Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN STASE ANAK

RS. SANJIWANI GIANYAR

PADA PASIEN “DIARE”

Oleh :

NI KADEK SRI WAHYUNI ANTARI

223213467

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diare guna melengkapi tugas PLKK di Ruang Anak .

Laporan ini disusun dan disahkan pada,

Hari/ Tanggal : Kamis,14 Desember 2023

Tempat : Ruang Anak

Mengetahui,

RSAD TINGKAT II UDAYANA MAHASISWA

CI Ruang Dahlia

Ni Luh Maryani, A.Md.Keb NI KADEK SRI WAHYUNI ANTARI

NIP : 196709071989032002 NIM : 223213467


STIKES Wira Medika Bali

CT Ruang Dahlia

Ns.I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi,S.Kep.,M.Keo


I. KONSEP
NIK :
DASAR DIARE

1. Deinisi
Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Diare akut merupakan peningkatan defekasi dan
kandungan air pada tinja yang berlangsung selama 5-7 hari. Dari beberapa pengertian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat berwarna
hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan berlangsung antara
5-7 hari.

2. Etiologi
Penyebab Gastroenteritis dapat dibagi menjadi beberapa faktor :
1) Faktor Infeksi Faktor infeksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu Infeksi Internal yang
merupakan infeksi saluran pencernaan yang menjadi penyebab utama diare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. Colli, Salmonela, Shigella), infeksi virus
(Enterrovirus, Rota virus, Andenovirus, Astrivirus) dan infeksi parasit (cacing yaitu
Ascaris, Ticturis, Oxyiuris, Stangloides, Protozoa meliputi Glarida
lambliatrichomonashominis dan jamur yaitu kandida, 1 2 albicans. Infeksi Parental
infeksi di luar alat pencernaan (OMA, Faringitis, Brochopneumonia, Ensepalitis).
2) Keracunan makanan
Disebabkan oleh toksin bakteri dan toksin yang dikeluarkan oleh makanan itu
sendiri.
3) Faktor malabsorbsi
Yaitu intoleransi disacarida (laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa dan galaktosa) malabsorbsi lemak, protein pada bayi dan anak yang terserang
dalam intoleransi laktosa.
4) Faktor imunologik
Difinisi IgA akan menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi dan parasit
dalam usus.

3. Patofisiologi
Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan
gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan entero
patogenik, Ecoli. Pada orang dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan dengan umur,
apakah infeksi di daerah tropik dan faktor presipitasi seperti pengorbanan antibiotik yang
terdahulu atau imun. Enterokolitis menyebabkan kram dan diare. Sedangkan gastro
entero kolitis menimbulkan mual, muntah dan kram. Dua cara utama dimana organisme
patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri pada mukosa kolon menyebabkan
peradangan ulserasi. Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan pasasi mucus dan
nanah (sering disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan sekresi air
dan elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan sesudah
kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24 jam). Enterotoksin
ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang terkontaminasi kurang dimasak
terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki. Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme
dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1) Gangguan sekresi Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.

2) Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang 4 berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.

PATHWAY

Faktor Faktor makanan


Faktor psikologis Faktor infeksi
malabsorbsi (makanan basi,
(cemas dan takut)
(karbohhidrat, beracun, alergi
lemak, protein) terhadap makanan)
Meningkatkan Kuman Masuk &
Toksin tidak dapat Ansietas Tekanan Berkembang di
Osmotik Usus Halus
diabsorbsi

Asupan Makanan Hiperperistaltik Hipersekresi


Menurun Air & Elektrolit

Peningkatan Isi
Rongga Usus
Diare
Distensi Abdomen

Hilang Cairan & Frekuensi BAB Gangguan Mual Muntah


Elektrolit Berlebih Meningkat Integritas Kulit

Nafsu Makan
Gangguan Menurun
Keseimbangan
Cairan & Elektrolit

Ketidak Seimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Dehidrasi Resiko Syok Kebutuhan

Kekurangan
Volume Cairan
4. Manifestasi Klinis
Menurut staf pengajar IKA FKUI manifestasi klinik diare adalah sebagai berikut :
1) Anak cengeng dan gelisah
2) Suhu tubuh meningkat
3) Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah
4) Anus dan daerah sekitarnya lecet
5) Muntah
6) Berat badan menurun
7) Dehidrasi
- Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik, penderita
belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus.
- Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB
cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul), penderita
jatuh pada pre syok/syok.
- Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran turun
(apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas cepat dan dalam,
penderita jatuh pada pre syok/syok.

5. Tanda dan Gejala Klinis

a. Kelelahan
b. Kramototdankejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekasmarah
g. Muntah
h. Mulutkering
i. Denyutjantunglambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanandarahnaik turun
m. Kurangnyakoordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuansendi
p. Rasa haus
q. Suhu naik
r. Anoreksia
s. Berat badan menurun

6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen
Pada pemeriksaan integumen yang peru diperhatikan adalah keadaan turgor
kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler
Pada pemeriksaan kardiovaskuler yang perlu diperhatikan adalah distensi
vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung.
c. Mata Pada pemeriksaan mata perlu diperhatikan mata cekung atau tidak,
air mata kering atau tidak.
d. Neurologi
Pada pemeriksaan neurologi yang perlu diperhatikan adalah refleks,
gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal
Pada pemeriksaan gastrointestinal yang perlu diperhatikan adalah keadaan
mukosa mulut dan lidah, muntah-muntah, dan bising usus.

7. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang


a. Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
b. PH dan Berat jenis urine.
c. Pemeriksaan elektrolit serum.
d. Analisa gas darah (astrup).

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Data Subjektif :
1) Identitas → mendapatkan data identitas pasien meliputi :
a. Nama.
b. Umur.
c. Jenis Kelamin.
d. Pendidikan.
e. Pekerjaan.
f. Alamat.
g. No. Registrasi.
h. Diagnosa Medis.
i. Tanggal MRS.

2) Riwayat Kesehatan :
a. Keluhan Utama.
b. Riwayat Penyakit Sekarang.
c. Riwayat Penyakit Lalu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga.

3) Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
- Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
- Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
a. Pola Eliminasi
- Mual muntah, Diare
- Kebiasaan berkemih.
- Perubahan jumlah maupin frekuensi.
- Karakteristik urine.
b. Evaluasi status kehilangan cairan klien
- Tanda-tanda.
- Edema.
- Rasa haus berlebihan.
- Membran mukosa kering.
c. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
- Kanker, luka bakar.

Data Objektif :

1) Pemeriksaan Fisik :

a. Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


b. Kepala : normal atau abnormal.
c. Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
d. Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak, dll.
e. Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau tidak,
dll.
f. Hidung : normal atau abnormal.
g. Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
h. Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak,
adanya kelemahan otot atau tidak.
i. Berat Badan : menurun atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan Volume Cairan
Kondisi ketika individu, yang tidak menjalani puasa, mengalami atau
resiko memgalami resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau
intravascular.

Batasan Karakteristik :
a. Ketidak cukupan asupan cairan per oral.
b. Balancenegatif antara asupan dan haluaran.
c. Penurunan berat badan.
d. Kulit/membrane mukosa kering (turgor menurun).
e. Peningkatan natrium serum.
f. Penurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih.
g. Urine pekat atau sering berkemih.
h. Penurunan turgor kulit.
i. Haus, mual/anoreksia

Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes


insipidus.
b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan
cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.
c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase
abnormal, dari luka, diare.
d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alkohol yang
berlebihan.
e. Berhubungan dengan mual, muntah.
f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau
keletihan.
g. Berhubungan dengan masalah diet.
h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi
tinggi.
i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri
akibat nyeri mulut.

2) Kelebihan Volume Cairan


Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami kelebihan
beban cairan intraseluler atau interstisial.
Batasan Karakteristik :
a. Edema
b. Kulit tegang, mengkilap.
c. Asupan melebihi haluaran.
d. Sesak napas
e. Kenaikan berat badan
Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan sekunder


akibat gagal jantung.
b. Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan
curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, dan
penyakit katup jantung.
c. Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid plasma
yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit hepar, serosis
hepatis, asites, dan kanker.
d. Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat varises
vena, thrombus, imobilitas, dan flebitis kronis.
e. Berhubungan dengan retensi natrium, air, dan sekunder akibat
penggunaan kortikosteroid.
f. Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
g. Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, dan
malnutrisi.
h. Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat
imobilitas, bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam
waktu yang lama.
i. Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
j. Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder
akibat mastetomi.

3) Gangguan keseimbangan Elektrolit(kalium)


Batasan Karakteristik :
a. Perubahan kadar kalium.
b. Aritmia.
c. Kram tungkai.
d. Mual.
e. Hipotensi.
f. Bradikardia.
g. Kesemutan.

Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan kerusakan jaringan, sekunder akibat trauma panas.


b. Berhubungan dengan pengeluaran kalium berlebih karena muntah, diare.
c. Berhubungan dengan gangguan regulasi elektrolit, sekunder akibat
kerusakan ginjal.
d. Berhubungan dengan diet tinngi-kalium/rendah-kalium.

3. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
No Rasional
keperawatan kriteria hasil keperawatan
1. Kekurangan Tujuan :
volume cairan Menyeimbangkan
volume cairan
sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil: a. Kaji cairan yang a. Membuat klien lebih
a. Terjdi disukai klien dalam kooperatif.
peningkatan batas diet.
asupan cairan
min. 2000ml/hari b. Mempermudah untuk
(kecuali terjadi b. Rencanakan target memantauan kondisi klien.
kontraindikasi). pemberian asupan
b. Menjelaskan cairan untuk setiap c. Pemahaman tentang alasan
perlu-nya sif, mis : siang 1000 tersebut membantu klien
meningkatkan ml, sore 800 ml dan dlm mengatasi gangguan.
asupan cairan malam 200 ml.
pada saat c. Kaji pemahaman d. Untuk mengontrol asupan
stress/cuaca klien tentang alasan klien.
panas. mempertahankan e. Untuk mengetahui
hidrasi yg adekuat. prkembangan status
kesehatan klien.

c. Mempertahankan d. Catatasupan dan


berat jenis urine haluaran.
dalam batas
normal. e. Pantau asupan per
oral, min. 1500 ml/
d. Tidak 24 jam.
menunjukan
tanda-tanda f. Pantau haluaran
dehidrasi. cairan 1000-1500ml
/24jam. Pantau
beratjenis urine.
2. Kelebihan Tujuan:
volume cairan Kebutuhan cairan a. Kaji asupan diet dan a. Untuk mengontrol asupan
klien dapat kebiasaan yang klien.
terpenuhi sesuai mendorong
dengan kebutuhan terjadinya retensi
tubuh klien. cairan. b. Konsumsi garam yang
Kriteria hasil: berlebihan me-ningktkan
a. Klien akan b. Anjurkan klien tekanan darah.
menyebutkan untuk menurunkan c. Makanan yg meng-gunakan
faktor penyebab konsumsi garam. penyedap rasa dan
dan metode pengawet.
pencegahan c. Anjurkan klien
edema. untuk:
b. Klien 1) Menghindari
mperlihatkan makanan gurih,
makanan kaleng
penurunan dan makanan
edema beku.
2) Mengkonsumsi
mkann tnpa
garam dan d. Na+mengikat air,jadi
menambahkan tubuhakan lebihmerasa
bumbu aroma. lebihcepat haus.
3) Mggunakan cuka
pengganti garam e. Venostasis dapat
utk penyedap rasa mengakibatkan
sop, rebusan dll. terhambatnya aliran darah.
d. Kaji adanya tanda f. Guna memperlancar
venostasis dan sirkulasi.
bendungan vena
pada bagian tubuh
yang mengantung.
e. Untuk drainase
limfatik yang tidak g. Perlukaan pada daerah yang
adekuat. sakit menyebabkan kurang
lancarnya sirkulasi
peredaran darah di daerah
f. Tinggikan tsb.
ekstremitas dengan h. Semua kegiataan tersebut
mnggunakn bantal, memperparah keadaan klien
imobilitas, bidai/
balutan yang kuat,
serta berdiri/duduk
dlm waktu yg lama.
g. Jangan memberikan
suntikan/infuse pada i. Untuk mepercepat
lengan yang sakit. perbaikan jaringan tubuh.
h. Tingatkan klien
untuk menghindari
detergen yang keras,
membawa beban
berat, memegang
rokok, mencabut
kutikula/ bintil
kuku, me-nyentuh
kompor gas,
memgenakan
perhiasan atau jam
tangan.
i. Lindungi kulit yg
edema dari cidera.

3. Ganguan Tujuan: Penurunan kadar


keseimbangan Klien memiliki kalium a. Dengan mengetahui tanda
elektrolit keseimbangan a. Observasi tanda dan hipokalemia, perawat dapat
(kalium) cairan, elektrolit dan gejala hipokalemia menetapkan langkah
asam- basa dalam 48 (vertigo, hipotensi selanjutnya.
jam. aritmia, mual,
Kriteria hasil: muntah, diare,
a. Klien distensi b. Poliuria dapat me-
menjelaskan diet abdomen,penurunan nyebabkan pe-ngeluaran
yang sesuai peristaltik, kalium secara berlebihan.
untuk kelemahan otot, dan
mempertahankan kram tungkai). c. Kelebihan cairan dapat
kadar kalium b. Catat asupan dan menyebabkan penurunan
dalam batas haluaran. kadar kalium serum.
normal.
b. Klien d. Nilai kalium yang rendah
berpartipasi dapat me-nyebabkan
untuk konfusi, mudah marah,
melaporkan c. Tentukan status depresi mental.
tanda–tanda hidrasi klien bila e. Kalium membantu
klinis terjadi hipokalemia. menyeimbangkan cairan
hipokalemia atau tubuh.
hiperkaenia.
c. Kadar kalium d. Kenali perubahan f. Segmen ST dan gelombang
dlam batas tingkah laku yang T yg datar atau terbalik
normal/dapat merupakan tanda- merupkn indikasi
ditoleransi tanda hipokalemia. hipokalemia.
g. Utk mengurangi resiko
iritasi mukosa lambung.
e. Anjurkan klien dan
keluarga untuk
mngkonsmsi h. Streoid kortison dapat
makan-an tinggi menyebabkan retensi
kalium (misalnya natrium dan ekresi kalium.
Buah-buahan, sari i. Nilai kalium yang rendah
buah, buah kering, dapat me-ningkatkan kerja
sayur, daging, digitalis.
kacang-kacangan,
teh, kopi, dan kola).
f. Laporkan a. Dengan mengetahui tanda
perubahan EKG; hipo-kalemia, perawat
segmen ST yg dapat menetapkan langkah
memanjang, selnjutnya
depresi.
b. Haluaran urin yg sedikit
g. Encerkan suplemen dapat me-nyebabkan hiper-
kalium per oral kalemia.
sedikitnya dalam
113,2 gram air/sari c. Nilai kalium lebih dari
buah utk 7mEq/ l dapat
mengurangi resiko menyebabkan henti
iritasi mukosa jantung.
lambung. d. Untuk melihat adanya
h. Pantau nilai kalium pelebaran kompleks QRS
serum pada klien dan gelombang T tggi yg
yang mendapat obat merupkan tanda
diuretic dan steroid. hiperkalemia.

i. Kaji tanda dan


gejala toksisitas
digitalis jika klien
tengah mendapat
obat golongan
digitalis dan
diuretik atau
steroid.
Peningkatan Kadar
Kalium
a. Observasi tanda dan
gejala hiperkalemia
(misalnya
Bradikardia, kram
abdomen, oliguria,
kesemutan dan
kebas pada
ekstremitas).

b. Kaji haluaran urin.


Sedikitnya
25ml/jam atau 600
ml/ hari.
c. Laporkan nilai
kalium serum yang
melebihi 5mEq/l
batasi asupan
kalium jika perlu.

d. Pantau EKG

4. Implementasi
1) Kekurangan volume cairan
a. Mengkaji cairan yangdisukai klien dalam batasdiet.
b.Merencanakan targetpemberian asupan cairanuntuk setiap sif, mis:
siang1000 ml. Sore 800 ml danmalam 200 ml.
c. Mengkaji pemahaman kliententang alasanmempertahankan hidrasiyang
adekuatMencatat asupan danhaluaran.
d.Memantau asupan per oral,minimal 1500ml/24 jam.
e. Memantau haluaran cairan1000-1500ml/24 jam.Memantau berat jenis
urine.
2) Kelebihan volume cairan
a. Mengkaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya setensi
cairan.
b.Menganjurkan klien untuk menurunkan konsumsi garam.
c. Menganjurkan klien untuk :
- Menghindari makanangurih,makanankalengdan makananbeku.
- Mengonsumsi makanan tanpa garam dan menambahkan bumbu
aroma
- Menggunakan cuka pengganti garam untuk penyedap rasa
sop,rebusan dll.
- Mengkaji adanya tandavenostasis dan bendunganvena pada bagian
tubuhyang mengantung.
- Memposisikan ekstremitas yang mengalami edema diatas level
jantung,bila memungkinkan(kecuali ada kontra indikasi).
d. Untuk drinase limfatik yang tidak adekuat :
- Meninggikan ekstremitas dengan menggunakan bantal.
- Mengukur tekanan darah pada lengan yang tidak sakit.
- Jangan memberikan suntikan atau infuse pada lengan yang sakit.
- Mengingatkan klien untuk menghindari detergen yang keras,
membawa beban berat, memegang rokok, mencabut kutikula atau
bintil kuku, memyentuh kompor gas, memgenakan perhiasan atau
jam tangan.
- Melindungi kulit yang edema dari cidera.
3) Gangguan keseimbangan Elektrolit (kalium)
Penurunan kadar kalium :
a. Mengobservasi tanda dangejala hipokalemia(vertigo,hipotensiariotmia,
mual, muntah, diare, distensi abdomen, penurunan peristaltis,
kelemahan otot, dan kramtungkai.
b. Mencatat asupan danhaluaran. (poliuria dapatmenyebabkan
pengeluarankalium secara berlebihan).
c. Menentukan status hidrasiklien bila terjadihipokalemia.
(kelebihancairan dapat menyebabkanserum).
d. Mengenali perubahantingkah laku yangmerupakan tanda-
tandahipokalemia. Nilai kaliumyang rendah dapatmenyebabkan
konfusi,mudah marah, depresimental.
e. Menganjurkan klien dankeluarga untukamengkonsumsi makanantinggi
kalium (mis. Buahbuahan,sari buah, buahkering, sayur, daging,kacang-
kacangan, teh,kopi,dan kola).
f. Melaporkan perubahanEKG; segmen ST yang nmemanjang, depresin
segmen ST dan gelombangT yang datar atau terbalikmerupakan
indikasihipokalemia.
g. Mengencerkan suplemenkalium per oral sedikitnyadalam 113,2 gram
air/saribuah untuk mengurangiresiko iritasi mukosalambung.
h. Memantau nilai kaliumserum pada klien yangmendapat obat diuretic
dansteroid. (Streoid kortisonn dapat menyebabkan retensinatrium dan
ekresi kalium).
i. Mengkaji tanda dan gejalatoksisitas digitalis jikaklien tengah mendapat
obatgolongan digitalis dandiuretikatau steroid. (nilaikalium yang rendah
dapatmeningkatkan kerjadigitalis.
Peningkatan Kadar Kalium :
a. Mengobservasi tanda dan gejalahiperkalemia (misalnyaBradikardia, kram
abdomen, oliguria, kesemutan dan kebas pada ekstremitas).
b. Mengkaji haluaran urin. Sedikitnya 25 ml/jam atau 600 ml/hari (haluaran
urin yang sedikti dapat menyebabkan hiperkalemia).
c. Melaporkan nilai kalium serum yang melebihi 5 mEq/l. batasi asupan
kalium jika perlu. (nilai kalium lebih dari 7 mEq/l dapat menyebabkan henti
jantung).
d. Memantau EKG untuk melihat adanya pelebaran kompleks QRS dan
gelombang T tinggi yang merupakan tanda hiperkalema.

5. Evaluasi tindakan keperawatan


a. Keseimbangan cairan dapat dipertahankan.
b. Output urine pasien seimbang dengan intake cairan, membran mukosa
lembab, turgor kulit baik.
c. Karakterisitik urine menunjukkan fungsi ginjal yang baik.
Pasien akan mengkonsumsi cairan sesuai dengan program (per oral, therapy
intravena atau TPN).
Pasien dapat mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 20012.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 20014. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
STIKES WIRA MEDIKA BALI

Nama Mahasiswa : Ni Kadek Pebby Purnama Dewi


NIM : 18.321.2882
Tempat Praktek : RS. Sanjiwani Gianyar
Tanggal : Pengkajian : Selasa, 14 Juli 2020
Praktik : Selasa, 14 Juli 2020

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
No Rekam Medis : 12431
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 14 Juli 2019
Umur : 12 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Bahasa Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah/ Ibu/ wali : Ny. I
Pendidikan ayah/ibu/wali : SMK
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Swasta
Alamat/ no telp : Br. Teges Kanginan, Peliatan / 081212565000
Diagnosa medis : Diare

II. KELUHAN UTAMA


Pasien datang dengan keluhan BAB encer sebanyak 5 kali sejak kemarin sore.

III. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Pasien datang ke IGD bersama ibunya dengan keluhan BAB encer sebanyak 5 kali sejak
kemarin sore. Ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan jarang mau menyusu. Berdasarkan
hasil pengkajian didapatkan data bahwa anak terlihat lemas, mukosa bibir kering, CRT
kembali > 2 detik. Hasil pemeriksaan TTV : Frekuensi napas 30 x/menit, suhu 37,80C dan
frekuensi nadi 70 x/menit.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Pre natal
Saat hamil : Ibu merokok : (ya/ tidak)
Ibu minum minuman keras : (ya/ tidak)

b. Intra dan post natal


Intranatal
• Lama persalinan : 3 jam
• Saat persalinan : prematur/ matur/ serotinus
• Komplikasi persalinan : Tidak ada komplikasi
• Terapi yang diberikan : Tidak ada
• Cara melahirkan : Pervaginam normal ( ya )
Dengan vakum ekstraksi (-)
Operasi caesar (-)
Lainnya ......................................................................
• Tempat melahirkan : Rumah Sakit ( ya )
Rumah Bersalin (-)
Rumah (-)
Lainnya .......................................................................
Postnatal
• Usaha nafas : Dengan bantuan ( ya )
Tanpa bantuan ( tidak)
• Kebutuhan resusitasi : Tidak
• Apgar skor : -
• Bayi langsung menangis : ya/ tidak
• Tangisan bayi :kuat/lemah/ lainnya (sebutkan)
• Obat-obatan yang diberikan setelah lahir : Tidak ada
• Trauma lahir : Ada ( - ) Tidak (√)
• Narkosis : Ada ( - ) Tidak (√)
• Keluarnya urin/ BAB : Ada ( - ) Tidak (√)
• Respon fisiologis atau prilaku yang bermakna : Tidak terkaji
c. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
d. Hospitalisasi : Tidak pernah
e. Operasi : Tidak pernah
f. Injuri/ kecelakaan : Tidak pernah
g. Alergi : Tidak ada
h. Imunisasi : BCG, DPT, Campak, Cacar Air, Hepatitis B, Hib, Flu,
MMR, Pneumokokus, Polio,Rotavirus
i. Pengobatan : Tidak ada

V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Usia 1 bulan : Mampu mengangkat kepala
Usia 7 bulan : Mulai duduk tanpa bantuan
Usia 8 bulan : Mulai belajar merangkak
Usia 12 bulan : Mulai melangkah

VI. TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Format DDST II dan lampirkan)


a. Sosial.
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya dapat menyusu seperti
biasa , ceria dan bermain dengan menepuk nepukan tangan.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan saat sakit anaknya jarang mau menyusu,gelisah
dan rewe.
b. Motorik halus
Saat sakit : Pada saat dilakukan pemeriksaan DDST pasien mampu memilih garis
yang lebih panjang.
c. Bahasa
Saat sakit : Pada saat dilakukan pemeriksaan pasien pasien mampu mengoceh ,
menirukan kata-kata dan menoleh ke arah suara.
d. Motorik kasar
Saat sakit : Pada saaat dilakukan pemeriksaan DDST pasien mampu duduk
,melangkah dengan tetap berpegangan.
VII. RIWAYAT SOSIAL
a. Pengasuh : -
b. Pembawaan secara umum : -
c. Hubungan dengan anggota keluarga : Sangat baik
d. Hubungan dengan teman sebaya :-

VIII. RIWAYAT KELUARGA


a. Sosial ekonomi :
Ibu pasien mengatakan sosial ekonomi keluarganya berkecukupan.
b. Lingkungan rumah :
Ibu pasien mengatakan lingkungan rumah pasien dipadati penduduk tetapi jauh dari asap
kendaraan.
c. Penyakit keluarga :
Ibu pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keluarga atau bawaan.
d. Genogram

• Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien
IX. POLA KESEHATAN
a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Ibu pasien mengatakan prilaku dan gaya hidup pasien normal.
b. Nutrisi (makanan dan cairan)
Ibu pasien mengatakan semenjak sakit anaknya jarang mau menyusu.
c. Aktifitas
Ibu pasien mengatakan aktifitas anaknya berkurang
d. Tidur dan istirahat
Ibu pasien mengatakan pola tidur anaknya baik siang hari, tidur siang kurang lebih 1-1,5
jam dan pada malam hari tidurnya kurang nyaman .
e. Eliminasi
Ibu pasien mengatakan pasien BAB encer sebanyak 5 kali , kencing lancar sekitar
500cc/hari.
f. Pola hubungan
Ibu pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga baik-baik saja.
g. Koping
Ibu pasien mengatakan emosi pasien meningkat ketika keinginannya tidak diikuti.
h. Kognitif dan persepsi
Ibu pasien mengatakan tidak adanya gangguan pendengaran, pengelihatan, peraba,
perasa dan pernafasan.
i. Konsep diri
- Harga diri : tidak terkaji
- Peran diri : tidak terkaji
- Ideal diri : tidak terkaji
- Identitas diri : tdak terkaji
- Gambaran diri : tidak terkaji
j. Seksual
Ibu pasien mengatakan tidak adanya ganguan maupun kelainan pada seksual pasien.
k. Nilai
-
X. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi – auskultasi)
a. Keadaan umum : Diare dehidrasi ringan atau sedang
Tingkat kesadaran : Composmetis
TD : mmHg Nadi : 70 x/menit RR : 30x/menit
BB : 8 kg TB : 67,7cm Suhu badan : 37,8 o C
LLA : 16 cm LK : 15 cm LP : 15cm
b. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor cukup.
c. Kepala
Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak adanya
benjolan, ubun-ubun cekung.
d. Mata
Konjungtiva merah muda, sclera putih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya
ada, mata cekung.
e. Telinga
Simetris, serumen (+) dalam batas normal.
f. Hidung
Simetris, septum di tengah, selaput mukosa basah, tidak adanya pernafasan cuping
hidung, tidak adanya sianosis.
g. Mulut
Gigi tidak lengkap, bibir pucat kebiruan, mukosa bibir kering, tidak adanya nyeri tekan,
lidah kering.
h. Leher
Trakea di tengah, kellenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar,
tekanan vena jugularis tidak meningkat..
i. Dada
Paru-paru
I : Tidak adanya kebiruan
P : Nyeri tekan tidak ada
P : Sonor seluruh lapangan paru
A : Suara dasar vesikuler.
Jantung
I : Ictus cordic nampak, batas jantung tidak melebar
A : Bunyi jantung I dan II normal, regular tidak ada suara tambahan.

j. Abdomen
I : Terdapat distensi abdomen dan kram
P : Turgor kulit tidak elastis , CRT < 2 detik
A : Suara bising usus meningkat
k. Genetalia
Tidak terpasang kateter, tidak terdapat hemoroid, bersih, tidak adanya tanda-tanda
iritasi.
l. Ekstrimitas
Atas :
Bentuk tangan simetris kanan dan kiri, tidak ada polidaktili ataupun sindaktili, tidak
adanya clubbing finger, tidak adanya jari tabuh, turgor kulit tidak elastis, akral teraba
dingin, nadi radialis dan brakialis teraba lemah den irregular, CRT < 2 detik, adanya
sianosis pada perifer, kuku berwarna kebiruan, kulit pucat.

Bawah :
Bentuk kaki simetris kanan dan kiri, tidak adanya jari tabuh, turgor kulit tidak elastis,
akral teraba dingin, CRT < 2 detik, kuku berwarna kebiruan, kulit pucat.
m. Neurologi
Tidak terkaji

XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


Tidak terkaji
XII. TERAPI YANG DIPEROLEH
Tidak terkaji
XIII. INFORMASI LAIN (mencakup rangkuman kesehatan klien dari gizi, fisioterapis, dll)
Tidak terkaji
ANALISIS DATA

DATA MASALAH/ PROBLEM PENYEBAB/ ETIOLOGI


DS : - Ibu pasien mengatakan Faktor makanan
anaknya BAB encer sebanyak 5 (basi,,beracun,alergi)
kali sejak kemarin sore. Gangguan Keseimbangan

Cairan & Elektrolit Toksin tidak dapat


DO : - Pasien terlihat lemas, diabsorbsi
mukosa bibir kering
- BAB terlihat encer
Asupan Makanan Menurun
- TTV :
Frekuensi napas : 30x/menit
Frekuensi nadi : 70x/menit
Diare
0
Suhu : 37,8 C

Hilang Cairan & Elektrolit

Berlebih

Gangguan Keseimbangan

Cairan & Elektrolit

DS : - Ibu pasien mengatakan Asupan Makanan Menurun


anaknya BAB encer sebanyak 5 Kekurangan Volume Cairan
kali sejak kemarin sore.

Diare
DO : - Pasien terlihat lemas,
mukosa bibir kering, CRT > 2
detik
Hilang Cairan & Elektrolit
- BAB terlihat encer
Berlebih
- TTV :
Frekuensi napas : 30x/menit
Frekuensi nadi : 70x/menit Dehidrasi
Suhu : 37,80C
Kekurangan Volume

Cairan

DS : - Ibu pasien mengatakan Faktor Infeksi


anaknya BAB encer sebanyak 5 Ketidak Seimbangan Nutrisi
kali sejak kemarin sore.
Kurang Dari Kebutuhan
- Ibu pasien mengatakan Kuman Masuk &

anaknya rewel dan jarang Berkembang di Usus Halus


mau menyusu.

DO : - Pasien terlihat lemas,


Peningkatan Isi Rongga
mukosa bibir kering, CRT > 2
detik Usus
- BAB terlihat encer
- TTV :
Frekuensi napas : 30x/menit
Distensi Abdomen
Frekuensi nadi : 70x/menit
Suhu : 37,80C

Mual

Muntah

Nafsu Makan Menurun


Ketidak Seimbangan

Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH


1. Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit berhubungan dengan out put berlebihan
ditandai dengan Ibu pasien mengatakan BAB pasien encer sebanyak 5 kali sejak kemarin
sore.
2. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai
dengan pasien terlihat lemas ,mukosa bibir kering, CRT > 2 detik.
3. Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan berhubungan dengan penurunan
intake makanan ditandai dengan Ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan jarang mau
menyusu.

XV. RENCANA KEPERAWATAN


N Diagnosa Tujuan dan Intervensi (NIC) Rasional Nama/
o Keperawatan Kriteria Hasil TTD
(NOC)
1 Gangguan Setelah 1. Monitoring 1. Mengetahui
Keseimbanga dilakukan tanda dan tanda dan
n Cairan & asuhan gejala diare gejala diare
Elektrolit keperawatan 2. Berikan 2. Mengkontrol
selama makanan input dan
3x24jam dalam output
diharapkan porsi kecil 3. Mengajarkan
gangguan dan lebih dan
kebutuhan sering serta memberikan
cairan&elektrol tingkatkan informasi
it pasien dapat porsi tentang
teratasi, dengan secara penguunaan
criteria hasil : bertahap obat diare
secara tepat
1. Diare 3. Ajari 4. Memastikan
berkura pasien cara apakah tanda
ng pengunaan dan gejala
2. Pola obat anti diare
elimina diare menetap Pebby
si secara tepat
terkontr 4. Konsultasi
ol kan dengan
dokter jika
tanda dan
gejala diare
menetap
2 Kekurangan Setelah 1. Monitor 1. Mengetahui
Volume dilakukan status status hidrasi
Cairan asuhan hidrasi (membrane
keperawatan (membran mukosalemb
selama mukosa ab, denyut
3x24jam lembab,de nadi
diharapkan nyut nadi adekuat)
kekurangan adekuat) 2. Mengkontol
volume cairan 2. Berikan cairan masuk
pasien dapat cairan dan keluar
teratasi, dengan dengan 3. Mengetahui
kriteria hasil : tepat asupan
1. Frekuen 3. Distribusik cairan yang
si napas an asupan dibutuhkan
, nadi cairan 4. Untuk
dan selama 24 memastikan
suhu jam pasien
normal 4. Dukung mendapatka
2. Tidak pasien dan n pemberian
ada keluarga makanan
tanda- untuk dengan baik Pebby
tanda membantu
dehidra dalam
si , pemberian
membra makanan
n dengan
mukosa baik
lembab,

3 Ketidakseimb Setelah 1. Kaji ulang 1. Mengetahui


angan Nutrisi dilakukan pengukura pengukuran
Kurang Dari asuhan n intake intake dan
Kebutuhan keperawatan dan output output cairan
selama cairan pasien, nilai
3x24jam pasien, HB, tekanan
diharapkan nilai HB, darah, atau
ketidakseimban tekanan penambahan
gan nutrisi darah, atau dan
kurang dari penambaha penurunan
kebutuhan n dan berat badan
pasien dapat penurunan
teratasi, dengan berat badan ,sesuai
kriteria hasil : ,sesuai kebutuhan
1. Adanya kebutuhan 2. Mengkontrol
peningk 2. Fasilitasi perilaku
atan utuk makan yang
berat mengidenti harus
badan fikasi dirubah
sesuai perilaku 3. Mengajarkan
dengan makan arti makanan
tujuan yang harus bagi pasien
2. Mampu dirubah 4. Untuk
mengid 3. Diskusikan memenuhi
entifika arti segala
si makanan keperluan
kebutuh bagi pasien nutrisi
an 4. Sediakan pasien
nutrisi konsultasi /
3. Tidak rujukan
ada dengan Pebby
tanda- anggota
tanda kesehatan
malnutr lain ,sesuai
isi kebutuhan

XVI. IMPLEMENTASI
No Tanggal No. Jam Implementasi Evaluasi Nama/

Diagnosa TTD

1 Selasa, Pukul : 1. Monitoring 1. DS : Ibu pasien


tanda dan mengatakan BAB
14 Juli anaknya encer
1 08.00 gejala diare
sebanyak 5 kali.
2020
Wita 2. Berikan DO : - Pasien
makanan
tampak lemas
Pukul : dalam porsi
kecil dan lebih - Frekuensi
09.00 Napas
sering serta :70x/menit
Wita tingkatkan - Frekuensi
porsi secara Nadi :
30x/menit
bertahap
- Suhu : 37,80C
3. Ajari pasien
cara
2. DS : Ibu pasien
pengunaan mengatakan
obat anti diare anaknya jarang
secara tepat mau menyusu
Pukul : Do : - Pasien
4. Konsultasikan
dengan dokter tampak lemas
12.00
jika tanda dan
gejala diare - mukosa bibir
Wita
menetap kering

3. DS : Ibu pasien
mengatakn paham
mengenai cara
penggunaan obat
Pukul : anti diare
DO : Ibu pasien
13.00
tampak memahami
Wita Pebby
prosedur yang

diajarkan
4. DS : -
DO : Hasil

pemeriksaan

Frekuensi Napas

:70x/menit

- Frekuensi
Nadi :
30x/menit
- Suhu : 37,80C
2 Selasa, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien
hidrasi mengatakan BAB
14 Juli anaknya encer dan
08.00 (membran
anaknya jarang
2020
Wita mukosa menyusu
lembab,denyut DO : - Mukosa

nadi adekuat) bibir pasien tampak


2. Berikan cairan
lembab
dengan tepat
3. Distribusikan - Pemeriksaan
Pukul : TTV :
asupan cairan
Frekuensi
selama 24 jam
09.00 Nadi
4. Dukung
Wita pasien dan :80x/menit
keluarga untuk
Pukul : Frekuensi
membantu
13.00 Napas :
dalam

Wita pemberian 30x/menit


makanan
Pukul : dengan baik
2. DS : -
DO : Ibu pasien
13.15
memberikan ijin
Wita
tindakan

3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya jarang
mau menyusu
DO : Ibu pasien

memberikan ijin
1. Kaji ulang dan tampak
pengukuran intake
memahami
dan output cairan
prosedur tindakan
pasien, nilai HB,
tekanan darah, atau yang diberikan
penambahan dan
penurunan berat
4. DS : -
badan ,sesuai
DO : Ibu pasien
kebutuhan.
2. Fasilitasi utuk Nampak

mengidentifikasi memahami dan


perilaku makan
bisa menjalankan
yang harus dirubah.
3. Diskusikan arti anjuran yang

makanan bagi diberikan


Pukul :
pasien. Pebby
1. DS : Ibu pasien
4. Sediakan mengatakan
13.30
konsultasi / rujukan anaknya jarang
Wita mau menyusu
dengan anggota
DO : - Pasien
kesehatan lain
,sesuai kebutuhan tampak lemas

- Pengukuran
TTV :
Selasa, Frekuensi

3. 14 Juli 3 napas :

2020 30x/menit

Pukul : Frekuensi

13.45 nadi

Wita 70x/menit

Suhu 37,80C
2. DS : -
DO : Pasien
Pukul : tampak lemas,

14.00 mukosa bibir

Wita kering , CRT > 2

detik.
Pukul :

15.00 3. DS : Ibu pasien


mengatakan
Wita
memahami edukasi
yang diberikan
DO : Ibu pasien

tampak sedikit

memahami edukasi

yang diberikan

4. DS : -
DO : dari keluarga

pasien sudah

memiliki kartu

kesehatan / BPJS.

Pebby
IMPLEMENTASI

No Tanggal No Jam Implementasi Evaluasi Nama/

Diagnosa TTD

1 Rabu, Pukul : 1. Monitoring 1. DS : Ibu pasien


tanda dan gejala mengatakan
15 Juli 1 13.30 BAB anaknya
diare
encer sebanyak 2
2020 Wita
2. Berikan kali.
makanan dalam DO : - Pasien

porsi kecil dan tampak lemas


Pukul :
lebih sering
16.00 - Frekuensi
serta tingkatkan Napas
Wita porsi secara :75x/menit
bertahap - Frekuensi
Nadi :
3. Ajari pasien cara
26x/menit
pengunaan obat - Suhu :
0
anti diare secara 37,0 C
tepat
4. Konsultasikan 2. DS : Ibu pasien
dengan dokter mengatakan
anaknya sudah
jika tanda dan mau menyusu Do
gejala diare : - Pasien tampak
Pukul :
menetap lemas
18.00 - mukosa
bibir
Wita lembab

3. DS : Ibu pasien
mengatakn
Pukul : paham mengenai
cara penggunaan
obat anti diare
18.30 DO : Ibu pasien

Wita tampak

memahami

prosedur yang

diajarkan

4. DS : -
DO : Hasil

pemeriksaan

Frekuensi Napas

:75x/menit

- Frekuensi
Nadi :
26x/menit
Suhu : 37,00C

Pebby
2 Rabu, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien
hidrasi mengatakan
15 Juli 13.30 BAB anaknya
(membran
encer dan
2020 Wita
mukosa anaknya jarang
lembab,denyut menyusu
DO : - Mukosa
nadi adekuat).
2. Berikan cairan bibir pasien
dengan tepat tampak lembab
3. Distribusikan
- Pemeriksaa
asupan cairan
Pukul : n TTV :
selama 24 jam Frekuensi
14.00
4. Dukung pasien
Nadi
Wita dan keluarga
untuk :80x/menit

membantu Frekuensi
Pukul :
dalam
Napas :
14.15 pemberian
makanan 30x/menit
Wita
dengan baik

2. DS : -
Pukul : DO : Ibu pasien
16.00 memberikan ijin
Wita tindakan

3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya sudah
mau menyusu
DO : Ibu pasien

memberikan ijin
dan tampak

memahami

prosedur

tindakan yang

diberikan

4. DS : -
DO : Ibu pasien

Nampak

memahami dan bisa

menjalankan

anjuran yang

diberikan Pebby

3 Rabu, 3 Pukul : 1. Kaji ulang 1. DS : Ibu pasien


pengukuran mengatakan
15 Juli 13.30 anaknya sudah
intake dan
mau menyusu
2020 Wita
output cairan DO : - Pasien
pasien, nilai HB,
tampak masih
tekanan darah,
atau lemas

penambahan - Pengukuran
dan penurunan TTV :
Frekuensi
berat badan
,sesuai napas :
kebutuhan. 26x/menit
2. Fasilitasi utuk
Frekuensi
mengidentifikas
i perilaku makan nadi
yang harus 75x/menit
dirubah.
3. Diskusikan arti Suhu
makanan bagi
37,00C
pasien.
4. Sediakan
Pukul : konsultasi / 2. DS : -
rujukan dengan DO : Pasien
15.30
anggota tampak lemas,
Wita
kesehatan lain
mukosa bibir
,sesuai
kebutuhan lembab , CRT <

2 detik.

3. DS : Ibu pasien
Pukul : mengatakan
memahami
16.00
edukasi yang
Wita diberikan
DO : Ibu pasien

tampak sudah
Pukul :
memahami
18.30
edukasi yang
Wita
diberikan

4. DS : -
DO : dari keluarga

pasien sudah

memiliki kartu

kesehatan / BPJS.
Pebby

IMPLEMENTASI

No Tanggal No Jam Implementasi Evaluasi Nama/

Diagnosa TTD

1 Kamis, Pukul : 1. Monitoring 1. DS : Ibu pasien


tanda dan gejala mengatakan
16 Juli 1 13.30 BAB anaknya
diare
padat / normal 1
2020 Wita
2. Berikan hari sekali .
makanan dalam DO : - Pasien

porsi kecil dan tampak ceria


Pukul :
lebih sering
16.00 - Frekuensi
serta tingkatkan Napas
Wita porsi secara :80x/menit
bertahap - Frekuensi
Nadi :
3. Ajari pasien cara
30x/menit
pengunaan obat - Suhu :
0
anti diare secara 36,0 C
tepat
4. Konsultasikan 2. DS : Ibu pasien
dengan dokter mengatakan
anaknya sudah
jika tanda dan mau menyusu
gejala diare seperti biasa
Pukul :
menetap Do : - Pasien
16.30
tampak ceria
Wita
- mukosa
bibir
lembab
Pukul :
3. DS : Ibu pasien
18.30
mengatakn
Wita paham mengenai
cara penggunaan
obat anti diare
dan sudah bisa
mempraktekann
ya di rumah
DO : Ibu pasien

tampak

memahami

prosedur yang

diajarkan

4. DS : -
DO : Hasil

pemeriksaan :

-Frekuensi

Napas :

30x/menit

- Frekuensi
Nadi :
80x/menit
- Suhu :
0
36,0 C
Pebby

2 Kamis, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien


hidrasi mengatakan
16 Juli 13.30 BAB anaknya
(membran
encer dan
2020 Wita
mukosa anaknya jarang
lembab,denyut menyusu
DO : - Mukosa
nadi adekuat).
2. Berikan cairan bibir pasien
dengan tepat tampak lembab
3. Distribusikan
- Pemeriksaa
asupan cairan
Pukul : n TTV :
selama 24 jam Frekuensi
19.15
4. Dukung pasien
Nadi
Wita dan keluarga
untuk :80x/menit

membantu Frekuensi
Pukul :
dalam
Napas :
19.20 pemberian
makanan 30x/menit
Wita
dengan baik

2. DS : -
Pukul : DO : Ibu pasien
19.45 memberikan ijin
Wita tindakan

3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya sudah
mau menyusu
DO : Ibu pasien

memberikan ijin

dan tampak

memahami

prosedur

tindakan yang

diberikan

4. DS : -
DO : Ibu pasien

Nampak

memahami dan bisa

menjalankan
Pebby
anjuran yang

diberikan

3 Kamis, 3 Pukul : 1. Kaji ulang 1. DS : Ibu pasien


pengukuran mengatakan
16 Juli 13.30 anaknya sudah
intake dan
mau menyusu
2020 Wita
output cairan DO : - Pasien
pasien, nilai HB,
tampak ceria
tekanan darah,
atau - Pengukuran
TTV :
penambahan Frekuensi
dan penurunan
napas :
berat badan
,sesuai 30x/menit
kebutuhan.
2. Fasilitasi utuk Frekuensi
mengidentifikas
nadi 80
i perilaku makan
x/menit
yang harus
dirubah. Suhu 36,00C
3. Diskusikan arti
makanan bagi
2. DS : -
pasien.
DO : Pasien
Pukul : 4. Sediakan
konsultasi / tampak ceria,
16.15
rujukan dengan mukosa bibir
Wita
anggota
lembab , CRT <
kesehatan lain
,sesuai 2 detik.

kebutuhan

3. DS : Ibu pasien
mengatakan
memahami
Pukul :
edukasi yang
16.25 diberikan
DO : Ibu pasien
Wita
tampak

memahami
Pukul :
edukasi yang
17.00
diberikan
Wita

4. DS : -
DO : dari keluarga

pasien sudah
Pebby
memiliki kartu

kesehatan / BPJS.
XVII. EVALUASI

No Hari/Tanggal/Jam NO DX Evaluasi hasil Nama/Paraf

1 Kamis, 1 S : Ibu pasien mengatakan BAB anaknya

16 Juli 2020 padat / normal 1 kali sehari

Pukul :
O : Pasien tampak ceria
13.30 Wita
- Frekuensi Napas :80x/menit
- Frekuensi Nadi : 30x/menit
- Suhu : 36,00C

A : Masalah teratasi

Pebby

P : Pertahankan kondisi pasien

2 Kamis, S : Ibu pasien mengatakan BAB anaknya

16 Juli 2020 encer dan anaknya jarang menyusu

Pukul : O : - Mukosa bibir pasien tampak lembab

- Pemeriksaan TTV :
13.30 Wita
Frekuensi Nadi :80x/menit

Frekuensi Napas : 30x/menit

A : Masalah teratasi Pebby

P : Pertahankan kondisi pasien


3 Kamis, 3 S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah

16 Juli 2020 mau menyusu

Pukul : O : - Pasien tampak ceria

- Pengukuran TTV :
13.30 Wita
Frekuensi napas : 30x/menit

Frekuensi nadi 80 x/menit

Suhu 36,00C

Pebby
A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien


Gianyar, 16 Juli 2020

Mahasiswi,

(Ni Kadek Pebby Purnama Dewi )

NIM. 18.321.2882

Anda mungkin juga menyukai