Anda di halaman 1dari 71

Dr. CUCU HERAWATI, M.

Kes

1
MATERI HAL
1. Konsep Dasar dan Sejarah Epidemiologi 2
2. Penyakit Sebagai Masalah Kesehatan 22
3. Riwayat Alamiah Penyakit 44
4. Tingkat Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit 53
5. Penyebaran Masalah Kesehatan 67
6. Frekwensi Masalah Kesehatan
81
7. Pengumpulan Data 108

2
BAB I

3
 Ditinjaudari asal kata, Epidemiolog berasal
dari bahasa Yunani;
Epi : Pada atau tentang
Demos : Penduduk
Logos : Ilmu
Epidemiologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang penduduk.

4
 Definisi Lama (Sebelum Tahun 1960)
Ilmu yang mempelajari penyebaran dan
perluasan suatu penularan penyakit dalam suatu
kelompok pendduduk.
Dasarnya sebelum tahun 1960 penyakit menular
merupakan penyakit yang paling banyak dialami
penduduk dunia.
 Mausner dan Kramer

Studi tentang distribusi dan determinan dari


penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
5
 Omran (1974)
Suatu studi mengenai kejadian dan distribusi
keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan
penduduk, juga determinan & akibat yang terjadi
pada kelompok penduduk.
 Last

Studi tentang distribusi dan determinan tentang


keadaan/ kejadian yang berkaitan dengan kesehatan
pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
6
 Azrul Azwar (1996)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor­faktor yang mempengaruhinya.
 Ilmu yang mempelajari frekwensi, distribusi,

determinan atau faktor-faktor yang


mempengaruhi status kesehatan pada populasi
manusia.

7
1. Frekwensi masalah kesehatan
Besarnya masalah kesehatan yang terdapat
pada sekelompok manusia.
Caranya:
 Menemukan masalah kesehatan yang akan
diamati dan telah dipastikan akan diteliti
 Kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengukuran atas masalah kesehatan yang
ditemukan tersebut.
8
2. Distribusi/Penyebaran masalah
kesehatan
Menunjuk pada pengelompokan
masalah kesehatan menurut suatu
keadaan tertentu. Bisa menurut
manusia (Man), tempat (Place), dan
menurut waktu (Time).

9
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi
Menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu
masalah kesehatan, baik yang menerangkan
frekwensi, penyebaran dan penyebab munculnya
masalah kesehatan itu sendiri.  
Caranya:
1. Merumuskan hipotesis tentang penyebab yang
dimaksud
2. Melakukan pengujian terhadap rumusan
hipotesis
3. Menarik kesimpulan tentang hasil uji tersebut.
10
 Perkembangan ilmu epidemiologi melalui tahap
transisi epidemiologi.
 Transisi epidemiologi adalah suatu perkembangan

atau fase peralihan zaman yang mencermati


tentang penyebab, cara penanggulangan, dan
dampak masalah kesehatan/penyakit .
 Terjadinya pergeseran pola penyakit dalam jangka

lama.
 Seorang ahli kesmas Omran (1974) menyimpulkan

tahap transisi epidemiologi sebagai berikut:

11
 Masa Wabah/Kelaparan
o Nutrisi buruk/bahaya kelaparan tinggi
o Penyakit infeksi/menular merajalela
o Mortalitas meningkat
 Masa menurunnya penyakit Menular
o Penyakit menular dan kelaparan menurun
o Kelahiran meningkat

12
 Masa penyakit degeneratif
o Sosial ekonomi membaik
o Lingkungan membaik
o Tingkat fertilitas rendah
o Kematian rendah
o Penyakit kronis penyebab utama kematian

13
1. Subjek dan Objek Epidemiologi adalah Masalah
Kesehatan
Tahap Awal
 Masalah kesehatan yang dimaksud hanya penyakit infeksi
dan menular saja (Infectious dan Communicable disease),
karena beranggapan bahwa masalah kesehatan yang berada
dalam frekuensi yang tinggi dan menyebar secara meluas
hanya penyakit infeksi atau penyakit menular.
Tahap Selanjutnya
 Epidemiologi tidak lagi membatasi penyakit infeksi dan
menular, tetapi mencakup berbagai macam penyakit yang
ada di masyarakat, di mana penyakit degeneratif mulai
marak dipelajari.

14
Tahap Perkembangan Mutakhir
 Epidemiologi tidak hanya membahas masalah

penyakit saja, tapi sudah mencakup semua


masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat.
 Misal: Program KB, Program perbaikan

lingkungan pemukiman, Pengadaan tenaga dan


sarana pelayanan kesehatan dll.
 Dalam membahas masalah-masalah yang bukan

penyakit, cara kerjanya dengan meninjau


frekwensi, penyebaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. 15
2. Masalah Kesehatan pada Sekelompok
Manusia
Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk
kepada masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok manusia.
Sehingga terbagi menjadi epidemiologi komunitas
(epidemiologi penyakit menular, penyakit tidak
menular, kependudukan, lingkungan, gizi
masayarakat, kesja) dan epidemiologis klinis
(pengelolaan layanan kesehatan, kesehatan jiwa
dll).
16
3. Merumuskan Penyebab Masalah Kesehatan
Dalam merumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan.
Epidemiologi dapat digunakan untuk mencari
jawaban atas penyebab penyakit dengan
memanfaatkan adanya perbedaan frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta dibantu dengan berbagai
macam uji statistik
17
1. EpidemiologiDeskriptif
Mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran
suatu masalah kesehatan, tanpa memandang
perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-
faktor penyebab yang mempengaruhinya.
Hasil epidemiologi deskriftip diharapkan
mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor:

18
Hasil epidemiologi deskriftip diharapkan
mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor:
Who (Siapa)
Kelompok masyarakat mana yang terkena
masalah kesehatan.
Where (dimana),
Dimana kejadian masalah kesehatan terjadi
When (kapan), kapan kejadian serangan
tersebut.

19
2. Epidemiologi Analitik
 Apabila telah terjawab mengenai

deskriftipnya disini diupayakan tersedianya


jawaban terhadap faktor-faktor penyebab
yang dimaksud (why), kemudian menentukan
hubungan sebab akibat antara faktor dan
penyakit.

20
3. Epidemiologi Eksperimen
 Salah satu pembuktian bahwa suatu faktor

sebagai penyebab terjadinya penyakit, maka


perlu diuji faktor kebenarannya dengan
percobaan atau eksperimen.
 Misal: Pembuktian peranan rokok terhadap

kanker paru dilakukan dengan melakukan


intervensi pengurangan rokok dan melihat
apakah memang terjadi penurunan kanker paru.

21
 Bentuk eksperimen lain
Pengaruh intervensi penyuluhan
terhadap perubahan pengetahuan
tentang aids dan dilihat apakah
intervensi ini sebagai komponen
eksperimen menyebabkan
meningkatnya pengetahuan.

22
BAB 2

23
 Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang
merupakan suatu rangkaian proses yang
berjalan terus menerus yang berada dalam
kehidupan masyarakat.
 Secara sederhana konsep sehat-sakit dapat

dianggap bergerak dari suatu titik sehat ke titik


sakit melalui suatu garis horizontal.
( . ) *
Sehat Sakit

24
 Konsep sederhana ini mengalami
perkembangan begitu pesat searah
dengan kemajuan iptek dan
perkembangan sosial budaya
masyarakat.
 Sehat yang dulu dapat dijelaskan

hanya sekedar dengan menyatakannya


dengan “tidak sakit” menjadi suatu
hal yang sulit dimengerti. 25
 Demikian juga pertanyaan mengapa
terjadi sakit, tidaklah menjadi suatu
pertanyaan yang mudah dijawab/hanya
mempunyai satu jawaban tunggal.
 Hal ini ditandai dengan berkemabangnya

konsep sakit yang semula single-kausa


menjadi multi-kausa.

26
Definisi Sehat
Keadaan sejahtera fisik, mental, sosial tidak
hanya terbebas dari sakit dan kelemahan,
WHO, 1950.
Keadaan meliputi kesehatan badan, rohani,
mental, sosial dan bukan hanya keadaan yang
bebas penyakit, cacat dan kelemahan, sehingga
dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.
(UU Kesehatan No. 36/2009).

27
 Upaya kesehatan bukan lagi sekedar
penyembuhan penyakit tetapi harus
dapat mengantar setiap penduduk
mencapai sehat produktif. Sehat
produktif berarti sehat yang memiliki
nilai ekonomi dan sosial.

28
 Perubahan status sehat ke status sakit
berkaitan dengan adanya keterpaparan yang
dialami dan kerentanan tubuh manusia
dalam menghadapi keterpaparan itu.
 Pembahasan konsep sehat harus diikuti

dengan pembahasan konsep sakit karena


kedua konsep tersebut berkaitan satu
dengan yang lain, bahkan kondisi tertentu
tidak mempunyai batas yang jelas.
29
Definisi Sakit
Penyimpangan dari keadaan normal,
baik struktur maupun fungsinya.
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu
organisme untuk bereaksi secara tepat
terhadap rangsangan sehingga timbul
gangguan pada fungsi atau
struktur/sistem tubuh.
Keadaan patologis.
30
Organisme yang dapat menimbulkan
penyakit infeksi
1. Necessory factor
Faktor yang harus ada sehingga penyakit
timbul.
Contohnya Golongan biologi
Berupa : Mikroorganisme,
Contoh : Metazoa, Protozoa, Bakteri,
Virus, Jamur
2. Sufficient faktor
Faktor yang selalu menyebabkan suatu
peristiwa tetapi peristiwa tersebut dapat juga
timbul oleh faktor lain.
Contoh:
Golongan Nutrient berupa Karbohidarat,
lemak, vitamin, mineral dan air. Apabila
seseorang mengalami kekurangan dan
kelebihan akan timbul penyakit tertentu.
Golongan Kimia (logam berat, gas beracun,
debu)
3. Contributory factor/penyongkong
Faktor yang tidak mutlak untuk menimbulkan penyakit
a. Golongan Fisik
Contoh : suhu, suara, kelembaban udara, tekanan udara,
radiasi, baik kualitas atau kuantitas.
b. Golongan Mekanik
Contoh : Kecelakaan di jalan raya, pukulan atau trauma
mekanis dll.
 Dalam epidemiologi penyebab penyakit perlu
diketahui dengan tujuan untuk mengetahui
proses terjadinya penyakit dan untuk upaya
pencegahan penyakit.
 Kejadian penyakit umumnya berkaiatan dengan

sejumlah penyebab
 Konsep penyebab penyakit dapat dikategorikan

menjadi model kausasi tunggal dan model


kausasi majemuk
34
 Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya
interaksi antara agent, manusia sebagai
pejamu/host, dan lingkungan yang
mempengaruhi.
 Proses interaksi ini disebabkan adanya agent

kontak dengan manusia sebagai pejamu yang


rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan.
 Proses kejadian penyakit yakni proses interaksi

antara pejamu dengan berbagai sifat dengan


penyebab serta dengan lingkungan.
35
Segitiga Epidemiologi (The Epidemiologic
Triangle)
 Untuk memperjelas pengaruh/interaksi dari

hubungan ke-3 faktor tersebut, dalam proses


terjadinya suatu penyakit dapat terlihat seperti di
bawah ini:
Host (pejamu)

Agent (bibit penyakit) lingkungan (environment) 36


 Dari model hubungan tersebut, dapat
diketahui bahwa apabila ada perubahan
dari salah satu faktor, maka akan terjadi
perubahan keseimbangan diantara mereka.
 Dalam teori keseimbangan, interaksi antara

ketiga unsur tersebut harus dipertahankan


keseimbangannya. Bila terjadi gangguan
keseimbangan antara ketiganya, akan
menyebabkan timbulnya penyakit tertentu.
37
Keadaan di mana A (Agent), H (host) dan E
(Environtment) dalam keadaan seimbang yaitu
dalam keadaan sehat
A H

38
Keadaan dimana terjadi perubahan pada faktor
agent, yaitu terdapatnya agent baru/jumlah agen
bertambah/menjadi mutasi agent. Pada keadaan
ini kemampuan agent bertambah sehingga
menyebabkan sakit.

E
39
Keadaan ini terjadi perubahan pada faktor
host, yaitu bertambah banyaknya jumlah
orang yang rentan terhadap suatu agent
mikroorganisme tertentu. Pada keadaan ini
kerentanan host dalam populasi bertambah.
A

E
40
Keadaan di mana terjadi perubahan
lingkungan yang menyebabkan mudahnya
penyebaran agent, misalnya bertambahnya
kasus DBD pada musim hujan
H

41
 Faktor pejamu ialah semua faktor yang terdapat
pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit.
 Host erat hubungannya dengan manusia sebagai

mahluk biologis dan manusia sebagai mahluk


sosial sehingga manusia dalam hidupnya
mempunyai dua keadaan dalam timbulnya
penyakit yaitu kemungkinan manusia terpajan
dan kemungkinan rentan/resisten.

42
Manusia mempunyai karakteristik
tersendiri dalam menghadapi ancaman
penyakit, yang berupa:
Resistensi
Kemampuan dari pejamu untuk bertahan
terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu
infeksi kuman tertentu manusia
mempunyai mekanisme pertahanan
tersendiri dalam menghadapinya.

43
Imunitas
Kesanggupan host untuk
mengembangkan suatu respon
imunologis, dapat secara alamiah
maupun perolehan, sehingga tubuh kebal
terhadap suatu penyakit tertentu.

44
1. Faktor biologis
a. Faktor Keturunan
Ada beberapa penyakit keturunan, yang dapat diturunkan dari
kedua orang tua, Contoh : Hemopolia, Diabetes mellitus (DM),
Asma bronchiale dll.
b. Mekanisme Pertahanan Tubuh/imunitas
Daya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi,
aktifitas dan istirahat. Apabila seseorang hidup secara teratur
dengan memelihara personal higiene dengan baik serta dapat
memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan aturan kesehatan
maka akan memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap
penyakit.

45
1. Imunitas alamiah (tanpa intervensi)
 Aktif alamiah

Bertahan lama dan membentuk antibodi


misal air susu ibu untuk bayinya.
 Pasif alamiah

Pada bayi yang hilang setelah 4 bulan, tidak


bertahan lama misal pemberian toksoid
kepada ibu akan berdampak pada bayi yang
lahir.

46
2. Imunitas didapat (dengan intervensi)
Aktif didapat yang dibuat pejamu setelah
imunisasi
3. Herd immunity (kekebalan kelompok)
kekebalan yang dimiliki oleh sebagian
penduduk yang dapat menghalangi penyebaran,
makin banyak proporsi penduduk yang kebal
berarti makin tinggi tingkat herd immunitynya
hingga penyebaran penyakit makin sulit.

47
c. Umur
Penyakit dapat menyerang seseorang pada umur tertentu,
misal difteria, campak, dan polio pada anak-anak.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu hanya menyerang jenis
kelamin tertentu. Misal : kanker panyudara hanya
menyerang wanita dan kanker Prostat diderita oleh pria.
e. Ras
Ras tertentu diduga sering menderita beberapa penyakit
tertentu, misal hemofili banyak ditemukan pada orang
eropa. (perbedaan nilai sosial dan faktor genetik)

48
a. Status perkawinan
Sering disebutkan bahwa jejaka ternyata mempunyai
resiko kecelakaan yang lebih tinggi dari pada yang telah
berkeluarga.
b. Pekerjaan
Situasi pekerjaan tertentu dapat menimbulkan penyakit
tertentu, misal : pekerja pabrik asbes resiko terkena
asbestosis, manajer sering mengalami stres daripada
bawahannya.
c. Kebiasaan hidup/tradisi
Orang yang terbiasa hidup kurang bersih resiko mudah
terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
49
a. Golongan Nutrient
Zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
melangsungkan fungsi kehidupan. Contoh :
Karbohidarat, lemak, vitamin, mineral dan air.
Apabila seseorang mengalami kekurangan dan
kelebihan zat gizi ini akan timbul penyakit
tertentu.
b. Golongan Kimia
Contoh : logam berat, gas beracun, debu.
c. Golongan Fisik
Contoh : suhu, suara, kelembaban udara, tekanan
udara, radiasi, baik kualitas atau kuantitas. 50
d. Golongan Mekanik
Contoh : Kecelakaan di jalan raya, pukulan
atau trauma mekanis dll.

e. Golongan biologi
Berupa : Mikroorganisme,
Contoh : Metazoa, Protozoa, Bakteri,
Virus, Jamur dll.

51
 Patogenesitas

Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan


reaksi pada pejamu sehingga menimbulkan
gejala klinik penyakit pada pejamu, setelah
terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang.
 Virulensi

Derajat keganasan suatu kuman, virulensi


kuman menunjukan beratnya (severity)
penyakit.

52
 Antigenesitas
Kemampuan suatu bibit penyakit untuk
merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh dalam diri pejamu.
 Infektivitas
Kemampuan agen untuk masuk,
menyesuaikan diri dan berkembang biak
dalam diri pejamu serta menghasilkan
infeksi dalam tubuh pejamu.
53
Lingkungan ialah agregat dari seluruh
kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan suatu organisasi,
dibedakan menjadi :
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan alamiah yang terdapat di
sekitar manusia. Misal: kondisi
udara/cuaca/musim, geografis.
54
b. Lingkungan Biologis
Semua bentuk kehidupan yang berada di
sekitar manusia. Misal: hewan, tanaman,
mikroorganisme, dll.
c. Lingkungan Sosial
Lingkungan yang muncul sebagai akibat
adanya interaksi antar manusia. Misal sosial
budaya, norma, nilai dan adat istiadat dll.

55
 Padaumumnya peralihan dari suatu
keadaan sehat ke keadaan sakit berada
pada batas yang tidak jelas, tetapi melalui
suatu proses yang pada umumnya didahului
dengan kondisi keterpaparan (exposure)
terhadap unsur tertentu, kemudian disertai
dengan keadaan pejamu dalam kondisi
kerentanan tertentu bisa menjadi sakit.

56
 Keterpaparan adalah suatu keadaan di
mana pejamu berada pada pengaruh
atau berinteraksi dengan unsur
penyebab yang mendorong terjadinya
penyakit.
 Keterpaparan ini berhubungan dengan

frekwensi keterpaparan, keadaan


lingkungan dalam proses keterpaparan,
dan konsentrasi dari unsur penyebab.
57
 Kerentanan adalah keadaan dimana pejamu
mempunyai kondisi mudah dipengaruhi atau
berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga
memungkinkan timbulnya penyakit.
 Peranan kerentanan sangat berpengaruh

dalam hasil akhir suatu proses kejadian


penyakit, apakah proses tersebut akan
berakhir sebagai penderita, meninggal atau
tidak ada perubahan yang jelas.

58
Keadaan Keadaan Keretanan
Keterpapara
n Rentan Kebal

Terpapar Sakit Tidak sakit

Tidak Tidak sakit Tidak sakit


terpapar
59
BAB 3

60
Perkembangan penyakit tanpa campur tangan
medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga
suatu penyakit berlangsung secara natural
(Flecher,22).
Adanya respon dari host terhadap stimulus

dari interaksi agent dan environment.


Perjalanan penyakit yang dialami dan tanpa

pengobatan apapun, yang terjadi mulai dari


keadaan sehat hingga timbul penyakit.
1. Untuk Diagnostik
Dalam mengetahui diagnosis penyakit,
diperlukan perhatian dan perhitungan terhadap
faktor waktu perlangsungan penyakit.
2.Untuk Pencegahan
Dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit
dapat dengan mudah dicari titik potong yang
penting dalam upaya pencegahan penyakit.

62
3.Untuk Terapi
Terapi biasanya diarahkan ke fase
paling awal, pada tahap perjalanan awal
penyakit itu terapi tepat sudah
diberikan. Lebih awal terapi akan lebih
baik hasil yang diharapkan

63
1. Tahap Pre Patogenesa
 Tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi
antara pejamu dengan bibit penyakit
 Tetapi interaksi ini masih berada diluar tubuh,
dalam arti bibit penyakit belum masuk kedalam
tubuh pejamu.
 Penyakit belum ditemukan karena pada
umumnya daya tahan tubuh pejamu masih kuat.
 Seseorang yang berada dalam keadaan yang
seperti ini disebut sehat.

64
2. Tahap Patogenesis
a. Tahap inkubasi
Jika bibit penyakit telah masuk kedalam tubuh

pejamu
Tetapi tanda dan gejala penyakit belum tampak.
Jika daya tahan pejamu tidak kuat akan terjadi

gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh.


Masa inkubasi suatu penyakit berbeda dengan

penyakit lainnya, ada yang beberapa jam dan ada


pula yang bertahun-tahun.

65
b. Tahap penyakit dini
Tahap ini dihitung dari munculnya gejala penyakit.
Pada tahap ini sekalipun pejamu telah jatuh sakit,

tetapi sifatnya masih ringan.


Umumnya penderita masih dapat melakukan

pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak


datang berobat.
Selanjutnya bagi yang datang berobat umumnya

tidak memerlukan perawatan masih dapat diatasi


dengan berobat jalan.

66
c. Tahap penyakit lanjut
Tahap apabila di mana penyakit makin

bertambah hebat dengan segala kelainan


patologis dan gejalanya.
Pada tahap ini penderita telah tidak dapat

lagi melakukan pekerjaan dan jika datang


berobat, umumnya telah memerlukan
perawatan.

67
e. Tahap akhir penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat
akan berakhir. Berakhirnya perjalanan
penyakit tersebut dapat berada dalam
lima keadaan yakni :

68
1). Sembuh sempurna
Disini penyakit berakhir karena pejamu
sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan
fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum
menderita penyakit.

2). Sembuh dengan cacat


Penyakit yang diderita berakhir dan penderita
menjadi sembuh. Sayangnya kesembuhan
tersebut tidak sempurna, karena ditemukan
cacat pada pejamu.
69
3). Karier
Perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena
gejala penyakit memang tidak tampak lagi.
Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan
bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya
jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit dapat
timbul kembali.
Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan
diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat
sekitarnya, karena dapat menjadi sumber
penularan penyakit.
70
4). Kronis
Disini perjalanan penyakit tampak terhenti karena
gejala penyaki tidak berubah, dalam arti tidak
bertambah berat dan ataupun tidak bertambah
ringan.
Keadaan yang seperti ini tentu tidak
menggembirakan karena pada dasarnya pejamu
tetap berada dalam keaadaan sakit.
5). Meninggal dunia
Terhentinya perjalanan penyakit disini bukan karena
sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia.

71

Anda mungkin juga menyukai