Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. E


DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK PRESCHOOL,
KHUSUSNYA An. L DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)

DISUSUN OLEH

NAMA : ERLIANA DWI SETYAWATI


NIM : 202014045

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikaatan
perkawinan, adopsi, hubunga darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan
untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Kelurga memiliki keterikatan yang erat dengan kesehatan setiap
anggotanya (Friedman, 2011).
Keluarga menurut Harmoko (2012) adalah perkumpulan dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah untuk saling membagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan

b. Fungsi Keluarga
Adapun lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2011), yaitu :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun untuk
berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah
satu fungsi keluarga yang paling penting. Peran utama orang dewasa dalam
keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga
dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya.
2) Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman yang diberikan dalam keluarga
yang ditunjuk untuk mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan
memikul peran sosial orang dewasa seperti peran yang dipikul suamu-ayah dan
istri-ibu. Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungdi
sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan
hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukkan pola sebagian besar
orang dewasa.
3) Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontinuitas antar generasi kelurga dan masyarakat yaitu
menyediakan anggota baru untuk masyarakat.
4) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan
terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi kelurga yang
paling relefan bagi perawat kelurga.
5) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang ssuai melalui proses
mengambilan keputusan.

c. Tugas perkembangan keluarga


Tahap keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool) atau tahap
ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan
diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai
lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan
putri-saudara perempuan.
Tugas perkembangan pada keluarga ini antara lain menurut Friedman, (2011) :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak untuk bersosialisai.
3) Bearadaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan keluarga yang sehat.
5) Pembagian waktu untuk pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

2. Konsep Dasar :
a. Definisi
Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi pada
anak-anak (Wong, Donna L. 2013). Infeksi saluran pernafasan akut menurut Sari
(2013) adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai
dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri,
virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang
dapat berlangsung sampai 14 hari.
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi pada masa kanakkanak,
namun lebih sering terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak awal. Secara klinis,
pneumonia dapat terjadi sebagai penyakit primer atau sebagai komplikasi dari
penyakit lain (Wong, Donna L. 2013). Sedangkan menurut Nelson (2014),
pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru dengan konsolidasi ruang alveolar.
Istilah infeksi respriratori bawah seringkali digunakan untuk mencakup penyakit
bronkitis, bronkolitis, pneumonia atau kombinasi dari ketiganya. Gangguan pada
sistem imunitas tubuh pasien dapat meningkatkan resiko terjadinya pneumonia

b. Etiologi
Menurut Sari (2013) :
a. Bakteri Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Osganisme gram
positif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis.
Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P.
Aeruginosa.
b. Virus Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
c. Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histopiasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.

c. Manifestasi Klinis
Usia merupakan faktor penentu dalam manifestasi klinis pneumonia. Neonatus
dapat menunjukkan hanya gejala demam tanpa ditemukannya gejala-gejala fisis
pneumonia. Pola klinis yang khas pada pasien pneumonia viral dan bakterial
umumnya berbeda antara bayi yang lebih tua dan anak, walaupun perbedaan tersebut
tidak selalu jelas pada pasien tertentu. Demam, menggigil, takipneu, batuk, malaise,
nyeri dada akibat pleuritis dan iritabilitas akibat sesak respiratori, sering terjadi pada
bayi yang lebih tua dan anak (Nelson, 2014).
Tanda dan gejala yang mungkin bisa terjadi menurut (Suriadi & Yuliani. 2010)
antara lain :
a. Serangan akut dan membahayakan
b. Demam tinggi (pneumonia virus bagian bawah)
c. Batuk
d. Rales (ronki)
e. Wheezing
f. Sakit kepala, malaise, myalgia (pada anak)

d. Pathways
Sumber : (NANDA NIC-NOC, 2015).

e. Penatalaksanaan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik
per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan,
cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Selanjutnya menurut Amin dan Hardhi (2015), kebanyakan penderita akan
memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2
minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
1. Oksigen 1-2 L/menit.
2. IVFD dekstosen 10%: NaCI 0,9%=3:1, + KCI 10 mEq/500 mI cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastric dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
Penetalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian

f. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pemeriksaan penunjang pneumonia adalah:
1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi structural (missal: lobar, bronchial dapa
juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnose
3. Pemeriksaan kultur, sputum, dan darah : untuk dapat mengindentifikasi semua
organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnose organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paruparu, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spiometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang aspirasi
7. Bronkoskop : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. E DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK PRESCHOOL,
KHUSUSNYA An. L DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)

DISUSUN OLEH

NAMA : ERLIANA DWI SETYAWATI


NIM : 202014045

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA

Format pengkajian keperawatan keluarga

1. Puskesmas :
2. No. Register :
3. Tanggal : 22 Feb 2021
4. Nama KK : Tn. E
5. Alamat : Padangan rt 4 rw 8 Jungke Karanganyar

A. STRUKTUR KELUARGA
NO NAMA HUB UMU PEND. PEKERJA AGAM IMUNISAS
ANGGO DGN R TERAKHI AN A I
TA KEL IR

1. Tn. E Suami 28 th S1 swasta Islam lengkap

Ibu rumah
2. Ny. S istri 25 th D3 Islam Lengkap
tangga

3. An. L anak 4 th - - Islam Lengkap

B. JARAK UNTUK MENCAPAI PELAYANAN KESEHATAN TERDEKAT

a. Puskesmas : ......................(√) Cara tempuh :

b. Puskesmas Pembantu : ........................... ( ) (1) Jalan kaki

c. Posyandu : ...............................( ) (2) Sepeda

d. Lain-lain : ...............................( ) (3) Motor roda 2

(4) Motor roda 4

(5) Perahu

C. BIOLOGIS KELUARGA
1. Keadaan Kesehatan Sekarang: Ny. S mengatakan bahwa An. L mengalami batuk dan
pilek sudah +2 hari yang lalu, demam tinggi +5 hari dan terlihat sesak saat bernafas. Ny.
S mengatakan An. L juga sering rewel dan susah untuk makan. Ny. S mengatakan batuk
yang dialami pada An. L sering kambuh akibat perubahan cuaca dan akibat polusi udara
di sekitar rumah. Ny. S mengatakan An. L sudah diberikan obat dari Puskesmas namun
belum juga sembuh. Ny. S dan Tn.E mengatakan mereka sangat cemas dengan keadaan
anaknya sekarang karena takut jika kejang demam yang pernah dialami An. L setahun
yang lalu terulang kembali.

2. Kebersihan Perorangan: keluarga selalu rutin membersihkan diri, mandi sehari 2x

3. Penyakit sering diderita: Ny. S mengatakan bahwa anaknya pernah mengalami kejang
demam setahun yang lalu.

4. Penyakit keturunan : tidak ada

5. Penyakit kronis menular/tidak menular: tidak ada

6. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

7. Pola makan : keluarga Tn.E makan sehari 3x dengan porsi sedang

8. Pola istirahat tidur : Tn.E dan keluarga tidur sehari 6-7jam, jika anggota keluarga ada
yang sedang sakit tidur hanya 4-5jam sehari.

9. Pola eliminasi : An. L BAB 1x sehari, dan BAK 4x sehari. Ny.S BAB 2x sehari
dan BAK 5x sehari. Tn. E BAB 1x sehari dan BAK 4x sehari.

D. PSIKOLOGI KELUARGA

1. Keadaan Emosi : Tn.E seorang ayah yang sangat menyayangi keluarganya, Tn. E dan
Ny. S selalu ingin memberikan yang terbaik untuk putranya. Ny.S seorang penyabar dan
pengertian.

2. Kebiasaan tidak sehat : Tn. E mempunyai kebiasaan merokok sejak SMA dan sampe
sekarang belum bisa mengurangi kebiasaan merokoknya tersebut.

3. Pengambilan keputusan : jika salah satu anggota keluarga mengalami masalah. Tn.E
sering mengajak diskusi dan menyelesaikan masalah mengambil keputusan bersama-
sama anggota kelurga yang lain.
E. REKREASI : ketika sedang kumpul, keluarga Tn.E menghabiskan waktu bersama
dengan menonton tv dan bermain dengan putranya, dan jika dihari libur mereka selalu
mempunyai kebiasaan jalan-jalan pagi di sekitar desa.

F. SOSIAL EKONOMI KELUARGA

1. Hubungan antar anggota keluarga : Tn.E dan keluarga mengatakan dalam keluarganya
komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, jika ada masalah maka akan
dimusyawarahkan bersama.

2. Hubungan dengan orang lain : Tn.E dan Ny. S mengatakan bahwa tetangga di sekitar
rumah baik dan ramah sehingga kerukunan antar warga terasa sekali. Hubungan dengan
saudara juga baik sering berkumpul bersama dan mengadakan kegiatan bersama seperti
arisan kelurga dan piknik.

3. Kegiatan organisasi sosial : Tn.E dan Ny.S mengatakan sering mengikuti kegiatan di
kampung mulai dari kegiatan gotong royong, arisan, kumpulan PKK, dan lainnya.

4. Penghasilan keluarga/bulan : penghasilan Tn.E sebagai pensiunan kurang lebih


Rp.3.000.000/ bulan

G. SPIRITUAL KELUARGA

1. Ketaatan Beribadah : Tn.E dan Ny.S mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu
dan sholat sunah. Dan mereka selalu megajarkan kebiasaan sholat kepada anaknya sejak
dini.

H. KULTURAL KELUARGA

1. Suku/bangsa : jawa/Indonesia

2. Upaya mencari pertolongan kesehatan : keluarga mengatakan jika ada salah satu
anggota keluarga yang sakit segera diobati dengan membawanya ke puskesmas.

3. Adat keyakinan yang mempengaruhi kesehatan : mereka sudah terbiasa jika ada salah
satu keluarga yang sakit harus segera dibawa ke puskesmas atau klinik.

I. KEADAAN LINGKUNGAN

1. Pekarangan umah
a. Pemanfaatan pekarangan : kebersihan pekarangan rumah jarang dijaga kerapihannya
dan dibersihkan hanya 3-5hari sekali. Dan disekitar rumah ditanami pohon buah-
buahan dan diteras terdapat berbagai macam tananam bunga hias.

b. Pembuangan limbah : Ny.S mengatakan terdapat septic tank dibagian belakang


rumahnya yang cukup besar

c. Pembuangan sampah : Ny.S mengatakan belum tersedia tempat pembuangan


sampah disekitar rumah, dan jika ingin membuang sampah hanya dibuang di
halaman belakang rumah saja dan jarang membakar sampahnya.

2. Dalam rumah

a. Pencahayaan & Penerangan : penerangan dimalam hari kurang terang, dan ketika di
siang hari jendela jarang dibuka sehingga tampak gelap.

b. Kebersihan & Kerapihan : kondisi rumah tampah kurang rapi

c. Ventilasi : ventilasi di ruang tamu masih kurang, jendela berdebu, barang-barang


berserakan di ruang tamu seperti baju-baju dan perabotan lainnya, banyak pakaian
yang bergantungan di kamar dan ruang makan (di tembok), jendela kamar jarang
dibuka, sehingga siang hari tampak gelap dan meja kursi tampak banyak debu

d. Jamban : keluarga mengatakan terdapat jamban di bagian bekalang rumah

e. Sumbe air minum : sumber air minum yang digunakan yaitu air sumur dengan
kondiri air jernih dan tidak berbau.

J. PENGETAHUAN, SIKAP & PERILAKU

1. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan ?

Tn.E dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
keluarga menganggap bahwa sakit yang dialami karena kelelahan saat beraktifitas atau
akibat perubahan cuaca.

2. Keputusan apa yang telah diambil keluarga untuk mengatasi masalah ?

Tn.E dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu keluarga yang sakit harus segera
dibawa ke puskesmas atau klinik terdekat.
3. Tindakan perawatan apa yang dilakukan oleh keluaga untuk mengatasi masalah ?

Tn.E dan Ny.S mengatakan setelah dibawa berobat ke puskemas atau klinik berharap
akan segera pulih, selalu menganjurkan dengan beristirahat atau tidur secukupnya dan
mengkonsumsi buah dan sayur.

4. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk menata lingkungan yang dapat menunjang
kesehatannya ?

Belum mengetahui tindakan yang dapat dilakukan, Tn. E dan keluarga mengatakan
jarang membersihkan pekarangan dan sudah menjadi kebiasaan tidak merapikan barang-
barang yang mungkin sudah tidak terpakai lagi.

5. Apakah keluarga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan bila mempunyai masalah


kesehatan ?

Ya, Tn.E dan keluarga mengatakan sering berobat ke puskesmas atau klinik terdekat
karena keluarga selalu mengutamakan kesehatan anggota keluarganya.
ANALISA DATA

No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

Data subjektif :

Ny. S mengatakan bahwa An. L sekarang ini


sedang batuk dan pilek +2 hari, demam tinggi
+5 hari, Ny.S mengatakan An. L terlihat
sesak bila bernafas, Ny.S mengatakan An. L
ketidakefektifan bersihan jalan
sudah diberikan obat dari Puskesmas namun
nafas berhubungan dengan
belum juga sembuh.
1 ketidakmampuan anggota
keluarga dalam merawat anggota
Data objektif :
keluarga yang sakit
 An. L tampak batuk dan pilek, terlihat
sesak saat bernafas, tampak mengeluarkan
ingus dari hidung
 Tanda-tanda vital An.L
N: 97 x/m
RR: 45x/mnt S : 38 ̊ C
Data subjektif :

Ny.S mengatakan badan An. L terasa panas,


peningkatan suhu tubuh
Ny.S mengatakan An. L demam + 5 hari,
berhubungan dengan
Ny.S mengatakan An. L sering rewel.
2 ketidakmampuan anggota
Data objektif : keluarga dalam merawat anggota
Badan An. L teraba hangat, An. L terlihat keluarga yang sakit
rewel dan gelisah, mata An. L terlihat
memerah dan sembab. Suhu = 38oC

3 Data subjektif : Ansietas b.d ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah
Ny. S mengatakan cemas bahwa suhu tubuh
An.L tidak kunjung turun. Ny. S mengatakan
bahwa anaknya pernah mengalami kejang
demam setahun yang lalu dan takut jika akan
terulang kembali.

Data objektif :

 An.L tampak rewel

 Tn. E dan Ny. S tampak cemas dengan


keadaan anaknya

 Tn. E dan Ny. S selalu berada disamping


anaknya

 Tn. E dan Ny. S tampak bingung


mengenai tindakan apa yang harus
dilakukannya

RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn.E Nama mahasiswa : erliana

Alamat : Padangan NIM : 202014045

Tujuan
No Dx. kep Intervensi keperawatan
Tujuan umum Tujuan Khusus

1. ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda vital


bersihan jalan kunjungan kunjungan rumah (suhu, RR,N) setiap 2-3 jam
nafas sebanyak 3 kali sebanyak 3 kali sekali
berhubungan kunjungan kunjungan rumah
2. Pantau status pernafasan:
dengan diharapkan diharapkan
irama, frekuensi, suara, dan
ketidakmampuan bersihan jalan nafas masalah
retraksi dada
anggota keluarga efektif pada An. L ketidakefektifan
bersihan jalan nafas 3. Atur posisi yang nyaman,
teratasi. Kriteria posisi pronasi untuk bayi dan
hasil: semifowler untuk anak

1. mampu bernafas 4. Ajarkan klien untuk batuk


dengan mudah efektif

2. frekuansi 5. Ajarkan klien dalam


pernafasan pemberian inhalasi sederhana
dalam rentang
dalam merawat normal :30-50
anggota keluarga x/mnt
yang sakit
3. tidak terdapat
sputum

4. irama nafas
teratur

5. mampu
mendemonstasi
kan batuk
efektif

2 peningkatan suhu Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda vital


tubuh kunjungan kunjungan rumah (suhu, RR,N) setiap 2-3 jam
berhubungan sebanyak 3 kali sebanyak 3 kali sekali
dengan kunjungan kunjungan rumah
2. Motivasi anak dan keluarga
ketidakmampuan diharapkan suhu diharapkan
untuk meningkatkan asupan
anggota keluarga tubuh pada An.L peningkatan suhu
cairan per oral
dalam merawat dalam rentang tubuh teratasi.
anggota keluarga normal. Kriteria hasil: 3. Anjurkan orang tua
yang sakit melakukan kompres hangat
1. Tidak demam
2. Suhu 36,5- 4. Anjurkan ibu untuk
37,5OC menggantikan pakaian yang
mudah menyerap keringat
3. Tidak teraba
dari bahan katun
panas pada
tubuh

Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. kaji tingkat kecemasan


kunjungan 3 kali kunjungan 3 kali
2. ajarkan teknik relaksasi
kunjungan rumah kunjungan rumah
nafas dalam dan teknik
diharapkan mampu diharapkan
distraksi
mengenal masalah keluarga mampu
tentang penyakit menjelaskan: 3. Edukasi tentang penyakit
kejang demam kejang demam
1. Pengertian
Ansietas b.d
kejang demam 4. Jelaskan tentang perawatan
ketidakmampuan
3 yang diberikan kepada klien
keluarga 2. Tanda dan
dan prosedur pengobatan
mengenal masalah gejala kejang
demam

3. Penyebab
kejang demam

4. Cara mencegah
penyakit kejang
demam

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF


Tgl Dx. Kep Implementasi Evaluasi formatif paraf

22 1,2,3 1. memantau tanda-tanda vital DS: erlian


Feb (suhu, RR,N) setiap 2-3 jam Ibu klien mengatakan anaknya masih a
2021 sekali demam,terlihat sesak bila bernafas dan
batuk disertai dahak
Jam 2. mengkaji tingkat kecemasan
08.00-
3. memantau status pernafasan: DO:
14.00
irama, frekuensi, suara, dan - An. L tampak batuk dan pilek,
retraksi dada terlihat sesak saat bernafas, tampak
mengeluarkan ingus dari hidung
4. Memotivasi anak dan keluarga
- Badan An. L teraba hangat, An. L
untuk meningkatkan asupan
terlihat rewel dan gelisah, mata An.
cairan per oral
L terlihat memerah dan sembab
5. menganjurkan ibu untuk - Tn. E dan Ny. S tampak cemas
menggantikan pakaian yang dengan keadaan anaknya
mudah menyerap keringat dari - Tanda-tanda vital An.L
bahan katun N: 97 x/m

6. memberikan edukasi kepada RR: 45x/mnt S : 38 ̊ C

orang tua tentang penyakit kejang


demam

7. mengajarkan teknik kompres air


hangat, dan memberikan
kesempatan kepada orang tua
untuk mendemonstrasikan secara
langsung tentang teknik kompres
air hangat

23 feb 1,2,3 1. memantau tanda-tanda vital DS : erlian


2021 (suhu, RR,N) setiap 2-3 jam Ny. S mengatakan demam pada anaknya a
sekali masih naik turun, dahak mulai
jam
08.00- 2. memantau status pernafasan: berkurang,masih sering batuk dan masih
14.00 irama, frekuensi, suara, dan terlihat sesak saat bernafas.
retraksi dada
DO :
3. mengajarkan klien dan orangtua
- An.L masih terlihat sesak saat
dangan pemberian teknik inhalasi
bernafas
sederhana
- Badan An.L teraba hangat, dan
4. mengajarkan klien untuk batuk masih telihat lemas
efektif - An.L sudah tidak tampak rewel

5. menganjurkan orang tua untuk


- cemas dan gelisah pada Ny. S dan

memberikan teknik kompres air Tn.E mulai berkurang

hangat - Tanda-tanda vital An.L


N: 95x/m
6. Memberikan motivasi anak dan
RR: 45x/mnt S : 37 ̊ C
keluarga untuk meningkatkan
asupan cairan per oral

7. menjelaskan tentang perawatan


yang diberikan kepada klien dan
orangtua dan prosedur
pengobatan

24 feb 1,2,3 1. memantau tanda-tanda vital DS : erlian


2021 (suhu, RR,N) setiap 2-3 jam Ny. S mengatakan demam pada anaknya a
sekali sudah mulai turun, dahak sudah
Jam
berkurang, masih sering batuk dan
08.00- 2. memantau status pernafasan:
mengeluarkan ingus lewat hidung, sesak
14.00 irama, frekuensi, suara, dan
nafas mulai berkurang
retraksi dada

3. mengatur posisi yang nyaman, DO :


dengan posisi semifowler untuk - An. L terlihat sesak nafas berkurang
anak - An. L sudah tidak terlihat pucat dan
4. mengajarkan klien untuk batuk lemas
efektif - Badan An.L teraba tidak hangat
- An.L sudah mulai bermain dan
5. mengajarkan teknik relaksasi
berjalan-jalan
nafas dalam dan teknik distraksi
- Ny. S dan Tn.E sudah tidak cemas
kepada orang tua dalam
dan gelisah
mengurangi tingkat kecemasan
- Tanda-tanda vital An.L
6. Memberikan motivasi anak dan N: 95x/m
keluarga untuk meningkatkan RR: 40x/mnt S : 36,2 ̊ C
asupan cairan per oral

EVALUASI SUMATIF

Tgl Diagnosa kep Evaluasi Paraf

24 Feb S : Ny. S mengatakan dahak sudah berkurang, masih erliana


2021 ketidakefektifan bersihan jalan sering batuk dan mengeluarkan ingus lewat hidung,
nafas berhubungan dengan sesak nafas mulai berkurang
Jam ketidakmampuan anggota O : An. L terlihat sesak nafas berkurang, An. L sudah
08.00- keluarga dalam merawat tidak terlihat pucat dan lemas, An.L tidak terlihar rewel
14.00 anggota keluarga yang sakit A : masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

peningkatan suhu tubuh S : Ny. S mengatakan demam pada anaknya sudah erliana

berhubungan dengan mulai turun

ketidakmampuan anggota O : Badan An.L teraba tidak hangat, An.L sudah mulai

keluarga dalam merawat bermain dan berjalan-jalan, S : 36,2 ̊ C

anggota keluarga yang sakit A : masalah peningkatan suhu tubuh sudah teratasi
P : hentikan intervensi
Ansietas b.d ketidakmampuan S : Tn. E dan Ny. S memahami kondisi anaknya erliana
keluarga mengenal masalah sekarang dan sudah mengerti perawatan yang akan
diberikan
O : Ny. S dan Tn.E sudah tidak cemas dan gelisah
A : masalah ansietas sudah teratasi
P :hentikan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Sub Pokok Pembahasan : kejang demam

Sasaran : Keluaraga Tn.E

Waktu : 30 menit

Hari/tgl Pelaksanaan : Selasa , 23 Feb 2021

Tempat : Padangan rt 3 rw 7, Jungke

A. Pendahuluan

kejang demam adalah gangguan neurologis yang paling sering ditemukan pada anak, hl ini
terutama pada rentang usia 4bulan samapi 4 tahun. Berbagai kesimpulan telah dbuat oleh
para peneliti bahwa kejang demam bisa berhubungan dengan usia, tingkat suhu tubuh serta
kecepatan peningkatan suhu tubuh, termasuk faktor hereditas juga berperan terhadap
bangkitan kejang demam lebih banyak dibandingkan dengan anak normal (Sodikin, 2012).
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 38oC (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga mampu memahami tentang


masalah kejang demam.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang kejang demam selama 30 menit, diharapkan


keluarga dapat :

1. Menjelaskan kembali pengertian dari kejang demam.


2. Menyebutkan kembali penyebab dari kejang demam.
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari kejang demam.
4. Menjelaskan kembali proses penyakit kejang demam.
5. Menyebutkan kembali komplikasi kejang demam.
6. Menjelaskan kembali cara pencegahan kejang demam.
7. Menjelaskan kembali cara perawatan kejang demam.

C. Sasaran : keluarga Tn.E dengan fokus utama pada An.L

D. Target : An. L

E. Metode

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Diskusi dan tanya jawab

F. Media : Leaflet

G. Proses Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

Pembukaan
1. Salam pembuka
1. Menjawab salam
1 5 menit 2. Memperkenalkan diri
2. Memperhatikan
3. Menyebutkan materi yang akan
3. memperhatikan
diberikan

2 15 menit Pelaksanaan memperhatikan


1. penegertian kejang demam
2. Penyebab kejang demam.
3. Tanda dan gejalah kejang
demam.
4. Proses penyakit kejang demam.
5. Komplikasi kejang demam.
6. Cara pencegahan kejang
demam.
7. Cara perawatan kejang demam.
Evaluasi 1. Bertanya dan
1. Memberikan kesempatan untuk mendengar
3 5 menit bertanya jawaban
2. Meminta keluarga menjelaskan 2. Menjelaskan
tentang materi hipertensi. materi
Terminasi
1. Memperhatikan
4 5menit 1. Mengucapkan terima kasih atas
2. Menjawab
perhatian yang diberikan
salam
2. Mengucapkan salam

G. Materi (terlampir)

H. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan keluarga
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
2. Evaluasi Proses : Keluarga antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang
kejang demam.

3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit sasaran mampu :
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian kejang demam.
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab kejang demam.
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejalah kejang demam.
d. Keluarga mampu menjelaskan Proses penyakit kejang demam
e. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi kejang demam.
f. Keluarga mampu menjelaskan pencegahan kejang demam.
g. Keluarga mampu menjelaskan cara perawatan kejang demam
KEJANG DEMAM

A. PENGERTIAN

Kejang demam adalah gangguan neurologis yang paling sering ditemukan pada anak, hl ini
terutama pada rentang usia 4bulan samapi 4 tahun. Berbagai kesimpulan telah dbuat oleh
para peneliti bahwa kejang demam bisa berhubungan dengan usia, tingkat suhu tubuh serta
kecepatan peningkatan suhu tubuh, termasuk faktor hereditas juga berperan terhadap
bangkitan kejang demam lebih banyak dibandingkan dengan anak normal (Sodikin, 2012).
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 38oC (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

B. ETIOLOGI

Menurut Suryanti (2011), penyebab kejang demam yaitu :

1. Demam itu sendiri yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otiti media,
pneumonia, dan infeksi saluran kemih.

2. Efek produk toksik dari pada mikroorganisme

3. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi

4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit

5. Esenfasilitis viral (radang otak akibat virus)

C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO

1. Faktor suhu

Anak dengan demam lebih dari 39oC mempunyai resiko untuk mengalami kejang 4,5
kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang mengalami demam kurang dari
39oC. Demam pada anak paling sering disebabkan oleh infeksi. Demam yang
disebabkan infeksi virus menjadi penyebab tersering terjadinya kejang demam.
2. Faktor usia

Kejang demam banyak mengenai anak usia 3 bulan-5 tahun dan terbanyak umur 14-
18 bulan. Usia tersebut berkaitan dengan fase perkembangan otak yaitu masa
development window, masa dimana dimulainya perkembangan otak dimulai fase
organisasi yaitu pada waktu anak berumur kurang dari 2 tahun.

3. Faktor jenis kelamin

Laki-laki lebih berisiko terjadi kejang demam, dua kali lipat lebih banyak dari
perempuan dengan perbandingan 2:1. Hal tersebut disebabkan karena wanita di
dapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki.

4. Faktor riwayat keluarga

5. Faktor prenatal dan perinatal

Riwayat kehamilan ataupun persalinan sebagai salah satu faktor resiko kejang
demam berkaitan dengan pematangan otak ataupun jejas pada otak akibat
prematuritas dan proses persalinan.

6. Faktor usia ibu saat hamil

usia ibu saat hamil berperan dalam menentukan status kesehatan bayi yang
dilahirkan. Pada usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih brisiko
menyebabkan adanya komplikasi kehamilan dan persalinan.

7. Faktor BBLR

Bayi dengan berat lahir rendah yaitu bayi lahir kurang dari 2500gram. Resiko
terjadinya bangkitan kejang demam pada bayi berat lahir kurang dari 2500gr. Bayi
dengan BBLR dapat mengalami hipokalsemia dan hipoglikemia. Keadaan tersebut
diatas dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga pada perkembangan selanjutnya
terganggu da dapat menyebabkan kejang.
D. PATOFISIOLOGI

E. MANIFESTASI KLINIS

Sebagian besar kejang demam merupakan kejang umum. Bentuk kejang umum yang
sering dijumpai adalah mata mendelik atau terkadang berkedip-kedip, kedua tangan dan kaki
kaku, terkadang diikuti kelojotan, dan saat kejang anak tidak sadar tidak memberi respons
apabila dipanggil atau diperintah. Setelah kejang anak sadar kembali. Umumnya kejang
demam akan berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari
satu kali dalam 24 jam (Soebadi, 2015).

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan kejang demam menurut Wulandari dan Erawati (2016) :

1. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah terjadinya perpindahan posisi
tubuh

2. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa membahayakan pasien

3. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernafasan

4. Bila suhu tinggi kompres dengan air hangat


5. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat
Daftar Pustaka

- Amin & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
&NANDA NIC-NOC (jilid I). Yogyakarta: mediaction.
- Friedman, Marilyn M dkk. 2011. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori &Praktik.
Jakarta : EGC
- Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- Nelson. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. Jakarta : EGC
- Riyadi dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta. Graha Ilmu.
- Sari, Kartika Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.
- Suriadi & Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.
- Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
- Suryanti. 2011. Asuhan Keperawatan Anak Kejang Demam. Yogyakarta. Pustaka pelajar.
- Wong, Donna L dkk. 2013. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/Donna L. Wong ; alih
bahasa, Monica Ester ; editor edisi bahasa Indonesia, Sari Kurnianingsih. Ed. 4. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai