Puja dan puji syukur yang tiada terhingga dihaturkan penulis kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul
”Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan DHF pada Anak” ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentunya tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh
Karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-karya
penulis berikutnya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi.........................................................................................................3
2.2 Etiologi.........................................................................................................3
2.3 Patofisiologi..................................................................................................4
2.4 Pathway.........................................................................................................5
2.5 Klasifikasi......................................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................................7
2.9 Komplikasi......................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................20
3.2 Saran................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian penyakit DHF ?
2. Bagaimanakah Etiologi penyakit DHF ?
3. Bagaimanakah Patofisiologi penyakit DHF ?
4. Bagaimanakah Pathway dari penyakit DHF ?
5. Bagaimanakah Klasifikasi dari penyakit DHF ?
6. Bagaimanakah Manifestasi Klinis penyakit DHF ?
7. Bagaiamankah Penatalaksanaan penyakit DHF ?
8. Bagaimanakah Penatalaksanaan Keperawatan penyakit DHF ?
9. Bagaimanakah Komplikasi dari penyakit DHF ?
10. Bagiamankah Pemeriksaan Penunjang penyakit DHF ?
11. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien penyakit DHF ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan istruksional umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien anak penderita DHF.
1.3.2 Tujuan instruksional khusus
Mengetahui pengertian ,etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway,
penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang pada penyakit DHF.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat istruksional umum
Memahami asuhan keperawatan pada pasien anak penderita DHF
1.4.2 Manfaat instruksional khusus
Memahami pengertian ,etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway,
penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang pada penyakit DHF.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
3
berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk
yang
4
terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang
menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus baru demam berdarah
setiap tahun di seluruh dunia. Sejumlah kecil ini berkembang menjadi
demam berdarah. Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang dibawa dari
negara lain. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk memiliki
antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi sebelumnya (Vyas, et
al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4
serotipe virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 d an DEN-4, keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah epidermis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Hardhi,
2015).
3. Patofisiologi
Menggigit manusia
Virus masuk
aliran darah
Mekanisme Merangsang
tubuh untuk hipotalamus
Viremia
melawan virus anterior
Komplemen antigen
Peningkatan asam andibodi meningkat Suhu tubuh meningkat
lambung
Pelepasan peptida
Mual, muntah Hipertermia
Pembebasan histamin
Defisit Nutrisi
Peningkatan
permeabilitas dinding
Plasma banyak
mengumpul pada
Hb turun Kebocoran plasma jaringan interstisial
tubuh
Nutrisi dan O2 ke
Perdarahan ektraseluler
jaringan menurun
Odema
Nyeri Akut
Intoleran
si 5
5. Klasifikasi
6
DBD IV Syok berat
disertai dengan
tekanan darah
dan nadi tidak
teratur
6. Manifestasi Klinis
1) Suhu tubuh meningkat tiba-tiba / demam tinggi selama 2-7 hari
2) Terjadi perarahan di bawah kulit seperti petekia, ekimosis, hematoma
3) Epiktasis, hematemesis, melena dan hematurja
4) Muntah, mual tidak ada nafsu makan, diare,konstipasi
5) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
6) Sakit kelapa
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limfe dan kelenjar getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah)
7. Penatalaksanaan
1) DHF Tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th
dosis 50 mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit kejang
belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb ( anak <1th dan
pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg bb.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
2) DHF Dengan Renjatan
- Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (20–
30 ml/ kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
7
8. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
2. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
3. Observasi intake output
4. Diet makan lunak
5. Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3
jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per
hari, beri kompres.
6. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
7. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
8. Resiko Perdarahan
Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
Catat banyak, warna dari perdarahan
Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
9. Peningkatan suhu tubuh
Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
Beri minum banyak
Berikan kompres
9. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari DHF adalah :
1) Perdarahan disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit
dan koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya
megakoriosit muda dalam sel-sel tulang dan 25 pendeknya masa hidup
trombosit. Tendensi perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie,
ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena.
2) Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7
yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi
kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,
hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mengakibatkan
8
berkurangnya aliran balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah
jantung sehingga terjadi 13 disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga
disertai kegagalan hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas
sistem kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi
darah terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara
progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien
akan meninggal dalam wakti 12-24 jam.
3) Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler.
Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih
banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.
4) Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga
pleura dan adanya dipsnea.
9
2. Pemeriksaan urine
Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan.
3. Pemeriksaan serologi
Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada klien yang
diduga terkena DHF adalah:
1) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
2) Uji komplemen fiksasi (CF test)
3) Uji neutralisasi (N test)
4) IgM Elisa (Mac. Elisa)
5) IgG Elisa (Hadinegoro, 2006: 19).
Melakukan pengukuran antibodi pasien dengan cara HI test
(Hemoglobin Inhibiton test) atau dengan uji pengikatan komplemen
(komplemen fixation test) pada pemeriksaan serologi dibutuhkan dua
bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan.
Untuk pemeriksaan serologi diambil darah vena 2-5 ml.
4. Pemeriksaan radiology
1) Foto thorax
Pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.
2) Pemeriksaan USG
Pada USG didapatkan hematomegali dan splenomegali.
1
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut
(Nurarif & Hardhi, 2015) adalah :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang
tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah
Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak
lemah.
1
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah
Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah
Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue
dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya
menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan
gantungan baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu
makan berkurang, napsu makan menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak
mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah
Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.
i. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering
kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam
Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
j. Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena
mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
k. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat
1
sarang nyamuk Aedes Aegypti.
l. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
untuk menjaga kesehatan.
1
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati
(hepetomegali), asites.
5) Ekstremitas
6) Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
2. Diagnosa
1
3. Rencana Tindakan
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
O DAN KRITERIA
HASIL (NOC)
1 Perawatan Demam
Setelah
.
dilakukan tindakan 1. Pantau suhu dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama tanda tanda perubahan suhu,
...x 24 jam vital lainnya pernafasan, nadi dan
diharapkan suhu 2. Dorong konsumsi tekanan darah pasien
tubuh pasien cairan agar dapat diberikan
kembali normal 3. Lakukan kompres medikasi yang tepat
dengan kiteria hasil : hangat pada lipatan 2. Untuk memenuhi
1. Terjadi penurunan aksila kebutuhan cairan
pada suhu kulit 4. Kolaborasi dengan sehingga tidak
pasien yaitu saat pemberian obat mengalami dehidrasi
disentuh tidak terasa paracetamol atau 3. Dengan vasodilatasi
o
panas 37 C cairan IV dapat meningkatkan
2. Warna kulit pasien penguapan yang dapat
kembali ke warna mempercepat penurunan
aslinya suhu tubuh
3. Pasien tidak 4. Untuk mengurangi
mengalami demam dan pemberian
dehidrasi selama cairan sangat penting
hipertermi bagi pasien dengan
suhu
tinggi
Setelah dilakukan Manajemen nyeri
.
tindakan keperawatan 1. Pengkajian nyeri yang
1. Variasi penampilan dan
selama ...x 24 jam komprehensif
prilaku pasien karena
diharapkan tingkat meliputi lokasi,
nyeri terjadi sebagai
nyeri berkurang dengan karakteristik,
temuan pengkajian
kriteria hasil : onset/durasi,
1. Nyeri yang di frekuensi, kualitas, 2. Untuk memberikan
1
berkurang skala nyeri dan factor dan memudahkan
1-3 pencetus. perawat mengetahui
2. Ekspresi wajah 2. Berikan informasi perkembangan nyeri
pasien tidak mengenai nyeri pasien
meringis seperti penyebab
3. Penggunaan metode
3. Pasien dapat nyeri berapa lama
farmakologi dapat
beristirahat nyeri yang di rasakan
meredakan nyeri yang
dengan nyaman dan antisipasi
di rasakan pasien
ketidaknyamanan
akibat prosedur 4. Untuk mengatasi
3. Ajarkan metode nyeri yang di alami
farmakologi untuk pasien
menurunkan nyeri
4. Kolaborasi pemberian
obat analgetik sesuai
indikasi
1
nyeri, antiemetic)
1
Setelah Manajemen
.
dilakukan tindakan Hipovolemia 1. Untuk memastikan
keperawatan selama 1. Periksa tanda dan pasien mengalami
...x 24 jam gejala hypovolemia hypovolemia
diharapkan 2. Berikan posisi
keseimbangan cairan modified 2. Untuk menghindari
: oral memberikan
1
Setelah Manajemen Energi
.
dilakukan tindakan 1. Monitor
1. Untuk mengetahui
keperawatan selama intake/asupan nutrisi
asupan nutrisi pasien
...x 24 jam untuk mengetahui
diharapkan pasien sumber energy yang 2. Melatih gerak pasien
4. Implementasi
1
aman, nyaman dan keselamatan klien.
5. Evaluasi
N Evaluasi hasil
o dx
1. Terjadi penurunan pada suhu kulit pasien yaitu saat disentuh tidak terasa
panas 37 o C
2. Warna kulit pasien kembali ke warna aslinya
3. Pasien tidak mengalami dehidrasi selama hipertermi
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti adalah
spesies utama yang menyebar penyakit ini. Ada lebih dari 100 juta kasus
baru demam berdarah setiap tahun di seluruh dunia. Penyakit DHF
mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena
banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Dalam
upaya promotif perawat berperawat berperan dalam memberikan
pendidikan kesehatan meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala
dari penyakit sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah penderita.
Dalam upaya preventif, perawat memberi pendidikan kesehatan mengenai
cara-cara pencegahan agar pasien tidak terkena penyakit dengan
membiasakan pola hidup sehat. Peran perawat dalam upaya kuratif yaitu
memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah dan respon
pasien terhadap penyakit yang diderita, seperti .
3.2 Saran
Demikian Makalah Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan
Makalah Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini bagi para
pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun
Makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
2
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional. Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Prasetyono, D.S. (2013). Daftar Tanda & Gejala Ragam Penyakit. Jogjakarta:
FlashBooks.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI