Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGKAJIAN PASIEN PALIATIF

DI SUSUN OLEH :
NAMA :DELI MARLINA
NIM :1901012012
MK: KEP.MENJELANG
AJAL DAN PALIATIF
 LATAR BELAKANG
 Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan
anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara
meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik
fisik, psikologis, sosial atau spiritual (WHO, 2016)
(Hasanah & Arianti, 2018)
Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu
perubahan cara pikir masyarakat dan jenis
pelayanan kesehatan yang ada didalamnya.
Karena perubahan ini merupakan suatu proses
terjadinya perpindahan dari status tetap
menjadi yang bersifat dinamis, yaitu dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada
untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Adapun rumusan masalah makalah ini yaitu mengenai
pengkajian pada pasien paliatif dengan rincian :
1. Instrumen pengkajian yang digunakan.
2. Pengkajian fungsi fisik.
3. Pengkajian spiritual.
4. Pengkajian budaya.
5. Pengkajian prognosis
6. Pengkajian Holistik.
PENGKAJIAN HOLISTIK

Melakukan pengkajian secara komprehensif dan


multidimensi pada pasien dengan penyakit pada tahap
lanjut yang disertai berbagai gejala dan keluhan.
Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata
holy and healthy. Pandangan holistik bermakna
membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang
terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti
spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika,
emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya
phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
INSTRUMEN PENGKAJIAN MENGENAI
PROGNOSIS DAN STATUS FUNGSIONAL
Status fungsional merupakan predictor
independen terhadap kemampuan pasien
untuk dapat bertahan hidup. The Karnfosky
Performance Scale (KPS) dan the Eastern
Cooperative Oncology Group (ECOG)
merupakan instrument yang telah
digunakan secara luas untuk mengkaji
fungsi fisik terutama pada pasien kanker.
 
PENGKAJIAN FUNGSI FISIK

Penurunan status fungsional


memungkinkan adanya hubungan dengan
kondisi seperti nyeri berat yang tiba-tiba,
delirium, dyspnea dengan usaha yang
minimal, kerusakan saraf yang
ireversibel. Olehnya itu pengkajian fungsi
fisik harus diintegrasikan dengan
pemahaman mengenai status penyakit
utama, pengontrolan gejala dan keluhan,
dan distress psikososial. Pengkajian
terkait gejala spesifik nyeri, dyspnea,
fatik, dan delirium.
Pengkajian Nyeri
Model pengkajian nyeri lebih baik dilakukan saat
melakukan wawancara terkait nyeri yang dialami
pasien. Riwayat pasien, melaporkan atau
menceritakan sendiri tentang nyeri dialami oleh
pasien merupakan standar yang terbaik dalam
mendiagnosis nyeri terutama pasien yang masih
mampu berkomunikasi.
Pengkajian Dispnea

Berbagai alat ukur yang tervalidasi dapat digunakan


untuk menilai dyspnea baik secara kuantitatif maupun
kualitatif pada pasien paliatif. Instrument tersebut mulai
dari yang menggunakan skala ordinal dengan
menggunakan acuan single-item seperti visual analog
scale (VAS), numerical rating scale (NRS) dimana angka 0
menunjukkan tidak mengalami dyspnea sedangkan angka
10 menunjukkan dyspnea yang sangat berat atau sangat
buruk.
Pengkajian Fatik

Memperhatikan aspek atau dimensi fisik, kognitif dan


spirit merupakan hal yang sangat dasar dalam pengkajian
fatik. Beberapa istilah yang digunakan oleh pasien untuk
menggambarkan kondisi fatik yang dialaminya seperti
hilang energy atau tenaga untuk melakukan aktifitas
ringan, kelemahan, dan kelelahan.
PENGKAJIAN PSIKOLOGIS
Pengkajian Kecemasan Dan Depresi
Kecemasan merupakan gejala yang lazim
ditemukan pada pasien terutama mereka yang
menderita penyakit yang mengancam kehidupan
dan jiwa, dimana ditemukan 25% pada pasien
kanker dan 50% pada pasien COPD dan CHF.
Sedangkan kejadian depresi ditemukan sekitar 20-
30% pada pasien disetting paliatif (Rosser & Walsh,
2014).
PENGKAJIAN SPIRITUAL

 Pengkajian terkait riwayat spiritual pasien dapat


menggunakan metode FICA yang diperkenalkan oleh
Puchalski (Matzo & Sherman, 2010)
F merujuk pada Faith yaitu keyakinan.
I merujuk pada Influence yaitu pengaruh.
C merujuk pada Community yaitu komunitas.
A merujuk pada Addressing spiritual concerns yaitu cara
mengatasi isu-isu spiritual yang di alami oleh pasien.
PENGKAJIAN BUDAYA

Untuk dapat mengembang kompetensi mengenai budaya


maka perawat membutuhkan dan harus dapat
mendengarkan secara seksama serta mengumpulkan
berbagai informasi mengenai budaya. Latar belakang
pasien memungkinkan untuk memberikan informasi awal
mengenai nilai dan kepercayaan yang dianutnya (Matzo &
Sherman, 2010).
PENGKAJIAN PROGNOSISI

Prognosis dapat diartikan sebagai prediksi


akan sesuatu yang akan terjadi kedepannya
sebagai hasil dari proses pengobatan atau
intervensi atau prediksi mengenai
perkembangan penyakit tertentu yang mana
prediksi tersebut didasarkan pada
pengetahuan kedokteran (Chai, Meier,
Morris, & Goldhirsch, 2014).
 Kesimpulan
Pengkajian pasien paliatif terdiri dari pengkajian
holistik, fisik, psikologis, spiritual, budaya dan
prognosis.
 Saran
Diharapkan makalah ini bisa memberikan masukan bagi
rekan-rekan mahasiswa calon perawat, sebagai bekal
untuk dapat memahami mengenai pengkajian pasien
paliatif dalam pengaplikasian dan praktik bila
menghadapi kasus yang kami bahas ini.
SEKIAN DAN TERIMAKSIH.................

Anda mungkin juga menyukai