas Hipovolemik


Menekan
syaraf C
Energy berkurang

Nyeri Akut
Intoleran
si 5
5. Klasifikasi

Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue menurut (Nurarif &

Hardhi, 2015) yaitu :

DD/ Der Derajad Laoratoriu


DBD ajad m
DD Demam Leukopenia Ser
disertai Trombositopenia, ologi
2 atau tidak ditemukan dengue
lebih bukti ada positif
tanda : mialgia, kebocoran
sakit kepala, plasma
nyeri
retroorbital,
artralgia
DBD I Gejala Trombositopenia
diatas (<100.000/ul) bukti ada
ditambah uji kebocoran plasma
bendung positif
DBD II Gejala
diatas
ditambah
perdarahan
spontan
DBD III Gejala
diatas
ditambah
kegagalan
sirkulasi (kulit
dingin dan
lembab serta
gelisah)

6
DBD IV Syok berat
disertai dengan
tekanan darah
dan nadi tidak
teratur

6. Manifestasi Klinis
1) Suhu tubuh meningkat tiba-tiba / demam tinggi selama 2-7 hari
2) Terjadi perarahan di bawah kulit seperti petekia, ekimosis, hematoma
3) Epiktasis, hematemesis, melena dan hematurja
4) Muntah, mual tidak ada nafsu makan, diare,konstipasi
5) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
6) Sakit kelapa
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limfe dan kelenjar getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah)

7. Penatalaksanaan
1) DHF Tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th
dosis 50 mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit kejang
belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb ( anak <1th dan
pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg bb.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
2) DHF Dengan Renjatan
- Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (20–
30 ml/ kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun

7
8. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
2. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
3. Observasi intake output
4. Diet makan lunak
5. Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3
jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per
hari, beri kompres.
6. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
7. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
8. Resiko Perdarahan
 Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
 Catat banyak, warna dari perdarahan
 Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
9. Peningkatan suhu tubuh
 Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
 Beri minum banyak
 Berikan kompres

9. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari DHF adalah :
1) Perdarahan disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit
dan koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya
megakoriosit muda dalam sel-sel tulang dan 25 pendeknya masa hidup
trombosit. Tendensi perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie,
ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena.
2) Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7
yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi
kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,
hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mengakibatkan

8
berkurangnya aliran balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah
jantung sehingga terjadi 13 disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga
disertai kegagalan hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas
sistem kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi
darah terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara
progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien
akan meninggal dalam wakti 12-24 jam.
3) Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler.
Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih
banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.
4) Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga
pleura dan adanya dipsnea.

10. Pemeriksaan Penunjang


Untuk menegakkan diagnostik DHF perlu dilakukan berbagai
pemeriksaan penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi.
(1) Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
1) IgG dengue positif (dengue blood)
2) Trombositipenia
3) Hemoglobin meningkat >20%
4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema,
hiponatremia, hipokalemia
6) SGOT dan SGPT mungkin meningkat
7) Ureum dan pH darah mungkin meningkat
8) Waktu perdarahan memanjang
9) Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik PCO2 <35-
40mmHg, HCO3 rendah

9
2. Pemeriksaan urine
Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan.
3. Pemeriksaan serologi
Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada klien yang
diduga terkena DHF adalah:
1) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
2) Uji komplemen fiksasi (CF test)
3) Uji neutralisasi (N test)
4) IgM Elisa (Mac. Elisa)
5) IgG Elisa (Hadinegoro, 2006: 19).
Melakukan pengukuran antibodi pasien dengan cara HI test
(Hemoglobin Inhibiton test) atau dengan uji pengikatan komplemen
(komplemen fixation test) pada pemeriksaan serologi dibutuhkan dua
bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan.
Untuk pemeriksaan serologi diambil darah vena 2-5 ml.
4. Pemeriksaan radiology
1) Foto thorax
Pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.
2) Pemeriksaan USG
Pada USG didapatkan hematomegali dan splenomegali.

1
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut
(Nurarif & Hardhi, 2015) adalah :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang
tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah
Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak
lemah.

c. Riwayat penyakit sekarang


Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya
panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata
terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi
(grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.

1
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah
Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah
Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue
dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya
menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan
gantungan baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu
makan berkurang, napsu makan menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak
mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah
Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.
i. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering
kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam
Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
j. Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena
mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
k. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat

1
sarang nyamuk Aedes Aegypti.
l. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
untuk menjaga kesehatan.

m. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, danperkusi


dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau
(grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalahsebgai
berikut:
1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah,
tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan
perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta
nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah,
nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : kesadaran k oma, tanda-tanda vital : nadi tidak
teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas
dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
n. Sistem integument
Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul
keringat dingin, dan lembab.
1) Kuku sianosis/tidak
2) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami
perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan
gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami
hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
3) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada
foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru
sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang
biasanya terdapat pada grade III dan IV.
4) Abdomen

1
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati
(hepetomegali), asites.
5) Ekstremitas
6) Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
2. Diagnosa

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia) ditandai dengan


suhu tubuh diatas nilai normal, tampak kulit merah,kejang, takikardi,takipnea,
kulit terasa hangat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi
nadi meningkat, tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan
berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri,
diaphoresis.
3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukkan atau
mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi ditandai
dengan berat badan menurun minimal 10% di bawah rentan ideal, cepat
kenyang setelah makan, nyeri abdomen, nafsu makan menurun,bising usus
hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membrane mukosa
pucat, sariawan, serum albumin turun, diare, tampak rontok rambut yang
berlebih.
4. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ditandai
dengan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit, merasa lemah, mengeluh haus, pengisian
vena menurun, status mental berubah, suhu tubuh meningkat, konsentrasi urin
meningkat, berat badan turun tiba-tiba.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien
mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat,
dispnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas,
merasa lemah, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
EKG menunjukkan aritmia saat/ setelah beraktivitas, gambaran EKG
menunjukkan iskemia, sianosis.

1
3. Rencana Tindakan

TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
O DAN KRITERIA
HASIL (NOC)
1 Perawatan Demam
Setelah
.
dilakukan tindakan 1. Pantau suhu dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama tanda tanda perubahan suhu,
...x 24 jam vital lainnya pernafasan, nadi dan
diharapkan suhu 2. Dorong konsumsi tekanan darah pasien
tubuh pasien cairan agar dapat diberikan
kembali normal 3. Lakukan kompres medikasi yang tepat
dengan kiteria hasil : hangat pada lipatan 2. Untuk memenuhi
1. Terjadi penurunan aksila kebutuhan cairan
pada suhu kulit 4. Kolaborasi dengan sehingga tidak
pasien yaitu saat pemberian obat mengalami dehidrasi
disentuh tidak terasa paracetamol atau 3. Dengan vasodilatasi
o
panas 37 C cairan IV dapat meningkatkan
2. Warna kulit pasien penguapan yang dapat
kembali ke warna mempercepat penurunan
aslinya suhu tubuh
3. Pasien tidak 4. Untuk mengurangi
mengalami demam dan pemberian
dehidrasi selama cairan sangat penting
hipertermi bagi pasien dengan
suhu
tinggi
Setelah dilakukan Manajemen nyeri
.
tindakan keperawatan 1. Pengkajian nyeri yang
1. Variasi penampilan dan
selama ...x 24 jam komprehensif
prilaku pasien karena
diharapkan tingkat meliputi lokasi,
nyeri terjadi sebagai
nyeri berkurang dengan karakteristik,
temuan pengkajian
kriteria hasil : onset/durasi,
1. Nyeri yang di frekuensi, kualitas, 2. Untuk memberikan

laporkan intensitas beratnya informasi kepada pasien

1
berkurang skala nyeri dan factor dan memudahkan
1-3 pencetus. perawat mengetahui
2. Ekspresi wajah 2. Berikan informasi perkembangan nyeri
pasien tidak mengenai nyeri pasien
meringis seperti penyebab
3. Penggunaan metode
3. Pasien dapat nyeri berapa lama
farmakologi dapat
beristirahat nyeri yang di rasakan
meredakan nyeri yang
dengan nyaman dan antisipasi
di rasakan pasien
ketidaknyamanan
akibat prosedur 4. Untuk mengatasi
3. Ajarkan metode nyeri yang di alami
farmakologi untuk pasien
menurunkan nyeri
4. Kolaborasi pemberian
obat analgetik sesuai
indikasi

Setelah Manajemen Nutrisi


.
dilakukan tindakan 1. Identifikasi alergi atau
1. Untuk mengetahui alergi
keperawatan selama intoleransi makanan
yang di alami pasien
...x 24 jam yang dimiliki pasien
diharapkan status 2. Berikan pilihan 2. Agar pasien dapat

nutrisi pasien makanan sambil memilih makanan yang

meningkat dengan menawarkan tepat sesuai kebutuhan

kriteria hasil : bimbingan terhadap 3. Untuk meningkatkan


1. Porsi makan pilihan makanan yang intake nutrisi pada
dapat pasien lebih sehat, jika di pasien sesuai dengan
habiskan perlukan kebutuhan
2. Tidak dirasakan 3. Ajarkan diet
nyeri abdomen program yang di 4. Untuk mengurangi rasa
nyeri dan rasa mual
3. Nafsu makan anjurkan
meningkat 4. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan ( mis. Pereda

1
nyeri, antiemetic)

1
Setelah Manajemen
.
dilakukan tindakan Hipovolemia 1. Untuk memastikan
keperawatan selama 1. Periksa tanda dan pasien mengalami
...x 24 jam gejala hypovolemia hypovolemia
diharapkan 2. Berikan posisi
keseimbangan cairan modified 2. Untuk menghindari

kembali normal Trendelenburg terjadinya syok

dengan kriteria hasil 3. Berikan asupan cairan hypovolemia dan

: oral memberikan

1. Tekanan 4. Kolaborasi pemberian kenyamanan kepada

darah pasien cairan IV pasien

dalam rentan 3. Memenuhi kebutuhan


normal yaitu cairan pasien
120/80
mmHg 4. Pasien yang

2. Turgor kulit kekurangan cairan

pasien harus mendapatkan


cairan intravena
normal
3. Kelembapan
membrane
mukosa

1
Setelah Manajemen Energi
.
dilakukan tindakan 1. Monitor
1. Untuk mengetahui
keperawatan selama intake/asupan nutrisi
asupan nutrisi pasien
...x 24 jam untuk mengetahui
diharapkan pasien sumber energy yang 2. Melatih gerak pasien

mengalami adekuat agar pasien terbiasa

penurunan 2. Lakukan latihan untuk bergerak

intoleransi aktivitas rentang gerak pasif 3. Guna meningkatkan


dengan kriteria hasil atau aktif aktivitas pasien dan
: 3. Anjurkan melakukan melatih gerakan pasien
1. Frekuensi aktivitas secara secara bertahap
nadi kembali bertahap
normal yaitu 4. Konsulkan dengan 4. Untuk menambah

60- ahli gizi mengenai energy pasien saat


beraktivitas
100x/menit cara meningkatkan
2. Pasien tidak asupan energy dari
mengeluh makanan
lelah
3. Mampu
berjalan ke
kamar mandi

4. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan


yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan
intelektual, kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan
teknis keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh,
pencegahan komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan
klien dengan lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa

1
aman, nyaman dan keselamatan klien.

5. Evaluasi
N Evaluasi hasil
o dx

1. Diagnosa hipertermi evaluasi yang di harapkan memenuhi kriteria hasil :

1. Terjadi penurunan pada suhu kulit pasien yaitu saat disentuh tidak terasa
panas 37 o C
2. Warna kulit pasien kembali ke warna aslinya
3. Pasien tidak mengalami dehidrasi selama hipertermi

2. diagnosa nyeri akut evaluasi yang di harapkan memenuhi kriteria hasil :


1. Nyeri yang di laporkan berkurang skala 1-3
2. Ekspresi wajah pasien tidak meringis
3. Pasien dapat beristirahat

3. diagnosa defisit nutrisi evaluasi yang di harapkan memenuhi kriteria hasil :


1. Porsi makan dapat pasien habiskan
2. Tidak di rasakan nyeri abdomen
3. Nafsu makan meningkat
4. Diagnosa hipovolemia evaluasi yang di harapkan memenuhi kriteria hasil :
1. Tekanan darah pasien dalam rentan normal yaitu 120/80 mmHg
2. Turgor kulit pasien normal
3. Kelembapan membran mukosa
5. Diagnosa intoleransi aktivitas evaluasi yang di harapkan memenuhi kriteria
hasil :
1. Frekuensi nadi kembali normal yaitu 60-100x/menit
2. Pasien tidak mengeluh lelah
3. Mampu berjalan ke kamar mandi

2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti adalah
spesies utama yang menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus
baru demam berdarah setiap tahun di seluruh dunia. Penyakit DHF
mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena
banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Dalam
upaya promotif perawat berperawat berperan dalam memberikan
pendidikan kesehatan meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala
dari penyakit sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah penderita.
Dalam upaya preventif, perawat memberi pendidikan kesehatan mengenai
cara-cara pencegahan agar pasien tidak terkena penyakit dengan
membiasakan pola hidup sehat. Peran perawat dalam upaya kuratif yaitu
memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah dan respon
pasien terhadap penyakit yang diderita, seperti .

3.2 Saran
Demikian Makalah Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan
Makalah Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini bagi para
pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun
Makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

2
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional. Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Prasetyono, D.S. (2013). Daftar Tanda & Gejala Ragam Penyakit. Jogjakarta:
FlashBooks.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. StandarIntervensi Keperawatan Indonesia.


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai