PEMBAHASAN
Tujuan Epidemiologi
Ketika masyarakat keracunan massal dengan penerapan ilmu epidemiologi bisa diselidiki
penyebab keracunan tersebut.
Untuk mencari tahu hubungan antara karsinoma paru-paru dan asbes. Merokok dan
penyakit jantung dan hubungan penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya.
Menentukan apakah hipotesis awal percobaan hewan tetap konsisten dengan data-data
epidemiologis.
Mendapatkan informasi dan pengetahuan untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan dan penentuan
prioritas kesehatan masyarakat
1. Untuk menerangkan penyebaran, riwayat rekam medis alamiah sebuah penyakit ataupun
kondisi kesehatan masyarakat.
2. Menerangkan dan mesimulasikan etiologi penyakit.
3. Meramalkan prediksi kejadian penyakit.
4. Mengendalikan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan populasi.
Peran Epidemiologi
Peran dari epidemiologi dalam kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut:
Bisa mengadakan analisa penelitian jalannya penyakit masyarakat dan merubah yang
mungkin terjadi.
Menjelaskan secara detail dan menerangkan pola penyakit kepada masyarakat.
Menjelaskan dan menerangkan keterkaitan dinamika penduduk dan penyebaran penyakit
Manfaat Epidemiologi
Metode Epidemiologi
Di dalam epidemiologi terdapat tiga tipe pokok pendekatan atau metode yaitu:
Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor penyebab
(determinant) masalah kesehatan. Di sini diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan
kenapa (why) atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya, setelah ditemukan secara
deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut
apakah memang rokok itu merupakan faktor determinan/penyebab terjadinya kanker paru.
Epidemiologi eksprimen
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai
penyebab trjadinya suatu luaran (output = penyakit), adalah diuji kebenarannya dengan
percobaan (experiment). Misalnya kalau rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru
maka perlu dilakukan eskperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru maka perlu
dilakukan eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun, ataupun
sebaliknya. Eksperimen epidemiologi dapat juga dilakukan di laboratorium, tetapi
disesuaikan dengan masalah komuniti yang dihadapinya, sehingga eksperimen
epidemiologi sewajarnya dilakukan di komuniti.
Untuk itu, misalnya, pembuktian peranan rokok terhadap kanker paru dilakukan dengan
melakukan intervensi pengurangan rokok dalam kehidupan masyarakat dan melihat
apakah memang terjadi penurunan kanker paru. Peraturan pelarangan merokok yang
ditandai menurunnya jumlah penduduk dan diikuti dengan menurunnya kanker paru akan
membuktikan bahwa rokoklah yang menjadi penyebab kanker paru.
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit noninfeksi,
seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malmitrition), kecelakaan lalu lintas maupun
kecelakaan kerja, sakit jiwa, diabetes dan malaria, dll. Bahkan di negara-negara maju
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi
Apabila klinik dokter berorientasi pada gambaran penyakit individu-individu, maka epidemiologi
ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi ( masyarakat) atau
kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini lah yang dimaksud pendekatan
ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
Bentuk peran itu dapat dijabarkan dalam 7 peran utama (Valanis, 10), yaitu:
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya
dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan
penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan
penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Variabel Epidemiologi
1..Waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan
serta tahun. Tujuan mengetahui waktu adalah untuk dapat memperkirakan sumber
penyakit dengan melihat masa inkubasi penyakit, perkiraan terjadinya Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan melihat penurunan kasus karena program kesehatan
tertentu, misalnya penurunan penyakit TB selama dicanangkan program imunisasi
atau penurunan penularan DBD setelah pencanangan 3M Plus.
.2. Tempat
.3. Variabel Orang
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah
lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak terhingga
banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai
indikator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel mana
yang dapat digunakan sebagai indikator, hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan
epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis
kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan), golongan etnik, status
perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan makan
(Sutrisna, 1994).
Pentingnya variabel orang misalnya umur adalah untuk mengetahui :
a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi
b. Tingkat imunisasi merek
c. .Aktifitas fisiologi
a.Variabel Tempat
b.Variabel Waktu
Uraian tentang waktu pada distribusi kejadian penyakit atau masalah kesehatan
pada prinsipnya berkaitan dengan pertanyaan “when”. Pengertian waktu berkaitan dengan
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dekade, dan abad. Variabel waktu dalam
epidemiologi terutama berkaitan dengan perubahan kajadian penyakit baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu
antara lain, skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :
Variabel jangka pendek adalah perubahan jangka pendek atau fluktuasi, adalah
perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang berjangka waktu relatif
pendek. Contoh kejadian yang relatif pendek adalah keracunan makanan yang bersumber
pada satu tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah
tersebut akan selesai.
Variabel berkala adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu
dalam hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular yang
endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus musiman. Beberapa jenis penyakit
tersebut sering kali dapat dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan
host, agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah
pergantian musim hujan ke musim kemarau.
Variasi jangka panjang (secular trends) adalah perubahan frekuensi penyakit atau
masalah kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang
sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka insiden
dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk
melihat hal tersebut (misalnya : cacar dan polio).
Maryani, L., & Mulyani, R. (2010). Epidemiologi kesehatan. Jakarta: Graha Ilmu.
Noor, N. N. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rajab , W. (2009). Buku Ajar Epidemiologi untuk Kebidanan. Jakarta: EGC.
Ryadi, S., & T, W. (2010). Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika.
Soemirat, J. (1999). Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Timmreck, T. C. (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar (2 ed.). Jakarta: EGC.