DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam Makalah ini kami membahas mengenai “End of life issue” untuk memenuhi tugas Bapak
Hizkianta Sembiring S.kep,Ns.M.Kep. pada Mata Kuliah Konsp Dasar Keperawatan. Selain itu,
Kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini
dibuat dari beberapa sumber untuk membantu menyelesaikannya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu Kami berharap pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat saya harapkan
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3. 1 Kesimpulan……………………………………………………………………………............
PENDAHULUAN
Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah rumah sakit mempunyai peranyang sangat penting
yaitu menyelenggarakan pelayanan asuhan medis danasuhan keperawatan darurat bagi pasien
(Ali, 2014). Kondisi pasien yangdatang ke IGD bervariasi dengan kondisi yang mengancam jiwa
maupun yangsedang ajal. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa berfokus padatindakan
resusitasi, sedangkan pada pasien yang mau ajal lebih fokus pada perawatan Akhir Hidup
Akhir dari Kehidupan peduli diberikan pada pasien yang mau meninggal ataufase kritis
dengan menerapkan Teori Tenang Akhir dari Kehidupan. (Ruland & Moore,1998 dalam Aligood
& Tomey, 2014). Teori ini terdiri dari konsep persiapanyang baik dalam menghadapi
kematian. Intervensi dalam konsep teori inidilakukan yang bertujuan pasien merasa bebas dari
rasanyeri, merasa nyaman,merasa dihargai, dihormati dan berada dalam ketenangan dan
ketenangan jugamerasa dekat dengan orang yang dirawatnya.
Berdasarkan hasil penelitian Ose, Ratnawati & Lestari (2017) menyatakan bahwa perawat
yang tugas di IGD terkait pengalaman merawat pasien terlantar menjelang ajal yaituMerasakan
hati tersentuh pada pasien terlantar menjelang ajal 2. Tidak membedakan perlakuan pada pasien
terlantar dengan pasien lain yang sedangajal3.Menghargai harkat dan martabak pasien
4.masalahnya tidak ada penipuan memberikan nota dinas 5. Memilih perawatan suportif sebagai
tindakan terbaik 6. Terpaksa meninggalkan pasien tanpa pendampingan spiritual7.Mengalami
konflik dalam menempatkan pasien terlantar yang menuju awal 8. Mengharapkan situasi
lingkungan kerja yang mendukung.
Beberapa kesulitan perawat dalam pendampingan pasien terlantar yang menjelang ajal yaitu
banyaknya pasien yang dalam kondisi emergency yang lakukan tindakan terlebih
dahulu. Perawatan pasien dalam tahap Akhir Hidup yang membutuhkan penanganan yang
bertujuan untuk memberikan rasa nyaman, tenang, kedekatan suport sosial (Beckstrand et.al,
2012, Decker,et.al, 2015). Perawatan pasien yang menjelang fase Akhir dari Kehidupan
melibatkan berbagai displin yang meliputi pekerja sosial, ahli agama, perawat, dokter (dokter
ahli atau dokter umum yang fokus pada perawatan yang holistic meliputi fisik, emosional, sosial,
dan spiritual. (Hockenberry & Wilson, 2005).
Perawat harus tetap membayar profesional melindungi harga dan martabat pasien dalam
memberikan perawatan. Konflik batin, emosi, perasaan hati Tersentuh muncul dengan melihat
kondisi pasien terlantar menjelang ajal.
1.3 Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan kenyamanan
seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life care adalah perawatan yang
diberikan kepada orang-orang yang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka
(NHS Choice, 2015). End of life akan membantu pasien meninggal dengan bermartabat.
Pasien yang berada dalam fase tersebut biasanya menginginkan perawatan yang maksimal
dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan bagian penting dari
keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir kehidupan. End of
life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-baiknya dan meninggal dengan
bermartabat (Curie, 2014). End of life care adalah salah satu kegiatan membantu memberikan
dukungan psikososial dan spiritual (Putranto, 2015). Jadi dapat disimpulkan bahwa End of
life care merupaka salah satu tindakan keperawatanyang difokuskan pada orang yang telah
berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup dengan sebaik
baiknya selama sisa hidup nya dan meninggal dengan bermartabat.
Tujuan utama dari perawatan adalah menpertahankan kehidupan, namun ketika hidup tidak dapat
dipertahankan, tugas perawatan adalah untuk memberikan kenyamanan dan martabat kepada
pasien yang sekarat, dan untuk mendukung orang lain dalam melakukannya.
Semua orang yang menerima perawatan kesehatan memiliki hak untuk diberitahu tentang
kondisi mereka dan pilihan pengobatan mereka.Mereka memiliki hak untuk menerima atau
menolak pengobatan dalam memperpanjang hidup.Pemberi perawatan memiliki kewajiban etika
dan hukum untuk mengakui dan menghormati pilihan-pilihan sesuai dengan pedoman.
Perawatan end of life yang tepat harus bertujuan untuk memberikan pengobatan yang
terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama perawatan untuk mengakomodasi
kenyamanan dan martabat, maka menahan atau menarik intervensi untuk mempertahankan
hidup mungkin diperbolehkan dalam kepentingan terbaik dari pasien yang sekarat. mastikan
bahwa keputusan yang tepat dibuat, maka proses pengambilan keputusan dan hasilnya harus
dijelaskan kepada para pasien dan akurat didokumentasikan.
Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-diskriminatif dan harus bergantung hanya
pada faktor-faktor yang relevan dengan kondisi medis, nilai-nilai dan keinginan pasien.
Tenaga kesehatan tidak berkewajiban untuk memberikan perawatan yang tidak rasional,
khususnya, pengobatan yang tidak bermanfaat bagi pasien.Pasien memiliki hak untuk
menerima perawatan yang sesuai, dan tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk
memberikan pengobatan yang sesuai dengan norma-norma profesional dan standar hukum.
h. Perbaikan terus-menerus
Teori Peacefull EOL ini berfokus kepada 5 Kriteria utama dalam perawatan end of life
pasien yaitu :1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman, 3) merasa berwibawa dan dihormati, 4) damai,
5) kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya.
2. Pengalaman Menyenangkan
Nyaman atau perasaan menyenangkan didefinisikan secara inclusive oleh Kolcaba (1991)
sebagai kebebasan dari ketidaknyamanan, keadaan tenteram dan damai, dan apapaun yang
membuat hidup terasa menyenangkan ” (Ruland and Moore, 1998)
Setiap akhir penyakit pasien adalah “ ingin dihormati dan dinilai sebagai manusia”
(Ruland & Moore, 1998). Di konsep ini memasukkan ide personal tentang nilai, sebagai
ekspresi dari prinsip etik otonomi atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini
individu diperlakukan sebagai orang yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi
orang sebagai awal untuk proteksi (United states, 1978).
4. Merasakan Damai
Damai adalah “perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas, (bebas) dari kecemasan,
kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland & Moore, 1998). Tenang meliputi fisik,
psikologis, dan dimensi spiritual.
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan antara antara manusia dengan orang yang
menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998). Ini melibatkan kedekatan fisik dan emosi
yang diekspresikan dengan kehangatan, dan hubungan yang dekat (intim).
Mati klinis ditandai dengan henti nafas dan jantung (sirkulasi) serta berhentinya aktivitas otak
tetapi tidak irreversibel dalam arti masih dapat dilakukan resusitasi jantung paru dan
kemudian dapat diikuti dengan pemulihan semua fungsi. (Soenarjo et al, 2013) Mati biologis
merupakan kelanjutan mati klinis apabila pada saat mati klinis tidak dilakukan resusitasi
jantung paru. Mati biologis berarti tiap organ tubuh secara biologis akan mati dengan urutan :
otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan hati. Hal ini disebabkan karena daya tahan hidup tiap
organ berbeda-beda, sehingga kematian seluler pada tiap organ terjadi secara tidak bersamaan.
(Soenarjo et al, 2013)
Fungsi organ Beberapa organ seperti mata dan Beberapa organ akan mati (tidak dapat
ginja akan tetap hidup saat terjadi berfungsi kembali) setelah mati
mati klinis. biologis.
Organ dalam Organ dalam tubuh dalam Organ dalam tubuh tidak dapat
tubuh digunakan sebagai trasplantasi. digunakan untuk transplantasi
3.1 Kesimpulan
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan kenyamanan
seseorang yang mendekati akhir hidup. End of life adalah perawatan yang diberikan kepada
orang-orang yang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka.
End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik- baiknya dan meninggal
dengan bermartabat. End of life care adalah salah satu kegiatan membantu memberikan
dukungan psikososial dan spiritual.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam
jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami, mengerti
terutama pada isu end life issue life yang merupakan salah satu tindakan yang membantu
meningkatkan kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup End of life akan membantu
pasien meninggal dengan bermartabat.
End of life merupakan bagian penting dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien
yang mendekati akhir kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakartahttp://blog.umy.ac.id/ararindjani/2018/09/04/perawatan-end-of-life-di-instalasi-
gawat-darurat/diakses pada tanggal 22 mei 2019