Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)

Dosen Pengempu :

Ns.

Oleh:

A 16-C KEPERAWATAN

Kelompok 4 :

Ni Wayan Tisna Ayu Lestari (223213465)

I Gusti Ayu Putu Sintya Wulandari (223213466)

Ni Kadek Sri Wahyuni Antari (223213467)

Gusti Agung Wisnu Rahmaputra (223213467)

I Gusti Ayu Dian Sari Dewi (223213469)

I Gusti Ayu Eka Trisna Devi (223213470)

I Gede Yudana (223213471)

Ni Wayan Fitri Asih Lestari (223213472)

I Gusti Ngurah Kresna Aditya (223213473)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2023
Tanggal Pengkajian : 03 Juli 2023
Jam : 17.00 WITA
Tanggal masuk RS : 02 Juli 2023
No kamar/kelas : Kelas III
No.8 RM : 222650
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Pasien
Nama : Ny. C
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 15 November 1968
Usia : 55 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan akhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No Hp : 085*********
Bahasa yang digunakan : Indonesia
(Bali)
Alamat : Jalan Kenyeri, Gang Kembang Bintang
Diagnosa Medis : PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)
b) Penanggung jawab
Nama : Tn. P
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal lahir : 12 Desember 1965
Usia : 58
Hubungan dengan pasien : Suami
Pendidikan akhir : S1
Alamat : Jalan Kenyeri, Gang Kembang Bintang
2. Status Kesehatan
a) Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama
Saat masuk : Pasien mengeluh sesak nafas.
Saat pengkajian : Pasien mengeluh sesak napas dirasakan terus
menerus, batuk berdahak, sputum sulit untuk dikeluarkan, suara nafas
ronkho dibagian posterior paru, terdapat penggunaan otot bantu nafas,
nafsu makan menurun dan lemas selama pengkajian 3x24 jam.

2. Alasan Masuk Rumah Sakit dan Perjalanan Penyakit Saat Ini

Pasien mengatakan pertama kali merasakan sesak napas secara terus


menerus selama berbulan-bulan. Sebelum Ny. C memeriksakan diri ke
Rumah Sakit sekitar 3 bulan lalu pasien mengalami sesak napas disertai
batuk berdahak, sputum sulit untuk dikeluarkan, serta nafsu makan
menurun sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dan hanya berbaring di tempat tidur. Tanggal 01 Juli 2023 pasien
datang ke Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
tentang kondisinya saat itu. Setelah Ny. C melakukan pemeriksaan
secara menyeluruh dapat disimpulkan pasien di diagnosa dengan dx
medis : PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) dengan dx
keperawatan : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Pola Napas Tidak
Efektif dan Hipertermia. Tanggal 02 Juli 2023 pasien Ny. C di rawat
inap di Rumah Sakit kamar Kelas III no 8. Saat dirawat pasien masih
mengeluh sesak napas dirasakan terus menerus, batuk berdahak, sputum
sulit untuk dikeluarkan, serta tidak nafsu makan. Tanggal 03 Juli 2023
di dapati hasil TTV dengan TD : 100/60 mmHg, S : 38°C, N : 80
x/menit, RR : 30 x/menit, SPO2 : 88% Spontan.

3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasinya

Pada kurun waktu 3 bulan terakhir semenjak pasien sering merasa


sakit, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering was – was akan
sakit yang dialami. Terlebih lagi pasien merasa curiga akan sakit yang
di deritanya kemungkinan karena hal mistis. Oleh karena itu, pasien
dan keluarga setuju untuk melakukan pengecekan di non medis atau
yang kerap dikenal sebagai dukun. Setelah melakukan pengobatan di
dukun dengan berbagai terapi yang sudah dilakukan oleh pasien dan
keluarga, ternyata sakit yang diderita semakin parah. Hingga akhirnya,
anak pasien menyarankan untuk berobat ke Rumah Sakit saja.
b) Status Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit Yang Pernah Dialami
Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah sakit
apapun kecuali mengalami beberapa kali kecelakaan.
2. Pernah Dirawat
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa pasien sempat beberapa kali
dirawat di RS karena kecelakaan dan sempat mengalami patah tulang
3. Alergi
Pasien dan keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat
alergi apapun mengenai makanan, binatang, maupun obat-obatan.
4. Kebiasaan
Pasien mengatakan mengomsumsi makanan yang sehat, tidak merokok,
dan tidak meminum minuman keras.

c) Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit seperti pasien
sebelumnya.
d) Diagnosa Medis dan Terapi Farmakologi
Diagnosa Medis pada pasien adalah PPOK (Penyakit Paru Obstruksi
Kronis) dan terapi yang diberikan adalah :
NO NAMA DOSIS INDIKASI
1. Obat Bronkodilator Meredakan gejala akibat
penyempitan saluran
pernapasan, seperti batuk,
mengi, atau sesak napas.
2. Obat Kortikosteroid Menghambat produksi zat
yang menimbulkan
peradangan dalam tubuh,
serta bisa bekerja sebagai
imunosupresan dalam
menurunkan aktivits dan
kerja sistem imun.
3. Obat Antibiotik Melawan infeksi bakteri.
3. Pola Kebutuhan Dasar Manusia
a) Pola Pernapasan

Sebelum sakit : pasien mengatakan pernapasannya sesak napas sama


sekali kecepatan napas normal, tidak tersengal – sengal
Saat pengkajian : pasien mengatakan pernapasannya terasa sesak selama
sakit kecepatan napas meningkat (takipnea) dan napas tersengal - sengal
b) Pola Makan Dan Minum

Sebelum sakit : pasien mengatakan makan dan minum lancar dan tidak ada
gangguan makan maupun minum. Komposisi 4 sehat 5 sempurna , porsi
normal dan frekuensi 3 kali sehari
Saat pengkajian : pasien mengatakan untuk makan dan minum tidak lancar
karena setiap makanan maupun minuman yang diberikan kepada pasien,
pasien mengeluh tidak nafsu makan
c) Pola Eliminasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB lancar. Pasien mengatakan BAK


lancar tidak ada gangguan 3-4 kali sehari. dengan konsistensi normal
(cokelat, tidak keras, dan tidak terlalu encer)
Saat pengkajian : pasien mengatakan BAB tidak lancar dan tidak sempat
BAB selama di rawat di RS. BAK pasien lancar tidak ada gangguan 2-3
kali sehari warna tidak terlalu kuning.
d) Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum di rawat di RS pasien sangat


produktif dan aktif di rumah maupun di luar rumah.
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi, berpakaian, eliminasi,
mobilisasi ditempat tidur, berpindah, dan ambulasi.
0: mandiri
1: di bantu sebagian
2: di bantu orang lain
3: di bantu orang lain dan peralatan
4: ketergantuan/tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi di tempat tidur √

Berpindah √

Saat pengkajian : pasien mengatakan segala aktivitas dan kebutuhannya


dilakukan dengan bantuan keluarga, mulai dari mandi, makan, atau
berpakaian.
e) Pola Istirahat Dan Tidur

Sebelum sakit : pasien mengatakan kalau tidak ada gangguan tidur dan
selalu tidur dengan teratur di pukul 22.00 WITA dengan nyenyak.

Saat pengkajian : pasien mengatakan lebih sering begadang dengan waktu


tidur yang tidak menentu karena was – was dan juga sesak dirasakan terus
menerus, batuk berdahak yang diderita.
f) Pola Berpakaian

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada panca indra
pasien mengatakan mengganti pakaian bisa sendiri tanpa bantuan dari
orang lain.
Saat pengkajian : pasien mengatakan mengganti pakaian dibantu oleh
keluarga
g) Pola Rasa Nyaman

Sebelum sakit : pasien mengatakan ada rasa gelisah ataupun was- was
Saat pengkajian : pasien mengatakan sangat gelisah dan cemas sekarang
h) Pola Kebersihan Diri

Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya bercerita pada keluarga jika


ada masalah dan sesekali pergi berlibur bersama keluarga.
Saat pengkajian : pasien mengatakan tetap bercerita pada keluarga saat
cemas dan memiliki masalah/ketakuatan
i) Pola Rasa Aman

Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada kendala rasa aman baik secara
fisik,psikologis, mapun lingkungan
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada kendala rasa aman baik secara
fisik,psikologis, mapun lingkungan

j) Pola Komunikasi/Hubungan Dengan Orang Lain

Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu berkomunikasi dengan keluarga


terutama suami yang selalu berada disisinya

Saat pengkajian : Pasien mengatakan selalu berkomunikasi dengan keluarga


terutama suami yang selalu berada bersama pasien selama pasien dirawat di
rumah sakit
k) Pola Produktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu rajin dalam melakukan pekerjaan
rumah tangga
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa bekerja dan tidak bisa
beraktivitas normal
l) Pola Beribadah
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama Hindu dan taat sembahyang
dan selalu sembahyang secara teratur 3 kali sehari
Saat pengkajian : Pasien mengatakan hanya bisa berdoa pada bed pasien
saja dengan frekuensi yang sama yaitu 3 kali sehari
m) Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu memiliki kesempatan untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak sempat berekreasi karena masih
diwarat di rumah sakit
n) Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam
informasi yang diberikan mengenai diagnosa penyakit yang dialaminya
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam
informasi yang diberikan mengenai diagnosa penyakit yang dialaminya
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
Tingkat kesadaran : Compos mentis (normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya).

b. Tanda-tanda vital (TTV)


Nadi : 80 x/menit
Suhu : 380C
Respirasi : 30 x/menit
Tekanan Darah : 100/60mmHg
SPO2 : 88 % Spontan

c. Pemeriksaat Fisik (head to toe)

1. Kepala

Inspeksi : bentuk simetris, warna rambut hitam, distribusi rambut tidak


merata, kebersihan bersih, dan tidak ada ketombe.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan .

2. Leher

Inspeksi : tidak ada kemerahan dan tidak ada bekas luka

Palpasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran


kelenjar limfe, dan tidak ada benjolan maupun edema.

3. Mata

Inspeksi : bentuk simetris, konjungtiva anemis, pupil miosis, sklera


anikterik, dan keberihan bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidak ada bekas luka

4. Hidung

Inspeksi : bentuk simetris, terdapat 2 lubang hidung, tidak ada polip,


mukosa hidung lembab, persebaran sillia merata, tidak ada
cairan keluar, tidak ada darah keluar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekasluka, tidak ada benjolan.
5. Telinga

Inspeksi : kebersihan bersih, bentuk simetris, bentuk daun telinga


normal, tidak ada cairan keluar, tidak ada sianosis perifer,
dan tidak ada darah keluar

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, dan tidak ada benjolan

6. Mulut dan tenggorokan


Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk bibir, bentuk bibir simetris,
kebersihan bersih, dan mukosa bibir kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada edema, tidak ada benjolan,
dan tidak ada bekas luka

7. Dada (thorak)
a. Paru – paru

Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi,
tidak ada jejas, tidak ada retrasiksi dada, payudara
simetris, bentuk dada normo chest, tidak ada dispnea,
dan tidak ada cekungan di dada saat bernapas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pergerakan dada simetris, tidak ada
edema, tidak ada taktil vokal fremitus, dan tidak ada
benjolan

Perkusi : suara nafas ronkho dibagian posterior paru


Auskultasi : suara ucapan normal.
b. Jantung

Inspeksi : iktus cordis ada getaran, tidak ada jejas, tidak ada lesi,
payudara simetris
Palpasi : costae dan ICS nyeri tekan dan fraktur, iktus cordis
teraba,tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : sinistra dullnes, dextra tidak terdeteksi.

Auskultasi : terdengar suara normal tunggal reguler


c. Abdomen

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada asites, tidak ada edema, tidak
ada kemerahan, tidak ada bekas luka, dan tidak ada
peradangan di umbilikus, dan abdomen kembung
Auskultasi : terdengar bising usus 5 x/menit
Perkusi : suara timpani (normal)
Palpasi : tidak ada kram, tidak ada nyeri tekan

d.Genetalia
Inspeksi : tidak terpasang kateter
e. Rectum
Tidak terkaji
f. Punggung
Inspeksi : simetris dan tidak ada kelainan, tidak terdapat luka pada
tulang vertebrata, dan tidak terdapat bekas jaitan, tidak
ada tanda-tanda infeksi

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada punggung


g. Muskuloskeletal
Inspeksi :
Atas : terpasang infus pada tangan kanan, tidak ada edema,
warna kulit sawo matang
Bawah : bentuk simetris, dan tidak edema
Palpasi :
Atas : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, akral teraba
hangat, tugor kulit menurun, clubbing finger negatif dan CRT
< 2 detik
Bawah : tidak ada luka, tidak ada benjolan, pitting edema
negatif, akral teraba hangat.
7. Pemeriksaan penunjang
Jenis Tes Hasil Tes Hasil Tes
Normal
White Blood Count (WBC) 9,08 x 109/L 4,1 – 11
Red Blood Cell Count (RBC) 5,63 x 1012/L 4,5 – 5,9
MCV 82,77 fL 80 – 100
MCH 24,22pg 26 – 34
MCHC 29,26 g/dL 31 - 36
9
PLT 203,70 x 10 /L 150 - 440
a. Diagnosa Keperawatan
a. Analisis Data
No. Data Fokus Etiologi Masalah
1. DS : Pasien mengatakan sesak Merokok, polusi udara, infeksi
Virus
napas, batuk berdahak, dan
sputum sulit dikeluarkan
DO : Pasien terlihat lemah karena Asap/virus influenza
mengiritasi jalan napas
sesak napas, batuk berdahak
dan sulit mengeluarkan
sputum
1. Diagnosa Keperawatan

No. Tanggal Dx Tanggal TTD


Dx Dx Keperawatan Teratasi
1. Selasa,
Defisit Nutrisi (D.0019) Jumat, 07
04 Juli
2023 Asupan Nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Juli 2023
Pukul 17.00 metabolisme
WITA
DS : Pasien mengatakan mual dan muntah saat makan
dan minum

DO : Pasien terlihat lemah karena tidak ada asupan


nutrisi atau makanan kedalam tubuh

Tanda-tanda vital (TTV)

Nadi : 101 x/menit

Suhu : 37,6 0C

Respirasi : 20 x/menit

Tekanan Darah : 164/94 mmHg

SPO2 : 98 % Spontan
b. Perencanaan/Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


keperawatan
1. Senin, 03 Juli Setelah diberikan asuhan Manajemen Jalan
2023 Observasi
keperawatan selama 3 x 24 Napas
1. Mengetahui factor
jam diharapkan tingkat sesak Observasi
Pukul 17.00 yang memungkinkan
napas. 1. Monitor pola napas
WITA adanya gangguan
Dengan kriteria hasil : (frekuensi,
pada pola napas
kedalaman, usaha
Bersihan 1. Keluhan batuk
napas) 2. Mengidentifikasi
Jalan Napas berdahak
2. Monitor bunyi napas apakah terdapat bunyi
Tidak Efektif mengurang
tambahan (mis. napas tambahan
(D.0149) 2. Sputum bisa
gurgling, mengi, 3. Mengetahui faktor
dikeluarkan
wheezing, ronkhi yang memungkinkan
Definisi
kering) terjadinya perubahan
Ketidakmampuan
3. Monitor sputum warna dan aroma
membersihkan
(jumlah, warna, pada sputum
sekret atau
obstruksi jalan aroma)
Terapeutik Terapeutik
napas untuk
1. Pertahankan 1. Pertahankan kepatenan
mempertahankan
kepatenan jalan jalan napas
jalan napas tetap
napas dengan 2. Mengurangi rasa sakit
paten.
head-tilt dan chin- yang dirasakan

lift (jaw-thrust jika


curiga trauma Edukasi

servikal) 1. Anjurkan untuk


mengeluarkan
2. Posisikan semi-
sputum
Fowler atau
Fowler
Kolaborasi
3. Berikan minuman 1. Kolaborasi
hangat pemberian obat
4. Lakukan sesuai resep dokter.
fisioterapi dada,
jika perlu

5. Lakukan
penghisapan lendir
kurang dari 15
detik

6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal

7. Keluarkan
sumbatan benda
padat dengan
forsep McGill

8. Berikan oksigen,
jika perlu

Edukasi
1. Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
2. Selasa, 04 Juli Setelah diberikan
asuhan Manajemen Jalan Observasi
2023
keperawatan selama 3 x 24 Napas 1. Mengetahui
jam diharapkan tingkat sesak Observasi bagaimana frekuensi,
Pukul 14.00 napas. 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
WITA
Dengan kriteria hasil : irama, kedalaman dan upaya napas
dan upaya napas 2. Mengetahui pola
Pola Napas 1. Keluhan sesak
napas mengurang 2. Monitor pola napas pasien
Tidak Efektif
2. Mulai dapat napas (seperti 3. Mengetahui
(D.0005)
bernapas dengan bradipnea, kemampuan batuk
Definisi baik takipnea, efektif
Inspirasi dan/atau hiperventilasi, Terapeutik
ekspirasi yang Kussmaul, 1. Interval waktu
tidak memberikan Cheyne-Stokes, pemantauan sesuai
ventilasi adekuat. Biot, ataksik dengan kondisi
3. Monitor pasien
kemampuan batuk 2. Memantau hasil
efektif pemantauan
4. Monitor adanya
produksi sputum Edukasi
5. Monitor adanya 1. Membantu pasien
sumbatan jalan mengetahui tujuan
napas dan prosedur
6. Palpasi pemantauan
kesimetrisan 2. Agar pasien
ekspansi paru mengetahui hasil
7. Auskultasi bunyi pemantauan, jika
napas perlu
8. Monitor saturasi Kolaborasi
oksigen Kolaborasi pemberian
obat sesuai resep dokter.
Terapeutik
1. Atur interval
waktu pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan

2. Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
3. Rabu, 05 Juli Setelah diberikan
asuhan Manajemen Observasi
2023 1. Mengidentifikasi
keperawatan selama 3 x 24 Hipertermia
jam diharapkan tingkat factor penyebab
Pukul 10.00 demam. Observasi meningkatnya suhu
WITA 1. Identifikasi
Dengan kriteria hasil : tubuh
penyebab
1. Keluhan demam 2. Mengidentifikasi jika
Hipertermia
hipertermia (mis.
mengurang terjadi kekurangan
(D.0130)
dehidrasi, terpapar
kadar elektrolit
lingkungan panas,
Definisi
penggunaan
Suhu tubuh Terapeutik
inkubator)
meningkat diatas 1. Memberikan
2. Monitor suhu
rentang normsl kompres hangat
tubuh
tubuh. 2. Untuk mengganti
3. Monitor kadar
proses cairan yang
elektrolit
hilang selama
4. Monitor haluaran
evaporasi
urine
Edukasi
5. Monitor
1. Tirah baring
komplikasi akibat
dianjurkan untuk
hipertermia
memberikan

Terapeutik pembatasan

1. Sediakan pergerakan pada

lingkungan yang klien serta

dingin mengurangi

2. Longgarkan atau kebutuhan oksigen

lepaskan pakaian sehingga tubuh

3. Basahi dan kipasi dapat berfokus

permukaan tubuh pada penyembuhan

4. Berikan cairan
oral Kolaborasi

5. Ganti linen setiap Memenuhi kebutuhan

hari atau lebih cairan elektrolit pasien

sering jika antipiretik efektif

mengalami menurunkan demam

hiperhidrosis
(keringat
berlebihan)
6. Lakukan
pendinginan

eksternal (mis.
selimut
hipotermia, atau
kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila)
7. Hindari pemberian
Antipiretik atau
aspirin
8. Berikan oksigen,
jika perlu

Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
c. Pelaksanaan/Implementasi

Hari/ NO Jam Tindakan Evaluasi TTD


Tanggal DX Keperawatan
Selasa, 1 19.30 Mengevaluasi DS :
04 Juli WITA keadaan umum Pasien mengatakan demam,
2023 pasien suhu naik turun, lemas,
serta mual dan muntah

DO :
Pasien terlihat lemas dan
pucat
Tekanan darah : 170/90
mmHg
Respirasi : 20
Nadi : 94,00
Suhu : 37.8 ºC
Saturasi : 96% spontan
2 20.00 Memberikan DS:
WITA cairan infus Pasien mengatakan obat
NaCl40 tpm dan sudah terminum
memberikan DO:
obatparacetamol Pasien teridentifikasi obat
500 gram masuk, infus lancar,
phlebitis (-)
Rabu, 1 08.00 Mengevaluasi DS:
05 Juli WITA keadaan umum Pasien mengatakan masih
tidak nafsu makan
2023 pasien
DO:
Pasien masih terlihat
lemas dan pucat
TD = 170/90 mmHg
S = 37,6 ºC
N = 94/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
2 12.00 Memberikan DS : Pasien mengatakan
WITA pasien makan mual saat makan
dan minum DO:
Pasien teridentifikasi makan
¼ porsi
2 13.30 Memberikan DS: -
WITA cairan infus DO: Infus menetes
NaCl dengan 40 dengan benar
tpm
3 17.00 Mengukur vital DS: pasien mengatakan
WITA sign masih lemas
DO:
Pasien masih terlihat
lemas
TD = 160/90 mmHg
S = 37,3 ºC
N = 94/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
Kamis, 1 08.00 Mengevaluasi DS:
06 Juli WITA keadaan umum Pasien mengatakan panas
2023 pasien menurun, sedikit lemas dan
mual
DO:
TD = 170/90 mmHg
S = 36,7 ºC
N = 80/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
2 12.00 Memberikan DS: -
WITA makan dan DO:
minum Pasien makan ½ porsi
habis
3 13.30 Mengidentifikasi DS: -
WITA pemberian obat DO:
oral Pasien teridentifikasi
meminum obat oral
4 18.00 Mengukur vital DS:
WITA sign Pasien mengatakan
mual sedikit berkurang
DO:
TD = 150/90 mmHgS = 36,
2ºC
N = 86/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
Jumat, 1 08.00 Mengevaluasi DS:
07 Juli WITA keadaan umum Pasien mengatakan sudah
2023 pasien bisa makan sedikit-sedikit
dan mual, muntah berkurang
DO:
TD = 140/90 mmHgS = 36 ºC
N = 88/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
2 12.00 Memberi makan DS: -DO:
WITA dan minum Pasien makan 1 porsi
4 13.00 Mengidentifikasi DS: -DO:
WITA pemberian obat Pasien teridentifikasi obat
diminum
d. Evaluasi

Hari/ NO Jam Evaluasi TTD


Tanggal DX
Selasa, 1 19.30 S: Pasien mengatakan dari awal masuk
04 Juli rumah sakit tidak nafsu makan dan merasa
WITA
2023 mual dan muntah
O : Pasien terlihat lemas dan mual serta
muntah TD = 170/90 mmHg
S = 37.8 ºC
N = 94x/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96%
spontan
A: Masalah belum
teratasi P: Lanjutkan
intervensi
Rabu, 05 1 19.30 S : Pasien mengatakan sakit kepala dan tidak
nafsu makan
Juli WITA O : Pasien terlihat masih lemas, tidak nafsu makan
serta mual
2023
TD = 170/90 mmHg
S = 37,6 ºC
N = 94/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Kamis, 1 19.30 S : Pasien mengatakan masih sakit kepala tetapi
06 Juli WITA mual menurun
2023 O : Pasien sudah terlihat bugar, sudah tidak mual
Dan muntah mulai mengurang
TD = 170/90 mmHg
S = 36,7 ºC
N = 80/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Jumat, 1 15.00 S : Pasien mengatakan sudah mulai makan sedikit-
sedikit dan muntah, mual mulai tidak ada
07 Juli WITA O : Kondisi pasien sudah kembali normal
2023 TD = 140/90 mmHg
S = 36 ºC
N = 60/menit
RR = 20x/menit
SPO2 = 96% spontan
A : masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai