Anda di halaman 1dari 29

KHITAN

Pengertian

 Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris:


circumcision) adalah tindakan memotong atau
menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup
depan penis (kulub) atau preputium
Tujuan

 membersihkan dari berbagai kotoran penyebab


penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis
yang masih ada preputiumnya.
Teknik Khitan
1. Cara Kuno/ Dorsumsisi
 Dengan menggunakan sebilah bambu tajam. cara ini mengandung risiko terjadinya
perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan steril
Keuntungan.
- Peralatan lebih murah dan sederhana, sudah banyak
dikenal masyarakat.
- Biaya relative lebih murah

Kerugian atau resiko :


- Resiko glan terpotong / tersayat sangat tinggi, terutama
jika sayatan dibawah koher.
- Proses memakan waktu cukup lama, kurang cocok untuk
acara khitan masal yang lagi marak terahir ini.
- Mukosa kadang lebih panjang sehingga membutuhkan
pemotongan ulang.
- Bisa terjadi nekrosis jika jepitan koher terlalu lama .
- Resiko pendarahan operasi relative sangat tinggi,demikian
halnya paska operasi.
2. Sirkumsisi ( Konvensional)
Merupakan penyempurnaan dari metode dorsumsisi dan merupakan metode standar yang
digunakan oleh banyak tenaga dokter dan Perawat
Keuntungan
 Kelebihan kulit mukosa bisa diatur
 Resiko menyayat/memotong penis lebih kecil
 Mudah mengatur panjang pendek pemotongan mukopsa
 Tidak melukai glan dan frenulum
 Pendarahan bisa cepat diatasi
 Baik untuk penderita fimosis/paraphimosis.
 Baik untuk pemula.(tehnik yang paling aman)
Kerugian

• Pendarahan relative lebih banyak.


• Teknik sulit dan lebih rumit
• Insisi sering tidak rata, tidak simetris.
• Waktu lebih lama.
3.  METODE “LASER” ELEKTROKAUTERY
 Alatnya berbentuk seperti pistol dengan dua buah lempeng kawat di ujungnya yang
saling berhubungan. Jika dialiri listrik, ujung logam akan panas dan memerah. Elemen
yang memerah tersebut digunakan untuk memotong kulup.
 Dimasyarakat lebih dikenal dengan SUNAT LASER”
4. METODE FLASHCUTTER
 Pengembangan dari metode elektrokautery
 Terdapat energi dari rechargeable  sehingga bisa hidup/dijalankan tanpa harus ada
arus PLN
 Keuntungan : Preputium terpotong dengan sempurna, (tanpa pendarahan, dan dengan
luka bakar sangat minimal).
5. Metode Smart Clamp
 Ditemuakan oleh dr. Harrie van Baars (Jerman)
 Alat smart klamp terdiri atas beberapa ukuran, mulai dari nomor 10, 13, 16, dan 21
 Terbuat dari bahan nilon dan polikarbonat ( Sekali pakai)
Etiologi

a) Agama

b) Social

c) Medis

d) Fimosis

e) Parafimosisi (prepusium tidak dapat ditarik ke depan)


Manifestasi Klinis

a) Cemas

b) gelisah

c) Sulit tidur

d) Kesulitan berkemih

e) Nyeri
Patofisiologi

Menurut agama islam khitan merupakan kewajiban bagi muslim laki-laki


yang akan menuju keremaja/dewasa. Sedangkan pada fimosisi yaitu kulit
penis melekat pada bagian kepala penis sehingga mengakibatkan
tersumbatnya lubang saluran air kencing sehingga penderita tidak dapat
berkemih/kesakitan saat akan berkemih dan parafimosis sendiri yaitu kulup
tertarik ke belakang glans penis sehingga tidak dapat dikembalikan ke posisi
yang normal karena ada lingkaran prepusial yang ketat sehingga kedua
kelainan ini harus dilakukan tindakan sirkumsisi. Sedangkan sirkumsisi
sendiri yaitu prosedur kedaruratan dimana prepusium (foreskin) dari penis
dipisahkan dari glans dan porsio dieksisi.
Pemeriksaan diagnostic

1. Pemeriksaaan darah lengkap


2. Pemeriksaan pembekuan darah
3. Bila menungkinkan periksa titer ASO : meningkat
seminggu setelah infeksi

4. USG penis untuk mendeteksi kemungkinan adanya


sumbatan atau obstruksi pada saluran kemih akibat
pajanan bakteri
Penatalaksanaan
a) Medis:
1. Analgetika : Antalgin 500 mg
2. Asam Mefenamat 500 mg
3. Antibiotika : Amoksisilin 500mg
4. Eritromisin 500 mg
5. Roboransia : Vitamin B Complex
6.  Vitamin C
b) Keperawatan
7. Setelah prosedur selesai balut penis dengan menggunakan kasa lembab untuk mencegah perlengketan
dan untuk memastikan koagulasi darah.
8. Periksa terhadap adanya perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama
9. Observasi bayi dengan ketat selama kurang lebih 2 jam setelah sirkumsisi adanya tada hemorargi,
infeksi, dan pembentukan fistula
10. Jika penis kotor bersihkan penis dengan air bersih dan balut kembali dengan kasa lembab.
11. Usahakan istirahat yang cukup
12. Bila selesai kencing bersihkan sisa air kencing dengan tissue atau kasa
13. Perbanyak makan dan minum yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein, tidak ada
larangan makan. 
Komplikasi

1. Infeksi, terutama jika tindakan antisepsis .


2. Perdarahan, terutama terjadi jika dokter luput mengidentifikasi dan
mengikat pembuluh darah yang cukup besar.
3. Efek samping obat bius, berupa alergi setempat atau reaksi seluruh
tubuh.
4. Kulit kulup terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
KLIEN SIRKUMSISI
Pengkajian

Identitas
a. Identitas Klien
b. Identitas penanggung Jawab
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: cemas/ gelisah, dan nyeri.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit keluarga
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: Composmentis
b. TTV:
TD : 80/45-95/65 mmHg
T : 36,5-37,5 x/menit
RR : 30-40 x/menit
N :> 110 x/menit (normal :110-120 x/menit)
c. Pemeriksaan Head to toe:
1. Kepala : biasanya tidak ada kelainan (monosepal, rambut hitam, tipis, bersih)
2. Mata : biasanya tidak ada kelainan pada mata
3. Hidung :biasanya normal, cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-),
tidak terpasang NGT
4. Leher : tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan JVP
5. Paru-paru :
Inspeksi: tidak terdapat tarikan intercostae, bentuk dada simetris, tidak ada
lesi, tidak ada sesak.
Palpasi : vokal fremitus dada kanan dan kiri sama
Perkusi : Suara paru sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan ronci (-
), wheezing (-).
6. Jantung
Inspeksi : tidak ada pembesaran jantung
Palpasi : tidak teraba ictus kordis
Perkusi : bunyi jantung pekak
Auskultasi : BJ I dan II normal
7. Abdomen :
Inspeksi : bulat datar
Auskultasi : bising usus normal 5-35 x/menit
Palpasi : hepar dan lien tak teraba, distensi abdomen
Perkusi : suara perut timpani

8. Genetalia
 Inspeksi: Kulit prepusium berfungsi sebagai kerudung bagi penis,
nampak menguncup dan fungsi estetika penis menjadi berkurang
sedangkan pada pasien sirkumsisi yang normal genetalia tidak ada
kelainan.
 Palpasi: Saat Prepusium ditarik/ diretraksi kebelakang tidak bisa ditarik
ke belakang (pada pasien dengan fimosis), untuk beberapa kasus secara
Pola Fungsional
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
2. Pola Nutrisi
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola hubungan dan peran
7. Pola persepsi dan konsep diri
8. Pola sensori dan kognitif
9. Pola reproduksi seksual
10. Pola penanggulangan stres
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Diagnosa keperawatan:

Pre op:
1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses sirkumsisi
Post op:
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan bekas luka insisi
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan personal hygien yang kurang
Intervensi

Pre op
No. Tujuan Intervensi
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Mengobservasi tanda-tanda
keperawatan selama…x24 jam vital klien
diharapkan klien dapat mengatasi 2. Bentuk hubungan percaya
ansietasnya atau ansietas berkurang dengan pasien. Bersikap
dengan KH: jujur, konsisten didalam
K : klien/keluarga mengetahui respon. Tunjukkan rasa
hormat yang positif dan
informasi yang adekuat sehubungan
tulus.
dengan proses sirkumsisi 3. Kaji tingkat ansietas pasien.
A : klien/keluarga pasien kooperatif 4. Dorong klien untuk
P :keluarga pasien memberikan mengungkapkan perasaan
motivasi untuk menghadapi dan pikirannya.
sirkumsisi 5. Jelaskan pada klien tentang
P: proses sirkumsisi
 TTV dalam batas normal 6. Libatkan keluarga pasien
 Ansietas berkurang dalam perawatan dan beri
 Wajah rileks dukungan
POST OP

No. Tujuan Intervensi


Dx

1. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital


keperawatan selama....x 24 jam klien
diharapkan nyeri berkurang atau
hilang dengan kriteria hasil: 2. Selidiki laporan nyeri, catat
lokasi, lama,intensitas (skala
K : klien/keluarga klien mengetahui 0-10) dan karakteristiknya
tentang penyebab nyeri. (dangkal, tajam dan kostan).

A : klien mau mendemokan teknik


3. Berikan tindakan kenyamanan
relaksasi
: latihan relaksasi atau
P : pasien mendemokan teknik distraksi.
relaksasi dengan nafas dalam.
4. Tunjukan sikap penerimaan
P: respon nyeri klien dan akui
nyeri yang klien rasakan.
TTV dalam batas normal
(anak/bayi): 5. Ciptakan lingkungan yang
nyaman untuk klien
TD: 80/45-95/65 mmHg
6. Jelaskan penyebab nyeri klien
T: 36,5-37,5 x/menit
7. Kolaborasi pemberian
RR: 30-40 x/menit analgesic ibu profen,
naproksen, ponstan) atau anti
N:110-120 x/menit inflamasi NSAID
2. Setelah dilakuakn tindakan 1. Pantau adanya tanda-tanda
keperawatan selama 2x24 jam infeksi seperti, kemerahan,
diharapkan tidak terjadi infeksi pada bengkak, nyeri, panas.
luka insisi dengan KH: 2. Kaji status nutrisi pasien.
K: keluarga & klien mengerti tanda- 3. Ajarkan pada pasien dan
tanda terjadinya infekksi keluarga pasien untuk
A: klien & keluarga mau melakukan tindakan
mendomokan cara membersihkan perawatan luka aseptic dan
luka antiseptic
P: klien dan keluarga dapat 4. Kolaborasi dalam pemberian
membersihkan luka bekas insisi antibiotic
P: 5. Kolaborasi pemantauan
 Tidak tanda-tanda peradangan kadar leukosit
 TTV dalam batas normal
 Leukosit 5000-11.000
Implementasi

PRE OP

Tgl/jam No. Implementasi Respon klien


Dx
03-12-2012 1 Mengobservasi TTV DS: klien mengatakan senang
dengan keramahan perawat dank
08.30 Menbina hubungan saling kmlien mengatakan dirinya bingung
percaya dengan klien. dan takut

Do :

- RR:30 x/mnit, TD:95/60 mmHg


, Suhu: 37oC, Nadi :110x/mnit
- Wajah klien tampak cemas dan
gelisah
Ds: klien mengatkan masih
penasaran dengan proses sirkumsisi
09.20 1
DO: klien tampak kebingungan

Ds:
Mendorong klien untuk
1 mengungkapkan perasaan dan ‐ pasien mengatakan cemas
pikirannya. dengan keadaannya dan sering
09.30 bertanya-tanya tentang
penyakitnya kepada perawat
Mengkaji tingkat ansietas klien ‐ klien mengatakan sudah
mengerti tentang proses
Memberikan penjelasan pada sirkumsisi setelah
klien tentang proses sirkumsisi mendapatkan penjelasan
DO:

‐ Pasien tampak cemas,


bingung,
‐ Setelah diberikan penjelasan
ansietas klien
berkurang/klien tidak cemas
atau binggung lagi, klien
tidak cemas dan tidak
binggung
POST OP

Tgl/jam No. Implementasi Respon klien


Dx
13.00 1,2 Mengkaji TTV Ds: -

Do:

- pasien kooperatif
- TTV: RR:30 x/mnit,
TD:95/60 mmHg , Suhu:
o
37 C, Nadi :120x/mnit
13.15 1 Menyelidiki laporan nyeri,
mencatat karakteristik nyeri ( Ds: klien mengatakan penisnya
respon verbal, non verbal klien), nyeri
lokasi dan skala nyeri
Do:

- Wajah klien tampak


menyeringai kesakitan
- Skala nyeri 6
Berkolaborasi untuk pemantauan
13.45 2 kadar leukosit

Ds: -
1 Mengajarkan pasien teknik
relaksasi dengan nafas dalam Do:

‐ Leukosit 11.000 ml/dl


15.00
Ds:-
Ajarkan pada pasien dan keluarga
2 pasien untuk melakukan tindakan Do: Klien sudah mau berjalan
perawatan luka aseptic dan sedikit-dikit
antiseptic

Ds: keluarga mengatakan


Berkolaborasi dalam pemberian mengerti cara mencuci tangan
obat analgesic dengan benar.
15.30
Do: keluarga mencuci tangan baik
1 sebelum dan sesudah memegang
Mengobservasi TTV klien.

1,2 Ds: -

Do: Antalgin 500 mg atau Asam


18.00 Mefenamat 500 mg

Ds: -
3
Evaluasi

PRE OP

Tgl/jam No. Evaluasi


Dx
01-12-2012 1 S: Klien mengatakan sudah mengerti tentang proses
sirkumsisi dan sudah tidak cemas lagi
11.00
O:

- Klien tampak tidak gelisah lagi dan tidak bingung,


klien tidak bertanya-tanya lagi.
- TTV:
RR:30 x/mnit
TD: 95/60 mmHg
Suhu: 37oC
Nadi :110x/mnit

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
POST OP

Tgl/jam No. Evaluasi


Dx
02-12-12 1 S: Klien mengatakan nyerinya agak berkurang

10.00 O:

- Skala nyeri 5
- Wajah agak rileks
- Pasien bisa mendemokan teknik relaksasi dengan
baik dan mengetahui penyebab nyerinya
- TTV:
RR:30 x/mnit
TD: 95/60 mmHg
Suhu: 37 oC
Nadi :115x/mnit

A: Masalah teratasi sebagian

P:Intervensi dilanjutkan
02-12-12 2 S: -

10.30 O:

- Tidak ada tanda-tanda infeksi


- Leukosit:11.000mg/dl
- TTV:
RR:30 x/mnit
TD: 95/60 mmHg
Suhu: 37,7oC
Nadi :115x/mnit

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai