Oleh :
223213467
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diare guna melengkapi tugas PLKK di Ruang Anak .
Mengetahui,
CI Ruang Dahlia
CT Ruang Dahlia
NIK :
I. KONSEP DASAR DIARE
1. Deinisi
Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Diare akut merupakan peningkatan defekasi dan
kandungan air pada tinja yang berlangsung selama 5-7 hari. Dari beberapa pengertian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diare adalah keadaan frekuensi buang air besar
lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat
berwarna hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan
berlangsung antara 5-7 hari.
2. Etiologi
Penyebab Gastroenteritis dapat dibagi menjadi beberapa faktor :
1) Faktor Infeksi Faktor infeksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu Infeksi Internal yang
merupakan infeksi saluran pencernaan yang menjadi penyebab utama diare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. Colli, Salmonela, Shigella), infeksi virus
(Enterrovirus, Rota virus, Andenovirus, Astrivirus) dan infeksi parasit (cacing yaitu
Ascaris, Ticturis, Oxyiuris, Stangloides, Protozoa meliputi Glarida
lambliatrichomonashominis dan jamur yaitu kandida, 1 2 albicans. Infeksi Parental
infeksi di luar alat pencernaan (OMA, Faringitis, Brochopneumonia, Ensepalitis).
2) Keracunan makanan
Disebabkan oleh toksin bakteri dan toksin yang dikeluarkan oleh makanan itu
sendiri.
3) Faktor malabsorbsi
Yaitu intoleransi disacarida (laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa dan galaktosa) malabsorbsi lemak, protein pada bayi dan anak yang
terserang dalam intoleransi laktosa.
4) Faktor imunologik
Difinisi IgA akan menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi dan parasit
dalam usus.
3. Patofisiologi
Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan
gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan entero
patogenik, Ecoli. Pada orang dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan dengan umur,
apakah infeksi di daerah tropik dan faktor presipitasi seperti pengorbanan antibiotik
yang terdahulu atau imun. Enterokolitis menyebabkan kram dan diare. Sedangkan
gastro entero kolitis menimbulkan mual, muntah dan kram. Dua cara utama dimana
organisme patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri pada mukosa kolon
menyebabkan peradangan ulserasi. Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan pasasi
mucus dan nanah (sering disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial
menyebabkan sekresi air dan elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin
dapat dihasilkan sesudah kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa
inkubasi 6-24 jam). Enterotoksin ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang
terkontaminasi kurang dimasak terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki.
Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
adalah :
1) Gangguan sekresi Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
2) Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang 4
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
PATHWAY
Peningkatan Isi
Rongga Usus
Diare
Distensi Abdomen
Ketidak Seimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Dehidrasi Resiko Syok Kebutuhan
Kekurangan
Volume Cairan
4. Manifestasi Klinis
Menurut staf pengajar IKA FKUI manifestasi klinik diare adalah sebagai berikut
:
1) Anak cengeng dan gelisah
2) Suhu tubuh meningkat
3) Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah
4) Anus dan daerah sekitarnya lecet
5) Muntah
6) Berat badan menurun
7) Dehidrasi
- Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik, penderita
belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus.
- Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB
cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul), penderita
jatuh pada pre syok/syok.
- Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran
turun (apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas cepat dan
dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.
5. Tanda dan Gejala Klinis
a. Kelelahan
b. Kramototdankejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekasmarah
g. Muntah
h. Mulutkering
i. Denyutjantunglambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanandarahnaik turun
m. Kurangnyakoordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuansendi
p. Rasa haus
q. Suhu naik
r. Anoreksia
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen
Pada pemeriksaan integumen yang peru diperhatikan adalah keadaan turgor
kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler
Pada pemeriksaan kardiovaskuler yang perlu diperhatikan adalah distensi
vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung.
c. Mata Pada pemeriksaan mata perlu diperhatikan mata cekung atau
tidak, air mata kering atau tidak.
d. Neurologi
Pada pemeriksaan neurologi yang perlu diperhatikan adalah refleks,
gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal
Pada pemeriksaan gastrointestinal yang perlu diperhatikan adalah keadaan
mukosa mulut dan lidah, muntah-muntah, dan bising usus.
3) Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
- Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
- Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
a. Pola Eliminasi
- Mual muntah, Diare
- Kebiasaan berkemih.
- Perubahan jumlah maupin frekuensi.
- Karakteristik urine.
b. Evaluasi status kehilangan cairan klien
- Tanda-tanda.
- Edema.
- Rasa haus berlebihan.
- Membran mukosa kering.
c. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
- Kanker, luka bakar.
Data Objektif :
1) Pemeriksaan Fisik :
Batasan Karakteristik :
a. Ketidak cukupan asupan cairan per oral.
b. Balancenegatif antara asupan dan
haluaran.
c. Penurunan berat badan.
d. Kulit/membrane mukosa kering (turgor
menurun).
e. Peningkatan natrium serum.
f. Penurunun haluaran urine atau haluaran
urine berlebih.
g. Urine pekat atau sering berkemih.
h. Penurunan turgor kulit.
i. Haus, mual/anoreksia
Faktor yang berhubungan :
a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes
insipidus.
b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan
cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.
c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase
abnormal, dari luka, diare.
d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alkohol yang
berlebihan.
e. Berhubungan dengan mual, muntah.
f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi
atau keletihan.
g. Berhubungan dengan masalah diet.
h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi
tinggi.
i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri
akibat nyeri mulut.
2) Kelebihan Volume Cairan
Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami kelebihan
beban cairan intraseluler atau interstisial.
Batasan Karakteristik :
a.Edema
b. Kulit tegang, mengkilap.
c.Asupan melebihi haluaran.
d. Sesak napas
e.Kenaikan berat badan
Faktor yang berhubungan :
a. Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan sekunder
akibat gagal jantung.
b. Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan
curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, dan
penyakit katup jantung.
c. Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid plasma
yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit hepar, serosis
hepatis, asites, dan kanker.
d. Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat
varises vena, thrombus, imobilitas, dan flebitis kronis.
e. Berhubungan dengan retensi natrium, air, dan sekunder akibat
penggunaan kortikosteroid.
f. Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
g. Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, dan
malnutrisi.
h. Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat
imobilitas, bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam
waktu yang lama.
i. Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
j. Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder
akibat mastetomi.
3) Gangguan keseimbangan Elektrolit(kalium)
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan kadar kalium.
b. Aritmia.
c. Kram tungkai.
d. Mual.
e. Hipotensi.
f. Bradikardia.
g. Kesemutan.
Faktor yang berhubungan :
a. Berhubungan dengan kerusakan jaringan, sekunder akibat trauma panas.
b. Berhubungan dengan pengeluaran kalium berlebih karena muntah, diare.
c. Berhubungan dengan gangguan regulasi elektrolit, sekunder akibat
kerusakan ginjal.
d. Berhubungan dengan diet tinngi-kalium/rendah-kalium.
3. Rencana Tindakan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
No Rasional
keperawatan kriteria hasil keperawatan
1. Kekurangan Tujuan :
volume cairan Menyeimbangkan
volume cairan
sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil: a. Kaji cairan yang a. Membuat klien lebih
a. Terjdi disukai klien dalam kooperatif.
peningkatan batas diet.
asupan cairan
min. b. Mempermudah untuk
2000ml/hari b. Rencanakan target memantauan kondisi klien.
(kecuali terjadi pemberian asupan
kontraindikasi). cairan untuk setiap c. Pemahaman tentang alasan
b. Menjelaskan sif, mis : siang tersebut membantu klien dlm
perlu-nya 1000 ml, sore 800 mengatasi gangguan.
meningkatkan ml dan malam 200 d. Untuk mengontrol asupan
asupan cairan ml. klien.
pada saat c. Kaji pemahaman e. Untuk mengetahui
stress/cuaca klien tentang alasan prkembangan status kesehatan
panas. mempertahankan klien.
hidrasi yg adekuat.
c. Mempertahanka
n berat jenis
urine dalam d. Catatasupan dan
batas normal. haluaran.
h. Tingatkan klien
untuk menghindari
detergen yang keras,
membawa beban
berat, memegang
rokok, mencabut
kutikula/ bintil
kuku, me-nyentuh
kompor gas,
memgenakan
perhiasan atau jam
tangan.
i. Lindungi kulit yg
edema dari cidera.
f. Segmen
e. Anjurkan klien dan ST dan gelombang T yg
keluarga untuk datar atau terbalik merupkn
mngkonsmsi indikasi hipokalemia.
makan-an tinggi g. Utk
kalium (misalnya mengurangi resiko iritasi
Buah-buahan, sari mukosa lambung.
buah, buah kering,
sayur, daging,
kacang-kacangan, h. Streoid
teh, kopi, dan kola). kortison dapat menyebabkan
f. Laporkan retensi natrium dan ekresi
perubahan EKG; kalium.
segmen ST yg i. Nilai
memanjang, kalium yang rendah dapat
depresi. me-ningkatkan kerja
digitalis.
g. Encerkan suplemen
kalium per oral
sedikitnya dalam
113,2 gram air/sari a. Dengan mengetahui tanda
buah utk hipo-kalemia, perawat dapat
mengurangi resiko menetapkan langkah
iritasi mukosa selnjutnya
lambung.
h. Pantau nilai kalium b. Haluaran urin yg sedikit
serum pada klien dapat me-nyebabkan hiper-
yang mendapat kalemia.
obat diuretic dan c. Nilai kalium lebih dari
steroid. 7mEq/ l dapat menyebabkan
henti jantung.
i. Kaji tanda dan d. Untuk melihat adanya
gejala toksisitas pelebaran kompleks QRS
digitalis jika klien dan gelombang T tggi yg
tengah mendapat merupkan tanda
obat golongan hiperkalemia.
digitalis dan
diuretik atau
steroid.
Peningkatan Kadar
Kalium
a. Observasi tanda
dan gejala
hiperkalemia
(misalnya
Bradikardia, kram
abdomen, oliguria,
kesemutan dan
kebas pada
ekstremitas).
c. Laporkan nilai
kalium serum yang
melebihi 5mEq/l
batasi asupan
kalium jika perlu.
d. Pantau EKG
4. Implementasi
1) Kekurangan volume cairan
a.Mengkaji cairan yangdisukai klien dalam batasdiet.
b. Merencanakan targetpemberian asupan cairanuntuk setiap sif, mis:
siang1000 ml. Sore 800 ml danmalam 200 ml.
c.Mengkaji pemahaman kliententang alasanmempertahankan hidrasiyang
adekuatMencatat asupan danhaluaran.
d. Memantau asupan per oral,minimal 1500ml/24 jam.
e.Memantau haluaran cairan1000-1500ml/24 jam.Memantau berat jenis
urine.
2) Kelebihan volume cairan
a.Mengkaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya setensi
cairan.
b. Menganjurkan klien untuk menurunkan konsumsi garam.
c.Menganjurkan klien untuk :
- Menghindari makanangurih,makanankalengdan makananbeku.
- Mengonsumsi makanan tanpa garam dan menambahkan bumbu
aroma
- Menggunakan cuka pengganti garam untuk penyedap rasa
sop,rebusan dll.
- Mengkaji adanya tandavenostasis dan bendunganvena pada bagian
tubuhyang mengantung.
- Memposisikan ekstremitas yang mengalami edema diatas level
jantung,bila memungkinkan(kecuali ada kontra indikasi).
d. Untuk drinase limfatik yang tidak adekuat :
- Meninggikan ekstremitas dengan menggunakan bantal.
- Mengukur tekanan darah pada lengan yang tidak sakit.
- Jangan memberikan suntikan atau infuse pada lengan yang sakit.
- Mengingatkan klien untuk menghindari detergen yang keras,
membawa beban berat, memegang rokok, mencabut kutikula atau
bintil kuku, memyentuh kompor gas, memgenakan perhiasan atau
jam tangan.
- Melindungi kulit yang edema dari cidera.
3) Gangguan keseimbangan Elektrolit (kalium)
Penurunan kadar kalium :
a. Mengobservasi tanda dangejala hipokalemia(vertigo,hipotensiariotmia,
mual, muntah, diare, distensi abdomen, penurunan peristaltis,
kelemahan otot, dan kramtungkai.
b. Mencatat asupan danhaluaran. (poliuria dapatmenyebabkan
pengeluarankalium secara berlebihan).
c. Menentukan status hidrasiklien bila terjadihipokalemia.
(kelebihancairan dapat menyebabkanserum).
d. Mengenali perubahantingkah laku yangmerupakan tanda-
tandahipokalemia. Nilai kaliumyang rendah dapatmenyebabkan
konfusi,mudah marah, depresimental.
e. Menganjurkan klien dankeluarga untukamengkonsumsi makanantinggi
kalium (mis. Buahbuahan,sari buah, buahkering, sayur, daging,kacang-
kacangan, teh,kopi,dan kola).
f. Melaporkan perubahanEKG; segmen ST yang nmemanjang, depresin
segmen ST dan gelombangT yang datar atau terbalikmerupakan
indikasihipokalemia.
g. Mengencerkan suplemenkalium per oral sedikitnyadalam 113,2 gram
air/saribuah untuk mengurangiresiko iritasi mukosalambung.
h. Memantau nilai kaliumserum pada klien yangmendapat obat diuretic
dansteroid. (Streoid kortisonn dapat menyebabkan retensinatrium dan
ekresi kalium).
i. Mengkaji tanda dan gejalatoksisitas digitalis jikaklien tengah mendapat
obatgolongan digitalis dandiuretikatau steroid. (nilaikalium yang
rendah dapatmeningkatkan kerjadigitalis.
Peningkatan Kadar Kalium :
a. Mengobservasi tanda dan gejalahiperkalemia (misalnyaBradikardia, kram
abdomen, oliguria, kesemutan dan kebas pada ekstremitas).
b. Mengkaji haluaran urin. Sedikitnya 25 ml/jam atau 600 ml/hari (haluaran
urin yang sedikti dapat menyebabkan hiperkalemia).
c. Melaporkan nilai kalium serum yang melebihi 5 mEq/l. batasi asupan
kalium jika perlu. (nilai kalium lebih dari 7 mEq/l dapat menyebabkan
henti jantung).
d. Memantau EKG untuk melihat adanya pelebaran kompleks QRS dan
gelombang T tinggi yang merupakan tanda hiperkalema.
Tamsuri, anas. 20014. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
STIKES WIRA MEDIKA BALI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
No Rekam Medis : 12431
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 14 Juli 2019
Umur : 12 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Bahasa yang dimengerti : Bahasa Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah/ Ibu/ wali : Ny. I
Pendidikan ayah/ibu/wali : SMK
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Swasta
Alamat/ no telp : Br. Teges Kanginan, Peliatan / 081212565000
Diagnosa medis : Diare
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Usia 1 bulan : Mampu mengangkat kepala
Usia 7 bulan : Mulai duduk tanpa bantuan
Usia 8 bulan : Mulai belajar merangkak
Usia 12 bulan : Mulai melangkah
VI. TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Format DDST II dan lampirkan)
a. Sosial.
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya dapat menyusu seperti
biasa , ceria dan bermain dengan menepuk nepukan tangan.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan saat sakit anaknya jarang mau menyusu,gelisah
dan rewe.
b. Motorik halus
Saat sakit : Pada saat dilakukan pemeriksaan DDST pasien mampu memilih garis
yang lebih panjang.
c. Bahasa
Saat sakit : Pada saat dilakukan pemeriksaan pasien pasien mampu mengoceh ,
menirukan kata-kata dan menoleh ke arah suara.
d. Motorik kasar
Saat sakit : Pada saaat dilakukan pemeriksaan DDST pasien mampu
duduk ,melangkah dengan tetap berpegangan.
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Jantung
I : Ictus cordic nampak, batas jantung tidak melebar
A : Bunyi jantung I dan II normal, regular tidak ada suara tambahan.
j. Abdomen
I : Terdapat distensi abdomen dan kram
P : Turgor kulit tidak elastis , CRT < 2 detik
A : Suara bising usus meningkat
k. Genetalia
Tidak terpasang kateter, tidak terdapat hemoroid, bersih, tidak adanya tanda-tanda
iritasi.
l. Ekstrimitas
Atas :
Bentuk tangan simetris kanan dan kiri, tidak ada polidaktili ataupun sindaktili, tidak
adanya clubbing finger, tidak adanya jari tabuh, turgor kulit tidak elastis, akral teraba
dingin, nadi radialis dan brakialis teraba lemah den irregular, CRT < 2 detik, adanya
sianosis pada perifer, kuku berwarna kebiruan, kulit pucat.
Bawah :
Bentuk kaki simetris kanan dan kiri, tidak adanya jari tabuh, turgor kulit tidak elastis,
akral teraba dingin, CRT < 2 detik, kuku berwarna kebiruan, kulit pucat.
m. Neurologi
Tidak terkaji
ANALISIS DATA
DATA MASALAH/ PROBLEM PENYEBAB/ ETIOLOGI
DS : - Ibu pasien mengatakan Faktor makanan
anaknya BAB encer sebanyak 5 (basi,,beracun,alergi)
kali sejak kemarin sore. Gangguan Keseimbangan
Berlebih
Gangguan Keseimbangan
- TTV : Berlebih
Suhu : 37,80C
Kekurangan Volume
Cairan
detik Usus
- BAB terlihat encer
- TTV :
Frekuensi napas : 30x/menit
Distensi Abdomen
Frekuensi nadi : 70x/menit
Suhu : 37,80C
Mual
Muntah
Nafsu Makan Menurun
Ketidak Seimbangan
Kebutuhan
Diagnosa TTD
3. DS : Ibu pasien
mengatakn paham
mengenai cara
penggunaan obat
Pukul : anti diare
DO : Ibu pasien
13.00 tampak memahami
diajarkan
Pebby
4. DS : -
DO : Hasil
pemeriksaan
Frekuensi
Napas :70x/menit
- Frekuensi
Nadi :
30x/menit
- Suhu : 37,80C
2 Selasa, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien
hidrasi mengatakan BAB
14 Juli anaknya encer dan
08.00 (membran
anaknya jarang
2020
Wita mukosa menyusu
lembab,denyut DO : - Mukosa
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya jarang
mau menyusu
DO : Ibu pasien
memberikan ijin
dan tampak
1. Kaji ulang
memahami
pengukuran intake
prosedur tindakan
dan output cairan
pasien, nilai HB, yang diberikan
tekanan darah, atau
penambahan dan
4. DS : -
penurunan berat
DO : Ibu pasien
badan ,sesuai
kebutuhan. Nampak
dirubah. diberikan
Pukul : 3. Diskusikan arti
1. DS : Ibu pasien Pebby
makanan bagi mengatakan
13.30 pasien. anaknya jarang
mau menyusu
Wita 4. Sediakan
DO : - Pasien
konsultasi /
rujukan dengan tampak lemas
2. DS : -
DO : Pasien
tampak lemas,
Pukul :
mukosa bibir
Wita detik.
Pukul :
3. DS : Ibu pasien
15.00 mengatakan
memahami edukasi
Wita yang diberikan
DO : Ibu pasien
tampak sedikit
memahami edukasi
yang diberikan
4. DS : -
DO : dari keluarga
pasien sudah
memiliki kartu
kesehatan / BPJS.
Pebby
IMPLEMENTASI
Diagnosa TTD
3. DS : Ibu pasien
Pukul : mengatakn
paham mengenai
18.30
cara penggunaan
Wita obat anti diare
DO : Ibu pasien
tampak
memahami
prosedur yang
diajarkan
4. DS : -
DO : Hasil
pemeriksaan
Frekuensi Napas
:75x/menit
- Frekuensi
Nadi :
26x/menit
Suhu : 37,00C
Pebby
2 Rabu, 2 Pukul : 1. Monitor status 1. DS : Ibu pasien
hidrasi mengatakan
15 Juli 13.30 BAB anaknya
(membran
encer dan
2020 Wita
mukosa anaknya jarang
lembab,denyut menyusu
DO : - Mukosa
nadi adekuat).
2. Berikan cairan bibir pasien
dengan tepat tampak lembab
3. Distribusikan
- Pemeriksaa
asupan cairan
Pukul : n TTV :
selama 24 jam Frekuensi
14.00
4. Dukung pasien
Nadi :80x/
Wita dan keluarga
untuk menit
membantu Frekuensi
Pukul :
dalam
Napas :
14.15 pemberian
makanan 30x/menit
Wita
dengan baik
2. DS : -
Pukul : DO : Ibu pasien
16.00 memberikan ijin
Wita tindakan
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya sudah
mau menyusu
DO : Ibu pasien
memberikan ijin
dan tampak
memahami
prosedur
tindakan yang
diberikan
4. DS : -
DO : Ibu pasien
Nampak
memahami dan
bisa menjalankan
anjuran yang
diberikan
Pebby
penambahan - Pengukuran
dan penurunan TTV :
Frekuensi
berat
badan ,sesuai napas :
kebutuhan.
26x/menit
2. Fasilitasi utuk
Frekuensi
mengidentifikas
i perilaku nadi
makan yang
75x/menit
harus dirubah.
Suhu
3. Diskusikan arti
makanan bagi 37,00C
pasien.
4. Sediakan
Pukul : 2. DS : -
konsultasi /
DO : Pasien
15.30 rujukan dengan
anggota tampak lemas,
Wita
kesehatan mukosa bibir
lain ,sesuai
lembab , CRT <
kebutuhan
2 detik.
3. DS : Ibu pasien
Pukul : mengatakan
memahami
16.00
edukasi yang
Wita diberikan
DO : Ibu pasien
tampak sudah
Pukul :
memahami
18.30
edukasi yang
Wita
diberikan
4. DS : -
DO : dari keluarga
pasien sudah
memiliki kartu
kesehatan / BPJS.
Pebby
IMPLEMENTASI
Diagnosa TTD
16.30 - mukosa
bibir
Wita lembab
3. DS : Ibu pasien
mengatakn
Pukul : paham mengenai
cara penggunaan
18.30 obat anti diare
dan sudah bisa
Wita mempraktekann
ya di rumah
DO : Ibu pasien
tampak
memahami
prosedur yang
diajarkan
4. DS : -
DO : Hasil
pemeriksaan :
-Frekuensi
Napas :
30x/menit
- Frekuensi
Nadi :
80x/menit
- Suhu :
0
36,0 C
Pebby
membantu Frekuensi
Pukul :
dalam
Napas :
19.20 pemberian
makanan 30x/menit
Wita
dengan baik
2. DS : -
Pukul : DO : Ibu pasien
19.45 memberikan ijin
Wita
tindakan
3. DS : Ibu pasien
mengatakan
anaknya sudah
mau menyusu
DO : Ibu pasien
memberikan ijin
dan tampak
memahami
prosedur
tindakan yang
diberikan
4. DS : -
DO : Ibu pasien
Nampak
memahami dan
bisa menjalankan
Pebby
anjuran yang
diberikan
edukasi yang
Pukul :
diberikan
17.00
Wita
4. DS : -
DO : dari keluarga
pasien sudah
memiliki kartu
kesehatan / BPJS.
Pebby
XVII. EVALUASI
Pukul :
O : Pasien tampak ceria
13.30 Wita
- Frekuensi Napas :80x/menit
- Frekuensi Nadi : 30x/menit
- Suhu : 36,00C
A : Masalah teratasi
Pebby
- Pemeriksaan TTV :
13.30 Wita
Frekuensi Nadi :80x/menit
Pebby
P : Pertahankan kondisi pasien
- Pengukuran TTV :
13.30 Wita
Frekuensi napas : 30x/menit
Suhu 36,00C
Pebby
A : Masalah teratasi
Mahasiswi,
NIM. 18.321.2882