Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epidemiologi


Epidemiologi adalah ilmu yang berfokus pada studi pola kesehatan dan penyakit serta faktor
yang berkaitan pada tingkat populasi. Epidemiologi juga didefinisikan dengan model cornerstone
penelitian kesehatan masyarakat dan juga membantu menyebarkan dan memberikan informasi
kedokteran dengan basis eveidence based medicine sebagai langkah identifikasi faktor risiko
penyakit dan menentukan pendekatan penanganan khusus yang optimal.
Pengertian Epidemiologi Menurut Para Ahli

Adapun pengertian epidemiologi menurut para ahli yang diantaranya yaitu:

1. Menurut Judith S. Mausner, Anita K. Bahn


Epidemiologi menurut Judith S. Mausner, Anita K. Bahn ialah concernet with the extend
and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence
their distribution.
2. Menurut Hirsch “1883”
Epidemiologi menurut Hirsch ialah suatu gambaran kejadian penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengaitkan
dengan kondisi eksternal.
3. Menurut Lilienfeld “1977”
Epidemiologi menurut Liliendfeld ialah metode pemikiran tentang penyakit yang
berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan
populasi.
4. Menurut Robert H. Fletcher “1991”
Epidemiologi menurut Robert H. Fletcher ialah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
5. Menurut Moris “1964”
Epidemiologi menurut Moris ialah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu
penduduk.
6. Menurut Elizabeth Barrett
Epidemiologi menurut Elizabeth Barrett is study of the distribution and causes of
diseases.
7. Menurut Last “1988”
Epidemiologi menurut Last is study of the distribution and determinants of health-related
states or events in specifed population and the application of this study to control of
problems.

Tujuan Epidemiologi

Tujuan dari epidemiologi dalam kehidupan bermasyarakat antara lain yaitu:

 Ketika masyarakat keracunan massal dengan penerapan ilmu epidemiologi bisa diselidiki
penyebab keracunan tersebut.
 Untuk mencari tahu hubungan antara karsinoma paru-paru dan asbes. Merokok dan
penyakit jantung dan hubungan penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya.
 Menentukan apakah hipotesis awal percobaan hewan tetap konsisten dengan data-data
epidemiologis.
 Mendapatkan informasi dan pengetahuan untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan dan penentuan
prioritas kesehatan masyarakat

Menurut Risser “2000” menyatakan tujuan epidemiologis antara lain yaitu:

1. Untuk menerangkan penyebaran, riwayat rekam medis alamiah sebuah penyakit ataupun
kondisi kesehatan masyarakat.
2. Menerangkan dan mesimulasikan etiologi penyakit.
3. Meramalkan prediksi kejadian penyakit.
4. Mengendalikan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan populasi.

Peran Epidemiologi

Peran dari epidemiologi dalam kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut:

 Bisa mengadakan analisa penelitian jalannya penyakit masyarakat dan merubah yang
mungkin terjadi.
 Menjelaskan secara detail dan menerangkan pola penyakit kepada masyarakat.
 Menjelaskan dan menerangkan keterkaitan dinamika penduduk dan penyebaran penyakit

Manfaat Epidemiologi

Metode Epidemiologi

Di dalam epidemiologi terdapat tiga tipe pokok pendekatan atau metode yaitu:

 Epidemiologi deskriptif (descriptive epidemiology)

Di dalam epidemiologi deskriptif di pelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut


perubahan variable-variable epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place) dan
waktu (time).

 Epidemiologi analitik (analytic epidemiology)

Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor penyebab
(determinant)  masalah kesehatan. Di sini diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan
kenapa (why) atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya, setelah ditemukan secara
deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut
apakah memang rokok itu merupakan faktor determinan/penyebab terjadinya kanker paru.

 Epidemiologi eksprimen
 Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai
penyebab trjadinya suatu luaran (output = penyakit), adalah diuji kebenarannya dengan
percobaan (experiment). Misalnya kalau rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru
maka perlu dilakukan eskperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru maka perlu
dilakukan eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun, ataupun
sebaliknya. Eksperimen epidemiologi dapat juga dilakukan di laboratorium, tetapi
disesuaikan dengan masalah komuniti yang dihadapinya, sehingga eksperimen
epidemiologi sewajarnya dilakukan di komuniti.

 Untuk itu, misalnya, pembuktian peranan rokok terhadap kanker paru dilakukan dengan
melakukan intervensi pengurangan rokok dalam kehidupan masyarakat dan melihat
apakah memang terjadi penurunan kanker paru. Peraturan pelarangan merokok yang
ditandai menurunnya jumlah penduduk dan diikuti dengan menurunnya kanker paru akan
membuktikan bahwa rokoklah yang menjadi penyebab kanker paru.

Peran Epidemiologi Dalam Memahami Etiologi Penyakit

Didalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen yaitu:

1. Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit noninfeksi,
seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malmitrition), kecelakaan lalu lintas maupun
kecelakaan kerja, sakit jiwa, diabetes dan malaria, dll. Bahkan di negara-negara maju
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

2. Populasi

Apabila klinik dokter berorientasi pada gambaran penyakit individu-individu, maka epidemiologi
ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi ( masyarakat) atau
kelompok.
3. Pendekatan ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini lah yang dimaksud pendekatan
ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

Bentuk peran itu dapat dijabarkan dalam 7 peran utama (Valanis, 10), yaitu:

 Investigasi etiologi penyakit


 Identifikasi faktor risiko
 Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
 Melakukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan perencanaan pengobatan
 Surveilan status kesehatan penduduk
 Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
 Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.

Selain itu Beoglehole (WHO-1977) mengemukakan 4 peran utama epidemiologi, yakni;

1. Mencari kausa; faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang


menyebabkan terjadinya penyakit.
2. Riwayat alamiah penyakit; perlangsungan penyakit, bisa sangat mendadak
(emergency), akut dan kronik.
3. Deskripsi status kesehatan masyarakat; menggambarkan proporsi menurut status
kesehatan, perubahan menurut waktu, perubahan menurut umur, dan lain-lain.
4. Evaluasi hasil intervensi; menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti
promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanan kesehatan.

Ruang Lingkup Epidemiologi

Berikut ini terdapat beberapa ruang lingkup epidemiologi, terdiri atas:

 Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi


Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi
juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya
masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan,
pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

 Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya
dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

 Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam


merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan
penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan
penyebab timbulnya masalah kesehatan.

Variabel Epidemiologi

1..Waktu

Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan
serta tahun. Tujuan mengetahui waktu adalah untuk dapat memperkirakan sumber
penyakit dengan melihat masa inkubasi penyakit, perkiraan terjadinya Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan melihat penurunan kasus karena program kesehatan
tertentu, misalnya penurunan penyakit TB selama dicanangkan program imunisasi
atau penurunan penularan DBD setelah pencanangan 3M Plus.

.2. Tempat

Maksudnya adalah perkotaan, pedesaan, pemukiman domestik asing dan


sebagainya. Hubungan penyakit dengan tempat menunjukkan adanya faktor-
faktor yang mempunyai arti penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara
penghuni dengan tempat yang dihuni.

.3. Variabel Orang

Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah
lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak terhingga
banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai
indikator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel mana
yang dapat digunakan sebagai indikator, hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan
epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis
kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan), golongan etnik, status
perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan makan
(Sutrisna, 1994).
Pentingnya variabel orang misalnya umur adalah untuk mengetahui :
a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi
b. Tingkat imunisasi merek
c. .Aktifitas fisiologi

Variabel orang dapat digunakan untuk mengetahui populasi yang berisiko.

a.Variabel Tempat

Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba menjawab


pertanyaan “where”. Tempat kejadian kasus atau masalah kesehatan sangat penting
diketahui karena tempat kejadian yang erat kaitannya dengan lingkungan yang sesuai
dengan model segitiga epidemiologi. Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area
geografis, luas dan tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi
(perkotaan dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik
dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan non institusi).
Analisis perubahan frekuensi penyakit didasarkan pada antar-tempat (batas
alamiah, iklim, temperatur), antara urban dan rural (kepadatan penduduk suplai air),
dalam negara (provinsi), antar-negara (internasional), variasi dan ketetapan diagnosis,
serta sistem pelaporan.

Distribusi menurut lokasi tempat kasus penyakit atau masalahterjadi, menentukan


jenis penyebaran penyakit atau masalah kesehatan. Profil kesehatan di Indonesia secara
nasional umumnya terbagi menurut provinsi dan kabupaten. Dari beberapa indikator
kadang dikelompokkan menjadi bagian barat, tengah, dan timur. Perbedaan tingkat
kesehatan antar-wilayah seringkali bukan hanya sekedar perbedaan tempat atau daerah
tetapi pada umumnya berlatar belakang masalah lingkungan yang sangat kompleks. Profil
kesehatan dapat dibedakan diantara daerah atau menurut katagori, misalnya anka
kematian bayi, angka kelahiran atau angka cakupan yang akan berbeda dari satu daerah
dengan daerah yang lain.

b.Variabel Waktu

Uraian tentang waktu pada distribusi kejadian penyakit atau masalah kesehatan
pada prinsipnya berkaitan dengan pertanyaan “when”. Pengertian waktu berkaitan dengan
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dekade, dan abad. Variabel waktu dalam
epidemiologi terutama berkaitan dengan perubahan kajadian penyakit baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu
antara lain, skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :

1. Variasi jangka pendek (fluktuasi)


2. Variasi berkala (siklis)
a. Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)
b. Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)
3. Variasi jangka panjang (secular trends)

Variabel jangka pendek adalah perubahan jangka pendek atau fluktuasi, adalah
perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang berjangka waktu relatif
pendek. Contoh kejadian yang relatif pendek adalah keracunan makanan yang bersumber
pada satu tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah
tersebut akan selesai.

Variabel berkala adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu
dalam hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular yang
endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus musiman. Beberapa jenis penyakit
tersebut sering kali dapat dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan
host, agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah
pergantian musim hujan ke musim kemarau.

Variasi jangka panjang (secular trends) adalah perubahan frekuensi penyakit atau
masalah kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang
sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka insiden
dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk
melihat hal tersebut (misalnya : cacar dan polio).

Variabel waktu bermanfaat dalam :

1. Memprediksi puncak insiden.


2. Merencanakan upaya penanggulangan.
3. Malakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.

2.2 Klasifikasi penyakit

    Klasifikasi Penyakit Menurut ICD (International Classification of Diseases = Klasifikasi    


     International Penyakit)

1. Penyakit Infeksi & Parasit


2. Neoplasma
3. Penyk. Endokrin, Nutrisi & Metabolik, & Gangguan Imunitas
4. Pnyk. Darah & Organ Pembentuk Darah
5. Gangguan Mental
6. Penyk. Sistem Saraf & Alat Indra
7. Penyk. Sistem Peredaran Darah
8. Penyk. Sistem Pernapasan
9. Penyk. Sistem Pencernaan
10. Penyk. Sistem Kencing & Kelamin
11. Komplikasi Kehamilan, Persalin” & Nipas Penyk. 
12. Kulit & Jaringan Bawah Kulit Penyk. 
13. Sistem Otot Rangka & Jrg. Ikat 
14. Kelainan Bawaan 
15. Keadaan Ttt yg berasal dr ms Perinatal Gejala, Tanda & Keadaan tdk Jelas 
16. Cedera & Keracunan

2.3 Tahapan Pencegahan Penyakit


Tahapan pencegahan penyakit meliputi 4 tahap, yaitu :
1. `Pencegahan Tingkat Dasar (Primordial Prevention)
Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha mencegah
terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap
penyakit secara umum. Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan
kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah
meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup
sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu
atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Misalnya memelihara cara makan
masyarakat pedesaan yang kurang mengonsumsi lemak hewani dan banyak mengonsumsi
sayuran, kebiasaan berolah raga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan
tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak menular.Upaya ini sesuai
dengan masalah penyakit tidak menular yang saat ini cenderung menunjukkan
peningkatan. Contohnya adalah :
a. Adanya peraturan pemerintah tentang larangan merokok di tempat-tempat
umum
b. Impor dan ekspor makanan
c. Pencegahan hipertensi dan promosi aktivitas fisik/olahraga
Usaha lain dalam pencegahan tingkat dasar adalah mencegah timbulnya kebiasaan
baru dalam masyarakat atau mencegah generasi baru yang sedang dalam masa
pertumbuhan untuk tidak meniru melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan
risiko terhadap berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, dan
sebagainya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat usia
muda dan remaja,dengan tidak mengabaikan orang dewasa dari kelompok manula.

2. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)


Pencegahan tingkat pertama atau pencegahan primer merupakan upaya untuk
mempertahankan orang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi
sakit melalui usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko dengan sasaran
utamanya adalah orang sehat.Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa
pencegahan umum dan pencegahan khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat secara optimal dan mengurangi penyebab dan derajat risiko
serta meningkatkan lingkungan yang sehat, misalnya promosi kesehatan, pendidikan
kesehatan, perlindungan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Sedangkan pencegahan
khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai resiko untuk meningkatkan daya
tahan tubuhnya dengan melakukan imunisasi, misalnya imunisasi terhadap: tetanus,
poliomielitis, pertusis, diftheritis, hepatitis, serta santasi lingkungan seperti: penjernihan
air minum, pencegahan terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja [ CITATION Bud02 \l
1057 ].
Pencegahan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan melakukan
tindakan pencegahan khusus. Menurut Maryani & Mulyani (2010), Pencegahan tingkat
pertama meliputi :
a. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Merupakan upaya untuk menghindari kemunculan atau adanya faktor risiko. Upaya
promosi kesehatan meliputi :
1) Penyuluhan kesehatan
2) Perbaikan perumahan
3) Penyediaan sanitasi yang baik
4) Perbaikan gizi
5) Konsultasi genetik
6) Konsultasi perkawinan
7) Pengendalian lingkungan
b. Pencegahan Khusus (Specific Protection)
Merupakan upaya untuk mengurangi atau menurunkan pengaruh penyebab
serendah mungkin dan mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu serta
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan. Upaya pencegahan
khusus meliputi :
1) Pemberian imunisasi dasar
2) Pemberian nutrisi khusus
3) Pemberian vitamin A, tablet zat besi
4) Perlindungan diri dari alergen
5) Perlindungan kerja terhadap bahan berbahaya (hazard protection)
6) Perlindungan terhadap sumber-sumber pencemaran maupun radiasi
Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab,
lingkungan serta faktor pejamu. [ CITATION noo08 \l 1033 ]
a) Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi
penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha
antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan untuk
menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit, penyemprotan insektisida
dalam angka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan maupun
memutuskan rantai penularan. Selain itu, usaha untuk mengurangi/ menghilngkan
sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta
pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita), serta
mengurangi atau menghindari perilaku yang dapat meningkatkan resiko
perorangan masyarakat.
b) Mengatasi atau modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti
peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan, dan perumahan serta bentuk
pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti
pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan
sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu dan kehidupan
sosial masyarakat.
c) Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan status gizi, status
kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi, peningkatan
status pskologis, persiapan perkawinan, usaha menghindari pengaruh faktor
keturunan serta berbagai bentuk pencegahan khsusus lainnya.

3. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)


Sasaran utama pada pencegahan tingkat kedua (pencegahan sekunder) ini yaitu
yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu dengan
cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengadakan pengobatan yang cepat dan tepat.
Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara: penyaringan, pengamatan
epidemiologis, survei epidemiologi, praktek dokter. Tujuan utama pencegahan tingkat
kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit atau terjadinya wabah pada
penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut serta mencegah
komplikasi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua meliputi, pertama, pemeriksaan
berkala pada kelompok populasi tertentu (calon pegawai, TNI, mahasiswa dan lain
sebaginya) untuk kepentingan tertentu. Kedua, penyaringan yakni pencarian penderita
secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum
atau pada kelompok risiko tinggi. Ketiga, surveilans epidemiologi yakni melakukan
pencatatan dan pelaporan secara teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan
keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan
tentang kelompok risiko tinggi. Serta pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi
mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan pathogenesis penyakit
tertentu.
Menurut Budiarto & Aggraeni (2002), pencegahan tingkat kedua meliputi :
a. Diagnosis awal dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan upaya yang ditujukan untuk diagnosis dini penderita atau dianggap
menderita suatu penyakit sehingga dapat diberikan pengobatan tepat dan segera dan
mencegah terjadinya kompliksi dan cacat. Bila penyakit menular dapat dicegah
penyebarannya. Upaya ini meliputi :
1) Melakukan general check-up secara rutin
2) Melakukan berbagai survey seperti screening (penyaringan)
3) Pencarian kasus (case finding)
4) Pemeriksaan khusus (laboratorium dan tes)
5) Monitoring dan surveilans epidemiologi
6) Pemberian obat yang rational dan efektif
b. Pembatasan Kecatatan (Disability limitation)
Merupakan upaya untuk mencegah penyakit tidak bertambah parah, tidak mati atau
timbul cacat atau kronik. Upaya ini meliputi :
1) Operasi plastic pada bagian/organ yang cacat
2) Pemasangan pin pada tungkai yang patah

4. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)


Sasaran utama pencegahan tingkat ketiga (pencegahan tersier) adalah penderitaan
penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah
terjadinya cacat serta program rehabilitasi. Tujuajn utamanya adalah mencegah proses
penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita diabetes melitus,
hipertensi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian
karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi [ CITATION noo08 \l 1057 ].
Pada tahapan ini, sasarannya adalah membantu yang menderita penyakit dan mengalami
cedera atau ketidakmampuan untuk menghindari penggunaan sia-sia layanan kesehatan dan
tidka menjadi tergantung pada praktisi kesehatan dan institusi perawatan kesehatan. Diagnosis
dan pengobatan yang segera diikuti dengan rehabilitasi yang tepat dan pemulihan
pascapengobatan, sekaligus pendidikan pasien yang sesuai, perubahan perilaku, dan
perubahan gaya hidup, semuanya diperlukan agar penyakit atau ketidakmampuan tidak terjadi
lagi. Perkembangan penyakit, gangguan atau cedra harus diperlambat dan dikaji [ CITATION
Tim14 \l 1057 ].
Rehabilitasi merupakan upaya untuk memulihkan kedudukan, kemampuan atau fungsi
setelah penderita sembuh sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang
produktif, berdaya guna, mengikuti gaya hidup yang memuaskan, dan untuk memberikan
kualitas hidup yang sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pendidikan sekaligus
konseling perawatan kesehatan dan promosi kesehatan dapat menjadi komponen dari
pencegahan tersier [ CITATION Tim14 \l 1057 ]. Pada keadaan ini kerusakan patologis sudah
bersifat irreversible, tidak bisa diperbaiki lagi, karena itu upaya rehabilitasi yang dapat
dilakukan, seperti :
a. Rehabilitasi fisik, misalnya rehabilitasi cacat tubuh dengan pemberian alat bantu/protese
b. Rehabilitasi sosial, misalnya mendirikan tempat pendidikan untuk tuna netra, tuna rungu,
anak cacat dan terbelakang
c. Rehabilitasi kerja (vocational sevices), misalnya rehabilitasi masuk ke tempat kerja
sebelumnya, mengaktifkan optimum organ yang cacat
d. Rehabilitasi mental, misalnya mengembalikan kepercayan diri orang yang terkena
narkoba.[ CITATION Mar10 \l 1033 ]

Tabel 1. Tingkat Pencegahan dan Kelompok Targetnya Menurut Fase Penyakit

Tingkat Pencegahan Fase Penyakit Kelompok Target

Primordial Kondisi normal Populasi total dan kelompok


kesehatan terpilih

Primer Keterpaparan faktor Populasi total dan kelompok


penyebab khusus terpilih dan individu sehat

Sekunder Fase patogenisitas awal Pasien

Tersier Fase lanjut penyakit Pasien


(pengobatan dan
rehabilitasi)

A. Strategi Pencegahan Penyakit


Dalam usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan
yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu
kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut diatas, sasaran
kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat,
perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilitasi
lingkungan. Saran yang bersifat umum yang ditunjukan kepada indvidu maupun organisasi
masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melalui usaha setempat atau mandiri yang sesuai
dengan bentuk dari tatanan hidup masyarakat setempat (tradisional) maupun melalui berbagai
program pelayanan kesehatan yang tersedia.
Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram (bersifat wajib
maupun sukarela) seperti pemberian imunisasi dasar serta perbaikan sanitasi lingkungan dan
pengadaan air bersih, peningkatan status gizi melalui pemberian makanan tambahan maupun
berbagai usaha yang bertujuan untu menghentikan atau mengubah kebiasaan yang
mengandung resiko tinggi atau yang dapat mempertinggi resiko penyakit tertentu. Usaha yang
diarahkan pada peningkatn standar hidup dan lingkungan pemukimanseperti perbaikan
prumahan dan pemukiman, perbaikan sistem pendidikan serta sosial ekonomi masyarakat,
yang pada dasarnya merupakan kegiatan di luar bidang kesehatan.
Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti kejadian wabah,
adanya bencana alam maupun akibat perang serta usaha penanggulangan melalui kegiatan
gawat darurat. Dalam menilai derajat kesehatan termasuk situasi morbiditas dan mortalitas
untuk kepentingan penyusunan program pencegahan dan penanggulangan penyakit, harus di
pertimbangkan pula berbagai hal dalam masyarakat di luar bidang kesehatan seperti sistem
persediaan makanan, keadaan keamanan, sistem perekonomian, sistem kehidupan sosial, adat
kebiasaan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Hal tersebut dapat mempengaruhi program
pencegahan serta strategi pencegahan yang sedang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

 Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiolog.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran Egc.


 Bustan. M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi ( edisi revisi ). Jakarta: Penerbit PT Rineka
Cipta.
 Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan pengendaliannya. Jakarta:
Salemba Medika.
 Entjang, Indan . 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit PT Citra Aditya
Bakti.
 Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
 Gerstman, B.Burn. 1998. Epidemiology Kept Simple : An Introduction to Traditional and
Modern Epidemiology.John Wiley & Sons.
 Rajab, Wahyudin. 2009. Buku ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan.
Jakarta:EGC.
 Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Jogyakarta: Nuha Medika.

 Budiarto, E., & Aggraeni, D. (2002). Pengantar epidemiologi . Jakarta: EGC.


 Bustan, MN. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Asdi Mahasatya

 Maryani, L., & Mulyani, R. (2010). Epidemiologi kesehatan. Jakarta: Graha Ilmu.
 Noor, N. N. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
 Rajab , W. (2009). Buku Ajar Epidemiologi untuk Kebidanan. Jakarta: EGC.
 Ryadi, S., & T, W. (2010). Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika.
 Soemirat, J. (1999). Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
 Timmreck, T. C. (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar (2 ed.). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai