Oleh :
223213467
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diare guna melengkapi tugas PLKK di Ruang Anak .
Mengetahui,
CI Ruang Dahlia
CT Ruang Dahlia
1. Deinisi
Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Diare akut merupakan peningkatan defekasi dan
kandungan air pada tinja yang berlangsung selama 5-7 hari. Dari beberapa pengertian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat berwarna
hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan berlangsung antara
5-7 hari.
2. Etiologi
Penyebab Gastroenteritis dapat dibagi menjadi beberapa faktor :
1) Faktor Infeksi Faktor infeksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu Infeksi Internal yang
merupakan infeksi saluran pencernaan yang menjadi penyebab utama diare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. Colli, Salmonela, Shigella), infeksi virus
(Enterrovirus, Rota virus, Andenovirus, Astrivirus) dan infeksi parasit (cacing yaitu
Ascaris, Ticturis, Oxyiuris, Stangloides, Protozoa meliputi Glarida
lambliatrichomonashominis dan jamur yaitu kandida, 1 2 albicans. Infeksi Parental
infeksi di luar alat pencernaan (OMA, Faringitis, Brochopneumonia, Ensepalitis).
2) Keracunan makanan
Disebabkan oleh toksin bakteri dan toksin yang dikeluarkan oleh makanan itu
sendiri.
3) Faktor malabsorbsi
Yaitu intoleransi disacarida (laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa dan galaktosa) malabsorbsi lemak, protein pada bayi dan anak yang terserang
dalam intoleransi laktosa.
4) Faktor imunologik
Difinisi IgA akan menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi dan parasit
dalam usus.
3. Patofisiologi
Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan
gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan entero
patogenik, Ecoli. Pada orang dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan dengan umur,
apakah infeksi di daerah tropik dan faktor presipitasi seperti pengorbanan antibiotik yang
terdahulu atau imun. Enterokolitis menyebabkan kram dan diare. Sedangkan gastro
entero kolitis menimbulkan mual, muntah dan kram. Dua cara utama dimana organisme
patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri pada mukosa kolon menyebabkan
peradangan ulserasi. Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan pasasi mucus dan
nanah (sering disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan sekresi air
dan elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan sesudah
kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24 jam). Enterotoksin
ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang terkontaminasi kurang dimasak
terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki. Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme
dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1) Gangguan sekresi Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
2) Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang 4 berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
PATHWAY
Peningkatan Isi
Rongga Usus
Diare
Distensi Abdomen
Nafsu Makan
Gangguan Menurun
Keseimbangan
Cairan & Elektrolit
Ketidak Seimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Dehidrasi Resiko Syok Kebutuhan
Kekurangan
Volume Cairan
4. Manifestasi Klinis
Menurut staf pengajar IKA FKUI manifestasi klinik diare adalah sebagai berikut :
1) Anak cengeng dan gelisah
2) Suhu tubuh meningkat
3) Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah
4) Anus dan daerah sekitarnya lecet
5) Muntah
6) Berat badan menurun
7) Dehidrasi
- Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik, penderita
belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus.
- Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB
cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul), penderita
jatuh pada pre syok/syok.
- Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran turun
(apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas cepat dan dalam,
penderita jatuh pada pre syok/syok.
a. Kelelahan
b. Kramototdankejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekasmarah
g. Muntah
h. Mulutkering
i. Denyutjantunglambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanandarahnaik turun
m. Kurangnyakoordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuansendi
p. Rasa haus
q. Suhu naik
r. Anoreksia
s. Berat badan menurun
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen
Pada pemeriksaan integumen yang peru diperhatikan adalah keadaan turgor
kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler
Pada pemeriksaan kardiovaskuler yang perlu diperhatikan adalah distensi
vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung.
c. Mata Pada pemeriksaan mata perlu diperhatikan mata cekung atau tidak,
air mata kering atau tidak.
d. Neurologi
Pada pemeriksaan neurologi yang perlu diperhatikan adalah refleks,
gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal
Pada pemeriksaan gastrointestinal yang perlu diperhatikan adalah keadaan
mukosa mulut dan lidah, muntah-muntah, dan bising usus.
2) Riwayat Kesehatan :
a. Keluhan Utama.
b. Riwayat Penyakit Sekarang.
c. Riwayat Penyakit Lalu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga.
3) Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
- Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
- Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
a. Pola Eliminasi
- Mual muntah, Diare
- Kebiasaan berkemih.
- Perubahan jumlah maupin frekuensi.
- Karakteristik urine.
b. Evaluasi status kehilangan cairan klien
- Tanda-tanda.
- Edema.
- Rasa haus berlebihan.
- Membran mukosa kering.
c. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
- Kanker, luka bakar.
Data Objektif :
1) Pemeriksaan Fisik :
Batasan Karakteristik :
a. Ketidak cukupan asupan cairan per oral.
b. Balancenegatif antara asupan dan haluaran.
c. Penurunan berat badan.
d. Kulit/membrane mukosa kering (turgor menurun).
e. Peningkatan natrium serum.
f. Penurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih.
g. Urine pekat atau sering berkemih.
h. Penurunan turgor kulit.
i. Haus, mual/anoreksia
3. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
No Rasional
keperawatan kriteria hasil keperawatan
1. Kekurangan Tujuan :
volume cairan Menyeimbangkan
volume cairan
sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil: a. Kaji cairan yang a. Membuat klien lebih
a. Terjdi disukai klien dalam kooperatif.
peningkatan batas diet.
asupan cairan
min. 2000ml/hari b. Mempermudah untuk
(kecuali terjadi b. Rencanakan target memantauan kondisi klien.
kontraindikasi). pemberian asupan
b. Menjelaskan cairan untuk setiap c. Pemahaman tentang alasan
perlu-nya sif, mis : siang 1000 tersebut membantu klien
meningkatkan ml, sore 800 ml dan dlm mengatasi gangguan.
asupan cairan malam 200 ml.
pada saat c. Kaji pemahaman d. Untuk mengontrol asupan
stress/cuaca klien tentang alasan klien.
panas. mempertahankan e. Untuk mengetahui
hidrasi yg adekuat. prkembangan status
kesehatan klien.
d. Pantau EKG
4. Implementasi
1) Kekurangan volume cairan
a. Mengkaji cairan yangdisukai klien dalam batasdiet.
b.Merencanakan targetpemberian asupan cairanuntuk setiap sif, mis:
siang1000 ml. Sore 800 ml danmalam 200 ml.
c. Mengkaji pemahaman kliententang alasanmempertahankan hidrasiyang
adekuatMencatat asupan danhaluaran.
d.Memantau asupan per oral,minimal 1500ml/24 jam.
e. Memantau haluaran cairan1000-1500ml/24 jam.Memantau berat jenis
urine.
2) Kelebihan volume cairan
a. Mengkaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya setensi
cairan.
b.Menganjurkan klien untuk menurunkan konsumsi garam.
c. Menganjurkan klien untuk :
- Menghindari makanangurih,makanankalengdan makananbeku.
- Mengonsumsi makanan tanpa garam dan menambahkan bumbu
aroma
- Menggunakan cuka pengganti garam untuk penyedap rasa
sop,rebusan dll.
- Mengkaji adanya tandavenostasis dan bendunganvena pada bagian
tubuhyang mengantung.
- Memposisikan ekstremitas yang mengalami edema diatas level
jantung,bila memungkinkan(kecuali ada kontra indikasi).
d. Untuk drinase limfatik yang tidak adekuat :
- Meninggikan ekstremitas dengan menggunakan bantal.
- Mengukur tekanan darah pada lengan yang tidak sakit.
- Jangan memberikan suntikan atau infuse pada lengan yang sakit.
- Mengingatkan klien untuk menghindari detergen yang keras,
membawa beban berat, memegang rokok, mencabut kutikula atau
bintil kuku, memyentuh kompor gas, memgenakan perhiasan atau
jam tangan.
- Melindungi kulit yang edema dari cidera.
3) Gangguan keseimbangan Elektrolit (kalium)
Penurunan kadar kalium :
a. Mengobservasi tanda dangejala hipokalemia(vertigo,hipotensiariotmia,
mual, muntah, diare, distensi abdomen, penurunan peristaltis,
kelemahan otot, dan kramtungkai.
b. Mencatat asupan danhaluaran. (poliuria dapatmenyebabkan
pengeluarankalium secara berlebihan).
c. Menentukan status hidrasiklien bila terjadihipokalemia.
(kelebihancairan dapat menyebabkanserum).
d. Mengenali perubahantingkah laku yangmerupakan tanda-
tandahipokalemia. Nilai kaliumyang rendah dapatmenyebabkan
konfusi,mudah marah, depresimental.
e. Menganjurkan klien dankeluarga untukamengkonsumsi makanantinggi
kalium (mis. Buahbuahan,sari buah, buahkering, sayur, daging,kacang-
kacangan, teh,kopi,dan kola).
f. Melaporkan perubahanEKG; segmen ST yang nmemanjang, depresin
segmen ST dan gelombangT yang datar atau terbalikmerupakan
indikasihipokalemia.
g. Mengencerkan suplemenkalium per oral sedikitnyadalam 113,2 gram
air/saribuah untuk mengurangiresiko iritasi mukosalambung.
h. Memantau nilai kaliumserum pada klien yangmendapat obat diuretic
dansteroid. (Streoid kortisonn dapat menyebabkan retensinatrium dan
ekresi kalium).
i. Mengkaji tanda dan gejalatoksisitas digitalis jikaklien tengah mendapat
obatgolongan digitalis dandiuretikatau steroid. (nilaikalium yang rendah
dapatmeningkatkan kerjadigitalis.
Peningkatan Kadar Kalium :
a. Mengobservasi tanda dan gejalahiperkalemia (misalnyaBradikardia, kram
abdomen, oliguria, kesemutan dan kebas pada ekstremitas).
b. Mengkaji haluaran urin. Sedikitnya 25 ml/jam atau 600 ml/hari (haluaran
urin yang sedikti dapat menyebabkan hiperkalemia).
c. Melaporkan nilai kalium serum yang melebihi 5 mEq/l. batasi asupan
kalium jika perlu. (nilai kalium lebih dari 7 mEq/l dapat menyebabkan henti
jantung).
d. Memantau EKG untuk melihat adanya pelebaran kompleks QRS dan
gelombang T tinggi yang merupakan tanda hiperkalema.
Tamsuri, anas. 20014. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
STIKES WIRA MEDIKA BALI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
No Rekam Medis : 12431
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 14 Juli 2019
Umur : 12 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Bahasa Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah/ Ibu/ wali : Ny. I
Pendidikan ayah/ibu/wali : SMK
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Swasta
Alamat/ no telp : Br. Teges Kanginan, Peliatan / 081212565000
Diagnosa medis : Diare
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Usia 1 bulan : Mampu mengangkat kepala
Usia 7 bulan : Mulai duduk tanpa bantuan
Usia 8 bulan : Mulai belajar merangkak
Usia 12 bulan : Mulai melangkah
• Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
IX. POLA KESEHATAN
a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Ibu pasien mengatakan prilaku dan gaya hidup pasien normal.
b. Nutrisi (makanan dan cairan)
Ibu pasien mengatakan semenjak sakit anaknya jarang mau menyusu.
c. Aktifitas
Ibu pasien mengatakan aktifitas anaknya berkurang
d. Tidur dan istirahat
Ibu pasien mengatakan pola tidur anaknya baik siang hari, tidur siang kurang lebih 1-1,5
jam dan pada malam hari tidurnya kurang nyaman .
e. Eliminasi
Ibu pasien mengatakan pasien BAB encer sebanyak 5 kali , kencing lancar sekitar
500cc/hari.
f. Pola hubungan
Ibu pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga baik-baik saja.
g. Koping
Ibu pasien mengatakan emosi pasien meningkat ketika keinginannya tidak diikuti.
h. Kognitif dan persepsi
Ibu pasien mengatakan tidak adanya gangguan pendengaran, pengelihatan, peraba,
perasa dan pernafasan.
i. Konsep diri
- Harga diri : tidak terkaji
- Peran diri : tidak terkaji
- Ideal diri : tidak terkaji
- Identitas diri : tdak terkaji
- Gambaran diri : tidak terkaji
j. Seksual
Ibu pasien mengatakan tidak adanya ganguan maupun kelainan pada seksual pasien.
k. Nilai
-
X. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi – auskultasi)
a. Keadaan umum : Diare dehidrasi ringan atau sedang
Tingkat kesadaran : Composmetis
TD : mmHg Nadi : 70 x/menit RR : 30x/menit
BB : 8 kg TB : 67,7cm Suhu badan : 37,8 o C
LLA : 16 cm LK : 15 cm LP : 15cm
b. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor cukup.
c. Kepala
Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak adanya
benjolan, ubun-ubun cekung.
d. Mata
Konjungtiva merah muda, sclera putih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya
ada, mata cekung.
e. Telinga
Simetris, serumen (+) dalam batas normal.
f. Hidung
Simetris, septum di tengah, selaput mukosa basah, tidak adanya pernafasan cuping
hidung, tidak adanya sianosis.
g. Mulut
Gigi tidak lengkap, bibir pucat kebiruan, mukosa bibir kering, tidak adanya nyeri tekan,
lidah kering.
h. Leher
Trakea di tengah, kellenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar,
tekanan vena jugularis tidak meningkat..
i. Dada
Paru-paru
I : Tidak adanya kebiruan
P : Nyeri tekan tidak ada
P : Sonor seluruh lapangan paru
A : Suara dasar vesikuler.
Jantung
I : Ictus cordic nampak, batas jantung tidak melebar
A : Bunyi jantung I dan II normal, regular tidak ada suara tambahan.
j. Abdomen
I : Terdapat distensi abdomen dan kram
P : Turgor kulit tidak elastis , CRT < 2 detik
A : Suara bising usus meningkat
k. Genetalia
Tidak terpasang kateter, tidak terdapat hemoroid, bersih, tidak adanya tanda-tanda
iritasi.
l. Ekstrimitas
Atas :
Bentuk tangan simetris kanan dan kiri, tidak ada polidaktili ataupun sindaktili, tidak
adanya clubbing finger, tidak adanya jari tabuh, turgor kulit tidak elastis, akral teraba
dingin, nadi radialis dan brakialis teraba lemah den irregular, CRT < 2 detik, adanya
sianosis pada perifer, kuku berwarna kebiruan, kulit pucat.
Bawah :
Bentuk kaki simetris kanan dan kiri, tidak adanya jari tabuh, turgor kulit tidak elastis,
akral teraba dingin, CRT < 2 detik, kuku berwarna kebiruan, kulit pucat.
m. Neurologi
Tidak terkaji
Berlebih
Gangguan Keseimbangan
Diare
DO : - Pasien terlihat lemas,
mukosa bibir kering, CRT > 2
detik
Hilang Cairan & Elektrolit
- BAB terlihat encer
Berlebih
- TTV :
Frekuensi napas : 30x/menit
Frekuensi nadi : 70x/menit Dehidrasi
Suhu : 37,80C
Kekurangan Volume
Cairan
Mual
Muntah
Kebutuhan
XVI. IMPLEMENTASI
No Tanggal No. Jam Implementasi Evaluasi Nama/
Diagnosa TTD
3. DS : Ibu pasien
mengatakn paham
mengenai cara
penggunaan obat
Pukul : anti diare
DO : Ibu pasien
13.00
tampak memahami
Wita Pebby
prosedur yang
diajarkan
4. DS : -
DO : Hasil
pemeriksaan
Frekuensi Napas
:70x/menit
- Frekuensi
Nadi :
30x/menit
- Suhu : 37,80C
2 Selasa, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien
hidrasi mengatakan BAB
14 Juli anaknya encer dan
08.00 (membran
anaknya jarang
2020
Wita mukosa menyusu
lembab,denyut DO : - Mukosa
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya jarang
mau menyusu
DO : Ibu pasien
memberikan ijin
1. Kaji ulang dan tampak
pengukuran intake
memahami
dan output cairan
prosedur tindakan
pasien, nilai HB,
tekanan darah, atau yang diberikan
penambahan dan
penurunan berat
4. DS : -
badan ,sesuai
DO : Ibu pasien
kebutuhan.
2. Fasilitasi utuk Nampak
- Pengukuran
TTV :
Selasa, Frekuensi
3. 14 Juli 3 napas :
2020 30x/menit
Pukul : Frekuensi
13.45 nadi
Wita 70x/menit
Suhu 37,80C
2. DS : -
DO : Pasien
Pukul : tampak lemas,
detik.
Pukul :
tampak sedikit
memahami edukasi
yang diberikan
4. DS : -
DO : dari keluarga
pasien sudah
memiliki kartu
kesehatan / BPJS.
Pebby
IMPLEMENTASI
Diagnosa TTD
3. DS : Ibu pasien
mengatakn
Pukul : paham mengenai
cara penggunaan
obat anti diare
18.30 DO : Ibu pasien
Wita tampak
memahami
prosedur yang
diajarkan
4. DS : -
DO : Hasil
pemeriksaan
Frekuensi Napas
:75x/menit
- Frekuensi
Nadi :
26x/menit
Suhu : 37,00C
Pebby
2 Rabu, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien
hidrasi mengatakan
15 Juli 13.30 BAB anaknya
(membran
encer dan
2020 Wita
mukosa anaknya jarang
lembab,denyut menyusu
DO : - Mukosa
nadi adekuat).
2. Berikan cairan bibir pasien
dengan tepat tampak lembab
3. Distribusikan
- Pemeriksaa
asupan cairan
Pukul : n TTV :
selama 24 jam Frekuensi
14.00
4. Dukung pasien
Nadi
Wita dan keluarga
untuk :80x/menit
membantu Frekuensi
Pukul :
dalam
Napas :
14.15 pemberian
makanan 30x/menit
Wita
dengan baik
2. DS : -
Pukul : DO : Ibu pasien
16.00 memberikan ijin
Wita tindakan
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya sudah
mau menyusu
DO : Ibu pasien
memberikan ijin
dan tampak
memahami
prosedur
tindakan yang
diberikan
4. DS : -
DO : Ibu pasien
Nampak
menjalankan
anjuran yang
diberikan Pebby
penambahan - Pengukuran
dan penurunan TTV :
Frekuensi
berat badan
,sesuai napas :
kebutuhan. 26x/menit
2. Fasilitasi utuk
Frekuensi
mengidentifikas
i perilaku makan nadi
yang harus 75x/menit
dirubah.
3. Diskusikan arti Suhu
makanan bagi
37,00C
pasien.
4. Sediakan
Pukul : konsultasi / 2. DS : -
rujukan dengan DO : Pasien
15.30
anggota tampak lemas,
Wita
kesehatan lain
mukosa bibir
,sesuai
kebutuhan lembab , CRT <
2 detik.
3. DS : Ibu pasien
Pukul : mengatakan
memahami
16.00
edukasi yang
Wita diberikan
DO : Ibu pasien
tampak sudah
Pukul :
memahami
18.30
edukasi yang
Wita
diberikan
4. DS : -
DO : dari keluarga
pasien sudah
memiliki kartu
kesehatan / BPJS.
Pebby
IMPLEMENTASI
Diagnosa TTD
tampak
memahami
prosedur yang
diajarkan
4. DS : -
DO : Hasil
pemeriksaan :
-Frekuensi
Napas :
30x/menit
- Frekuensi
Nadi :
80x/menit
- Suhu :
0
36,0 C
Pebby
membantu Frekuensi
Pukul :
dalam
Napas :
19.20 pemberian
makanan 30x/menit
Wita
dengan baik
2. DS : -
Pukul : DO : Ibu pasien
19.45 memberikan ijin
Wita tindakan
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya sudah
mau menyusu
DO : Ibu pasien
memberikan ijin
dan tampak
memahami
prosedur
tindakan yang
diberikan
4. DS : -
DO : Ibu pasien
Nampak
menjalankan
Pebby
anjuran yang
diberikan
kebutuhan
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
memahami
Pukul :
edukasi yang
16.25 diberikan
DO : Ibu pasien
Wita
tampak
memahami
Pukul :
edukasi yang
17.00
diberikan
Wita
4. DS : -
DO : dari keluarga
pasien sudah
Pebby
memiliki kartu
kesehatan / BPJS.
XVII. EVALUASI
Pukul :
O : Pasien tampak ceria
13.30 Wita
- Frekuensi Napas :80x/menit
- Frekuensi Nadi : 30x/menit
- Suhu : 36,00C
A : Masalah teratasi
Pebby
- Pemeriksaan TTV :
13.30 Wita
Frekuensi Nadi :80x/menit
- Pengukuran TTV :
13.30 Wita
Frekuensi napas : 30x/menit
Suhu 36,00C
Pebby
A : Masalah teratasi
Mahasiswi,
NIM. 18.321.2882