INTERPRETASI
MORBIDITAS
Pembimbing : Prof. Dr. Arlette Suzy Puspa Pertiwi, drg., Sp.KGA,
Subsp. AIBK(K), M.Psi, FSCDA, FiADH.
Dibuat oleh : dr. Triyanti K. Ananta Putri, Sp.PD
drg. Nur Rosyidah Hani
dr. Nisa Ulina
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA
SANJAYA
OKTOBER 2023
PENGERTIAN MORBIDITAS
AN
• Morbiditas mencakup berbagai kondisi penyakit. Ini
bisa melibatkan penyakit menular, penyakit kronis, atau
gangguan kesehatan lainnya yang mempengaruhi
MORBIDIT kesehatan fisik atau mental seseorang.
Keberadaan Abnormalitas Fisiologis atau
AS Psikologis:
• Morbiditas tidak hanya terbatas pada penyakit secara
fisik, tetapi juga mencakup abnormalitas fisiologis atau
psikologis. Ini mencakup kondisi seperti gangguan
mental, kelainan perilaku, atau kondisi fisiologis yang
tidak sesuai dengan keadaan kesehatan normal.
PENGERTIAN MORBIDITAS
Morbiditas mengukur sejauh mana suatu penyakit atau gangguan
kesehatan mempengaruhi kesehatan populasi dinyatakan dalam
berbagai bentuk, seperti insidensi, prevalensi dan tingkat keparahan.
AN
mati
Contoh: Pada tahun 2021 terjadi 1.000 kematian akibat penyakit TBC di
Kecamatan Sindang Rejo (X), dengan populasi yang terkena risiko sebanyak
900.000 (Y), maka, apabila dinyatakan dalam tingkat kejadian per 10.000 (k),
sebagai berikut:
1.000/900.000 x 10.000 = 11,1 per 10.000
PENGUKURAN MORBIDITAS
Beban penyakit dapat dinyatakan dalam dua jenis tingkatan (rate): insidensi dan
prevalensi.
• Insiden terdiri dari insidensi kumulatif, yang memeriksa jumlah anggota suatu
kelompok yang menderita penyakit selama periode tertentu; dan insidensi
kepadatan (incidence density), yang juga dikenal sebagai tingkat insidensi
(incidence rate), yaitu mengukur berapa banyak kasus baru suatu penyakit yang
terjadi pada populasi tertentu yang berisiko selama periode tertentu dan dihitung
dengan membagi kejadian kumulatif dengan ukuran waktu-orang.
• Penting diperhatikan bahwa pembaginya benar-benar mengukur populasi
sebenarnya yang “berisiko”.
PENGUKURAN MORBIDITAS
Prevalensi mengukur kasus penyakit lama dan baru pada suatu populasi
dalam periode tertentu. Terdiri dari:
• Prevalensi titik, adalah proporsi orang dalam suatu populasi yang mengidap
penyakit atau kondisi tertentu pada suatu waktu tertentu. Contohnya: 200
kematian akibat penyakit jantung per 100.000 jiwa di Sulawesi Selatan pada
tahun 2015.
• Prevalensi periode, mengukur jumlah penderita penyakit tertentu selama
periode tertentu (misalnya satu tahun) dan menyatakan angka ini sebagai
proporsi atau angka kejadian.
INSIDENSI
Insidensi mengukur jumlah kasus baru dalam suatu populasi dalam jangka waktu tertentu.
Insidensi merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang berkembang dalam suatu
periode waktu di antara populasi yang berisiko.
Kasus baru adalah perubahan status seseorang dari sehat menjadi sakit (mengalami suatu
kondisi). Periode waktu yang digunakan merupakan jumlah waktu yang diamati selama
sehat menjadi sakit. Pengukuran insiden terbagi menjadi 2, yaitu : insidensi kumulatif dan
tingkat insidensi.
Insiden kumulatif adalah rata-rata risiko seorang individu
terkena penyakit. Insiden kumulatif merupakan proporsi
populasi yang pada awalnya bebas dari penyakit hingga
berkembang menjadi penyakit, terluka/cedera atau
meninggal selama periode waktu tertentu
Insiden kumulatif juga bisa diartikan sebagai probabilitas
INSIDENSI individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam
periode waktu tertentu
KUMULAT Metode pengukuran untuk menghitung insiden kumulatif
IF (IK/risiko) yakni :
CONTOH KASUS
Sebuah penelitian dilakukan di ketahui dari 597 pasien DM dengan usia rata-rata 51,28 tahun.
Penelitian dilakukan selama 9 tahun dan didapatkan teridentifikasi sebanyak 65 kasus stroke baru
(Lai, et al., 2017). Hitung nilai Insiden Kumulatif kasus stroke dari penelitian tersebut.
Catatan : ketika ada responden yang dilakukan observasi dan ditemukan ada satu orang yang
hilang dari pengamatan pada tahun bagi orang yang telah di lakukan pengamatan selama 1 tahun
dan hilang dari pengamatan pada tahun kedua, maka dapat dia asumsikan bahwa orang yang
hilang dari pengamatan rata-rata dalam bebas dari penyakit selama setengah tahun, jadi mereka
yang hilang dari pengamatan memiliki kontribusi sebesar 1⁄2 tahun pada denominator
CONTOH KASUS
Suatu penelitian dilakukan dengan mengumpulan sebanyak 2.100 wanita dan dilakukan
observasi yang dilakukan setiap tahunnya selama empat tahun untuk menganalisis faktor
determinan insiden density penyakit jantung.
Tahun pertama, tidak ada yang terdiagnosis penyakit jantung, tetapi sebanyak 100 peserta
hilang dari pengamatan.
Tahun kedua, terdapat satu peserta yang terdiagnosis terkena penyakit jantung, dan diketahui
sebanyak 99 peserta lainnya juga mengalami hilang dari pengamatan.
Tahun ketiga didapatkan sebanyak tujuh orang terdiagnosis penyakit jantung dan diketahui 793
orang telah hilang dari pengamatan.
Tahun keempat melakukan pengamatan, ditemukan sebanyak delapan peserta terdiagnosis
penyakit jantung dengan 392 peserta lainnya telah hilang dari pengamatan juga.
Hitunglah nilai tingkat insidensi penyakit jantung pada penelitian kohort tersebut!
JAWAB
PENGUKURAN MORBIDITAS
Contoh pada kejadian penyakit diabetes melitus (DM). Pada tahun 2015, kasus baru yang
terdiagnosis berjumlah 1,53 juta (M), namun diperkirakan 23,6 juta orang hidup dengan
DM. Angka pertama digunakan untuk menghitung angka insiden dan angka kedua untuk
menghitung angka prevalensi. Jadi dengan angka-angka tersebut, maka angka insiden
pada tahun 2015 adalah 6,19 per 1.000 orang dewasa berusia 20 tahun ke atas, dan angka
prevalensi adalah 95,5 per 1.000 orang dewasa berusia 20 tahun ke atas:
1,53M/247M (data est. populasi usia 18 th keatas) x 1.000 = 6,19/1.000
23,6M/247M (data est. populasi usia 18 th keatas) x 1.000 = 95,5/1.000
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama
dan baru yang ditemukan pada jangka waktu tertentu di
sekelompok masyarakat tertentu. Ukuran prevalensi penyakit
terdiri dari angka prevalensi periode (period prevalence rate)
dan angka prevalensi poin (point prevalence rate).