Anda di halaman 1dari 51

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

LAPORAN KASUS MENGENAI MENINGITIS PADA PSIEN DEWASA DAN


ARTIKEL TERKAIT PENYAKIT MENINGITIS

DISUSUN OLEH KELAS 5A

Afriawatri Yodelfi 1914201005

Annisa Kharani 1914201010

Fadila Putri 1914201015

Mita Angkana Putri 1914201021

Nur Havifah Hasanah 1914201027

Renik Sri Utami 1914201031

Sesra Med Madurisa 1914201039

Wiwin Putri Handayani 1914201044

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJAR 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan YME karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Laporan Kasus
Mengenai Meningitis Pada Psien Dewasa Dan Artikel Terkait Penyakit Meningitis”
dengan tepat waktu.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Sebelumnya kami mohon maaf bila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, 29 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................................

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

Bab II Tinjauan Teoritis .....................................................................................................


A. Laporan Kasus Meningitis ......................................................................................
B. Artikel Meningitis ...................................................................................................

Bab III Penutup....................................................................................................................


A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................

Daftar Pustaka .....................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan, dan
kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
khusus pada penduduk usia rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan
keluarga miskin.
Diantara penyakit infeksi yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit
meningitis, karena penyakit ini sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.Selain
itu penyakit meningitis merupakan salah satu penyebab kematian anak di berbagai
negara di dunia.
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan medula spinalis, dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam
darah dan berpindah kedalam cairan otak. (blak& hawk, 2005 )
Ditemukan di RSAM Bukittinggi sekitar 10% pasien menderita penyakit
meningitis dan termasuk kedalam 10 penyakit terbanyak pada 5 tahun belakangan
ini.Selama perawatan pasien meningitis mengalami berbagai masalah
keperawatan, sehingga membutuhkan proses keperawatan, proses keperawatan
dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, mencegah, dan mengatasi masalah
keperawatan yang di alami pasien baik masalah keperawatan actual maupun
potensial untuk meningkatkan kesehatan.
Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita
meningitis dengan memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien dan keluarga
pasien.
Selama perawatan, pasien meningitis mengalami berbagai masalah, sehingga
membutuhkan proses keperawatan, proses keperawatan dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah, mencegah, dan mengatasi masalah keperawatan yang
dialami pasien, baik masalah keperawatan actual maupun potensial untuk
meningkatakan kesehatan. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat sangat
mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan yang diterima oleh pasien.Upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan
menerapkan berbagai peran perawat.Selama berpraktek penulis menjalankan
peran perawat sebagai perawat klini educator dan pemberi asuhan keperawatan
sehingga dapat membantu pasien yang mengalami masalah fisik maupun
psikologis yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

B. rumusan masalah
bagaimana bentuk laporan kasus meningitis dan bagaimana hubungannya dengan
artikel meningitis yang di dapatkan

C. tujuan
agar mahasiswa mengetahui laporan kasus pada pasien meningitis dan bagaimana
hubungannya dengan artikel yang di dapatkan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Laporan Kasus Pasien Meningitis


A. Pengkajian
I. Identitas klien
Nama : sdr. Z
Umur : 20th
Jenis kelamin : laki-laki
Status : belum menikah
Agama : islam
Pekerjaan : pelajar
Pendidikan : SMA
Alamat : pidoli lombang
No. MR : 53-23-00
Ruang rawat : neorologi
Tgl. Masuk : 13 juni 2019
Tgl. Pengkajian : 20 juni 2019
Penanggung jawab
Nama : ny. N
Umur : 46th
Hubungan keluarag : ibu
Pekerjaan : IRT

II. Alasan masuk


Pasien masuk ruangan Neurologi dari IGD RSAM Bukittinggi rujukan
dari RS.Panyabungan pada tanggal 13 Juni 2019 dengan keluhan keluarga
klien mengatakan klien sakit kepala, sakit perut, batuk berdahak, nafas
sesak,klien mualdan muntah,keluarga mengatakan klien gelisah, aktivitas
dibantu keluarga, lemah serta penurunan kesadaran sejak 2 hari
SMRS.Terapi dan tindakan yang sudah diberikan kepada klien saat berada
di IGD RSAM Bukittinggi yaitu klien terpasang IVFD RL 20 tetes/menit,
klien terpasang NGT, kateter, O2 2 liter/, klien melakukan pemeriksaan
labor, kemudian mendapatkan Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24 jam, Inj. Dexa 1
amp/8 jam, Inj. Omeprazole 1 vial/12 jam serta drip paracetamol 500
gram/2 jam.

III. Riwayat kesehatan


a. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 20 Juni 2019 keluarga
mengatakan pasien sakit kepala, sakit perut, batuk berdahak, nafas
sesak,gelisah,mual dan muntah, lemah, aktivitas dibantu, serta
penurunan kesadaran. GCS : 6 (E2M2V2). Klien tampak sesak,
terdapat tumpukan sekret, pasien tampak gelisah, dan pasien
tampak lemah anggota gerak , pasien tampak mengalami gangguan
nervus IX dan X pada fungsi menelan, serta kaku kuduk pasien
positif.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit otitis media,
pasien juga mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan
demam 2 minggu sebelum masuk RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi.

IV. Pemeriksaan fisik


Kesadaran : stupor
GCS : 6 (E2M2V2)
BB/TB : 40kg/160
Tanda- tanda vital
TD : 128/76 mmHg
N : 98X/menit
P : 47x/ menit
S : 37.0
1. Kepala
a) Rambut
Rambut tampak hitam, tidak ada uban, rambut tampak
kotor, sedikit berbau, berminyak, terdapat ketombe, tidak
teraba benjolan, tidak ada lesi pada kulit kepala, tidak ada
luka.
b) Mata
Konjungtiva tampak merah, sklera ikterik, pupil unisokor,
tidak ada pembengkakan pada mata.
c) Hidung
Pasien terpasang NGT, terpasang oksigen NRM, tidak ada
polip, terdapat sekret
d) Mulut dan gigi
Mukosa bibir kering, tidak ada gigi palsu, lidah kotor,
terdapat caries gigi

2. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada lesi, vena
jugularis teraba

3. Thorak
a) Paru-paru
I : pengembangan dinding dada sama, tidak
menggunakan otot bantu pernafsan, irama nafas ireguler,
warna kulit dada pasien kecoklatan, tidak ada
pembengkakan pada daerah dada pasien, pasien tampak
terpasang elektroda, frekuensi pernafasan 47x/menit.
P : tidak ada nyeri tekan pada daerah dada pasien,
tidak ada pembengkakan pada daerah dada pasien
P : sonor
A : vesikuler (-), terdengar ronchi
b) Jantung
I : ictus cordis tidak terlihat
P : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba pada ICS
V di sebelah medial linea midklavikula sinistra.
P : redup, batas jantung kanan atas ICS II linea para
sternalis dextra, batas jantung kanan bawah ICS IV linea
para sternalis sinistra dextra, batas jantung kiri atas ICS II
linea para sternalis dextra, batas jantung kiri bawah ICS IV
linea medio clavicularis sinistra
A : suara jantung normal, tidak ada suara tambahan
seperti murmur (-), dan gallop (-).

4. Abdomen
I : bentuk abdomen flat, umbilikus tampak bersih, tidak ada
lesi maupun bekas operasi
A : bising usus normal 5x/menit
P : tidak ada nyeri tekan di empat kuadran, tidak ada
pembengkakan
P : tympani pada keempat kuadran

5. Punggung
I : tidak ada luka atau jejas, tidak ada kelainan pada tulang
punggung seperti skoliosis, kifosis, dan lordosis
P : tidak ada nyeri pada daerah punggung

6. Ekstemitas
a) Atas
Tangan kiri klien terpasang infus Nacl 0,9% 20 tetes/menit,
tidak ada edema, tidak ada memar, kulit tampak kering,
tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, akral teraba
hangat.
b) Bawah
Tidak ada edema, tidak ada luka, tidak ada lesi, akral teraba
hangat.

7. Genetalia
Terpasang kateter

8. Integumen
Warna ulit sawo matang, tugor kulit kering, tidak terdapat lesi,
tidak ada kemerahan pada sekitar kulit, tidak ada memar.

9. Nervus
a) Olfaktorius
Saat dilakukan pemeriksaan pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
b) Optikus
Saat dilakukan pemeriksaan,pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
c) Okulomotorius
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
d) Troklearis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
e) Trigeminus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
f) Abdusen
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
g) Fasialis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
h) Vestibulococlearis
Pada saat pemeriksaan, pendengaran pasien tidak
mengalami gangguan.
i) Glosofaringeal
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi
menelan.
j) Vagus
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi
menelan, klien terpasang NGT.
k) Aksesoris
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.
l) Hipoglosus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa
karena mengalami penurunan kesadaran.

V. Data biologis

No Aktivitas Sehat Sakit


1. Makan dan minuman Nasi lengkap 3x MC + terpasang
Makan sehari NGT ±200-500
- Menu Nasi goreng cc
- Porsi Tidak ada Tidak ada
- Maknan Tidak ada
kesukaan
- Pantangan
Minum Terpasang NGT
- Jumlah ± 8 liter/hari ±300 cc
- Minuman Susu Tidak ada
kesukaan Tidak ada Tidak ada
- Pantangan
2. Eliminasi ±1x/hari Belum BAB 2
BAB Kuning hari
- Frekuensi Khas Kuning
- Warna Padat Khas
- Bau Tidak ada Lembek
- Konsistensi Tidak ada
- Kesulitan
BAK
- Frekuensi ±8x/hari Terpasang
- Warna Kuning kateter
- Bau Khas ±500 cc
- Konsistensi Cair Kuning pekat
- Kesulitan Tidak ada Khas
Cair
Tidak ada
3. Istirahat dan tidur Penurunan
- Waktu tidur Jam 22.00 kesadran
- Lama tidur ±8 jam Penurunan
- Kesulitan tidur Tidak ada kesadaran
Penurunan
kesadaran
4. Personal hygiene 2x/hari 1x/hari
- Mandi 3x/ minggu 1x seminggu
- Cuci rambut 2x/ hari 1x/hari
- Gosok gigi 1x seminggu Tidak pernah
- Potong kuku

VI. Riwayat alergi


Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi pada makanan,
udara maupun debu. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat alergi
pada obat bodreksin, apabila meminum bodreksin pasien akan mengalami
gatal-gatal disekitar tubuh.
VII. Data psikologi
Keluarga berharap pasien bisa cepat sembuh dan kembali kerumah agar
bisa berkumpul dengan keluarga .

VIII. Data sosial ekonomi


Pasien adalah seorang pelajar SMA yang mudah berinteraksi dengan
teman dan tetangganya begitupun keluarganya.Namun semenjak sakit
pasien mulai sulit berinteraksi dengan siapapun.
Ayah dari Sdr.Z menjadi tulang punggung keluarga. Penghasilan yang di
peroleh untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sekolah
anak-anaknya.

IX. Data spiritual


Pasien termasuk orang yang taat pada agama.Pasien rajin melakukan
sholat 5 waktu, selain itu pasien juga sering mengikuti kegiatan pengajian,
serta kegiatan keagamaan lainnya yang dilakukan disekitar lingkungan
rumah.
Namun semenjak pasien sakit, pasien tampak jarang melakukan sholat
serta mengaji.

X. Data penunjang

Tgl Hasil Normal Ket. Hasil


19 hemoglobin : 12,6 g/dl 13-16 g/dl Normal
juni leukosit : 7.800/mm 5000/mm Meningkat
2019 trombosit : 170.000/mm 150.000/mm Meningkat
hematokrit : 40,4 % 40-48 % Meningkat
20 hemoglobin : 15,7 g/dl 13-16 g/dl Meningkat
juni, leukosit : 12.830/mm 5000/mm Meningkat
2019 trombosit : 209.000/mm 150.000/mm Meningkat
hematoktrit : 44,4 % 40-48 % Meningkat

Keterangan :
1. Terjadi peningkatan leokosit karena adanya gangguan sistem
kekebalan tubuh yang membuat sel darah putih meningkat, dan reaksi
terhadap obat.
2. Terjadi peningkatan trombosit karena adanya infeksi dan peradangan.

XI. Data pengobatan

20 Cetirizine 1x1 06.00 Mengatasi Efek samping


juni alergi setelah
201 seperti flu, mengkonsumsi
9 hidung obat ini dapat
tersumbat berupa
mengantuk,
pusing, merasa
lelah, dan
mulut terasa
kering
Alpozolam 1x0, 22.00 Mengatasi Setelah
5 kcemasan mengkonsumsi
obat ini akan
ada
peningkatan
air liur
Haloperidol 2x 06.00 Mengatasi Efek samping
0,5 12.00 gangguan setelah
mental atau mengkonsumsi
perilaku obat ini yaitu
seperti disfungsi
gelisah ereksi dan
gangguan
gerakan otot
CPZ 1x2 12.00 Mengatasi Efek samping
skizofrenia, dapat berupa
mual tremor, cemas,
muntah, tubuh lelah,
cegukan. dan kejang
Ceftiaxone 1x2 06.00 Mengatasi Nyeri
berbagai tenggorokan,
infeksi nyeri perut
bakteri serta mual dan
muntah
OMZ 2x1 06.00 Menurunkan Sakit kepala,
12.0 kadar asam sakit perut dan
lambung nyeri sendi
Bisolvon 3x1 06.00 Meredakan Pusing dan
12.00 batuk berkeringat
21.00 berdahak
Dexa 3x1 06.00 Meredakan Lemas dan
12.00 peradangan, gangguan pola
21.00 mengatasi tidur
mual

XII. Data fokus


1. Data subjektif
a. Keluarga mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran
b. Keluarga mengatakan pasien mengalami sakit kepala
c. Keluaraga mengatakan pasien sakit perut
d. Keluarga mengatakan pasien batuk berdahak
e. Keluarga pasien mengatakan nafas pasien sesak
f. Keluarga pasien mengatakan pasien mual muntah
g. Keluarga mengatakan pasien gelisah
h. Keluarga mengatakan anggota gerak pasien lemah
i. Keluarga mengatakan aktivitas pasien dibantu keluarga

2. Data objektif
a. Pasien tampak sesak
b. Pernafasan 47x/ menit
c. Pasien tampak terpasang oksigen NRM 5 liter
d. Suara nafas ronchi
e. Terdapat sekret
f. Pasien tampak tidak mampu untuk batuk danmengeluarkan
dahaknya
g. Irama nafas ireguler
h. Pernafasan pasien takipnue
i. Pasien tampak gelisah
j. Pasien tampah lemah anggota gerak
k. Aktivitas pasien dibantu
l. Pasien tampak penurunan kesadaran
m. Pasien tampak gelisah
n. Pasien tampak mengalami gangguan nervus IX dan X
o. Rangsangan meningeal kaku kuduk positif
p. GCS : 6
q. Pasien tampak mandi 1x sehari
r. Pasien mencuci rambut 1x seminggu
s. Rambut tampak berminyak
t. Rambut tampak berktombe
u. Mulut berbau
v. Lidah kotor
w. Terdapat caries gigi
x. Rentang gerak pasien tampak menurun
y. Gerakan pasien tampak terbatas
z. Tampak kaku sendi
aa. Fisik pasien tampaj lemah
bb. TD : 128/76 mmHg
cc. N : 98X/menit
dd. P : 47x/ menit
ee. S : 37,0 C
ff. Hasil pemeriksaan labor
a) Hemoglobin : 12,6 g/dl
b) Leukosit : 7.800/mm
c) Trombosit : 170.000/mm
d) Hematokrit : 40,4

B. Analisa data

N Data Masalah Etiologi


O
1 Data Subjektif : Perfusi serebral Infeksi otak
- Keluarga mengatakan klien tidak efektif
mengalami penurunan
kesadaran
- Keluarga mengatakan pasien
sakit kepala , mual dan muntah
- Keluarga mengatakan pasien
Sakit perut

Data Objektif :
- Klien tampak mengalami
penurunan kesadaran.
- GCS : 6
- TD : 128/76 mmhg
- P : 47x/menit
- N : 98x/menit
- S : 37,0oC
- Hemoglobin : 12,6 g/dl
- Leukosit : 7.800/mm
- Trombosit : 170.000/mm
- Hematokrit : 40,4 %
- Pasien tampak mengalami
gangguan nervus IX dan X
- Rangsangan meningeal kaku
kuduk positif
- Klien tampak terpasang 02
menggunakan NRM
- Pernafasan 47x/menit
- Suara nafas ronchi
- Aktivitas pasien dibantu
Kekuatan otot 2222 2222
2222 2222
2 Data Subjektif : Bersihan jalan Sekresi yang
- Keluarga mengatakan pasien Nafas tidak efektif tertahan
penurunan kesadaran
- Keluarga mengatakan nafas
pasien sesak
- Keluarga mengatakan pasien
batuk berdahak

Data Objektif :
- Pasien tampak sesak
- Pernafasan 47x/menit
- Pasien tampak terpasang
oksigen NRM
- Suara nafas ronchi
- Terdapat sekret
- Irama nafas ireguler
- Pasien tampak takipnea Pasien
tampak tidak mampu batuk
3 Data Subjektif : Pola nafas tidak Hambatan
- Keluarga mengatakan pasien efektif upaya nafas
penurunan kesadaran
- Keluarga mengatakan nafas
pasien sesak
-
Data objektif :
- Pasien tampak sesak
- Pernafasan 47x/menit
- Pasien tampak terpasang
oksigen NRM
- Suara nafas ronchi
- Terdapat tumpukan sekret
- Irama nafas ireguler
- Pasien tampak takipnea Pasien
tampak tidak mampu batuk
4 Data Subjektif : Infeksi Penyakit
 Keluarga mengatakan pasien kronis
penurunan kesadaran
Data Objektif :
 Pasien tampak
penurunan kesadaran
- GCS : 6
- TD : 128/76 mmhg
- P : 47x/menit
- N : 98x/menit
- S : 37,0oC
- Hemoglobin : 12,6 g/dl
- Leukosit : 7.800/mm
- Trombosit : 170.000/mm
- Hematokrit : 40,4 %
5 Data Subjektif : Gangguan Penurunan
- Keluarga mengatakan anggota mobilitas fisik kekuatan otot
gerak pasien lemah
- Keluarga mengatakan aktivitas
dibantu keluarga
Data Objektif :
- Aktivitas pasien dibantu
- Pasien lemah anggota gerak
- Kekuatan otot
2222 2222
2222 2222
- Rentang gerak pasien tampak
menurun - Gerakan pasien
tampak terbatas - Tampak kaku
sendi - Fisik pasien tampak
lemah
6 Data Subjektif : Defisit perawatan Kelemahan
- Keluarga mengatakan pasien diri
penurunan kesadaran
- Keluarga mengatakan aktivitas
pasien dibantu Data Objektif :
- Pasien tampak mandi 1x/hari
- Pasien cuci rambut 1x/minggu
- Pasien tampak tidak mampu
mengenakan pakaian
- Rambut tampak berminyak
- Rambut tampak berketombe
- Mulut berbau Lidah
- Terdapat caries gigi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infeksi otak
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
dibuktikan dengan batuk tidak efektif, ronchi
3. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas dibuktikan dengan pola nafas
abnormal
4. Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
dibuktikan dengan kekuatan otot menurun
6. Defisit perawatan diri b.d kelemahan dibuktikan dengan tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri.

D. INTERVENSI
N Hari/ Diagnosa SLKI SIKI
O Tanggal Keperawatan

1 Kamis Perfusi Tujuan : Observasi :


20Juni 2019 serebral tidak Setelah dilakukan - Identifikasi
efektif b.d intervensi keperawatan penyebab
infeksi otak selama 3 jam maka peningkatan
ekspetasi membaik TIK (mis.lesi
dengan kriteria hasil : menempati
- Tingkat ruang,
kesadaran gangguan
meningkat metabolism,
- Sakit kepala edema
menurun serebral,
- Gelisah peningkatan
menurun tekanan vena,
- Demam obstruksi
menurun cairan
- Tekanan darah serebrospinalis
membaik , hipertensi
Reflek saraf membaik intrakranialidi
opatik.
- Monitor
peningkatan
tekanan darah
- Monitor
ireguleritas
irama nafas
- Monitor
penurunan
tingkat
kesadaran
- Monitor
perlambatan
atau
kesimetrisan
respon pupil
- Monitor efek
stimulus
lingkungan
terhadap TIK
- Identifikasi
pengetahuan
tentang
pengobatan
- Identifikasi
penggunaan
pengobatan
tradisional dan
efek samping
obat
Terapeutik :
- Pertahankan
sterilitas
sistem
pemantauan
- Pertahankan
posisi kepala
dan leher
netral
- Bila sistem
pemantauan,
jika perlu
- Atur interval
pemantauan
sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasi
hasil
pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu .
2 Kamis 20 Bersihan jalan Tujuan : O:
Juni 2019 nafas tidak Setelah dilakukan - Monitor
efektif intervensi keperawatan frekuensi, irama,
berhubungan selama 3 jam maka kedalaman dan
dengan sekresi ekspetasi membaik upaya nafas
yang tertahan dengan kriteria hasil : - Monitor pola
dibuktikan - Produksi sputum nafas(seperti
dengan batuk menurun bradipnea,
tidak efektif, - Ronchi menurun takipnea,
ronchi - Frekuensi nafas hiperventilasi,
membaik kassmaul,
- Pola nafas membaik cheyne-stokes,
blot, ataksik)
- Monitor
kemampuan batuk
efektif
- Monitor adanya
produksi sputum
- Monitor adanya
sumbatan jalan
nafas
- Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
- Monitor saturasi
oksigen
- Auskultasi bunyi
nafas
- Monitor nilai
AGD
T:
- Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi klien
- Dokumentasi
pemantauan
E:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil pemantauan.
K:
- Konsultasi
kesehatan
3. Kamis 20 Pola nafas Tujuan : Observasi :
Juni 2019 tidak efektif Setelah dilakukan - Monitor pola
b.d hambatan intervensi keperawatan nafas
upaya nafas selama 3 jam maka (frekuensi,
dibuktikan ekspetasi membaik kedalaman,
dengan pola dengan kriteria hasil : usaha nafas)
nafas abnormal - Frekuensi nafas - Monitor bunyi
membaik nafas
Kedalaman nafas tambahan
membaik (mis.
gurgling,
mengi,
wheezing,
ronchi)
- Monitor
sputum
Terapeutik :
- Pertahankan
kepatenan
jalan nafas
dengan headtilt
dan chin-lift
- Posisikan semi
fowlwr atau
fowler
- Berikan
minuman
hangat
- Lakukan
fisioterapi
dada
- Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
- Berikan
oksigen
- Libatkan
keluarga untuk
mendukung
program
pengobatan
yang dijalani
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan
2000ml/hari
- Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkadilator,
ekspektoran,
mokolitik, jika
perlu
4 Kamis 20 Gangguan Tujuan : Observasi :
Juni 2019 mobilitas fisik Setelah dilakukan - Identifikasi
berhubungan intervensi keperawatan adanya nyeri
dengan selama 3 jam maka atau keluhan
penurunan ekspetasi membaik fisik lainnya
kekuatan otot dengan kriteria hasil : - Identifikasi
dibuktikan - Kekuatan otot toleransi fisik
dengan meningkat melakukan
kekuatan otot - Pergerakan pergerakan
menurun ekstremitas - Monitor
meningkat frekuensi
- Gerakan jantung dan
terbatas tekanan darah
menurun - Monitor
- Kelemh kondisi umum
an fisik selama
menurun melakukan
mobilisasi
Terapeutik :
- Fasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu (mis.
pagar tempat
tidur)
- Fasilitasi
melakukan
pergerakan
jika perlu
- Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan

Edukasi:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
- Ajarka
n mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan
(mis. duduk
ditempat tidur,
duduk disisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi.

5 Kamis 20 Defisit Tujuan : Observasi :


Juni 2019 perawatan diri Setelah dilakukan - Identifikasi
b.d kelemahan intervensi keperawatan kebiasaan aktivitas
dibuktikan selama 3 jam maka perawatan diri
dengan tidak ekspetasi membaik sesuai usia
mampu dengan kriteria hasil : - Monitor tingkat
melakukan - Kemampuan kemandirian
perawatan diri mandi - Identifikasi
secara mandiri. meningkat kebutuhan alat
- Kemampuan ke bantu kebersihan
toilet meningkat diri
- Mempertahanka - identifikasi
n kebersihan diri kebiasaan
meningkat BAB/BAK
Mempertahankan - Monitor integritas
kebersihan mulut kulit
meningkat. - Monitor kebersihan
rambut, kuku, dan
mulut Terapeutik :
- Sedikan
lingkungan yang
terapetik
- Siapkan keperluan
pribadi spt.sabun
mandi, sikat gigi
- Dampingi dalam
melakukan
perawatan diri
- Latih BAB/BAK
- Sediakan alat bantu
(mis.kateter
eksternal, urinal)
- Sediakan peralatan
mandi (seperti
sabun mandi dan
sikat gigi)
- Sediakan pakaian
pribadi sesuai
kebutuhan
Fasilitasi
mengenakan
pakaian
- jaga privasi saat
berpakaian
- Fasilitai untuk
berhias (spt.
menyisir rambut,
merapikan
kumis/jenggot)
- Berikan pujian
terhadap
kemampuan
berpakaian
Edukasi :
- Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan
- Ajarkan
BAB/BAK secara
rutin
- Jelaskan manfaat
mandi dan dampak
tidak mandi
terhadap kesehatan
- Ajarkan kepada
keluarga cara
memandikan
pasien
- Informasikan
pakaian yang
tersedia untuk
dipilih
- Ajarkan
mengenakan
pakaian.

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N Hari/ Diagnosa Jam IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


O Tanggal Keperawatan
1 20 Perfusi 11.00 Observasi : S:
Juni serebral tidak - Memoonitor - Keluarga
2019 efektif b.d peningkatan mengatakan
infeksi otak tekanan darah pasien
- Memoonitorireg penurunan
uleritas irama kesadaran -
nafas Keluarga
- Memonitor mengatakan
penurunan pasien sakit
tingkat kepala, mual
kesadaran muntah
- Memonitor - Keluarga
perlambatan mengatakan
atau pasien sakit
kesimetrisan perut
respon pupil O:
Terapeutik : - Klien tampak
- Mempertahanka mengalami
n posisi kepala penurunan
dan leher netral kesadaran.
- Mengatur - GCS : 6 - TD :
interval 128/76 mmHg
pemantauan - P : 47x/menit
sesuai kondisi - N : 98x/menit
pasien - S : 37,0oC
- Mendokumenta - Irama nafas
si hasil ireguler
pemantauan. - Pupil anisokor
- Hemoglobin :
12,6 g/dl
- Leukosit :
7.800/mm
- Trombosit :
170.000/mm
- Hematokrit :
40,4 %
A:
Perfusi serebral
tidak efektif
P:
Intervensi
dilanjutkan
Observasi :
- Memoonitor
peningkatan
tekanan darah
- Memoonitor
ireguleritas
irama nafas
- Memonitor
penurunan
tingkat
kesadaran
- Memonitor
perlambatan
atau
kesimetrisan
respon pupil
Terapeutik :
- Mempertahan
kan posisi
kepala dan
leher netral
- Mengatur
interval
pemantauan
sesuai kondisi
pasien
- Mendokument
asi hasil
pemantauan
2 20 Bersihan 11.00 Observasi : S:
Juni jalan nafas - Memonitor - Keluarga
2019 tidak efektif frekuensi, mengatakan
berhubungan irama, pasien
dengan kedalaman dan mengalami
sekresi yang upaya nafas penurunan
tertahan - Monitor pola kesadaran
dibuktikan nafas takipnea - Keluarga
dengan batuk - Memonitor mengatakan
tidak efektif, adanya produksi nafas pasien
ronchi sputum sesak
- Memonitor O:
adanya - Pernafasan
sumbatan jalan 47x/menit
nafas - Irama nafas
- Monitor saturasi ireguler
oksigen - Pasien tampak
- Auskultasi takipnea
bunyi nafas - Terdapat
Terapeutik : secret
- Mengatur - Klien tampak
interval terpasang 02
pemantauan menggunakan
respirasi sesuai NRM - Suara
kondisi klien nafas ronchi
- Mendokumenta A : Bersihan jalan
si pemantauan nafas tidak efektif
P : Intervensi
dilanjutkan
Observasi:
- Memonitor
frekuensi,
irama,
kedalaman dan
upaya nafas
- Monitor pola
nafas takipnea
- Memonitor
adanya produksi
sputum
- Memonitor
adanya
sumbatan jalan
nafas
- Monitor saturasi
oksigen
- Auskultasi
bunyi nafas
Terapeutik:
- Mengatur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi klien
- Mendokumentasi
pemantauan
3 20 Pola nafas 11.00 Observasi : S:
Juni tidak efektif - Memoonitor pola - Keluarga
2019 b.d hambatan nafas (frekuensi, mengatakan
upaya nafas kedalaman, usaha pasien
dibuktikan nafas) penurunan
dengan pola - Memonitor bunyi kesadaran
nafas nafas tambahan O :
abnormal (mis. gurgling, - Pernafasan
mengi, wheezing, 47x/menit
ronchi) - Irama nafas
- Memonitor sputum ireguler
Terapeutik: - Pasien tampak
- Mempertahankan takipnea
kepatenan jalan - Terdapat
nafas dengan secret
head tilt dan - Klien tampak
chin-lift terpasang 02
- Memposisikan menggunakan
semi fowler atau NRM
fowler - Suara nafas
- Melakukan ronchi
penghisapan - Pasien tampak
lendir kurang dari mendapatkan
15 detik obat Bisolvon
- Memberikan 3x1
oksigen A : Pola nafas
- Melibatkan tidak efektif
keluarga untuk P : Intervensi
mendukung dilanjutkan
program Observasi :
pengobatan yang - Memoonitor pola
dijalani. nafas
(frekuensi,
kedalaman,
usaha nafas)
- Memonitor bunyi
nafas tambahan
(mis. gurgling,
mengi,
wheezing,
ronchi) -
Memonitor
sputum
Terapeutik:
- Mempertahankan
kepatenan jalan
nafas dengan
head tilt dan
chin-lift
- Memposisikan
semi fowler atau
fowler
- Melakukan
penghisapan
lendir kurang dari
15 detik
- Memberikan
oksigen
- Melibatkan
keluarga untuk
mendukung
program
pengobatan yang
dijalani.
4 20 Infeksi b.d 11.00 Observasi : S:
Juni penyakit - Memonitor - Keluarga
2019 kronis tanda dan gejala mengatakan
infeksi local dan pasien
sistemik penurunan
Terapeutik : kesadaran
- Mematasi O:
jumlah - Pasien tampak
pengunjung penurunankesa
- Mencuci tangan daran
sebelum dan - GCS : 6
sesudah kontak - TD : 128/76
dengan pasien mmhg
dan lingkungan - P : 47x/menit
pasien - N : 98x/menit
- Mempertahanka - S : 37,0oC
n teknik aseptic - Hemoglobin :
pada pasien 12,6 g/dl
beresiko tinggi - Leukosit :
Edukasi : 7.800/mm
- Mengajarkan - Trombosit :
cara mencuci 170.000/mm
tangan yang - Hematokrit :
benar 40,4 %
A : Infeksi b.d
penyakit kronis
P : Intervensi
dilanjutkan
Observasi :
- Memonitor
tanda dan gejala
infeksi local dan
sistemik
Terapeutik :
- Mematasi
jumlah
pengunjung
- Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
- Mempertahanka
n teknik aseptic
pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi :
- Mengajarkan
cara mencuci
tangan yang
benar
5 20 Gangguan 11.00 Observasi : S:
Juni mobilitas - Mengidentifikasi - Keluarga
2019 fisik adanya nyeri atau mengatakan
berhubungan keluhan fisik pasien
dengan lainnya penurunan
penurunan - Mengidentifikasi kesadaran
kekuatan otot toleransi fisik - Keluarga
dibuktikan melakukan mengatakan
dengan pergerakan anggota
kekuatan otot - Memonitor gerak pasien
menurun frekuensi jantung lemah
dan tekanan - Keluarga
darah mengatakan
Terapeutik : aktivitas
- Memfasilitasi dibantu
aktivitas O:
mobilisasi - Aktivitas
dengan alat bantu pasien
(mis. pagar dibantu
tempat tidur) - Pasien lemah
- Memfasilitasi anggota
melakukan gerak
pergerakan jika - Kekuatan
perlu otot
- Melibatkan 2222 2222
keluarga untuk 2222 2222
membantu pasien - TD : 128/76
dalam mmHg
meningkatkan - Rentang
pergerakan gerak pasien
Edukasi : tampak
- Menjelaskan menurun
tujuan dan - Gerakan
prosedur pasien
mobilisasi tampak
- Mengajarkan terbatas
mobilisasi - Tampak
sederhana yang kaku sendi
harus dilakukan - Fisik pasien
(mis. duduk tampak
ditempat tidur, lemah
duduk disisi A : Gangguan
tempat tidur, mobilitas fisik
pindah dari P : Intervensi
tempat tidur ke dilanjutkan
kursi. Observasi :
- Mengidentifi
kasi adanya
nyeri atau
keluhan fisik
lainnya
- Mengidentifi
kasi toleransi
fisik
melakukan
pergerakan
- Memonitor
frekuensi
jantung dan
tekanan
darah
Terapeutik :
- Memfasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu (mis.
pagar tempat
tidur)
- Memfasilitasi
melakukan
pergerakan
jika perlu
- Melibatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
- Menjelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
- Mengajarkan
mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan
(mis. duduk
ditempat tidur,
duduk disisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur
ke kursi.
6 20 Defisit 11.00 Observasi : S:
Juni perawatan - Mengidentifikasi - Keluarga
2019 diri b.d kebiasaan mengatakan
kelemahan aktivitas pasien
dibuktikan perawatan diri penurunan
dengan tidak sesuai usia kesadaran
mampu - Memonitor - Keluarga
melakukan tingkat mengatakan
perawatan kemandirian aktivitas
diri secara - Mengidentifikasi pasien
mandiri. kebutuhan alat dibantu
bantu kebersihan O :
diri - Pasien tampak
- Mengidentifikasi mandi 1x/hari
kebiasaan - Pasien cuci
BAB/BAK rambut
- Monitor 1x/minggu
integritas kulit - Rambut tampak
- Memonitor berminyak
kebersihan Rambut tampak
rambut, kuku, berketombe
dan mulut - Mulut berbau
Terapeutik : - Lidah kotor
- Menyediakan - Terdapat caries
lingkungan gigi
yang terapetik - Kulit tampak
- Siapkan kering
keperluan A : Defisit
pribadi perawatan diri
spt.sabun P : Intervensi
mandi, sikat dilanjutkan
gigi Observasi :
- Mendampingi - Mengidentifik
dalam asi kebiasaan
melakukan aktivitas
perawatan diri perawatan diri
- Latih sesuai usia
BAB/BAK - Memonitor
- Menyediakan tingkat
alat bantu kemandirian
(mis.kateter - Mengidentifik
eksternal, asi kebutuhan
urinal) alat bantu
- Menyediakan kebersihan diri
peralatan mandi - Mengidentifik
(seperti sabun asi kebiasaan
mandi dan sikat BAB/BAK
gigi) - Monitor
- Memfasilitasi integritas kulit
mengenakan - Memonitor
pakaian kebersihan
- Menjaga privasi rambut, kuku,
saat berpakaian dan mulut
Edukasi : Terapeutik :
- Menganjurkan - Menyediakan
melakukan lingkungan
perawatan diri yang terapetik
secara konsisten - Siapkan
sesuai keperluan
kemampuan pribadi
- Jelaskan spt.sabun
manfaat mandi mandi, sikat
dan dampak gigi
tidak mandi - Mendampingi
terhadap dalam
kesehatan melakukan
kepada keluarga perawatan diri
- Mengajarkan - Latih
kepada keluarga BAB/BAK
cara - Menyediakan
memandikan alat bantu
pasien (mis.kateter
- Mengajarkan eksternal,
mengenakan urinal)
pakaian. Menyediakan
peralatan
mandi (seperti
sabun mandi
dan sikat gigi)
- Memfasilitasi
mengenakan
pakaian
- Menjaga
privasi saat
berpakaian
Edukasi :
- Menganjurkan
melakukan
perawatan diri
secara
konsisten
sesuai
kemampuan
- Jelaskan
manfaat mandi
dan dampak
tidak mandi
terhadap
kesehatan
kepada
keluarga
- Mengajarkan
kepada
keluarga cara
memandikan
pasien
- Mengajarkan
mengenakan
pakaian.
BAB III
HUBUNGAN ARTIKEL DAN LK

A. PERSAMAAN JURNAL DENGAN LK

N PERSAMAAN LK JURNAL
O

1 Penatalaksanaan Medis Pemberian Dexamethasone telah


Dexamethasone yang terbukti memberikan
bertujuan untuk prognosis yang lebih baik
Meredakan serta meningkatkan angka
peradangan, mengatasi keselamatan pada kasus
mual meningitis pneumococcal
dan non-pneumococcal
(Bijlsma, 2016).

2 Terapi Terapi dan tindakan Terapi antibiotik secara


yang sudah diberikan empirik dilakukan dengan
kepada klien saat mulai memberikan
berada di IGD RSAM ceftriaxon 2 g IV q12h
Bukittinggi yaitu klien (atau cefotaxime 2 g IV
terpasang IVFD RL 20 6qh)
tetes/menit, klien
Terapi steroid dengan
terpasang NGT,
dexametasone 10 mg
kateter, O2 2 liter/,
intravena q6h secara luas
klien melakukan
diberikan kepada pasien
pemeriksaan labor,
kemudian mendapatkan
Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24
jam, Inj. Dexa 1 amp/8
jam, Inj. Omeprazole 1
vial/12 jam serta drip
paracetamol 500
gram/2 jam.

3 Keadaan pasien penurunan kesadaran. keadaan


GCS : 6 (E2M2V2), immunokompromais berat,
pasien tampak adanya kejang onset baru,
mengalami gangguan GCS < 10, dan adanya
nervus IX dan X pada defisit fokal neurologi
fungsi menelan, serta
kaku kuduk pasien
positif.

B. PERBEDAAN JURNAL DENGAN LK

N PERBEDAAN LK JURNAL
O

1 Jenis Pengobatan dan Cetirizine1x1 Ceftriaxone 2 g q12h atau


dosis 4 g q24h
Alpozolam1x0,5
Haloperidol2x 0,5 cefotaxime 2 g q4–6 h;

CPZ1x2 vancomycin 10–20 mg/kg


q8–12h hingga konsentrasi
Ceftiaxone1x2
pada serum 15–20 μg/mL;
OMZ 2x1
rifampicin 300 mg q12h
Bisolvon 3x1

Dexa 3x1

2 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang - pemeriksaan CT scan


dilakukan hanyalah dan segera terapi
dengan
Hemoglobin : 12,6 g/dl
dexamethasone dan
Leukosit : 7.800/mm antibiotik secara
empiris.
Trombosit :
- Pemeriksaan
170.000/mm Polymerase Chain
Reaction (PCR) dapat
Hematokrit : 40,4
dilakukan untuk
mengetahui lebih
spesifik bakteri yang
menginfeksi dengan
analisis DNA

3 Keadaan awal pasien Keadaan awal apsien Pasien yang tiba di rumah
datang hanya sakit dengan suspek
mengatakan keluhan meningitis harus segera
dan belum didapat diisolasi untuk mencegah
diagnosisi medis penyebaran patogen lewat
sehingga awal datang droplet hingga pasien
belum dilakukan isolasi mendapat terapi antibiotik
yang sesuai.

C. NOVASI UNTUK LK
Inovasi yang dapat diterapkan untuk kasus Pasien Meningitis diatas berdasarkan artikel
adalah
- Pemberian antibiotik
Administrasi antibiotik secara empiris harus dilakukan dalam kurun waktu 24 jam
pada pasien yang dicurigai walaupun diagnosis belum tegak karena keterlambatan
pemberian antibiotik berhubungan erat dengan kematian dan prognosis yang
buruk (Beek et al., 2016)
- Pemberian Terapi steroid dengan dexametasone 10 mg intravena q6h secara luas
diberikan kepada pasien
BAB IV

PENUTUP

A. kesimpulan

Dari penjelasan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Sdr. Z dengan
Suspek Meningitis di Ruang Rawat Inap Neurologi RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2019 dapat disimpulkan :

1. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Sdr. Z dengan Suspek Meningitis di


Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019. Pada
pengkajian penulis tidak menemukan beberapa perbedaan, serta hambatan.
2. mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan pasien Meningitis di Ruang
Rawat Inap RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019.
3. mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien Meningitis di Ruang
Rawat Neurologi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi 2019.
4. Implementasi asuhan keperawatan pasien dengan Meningitis di Ruang

Rawat Inap RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019 hampir semua
dapat dilakukan namun ada beberapa rencana tindakan yang penulis tidak lakukan
tetapi dilakukan oleh perawat ruangan tersebut.

5. Evaluasi pada pasien dengan Meningitis di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2019 masih belum teratasi karena kondisi pasien yang
masih belum membaik.

B . Saran

Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan
mengenai pasien dengan Meningitis. Dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang
luas mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan
pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai Meningitis, faktorfaktor pencetusnya
serta bagaimana
DAFTAR PUSTAKA

Burke,M Karen,dkk.2016. Buku Ajar Keperawatan Bedah. Jakarata

Depkes RI,2007, Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pembangunan Kesehatan,
Kementrian Kesehatan RI

Muttaqin,Arif 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan.Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto.(2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto

Tarwoto, Wartonah & Suryati, E.S. (2007). Keperawatan Medikan Bedah Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta : CV Sagung Seto

Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC
Doenges, M.E, Moorhouse, dan A.C. Geissler.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi
ke-3 Jakarta : EGC

Ackley, B. J, Ladwig G.B &Makie M.B.F.(2017) Nursing Diagnosis Handbook, An


Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier

Berman, A. Snyder, S & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing
(10th ed).USA: Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai