Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH KEPERAWATAN HOME CARE

ASUHAN KEPERAWATAN HOME CARE DENGAN KASUS MATERNITAS

( NEONATUS )

PERAWATAN BBL : MEMANDIKAN BAYI, PERAWATAN TALI PUSAT, ASI


EKSLUSIF, MESSAGE, DAN FOLLOW UP POST OPERATIVE OR POST
HOSPITALIZATION

Dosen Pengampu : Ns. Novida Nengsih, M.Kep

OLEH : KELOMPOK 4

1. Ryan Al-Ayyudi
2. Sylvia Novita Sari
3. Sri Devi Utari
4. Tirah
5. Uli Hartati BR Hutapea

AKADEMI KEPERAWATAN JAMBI

YAYASAN TELANAI BHAKTI

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN HOME CARE DENGAN
KASUS MATERNITAS ( NEONATUS ) PERAWATAN BBL : MEMANDIKAN BAYI,
PERAWATAN TALI PUSAT, ASI EKSLUSIF, MESSAGE, DAN FOLLOW UP
POST OPERATIVE OR POST HOSPITALIZATION “.

Penulisan makalah ini disusun guna untuk menambah pengetahuan kepada


penulis dan para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah mungkin selesai tanpa adanya
bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai
pihak. Penulis berdo’a semoga Allah membalas semua kebaikan, bantuan, dan
keikhlasan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa


makalah ini jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan informasi, ilmu, dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
akan sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bayi

Menurut Soetjiningsih (1998) menyatakan bahwa masa bayi antara 0-1


tahun. Bayi adalah merupakan mahluk yang masih sangat peka dan halus
(Depkes RI, 1992)

Mandi adalah membersihkan tubuh dengan air dengan cara menyiram,


merendam diri dalam air (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Dalam minggu-minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari di pagi
hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat.
Usahakan tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar,
atau mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan atau kaget.
Tujuan mandi adalah membersihkan tubuh bayi (Huliana, 2003).

Memandikan bayi adalah kegiatan yang amat mengasikkan, apalagi jika


dilakukan bersama pasangan, misalnya ayah yang memandikan, sang ibu yang
menemani sambil siap dengan handuk di kecil. Begitu ayah selesai memandikan,
sang ibu siap mendekap bayi dengan handuk sambil mengeringkan tubuhnya
sebelum diolesi minyak talon atau penghangat, bedak tabur dan dipakaikan
pakaian lengkap, baju, popok, sarung tangan, sarung kaki bisa ditambah tetapi
jika diperlukan (tergantung cuaca) (Enny, M., 2010).

B. Menyiapkan Keperluan Mandi

Menurut Azhari (2007) sebelum memandikan bayi, periksalah keadaan


ruangan. Bayi sebaiknya dimandikan dalam ruangan yang cukup hangat, kalau
perlu tutuplah jendela. Setelah itu siapkan keperluan mandi serta pakaian bayi.
Pada umumnya bayi dimandikan pagi hari, akan tetapi bila dirasa perlu, tidak ada
salahnya memandikan bayi juga pada sore hari. Untuk memudahkan, sebaiknya
semua keperluan untuk mandi bayi diletakkan di suatu tempat tertentu misalnya
di atas sebuah baki atau dalam sebuah keranjang, anda juga dapat
meletakkannya di atas sebuah baki beroda dan menutupnya dengan sehelai kain
bersih agar tidak kena debu .

Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi:

a) Sabun bayi.

b) Bedak bayi.

c) Krim bayi (baby cream).

d) Minyak bayi (baby oil).

e) Sampo bayi

f) Peniti bayi

g) Mangkok berisi air matang untuk membersihkan mata bayi

h) Mangkok kecil untuk membuang kapas bekas

i) Bak mandi

j) Handuk kecil

k) Popok bersih

l) Baju bersih

m) Handuk khusus untuk membersihkan pantat bayi

n) Kapas pembersih bertangkai (cotton bud)

o) Lap muka bayi

p) Satu buah ember untuk popok kotor.


q) Sisir rambut bayi

r) Termos berisi air panas.

C. Tahap-tahap Memandikan Bayi

Walaupun bayi belum bisa bicara, tetapi anda harus berbicara padanya
agar bayi merasa tenang. Pada tahap ini membuka baju bayi harus dengan hati-
hati jangan sampai tangan dan anggota badannya terkilir, lalu bungkus rapat
dengan handuk yang lembut. Sebaiknya popok bayi belum dibuka agar dia tetap
nyaman jika ada hal-hal yang mengagetkan anda.

1)Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi dan campur dengan air panas,
kemudian ukur panasnya dengan siku anda sebab siku merupakan pengukuran
yang paling peka, apakah sudah mencukupi ukuran yang tepat untuk panas air
mandi bayi adalah 29 derajat celsius untuk bayi berusia 2 bulan sedangkan bayi
yang lebih besar bisa lebih rendah dari 29 derajat celcius .

2)Bayi masih tetap dibungkus dengan handuk lalu ambil kapas yang telah
dibasahi dengan air hangat dan jangan terlalu basah, kemudian usaplah mata
bayi dengan air hangat dan jangan terlalu basah. Kemudian usaplah mata bayi
dari sudut dalam mengarah keluar dan lakukan kedua dengan cara yang sama,
tetapi harus diingat setiap mata, kapas yang digunakan harus diganti .

3)Untuk membersihkan daerah-daerah yang sulit dibersihkan seperti daun


telinga, lubang telinga atau lubang hidung sebaiknya tetap memegang ujung
kapasnya (jika menggunakan cotton bud) agar jangan sampai tertinggal di dalam.
Dilarang membersihkan telinga bayi sampai kedalam, sebab gendang telinga
sangat sensitif. Bersihkan di daerah-daerah yang hanya dapat dilihat mata saja.
Jangan sekali-kali membersihkan rongga hidung atau rongga telinga.

4)Saat mengeringkan muka dan telinga bayi, pastikan bahwa seluruh bagian
lipatan-lipatan sudah kering, pergunakan handuk yang sangat lembut sebab kulit
bayi anda sangat lunak dan lembut

D. Membersihkan Rambut
1) Dalam tahap ketiga ini bayi anda masih tetap memakai popok dan handuk
seperti tahap pertama dan kedua. Di sini peganglah bayi anda di atas bak mandi.
Sanggalah tengkuknya dengan tangan sekaligus badannya ditopang dengan
lengan, serta peganglah kepalanya dengan tangan. Jika anda melakukan seperti
ini maka bayi akan aman dan nyaman

2) Kemudian basahilah rambut bayi dengan tangan anda yang bebas dan
berikan shampo yang telah dikhususkan untuk bayi agar mata bayi anda tidak
perih. Saat memberikan shampoo cobalah sedikit membersihkan rambut dengan
memberikan sedikit pijatan yang halus. Hati-hati ubun-ubun bayi anda bayi anda
sangat sensitive

3)Dalam membilas rambut bayi harus hati-hati dan teliti. Pastikan semua sisa
shampo yang dipergunakan telah betul-betul bersih, sebab jika ada yang tertingal
bisa membuat kulit bayi gatal.

4)Tahap terakhir dalam bagian ini adalah letakkan bayi dan keringkan kepala dan
rambutnya dengan ujung handuk dengan hati-hati dan penuh perasaan.

E. Perawatan Tali pusar


Dalam tahap merawat tali pusat saat memandikan bayi harus
dilakukan untuk mencegah infeksi seperti menggosoh\knya dengan sabun
dan membilasnya dengan bersih .
Dalam merawat tali pusar bayi jangan khawatir dan ragu-ragu.
Memang bagi orang yang tidak pernah merawat tali pusar akan takut dan
kebingungan. Jangan takut, perhatikan tahapan-tahapan di bawah ini.
Pertama-tama ambil kapas yang telah dibasahi obat atau zat pengering
seperti betadin atau alkohol. Bersihkan tali pusar dengan kapas pembersih,
kemudian bersihkan dasar tali pusarya dan bungkus menggunakan kasa
steril. Jika tali pusar semakin mengering, maka semakin cepat tali pusar itu
putus. Jika menggunakan popok jangan sampai tali pusar ikut terbungkus, tali
pusar harus dijaga agar tetap kering, jika terbungkus bisa menjadi lembab
sehingga menjadi infeksi.

F. Perawatan Kulit Bayi


Setelah badan bayi kering, jangan lupa memberikan minyak angin bayi
ke daerah tertentu pada tubuh bayi, misalnya pada perut, dada, punggung,
telapak kaki dan daerah lainnya. Demikian juga oleskan baby oil untuk
merawat kulit, serta taburkan bedak pada badan agar bayi anda wangi dan
kulitnya terjaga selalu lembut, halus dan bayinya dalam keadaan yang
nyaman. Perhatikan dalam menaburkan bedak tersebut tidak terhirup oleh
bayi. Jika bedak bubuk sampai terhirup oleh bayi maka bisa mengganggu alat
pernafasannya. Taburkanlah bedak tersebut pada tangan lalu ratakan,
setelah itu baru oleskan ke seluruh tubuh bayi.

G. Mengenakan Pakaian Bayi

Kenakan popok bayi. Jika menggunakan pakaian harus hati-hati,


apabila mengenakan baju berlengan, masukan satu per satu lengan pada
tangan dan kemudian tangan yang satunya. Tangan bayi masih sangat lemah
sehingga kita harus sangat perhatian jangan sampai tangan atau anggota
tubuh lainnya ada yang terkilir, kemudian bungkus tubuh bayi dengan selimut
yang bahannya bisa menyerap agar tubuh bayi tetap hangat dan nyaman.

H. Menyisir Rambut Bayi

Hati-hati dalam menyisir rambut bayi. Pergunakanlah sisir yang


sikatnya lembut yang memang diperuntukkan bagi bayi, karena ubun-ubun
bayi masih sangat lunak .

I. Waktu Memandikan Bayi

1) Mandikan bayi pada waktu yang sama setiap hari.

2 )Memandikan bayi sebaiknya dilakukan sebelum bayi diberi makan, tetapi


harus anda ingat tidak bisa terlalu lapar.

3)Dilarang memandikan bayi yang baru diberi makan, karena bayi mudah
muntah, bayi yang diberi makan sebelum mandi sebaiknya ditunggu 15
sampai 20 menit baru dimandikan. Jika langsung dimandikan maka bayi tidak
menikmati saat-saat mandi yang sudah ditunggu-tunggu setiap waktu.
4)Harus diketahui bahwa bayi sangat mudah kehilangan panas tubuhnya,
untuk itu kita harus mengawasi ruangan tempat mandinya, jangan kurang dari
250C, dijaga agar tetap hangat, dan jaga agar ruangan bayi bebas dari
hembusan angin. Tubuh bayi sangat mudah masuk angin.

KESIMPULAN

Memandikan bayi adalah kegiatan yang amat mengasikkan, apalagi jika dilakukan
bersama pasangan, misalnya ayah yang memandikan, sang ibu yang menemani
sambil siap dengan handuk di kecil. Begitu ayah selesai memandikan, sang ibu siap
mendekap bayi dengan handuk sambil mengeringkan tubuhnya sebelum diolesi
minyak talon atau penghangat, bedak tabur dan dipakaikan pakaian lengkap, baju,
popok, sarung tangan, sarung kaki bisa ditambah tetapi jika diperlukan (tergantung
cuaca) .
DAFTAR PUSTAKA

Enkin, M., Keirse, MJNC, Neilson, J. Crowther, C, Duley, L., Hodnett, E., dkk. (2010)
Sebuah panduan untuk perawatan efektif dalam kehamilan dan persalinan. Jakarta:
Oxford University Press.http://www.tipsbayi.com/cara-memandikan-bayi-apa-saja-
yang-harus-disiapkan.html.
ASI EKSLUSIF

PEMBAHASAN

A. Defenisi

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Definisi WHO menyebutkan
bahwa ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau
makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes
atau sirup sampai usia 6 bulan (WHO (2002) dalam Aprilia, 2009). .

Sebelum tahun 2001, World Health Organization (WHO)


merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan.
Namun pada tahun 2001, setelah melakukan telaah artikel penelitian secara
sistematik dan berkonsultasi dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi
ASI eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan (180 hari), kemudian
dilanjutkan selama 2 tahun dengan panambahan makanan pendamping yang
tepat waktu, aman, benar dan memadai (WHO, 2010).
Pemberian ASI secara dini dan ekslusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan
akan membantu mencegah berbagai penyakit anak, termasuk gangguan
lambung dan saluran nafas, terutama asma pada anak-anak. Hal ini
disebabkan adanya antibody penting yang ada dalam kolostrum ASI (dalam
jumlah yang lebih sedikit), akan melindungi bayi baru lahir dan mencegah
timbulnya alergi. Untuk alasan tersebut, semua bayi baru lahir harus
mendapatkan kolostrum (Rahmi (2008) dalam Aprilia, 2009)
Selain itu inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif. selama 6 bulan
pertama dapat mencegah kematian bayi dan infant yang lebih besar dengan
mereduksi risiko penyakit infeksi, hal ini karena (WHO, 2010):
a. Adanya kolostrum yang merupakan susu pertama yang mengandung
sejumlah besar faktor protektif yang memberikan proteksi aktif dan
pasif terhadap berbagai jenis pathogen.
b. ASI esklusif dapat mengeliminasi mikroorganisme pathogen yang yang
terkontaminasi melalui air, makanan atau cairan lainnya. Juga dapat
mencegah kerusakan barier imunologi dari kontaminasi atau zat-zat
penyebab alergi pada susu formula atau makanan.
B. Komposisi ASI
Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa
periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi (Anonim,
2010):

a. Kolostrum

Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan minggu pertama


setelah bayi lahir. ia merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai
hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Kandungan
proteinnya 3 kali lebih banyak dari ASI mature. Cairan emas ini encer dan
seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel
hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman
penyakit. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan
mekonium dari usus bayi yang baru lahir. Volumenya bervariasi antara 2 dan
10 ml per feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari paritas
ibu.
b.ASI peralihan/transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature
(Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin
merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
Volumenya juga akan makin meningkat
c.ASI mature
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya, komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik
dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan, Tidak menggumpal jika
dipanaskan
Tabel 1. Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)

No. Zat-zat Gizi Satuan Kolostrum ASI


1 Energi Kkal 58.0 70
2 Protein G 2.3 0.9
3 Kasein Mg 140.0 mg 187.0
4 Laktosa G 5.3 7.3
5 Lemak G 2.9 4.2
6 Vitamin A Ug 151.0 75.0
7 Vitamin B1 Ug 1.9 14.0
8 Vitamin B2 Ug 30.0 40.0
9 Vitamin B12 Ug 0.05 0.1
10 Kalsium Mg 39.0 35.0
11 Zat besi Mg 70.0 100.0
12 Fosfor Mg 14.0 15.0

C. Pengertian IMD
Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah
satu dari 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiatif
Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992.
Di dalam langkah keempat tertulis “bantu ibu mulai menyusui dalam 30 menit
setelah bayi lahir” dengan memfokuskan pada kemampuan alami yang ‘ajaib’
bagaimana bayi memulai menyusu dengan cara bayi merangkak di dada ibunya
yang disebut breast crawl dan penjelasannya yaitu ‘Setiap bayi, saat diletakkan
di perut ibunya segera setelah lahir mempunyai kemampuan untuk menemukan
payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya dengan kemampuannya
sendiri’ (Yohmi, 2009).

Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi ‘Letakkan
bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu
segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-
tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan”. Dalam hal ini yang
ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan kesiapan bayi (Yohmi,
2009).

D. Manfaat IMD

a. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Bayi (Bergstrom, 2007)

1). Menurunkan angka kematian bayi karena hypothermia


1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat.
2) Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk
pertumbuhan usus dan ketahanan bayi terhadap infeksi
3) Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang aman, berkoloni
di usus bayi dan menyaingi bakteri pathogen
4) Menyebabkan kadar glukosa darah bayi yang lebih baik pada
beberapa jam setelah persalinan
5) Pengeluaran mekonium lebih dini, sehingga menurunkan intensitas
ikterus normal pada bayi baru lahir

b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Ibu

1) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang.


2) Jalinan kasih sayang ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2
jam pertama.
3) Sentuhan, jilatan, usapan pada putting susu ibu akan merangsang
pengeluaran hormon oxyitosin.
4) Membantu kontraksi uterus, mengurangi risiko perdarahan dan
mempercepat pelepasan plasenta
Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen laktasi setelah melahirkan :
1) Bayi hanya diberi ASI saja (Secara ekslusif) selama 6 bulan pertama usia
bayi
2) Meyusui tanpa dijadwal atau setiap bayi meminta (on demand)
3) Bila bayi terpaksa dipisah dari ibukarena indikasi medik, bayi arus tetap
mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan
produksi ASI tetap lancar
4) Mempertahankan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-
hari. Ibu menyusui harus makan 1 ½ kali lebih banyak dari biasanya dan
minum minimal 10 gelas air per hari
5) Cukup istirahat, menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan
kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat
6) Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau
menyusu, puting lecet, dll) (Depkes, 2005).
c. Tehnik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar, dapat kita amati melalui beberapa
respon dari bayi, jika ibu menyusui dengan teknik yang tidak benar
mengakibatkan puting susu menjadi lecet. Untuk mengetahui bayi telah
menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat antara lain :
(1) tubuh bagian depan menmpel pada tubuh ibu,
(2) dagu bayi menempel pada payudara
(3) dada bayi menempel pada dada ibu
(4) mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
(5) sebagian besar areola tidak tampak,
(6) bayi menghisap dengan dalam dan perlahan
(7) bayi tampak tenang dan puas pada akhir menyusu,
(8) terkadang terdengar suara bayi menelan
(9) puting susu tidak terasa sakit atau lecet.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, 2009. Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Tesis Medan. Universitas
Sumatra Utara

Anonim. Turun, jumlah bayi yang dapat ASI eksklusif.

Aprilia, Y. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi Eksklusif
Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas Diponegoro Semarang 2009.

Apurba et al. Infant and Young Child-feeding Practices in Bankura District, West
Bengal, India. J Health Popul Nutr. 2010 June; 28(3): 294–299

Baskoro, A, 2008. ASI Panduan Praktis Ibu menyusui, Banyu media

Bergstrom, A., Okong, P., & Ransjo-Arvidson, A. Immediate maternal thermal


response to skin-to-skin care of newborn. Acta Paediatr, 96(5), 655-658, 2007
MESSAGE

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternatif yang menjadi


semakin popular karena kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari
dan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum
bisa melakukan pijat bayi secara mandiri. Pijat bayi sebagai bentuk
pengobatan alternatif menjadi semakin popular karena kesederhanaan,
efektifitas biaya, mudah dipelajari dan dapat dilakukan di rumah oleh
keluarga. Pijat merupakan salah satu intervensi untuk membuat interaksi aktif
antara ibu dan bayi, sehingga dapat membangun ikatan emosional antara ibu
dan bayinya. Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi
sentuhan, karena dalam pijat bayi terapat unsur sentuhan berupa kasih
sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan mata, gerakan, dan pijatan.
Stimulasi ini akan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi sel -
sel otak. Pemijatan bayi merupakan kegiatan yang menyenangkan yang
membuat orang tua dapat berkomunikasi dengan bayinya baik secara fisik
maupun emosi. Seraya memijat dengan lembut, orang tua bisa sambil
berbicara dan bersenandung kepada si bayi. Dan biasanya si bayi akan
membalas dengan tawa, senyuman, atau celoteh yang menyenangkan.

Menurut Keeler yang di kutip oleh Hayden , rangsangan sensorik


berupa pijat telah terbukti dapat merangsang pertumbuhan dan meningkatkan
perkembangan syaraf. Orang tua yang memijat anaknya dapat merangsang
perkembangan koneksi antara sel – sel saraf otak bayi yang akan membentuk
dasar untuk berfikir, merasakan dan belajar. Selain itu pijat dapat membantu
bayi yang rewel sehingga dapat tidur dengan nyenyak dan dapat mengurangi
penyakit, termasuk sakit perut.

Mom massage adalah pijat yang dilakukan pada ibu pada saat hamil
maupun pasca melahirkan. Pijat pasca melahirkan banyak manfaatnya salah
satunya untuk menghilangkan rasa nyeri pada saat setelah melahirkan. Ada
sebagian Ibu mulai dipijat segera setelah pulang dari rumah sakit. Namun
bagi Ibu yang menjalani operasi sesar, sebaiknya tunggu hingga luka operasi
sembuh.

Teknik yang merupakan sentuhan dan pijatan ringan sangat penting


bagi ibu, karena dapat membantu memberikan rasa tenang dan nyaman,
baik disaat menjelang maupun disaat proses persalinan akan berlangsung.

B. Manfaat dan Tujuan baby massage


1. Pernyataan kasih sayang
Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi.
Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi
merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.
2. Menguatkan otot
3. Membuat bayi lebih sehat
Memijat bayi bisa memperlancar sistem peredaran darah, membantu
proses pencernaan bayi, dan juga memperbaiki pernafasan bayi, bahkan
memijat bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
4. Membantu pertumbuhan
Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih
baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa
bertambah hingga 47 persen disbanding jika tidak dipijat.
5. Meningkatkan kesanggupan belajar
Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran
bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar bayi
6. Membuat bayi tenang.
Dengan memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi
merasa rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama dan akan
lebih tenang.
7. Memberikan stimulasi perkembangan dan pertumbuhan
8. membantu bayi yang rewel sehingga dapat tidur dengan nyenyak dan
dapat mengurangi penyakit, termasuk sakit perut.
9. Memberikan rasa aman dan nyaman untuk anak dan juga orangtua.
10. Membentuk ikatan antara bayi dan kedua orangtuanya.

C. Manfaat dan Tujuan pijat ibu


1. Proses melahirkan akan meregangkan tubuh ibu, terutama bagian perut,
punggung dan panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan beberapa
titik nyeri dan melepaskan tegangan pada otot, pijat dapat meningkatkan
aliran darah dan oksigen kedalam otot dan dapat meredakan nyeri atau
pegal-pegal pada tubuh.
2. Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu
pengencangan bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
3. Membantu proses pelepasan hormon endorphin di otak yang merupakan
pereda nyeri alami.
4. Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI
dan memudahkan proses menyusui. Pijat pada payudara akan membantu
membuka saluran kelenjar susu yang tersumbat, sehingga mengurangi risiko
radang kelenjar pada payudara (mastitis).
5. Mempercepat pemulihan operasi sesar, karena meningkatkan sirkulasi dan
merangsang proses penyembuhan organ dalam.
6. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan aliran limfe.
7. Mengurangi kram otot.
8. Membantu mengatasi strees setelah melahirkan.
9. Membantu mengatasi dan mengurangi rasa nyeri setelah melahirkan.
Membantu mengurangi pendarahan saat melahirkan , jika terjadi.

D. CARA PELAKSANAAN

a. Cara pelaksaan pijat bayi

Posisi ibu duduk di lantai dengan kedua telapak kaki menempel dan
lutut terbuka lebar agak menekuk (berbentuk berlian), jadi ibu bisa
maletakkan bayi di atas sebuah selimut di antara kedua tungkai kaki ibu. Jika
dirasa tidak nyaman, letakkan bayi di pangkuan ibu. Pastikan bayi merasa
hangat, dan gunakan minyak murni dan lembut untuk melancarkan gerakan
pemijatan ibu. Beberapa tips untuk memulai dari American Message
Theraphy Association.
1. Peregangan

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya


bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. (Peringatan:
Gerakan ini bisa membuat membuang gas). Selain itu, pegang kedua kaki
dan lututnya dan putar dengan gerakan melingkar, ke kiri dan ke kanan,
untuk melemaskan pinggulnya. Ini juga membuat menyembuhkan sakit
perut.

2. Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi

Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan ibu dan


usap-usap kulit kepalanya dengan ujung jari ibu. Kemudian, gosok-gosok
daun telingannya dan usap-usap alis matanya, kedua kelopak matanya
yang tertutup, dan mulai dari puncak tulang hidungnnya menyeberang ke
kedua pipinya. Pijat dagunya dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil.

3. Cara pijat bayi di Bagian Dada


Buat gerakan ke atas hingga ke bawah leher kemudian ke samping
kiri kanan dibagian atas tulang selangka dengan membentuk gambar
jantung, setelah itu kembali lagi ke ulu hati. Gerakan diagonal dibagian
dada bayi (membentuk huruf X) dari arah kiri ke kanan.
4. Cara pijat perut bayi

Gunakan ujung jari tangan ibu, buat pijatan-pijatan kecil melingkar.


Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari, yang membentuk huruf I-
L-U dari arah bayi. Bila dari posisi ibu membentuk huruf I – L – U terbalik.
Berikut tahapan memijat:

a) Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)

b) Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun ke bawah
(huruf L)

c) Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi, melengkung
membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua gerakan berakhir di
perut kiri bayi.

5. Cara pijat lengan bayi

Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-


tepuk sepanjang lengannya dengan tangaa yang lain. Pijat turun naik
mulai dari ujung sampai ke pangkal lengan, kemudian pijat telapak
tangannya dan tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada lengan yang lain.

6. Cara pijat punggung bayi

Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki ibu dan
gerak-gerakan kedua tangan ibu naik turun mulai dari atas punggungnya
sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan membentuk lingkaran kecil
di sepanjang tulang punggungnya. Lengkungkan jari-jemari ibu seperti
sebuah garu dan garuk punggungnya ke arah bawah.

7. Cara pijat kaki bayi

Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk-tepuk


sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik dari jari-jari
kakinya sampai ke pinggul kemudian kembali. Kemudian, pijat telapak
kakinya dan tarik setiap jari-jemarinya. Gunakan jempol ibu untuk mengusap
bagian bawah kakinya mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di sekeliling
pergelangan kakinya dengan pijatan-pijatan kecil melingkar.

b. Cara pelaksanaan pijat ibu

1. Cara memijat Punggung


Tujuan dari memijat punggung dengan cara Oksitosin adalah untuk
mengeluarkan ASI pertama (produksi kolostrum) pada ibu setelah melahirkan.
Adapun cara pelaksanaannya adalah :
a. Ibu duduk rileks bersandar kedepan, tangan dilipat diatas meja dengan
kepala diletakkan diatasnya.
b. Payudara tergantung lepas tanpa bra.
c. Penolong memijat di sepanjang sisi tulang belakang.
d. Menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk kedepan.
e. Tekan kuat membentuk gerakan melingkar-lingkar kecil.
f. Lakukan pemijatan hingga sebatas tali bra.
g. Lakukan selama 2 -3 menit
Bisa juga menggunakan teknik pemijatan payudara, adapun caranya sebagai
berikut:
a. Pemanasan
b. Mulai pemijatan puting dengan cara pijat perlahan keatas dan kebawah.
c. Pijat areola, pijat dengan perlahan kearah atas dan bawah dari kanan ke
kiri (5-6 kali untuk tiap payudara).
d. Dari ujung pijat melingkar dan spiral kearah areola (3-4 kali untuk tiap
payudara)
e. Payudara, pijat melingkar bundaran payudara (5-6 kali tiap payudara)
f. Hangatkan payudara dengan handuk hangat selama 2 menit, 4-5 kali
2. Cara endorphine massage
Pemijatan dengan cara endorphine bertujuan untuk memberikan rasa
nyaman, menghilangkan rasa nyeri , menghentikan pendarahan dan tenang setelah
persalinan. Adapun cara pemijatannya sebagai berikut :
a. Ambil posisi senyaman mungkin, bisa dilakukan dengan duduk, atau
berbaring miring. Sementara pasangan atau keluarga yang memijat
berada disamping atau dibelakang.
b. Tarik nafas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil
memejamkan mata. Sementara keluarga atau pasangan mengelus
permukaan luar lengan, mulai dari tangan sampai lengan bawah. Mintalah
untuk memijat dengan lembut yang dilakukan dengan menggunakan jari
jemari atau hanya ujung-ujung jari saja.
c. Setelah kurang lebih 5 menit, mintalah untuk berpindah kelengan atau
tangan berikutnya.
d. Meski sentuhan ringan ini hanya dilakukan dikedua lengan, namun
dampaknya luar biasa. Ibu akan merasa bahwa seluruh tubuh menjadi
rileks dan tenang.
E. REKOMENDASI
1. Pemijatan terhadap bayi sebaiknya dilakukan atau diberikan oleh orang
tua khususnya ibu agar terciptanya kontak batin yang lebih kuat lagi
antara ibu dan anak atau orang tua dengan anak.
2. Dalam pemberian pijatan terhadap bayi sebaiknya memperhatikan terlebih
dahulu cara-cara memijat bayi supaya bayi merasa nyaman dan tenang.
3. Pijatan bukan hanya diberikan untuk bayi tapi sebaiknya diberikan juga
untuk ibu, supaya menghilangkan rasa nyeri atau memberikan rasa
nyaman setelah melahirkan.
4. Bagi ibu yang ASInya belum bisa keluar alangkah baiknya melakukan pijat
oksitosin dengan cara memijat punggung ibu supaya ASInya bisa keluar.
5. Dalam melakukan atau memberikan pijatan kepada ibu maupun bayi
sebaiknya dilakukan oleh keluarga bukan orang lain ataupun dukun. Hal
ini dikarenakan dengan alasan untuk memberikan kasih sayang ataupun
kontak batin yang lebih dekat lagi dengan keluarga. Karena sentuhan
yang diberikan kepda ibu dan bayi oleh keluarga sangat baik untuk
stimulus rasa kenyamanan. Dalam memberikan pijatan sebaiknya di
dampingi dengan pengetahuan yang baik bagaimana cara melakukan
pijatan baik kepada ibu mauun kepada bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Hariandja, 2013.Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terhadap Motorik Halus Pada Bayi
Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Lisu Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

Ambarsari. Persepsi Ibu tentang Pijat Bayi oleh Dukun Bayi di Kelurahan

Pamongsari Rw 1 Kecamatan Pedurungan Semarang. Jurnal Kesmasdaska.


Volume 2, No. 2. Diakses Juli 2015.

Kusbiantoro, D. 2014. Perilaku Pijat Bayi Berhubungan dengan Pengetahuan dan


Dukungan Keluarga. Jurnal Surya. Volume 03, No 19. Diakses Juli 2015.

Aminati, D. 2013. Pijat dan Senam untuk Bayi dan Balita. Yogyakarta : Brillian Books

Roesli, Utami. (2013). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Pustaka Pembangunan


Swadaya Nusantara

Mardiyaningsih, E.at al, (2015), Efektifitas Kombinasi Tehnik Mamet dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI, FIK Universitas Indonesia, Jakarta

Yuliyanti L. Gambaran Perawatan Ibu Nifas di Wilayah Kecamatan Miri Sragen.


Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2014. 31

Farrer, H. Perawatan Maternitas.Edisi ke-2. Jakarta: ECG.

Pengaruh Pijat Punggung Menggunakan Minyak Esensial Lavender Terhadap


Produksi ASI Pasca Bedah Sesar di RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Volume X Nomor 3 Juli 2015 - Jurnal Medika Respati
FOLLOW UP POST OPERATIVE OR POST
HOSPITALIZATION

PEMBAHASAN

A. JADWAL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk


pemeriksaan postpartum lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan rumah
direncanakan untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan
berdasarkan kebutuhan. Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa
dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah
ditunda sampai hari ke tiga setelah pulan kerumah. Kunjungan berikutnya
direncanakan di sepanjang minggu pertama jika diperlukan.

Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat


nifas (sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis
yang lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4 kali
kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi.

Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:

1. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)

Tujuan:

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atoniauteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika


perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga,
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.

g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan


ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)

Tujuan:

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan


fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak
ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan


tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)

Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan


baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau
tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan


tanda- tanda penyulit.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

4. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)

Tujuan:

a. Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.

b. Memberikan konseling KB secara dini.

Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan


apabila direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau
kembali catatan kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain yang
bisa digunakan sebagai dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian
perawatan lanjutan yang diberikan.

Setelah kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus mengumpulkan


semua peralatan yang diperlukan, materi instruksi, dan keterangan yang
dapat diberikan keluarga yang akan dikunjungi.

Perencanaan Kunjungan Rumah

Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan


pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :

1. Merencanakan waktu kunjungan rumah.

2. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah


dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.

4. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai.

5. Menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.

6. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan


mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.

7. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan


dalam memberikan asuhan kepada klien.

8. Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.

9. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.

10. Keamanan harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan
rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.

Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas

Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas


karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota
keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji
kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah
dan lingkungan sekitar. Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan
pengajaran atau konseling kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah
dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.

Selain keuntungan, kunjungan rumah postpartum juga memiliki


keterbatasan yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :

1. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.


2. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.

3. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah

tertentu.

B. ASUHAN LANJUTAN MASA NIFAS DI RUMAH

Setelah melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari


persalinan. Bayi mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan
dirinya agar tetap hangat. Bidan sebaiknya tetap tinggal selama beberapa jam
setelah melahirkan untuk memastikan ibu dan bayinya sehat, dan membantu
keluarga baru ini makan dan beristirahat. Di hari-hari pertama dan minggu-
minggu pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan mulai sembuh. Rahimnya
akan mengecil lagi dan berhenti berdarah. ASI akan keluar dari payudaranya.
Bayi akan belajar menyusu secara normal dan mulai mendapat pertambahan
berat badan. Pada saat itu, ibu dan bayi masih memerlukan perawatan bidan.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :

1. Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu

Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara
teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.

2. Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu

Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur


yang udah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah dengan lembut,
gunakan air bersih dan kain steril.

Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-


hatilah untuk tidak membawa apapun naik ke atas dari anus menuju vagina,
karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata bisa menyebabkan
infeksi serius.
3. Mencegah Perdarahan Hebat

Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan


yang sama banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah
yang keluar mestinya juga harus tampak seperti darah menstruasi yang
berwarna tua dan gelap, atau agak merah muda. Darah merembes kecil-keci
saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk, bergerak, atau berdiri.

Perdarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk


memeriksa muncul tidaknya perdarahan hebat beberapa jam setelah
melahirkan, coba lakukan hal-hal berikut ini :

a. Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera

Setelah plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit

selama 1 jam. Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30


menit.

Jika rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagaimana


mestinya.

b. Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika

mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu


berlebihan.

c. Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan

adanya tanda-tanda syok.

4. Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya

Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek


atau tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah
serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).

a. Jika Ibu Memiliki Robekan


Mintalah ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki
disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya
secara teratur. Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan
disarankan agar memakan makanan yang bergizi.

b. Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina

Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya


perdarahan hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah.
Jika hal ini yang terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit
dalam vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali
membengkak berwarna gelap, lembut, dan lunak.

Meskipun hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya


sangat besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan
kain steril selama 30 menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki
tanda-tanda syok, segera minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan
darah yang terjebak di dalamnya bisa keluar.

c. Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina

Jika bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan


besar rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena
serviks biasanya akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari.
Anda mungkin bisa mendorong rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu
menaikkan bokongnya agar lebih tinggi dari kepala

d. Bantu Ibu Buang Air

Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-


kadang wanita mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama
persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya
dilakukan katerisasi.
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan
obat laksatif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan
klisma.

e. Bantu Ibu Makan dan Minum

Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi mereka
untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan. Jus buah
sangat baik karena akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera
makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus bermutu,
bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.

5. Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya

Hal-hal yang harus dilakukan untuka membantu meningkatkan


perasaan ibu terhadap bayinya adalah sebagai berikut :

a. Berikan Dukungan Emosional

b. Ibu Tidak Tertarik Kepada Bayinya

Beberapa ibu tidak merasa nyaman dengan bayi baru mereka. Ada
beberapa alasan yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu sangat lelah, sakit, dan
mengalami perdarahan hebat. Bisa juga dia tidak menginginkan bayi itu, atau
khawatir tidak bisa merawatnya, sehingga mengalami depresi. Maka yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:

* Periksa tanda-tanda bagi kehilangan darah atau infeksi.

* Membicarakan dengan ibu tentang perasaan-perasaannya atau mungkin


lebih baik meninggalkannya sendirian dan mengamatinya dari jauh sambil
menunggu.

* Jika ibu merasa depresi, atau dia pernah depresi setelah persalinan dahulu,
bicaralah pada keluarganya untuk memberinya perhatian dan dukungan
ekstra pada minggu-minggu berikutnya.

* Pastikan seseorang dalam keluarganya membantu merawat bayi tersebut

6. Perhatikan Gejala Infeksi Pada Ibu

Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi
daripada suhu normal, khususnya jika cuaca hari itu sangat panas.
Namun, jika ibu merasa sakit, terserang demam, atau denyut nadinya
cepat, atau dia merasa perih saat kandungannya disentuh, bisa jadi dia
terkena infeksi. Infeksi seperti ini biasanya terjadi jika air ketuban pecah
lebih awal sebelum persalinan dimulai, atau jika persalinan terlalu lama,
atau dia merasa kelelahan saat merasa persalinan.

7. Bantu ibu menyusui

Menyusui adalah cara terbaik bagi bagi ibu dan bayinya. Jika ibu
merasa kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia
untuk mencoba menyusui hanya untuk minggu-minggu atau bulan-bulan
pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih lebih baik
daripada tidak sama sekali.

Pastikan ibu memahami jika dia menyusui bayinya, maka :


Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula, Bayinya lebih tahan
dari serangan diare atau penyakit lainnya, dan Ibu bisa menghemat
pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih mahal.

Berikut Perawatan yang dapat diberikan pada ibu :

1) Perawatan Payudara (Mamae)

2) Laktasi

8. Berikan Waktu Berkumpul bagi Keluarga


Jika ibu dan bayinya sehat, berikan mereka waktu sesaat untuk
berduaan saja. Orang tua baru memerlukan waktu satu sama lain dengan
bayi mereka. Mungkin mereka juga memerlukan sejumlah waktu pribadi
sebentar untuk berbincang-bincang, tertawa, menangis, berdoa, atau
merayakannya dengan suatu cara tertentu.

C. Asuhan Masa Nifas Pada Bayi

Setelah lahir, ketika ibu dan bayinya sudah berada dalam kondisi stabil,
periksalah bayi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Banyak masalah kesehatan
bisa dicegah atau disembuhkan. Bayi yang baru lahir mudah terkena infeksi,
karena itu apapun yang menyentuhnya haruslah sebersih mungkin. Jika perlu,
jangan terlalu cepat memandikan bayi karena akan membuatnya merasa
kedinginan, tunggulah setelah beberapa jam atau hari.

Hal-hal penting untuk memeriksa bayi yang baru lahir :

1. Penampilan Umum

2. Tanda-tanda Vital Bayi

3. Bantu Bayi agar Terus Menyusu

4. Merawat Tali Pusat

5. Perhatikan warna kulit bayi dan matanya

D. PENYULUHAN MASA NIFAS

1. Nutrisi Ibu Menyusui

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus,


karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu
dan sangat memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus
bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak
mengandung cairan.

2. Kebersihan pada ibu dan bayinya

a. Kebersihan Ibu

Pada masa nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga.

b. Kebersihan Bayi

Kebersihan kulit bayi perlu dijaga. Walaupun mandi dengan


membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bahian-
bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersuhkan secara
teratur. Sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang
bayi.

3. Istirahat dan tidur

a. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan


yang

Berlebihan

b. Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara

bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur.

c. Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi

produksi ASI, memperlambat proses involusio uterus dan


memperbanyak perdarahan, memperbanyak perdarahan,
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri)
4. Latihan/ Senam Nifas

Senam nifas bertujuan untuk memulihkan dan mengencangkan


keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi.

5. Pemberian ASI

Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah


mengkonsumsi sayuran hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8
gelas sehari, sejak si bayi masih dalam kandungan. Karena ini merupakan
awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa
perawatan dengan menggunakan Baby Oil dan massage di sekitar
payudara selama hamil juga dapat membantu puting yang mendelep.

Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu


juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi
lainnya agar produksi ASI semakin meningkat.

6. Perawatan payudara

a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering

b. Menggunakan bra/ BH yang menyokong payudara

c. Bila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Kegiatan
menyusui tetap dilakukan mulai dari putting susu yang tidak lecet

d. Bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI


dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

e. Untuk hilangkan nyeri, dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6


jam.

f. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:


* Pengompresan payudara menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit

* Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan


sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.

* Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara,


sehingga putting susu menjadi lunak

* Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat


menghisap,seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.

* Letakkan kaindingin pada payudara setelah menyusui

* Payudara dikeringkan

7. Keluarga berencana

a. Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun


sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengjarkan kepada mereka
cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.

b. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum


ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu,
metode amenore laktasi dapat digunakan sebelum haid pertama
kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara
ini adalah sebesar 2% terjadi kehamilan.

c. Terkait metode KB, hal berikut sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu


pada ibu.

d. Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu,


sebaiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada masalah bagi pasangan dan apakah
metode tersebut bekerja dengan baik.

8. Tanda-tanda bahaya

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:

a. Demam tinggi melebihi 38°C

b. Perdarahan vagina luar biasa / tiba-tiba betambah banyak

c. Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau


punggung, sertaulu hati.

d. Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan nanar/ masalah


penglihatan.

e. Pembengkakan wajah, jari-jari atau tangan

f. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki

g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam

h. Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk


menyusui

i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

j. Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu
buang air kecil

k. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-
sendiri

l. Depresi Pada Masa Nifas.


DAFTAR PUSTAKA

PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO.Asuhan Kebidanan PostPartum.Jakarta :


PUSDIKNAKES. 2003.

Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan


neonatal.Jakarta :YBPSP.2002.

Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2005.

Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999

Bahiyatun.2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Maryunani, A.2009.Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).Jakarta:


Trans Info Media

Nanny, Vivian.2011.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta: Salemba


Medika

Saleha, S.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai