Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK

DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (REUMATIK)

( Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas )

Disusun oleh:
Kelompk 11
1. Siti Nurhaliza
2. M. Taufik Faturahman

PENDIDIKAN NERS B
STIKES BUDI LUHUR CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya diakhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tujuan penulisan ini adalah agar mahasiswa mampu
mengetahui apa itu Reumatik. Selebihnya untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas.

Demikian, kami mengucapkan terima kasih, semoga dengan penulisan makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah ilmu pengetahuan.

Kelompok 11

Cimahi, 30 Oktober 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
D. Manfaat.........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................
A. Konsep Dasar Teori Reumatik.....................................................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas....................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................
A. Skenario Kasus.............................................................................................................
B. Pengkajian....................................................................................................................
C. Analisa Data.................................................................................................................
D. Diagnosa Keperawatan Komunitas..............................................................................
E. Intervensi Keperawatan Komunitas.............................................................................
F. Evaluasi Keperawatan..................................................................................................
G. Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas..................................................................
H. Strategi Intervensi Keperawatan..................................................................................
I. Aspek Etik Legal..........................................................................................................
BAB IV PENUTUP................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri,


kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi.
Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi sendi apapun, sendi-sendi kecil di tangan
dan kaki cenderung paling sering terlibat. Pada rheumatoid arthritis kekakuan
terburuk paling sering di pagi hari. Hal ini dapat berlangsung satu sampai dua jam
atau bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama di pagi hari tersebut
merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin memiliki rheumatoid arthritis, karena
sedikit penyakit arthritis lainnya berperilaku seperti ini. Misalnya, osteoarthritis
paling sering tidak menyebabkan kekakuan pagi yang berkepanjangan (American
College of Rheumatology, 2012).
Penyakit arthritis bukan penyakit yang mendapat sorotan seperti penyakit
hipertensi, diabetes atau AIDS, namun penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang
cukup mengganggu dan terjadi dimana-mana. Rheumatoid arthritis adalah bentuk
paling umum dari arthritis autoimun, yang mempengaruhi lebih dari 1,3 juta orang
Amerika. Dari jumlah tersebut, sekitar 75% adalah perempuan. Bahkan, 1-3% wanita
mungkin mengalami rheumatoid arthritis dalam hidupnya. Penyakit ini paling sering
dimulai antara dekade keempat dan keenam dari kehidupan. Namun, rheumatoid
arthritis dapat mulai pada usia berapa pun (American College of Rheumatology,
2012).
Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar
kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien.
Kebanyakan penyakit rheumatoid arthritis berlangsung kronis yaitu sembuh dan
kambuh kembali secara berulang-ulang sehingga menyebabkan kerusakan sendi
secara menetap. Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya
menimbulkan gangguan kenyamanan. Masalah yang disebabkan oleh penyakit
rheumatoid arthritis tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas
dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas yang dapat
menimbulkan kegagalan organ. Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan masalah
seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur.
Dengan demikian hal yang paling buruk pada penderita rheumatoid arthritis adalah
pengaruh negatifnya terhadap kualitas hidup. Bahkan kasus rheumatoid arthritis yang
tidak begitu parah pun dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan
seseorang untuk produktif dan melakukan kegiatan fungsional sepenuhnya.
Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-
hari seutuhnya (Gordon et al., 2002).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan rheumatoid arthritis?


2. Bagaimanakah konsep teori rheumatoid arthritis?
3. Bagaimanakah proses asuhan keperawat komunitas pada rheumatoid arthritis?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep dan proses keperawatan pada rheumatoid arthritis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami apa itu rheumatoid arthritis
b. Mahasiswa mengetahui patofisiologi rheumatoid arthritis
c. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala rheumatoid arthritis
d. Mahasiswa mampu memahami proses keperawatan pada rheumatoid arthritis
e. Mengetahui dan merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita
reumatik.

D. Manfaat

Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta


wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan komunitas pada agregat lanisa
penderita reumatik, dan dapat di gunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar
khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Reumatik

a. Pengertian
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adelia, 2011).
Reumatik dapat mengenai siapa saja yang rentan terkena penyakit reumatik. Hal
itu tentu saja tergantung pada jenis reumatik,umumnya penderita reumatik akan
merasa nyeri pada sendi dan tulang dan biasanya mulai terjadi pada usia
pertengahan ( Junaidi, 2006 ).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson
dalam Budi Darmojo, 1999).
Reumatik adalah salah satu penyakit yang banyak ditemukan di masyarakat
penyakit ini ada yang menyerang sendi dan ada pula yang hanya menyerang
jaringan disekitar sendi (Dalimartha, 2008).
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536)
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran
sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan
deformitas. (Doenges, E Marilynn, 2000 : hal 859)
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165)
Rheumatoid arthritis (RA) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan
dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. (Diane
C. Baughman, 2000)
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).
b. Tanda dan Gejala

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :


1. Nyeri persendian
2. Bengkak
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Deformitas sendi
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

c. Klasifikasi
Klasifikasi Berdasarkan Gejalanya :
1. Kelas I : Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan aktivitas olahraga.
2. Kelas II : Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari tapi mulai terbatas dan
kesulitan melakukan olahraga.
3. Kelas III : Aktivitas sehari-hari sudah mulai terganggu.
4. Kelas IV : Aktivitas sehari-hari sudah sangat terbatas, apalagi aktivitas fisik
lainnya.
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu :
1. Reumatoid Arthritis Klasik
Pada tipe ini terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid Arthritis Defisit
Pada tipe ini terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid Arthritis
Pada tipe ini terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid Arthritis
Pada tipe ini terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

d. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Mekanisme imun ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IG g dan faktor
Rematoid (RF).
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain, seperti pekerjaan

e. Patofisiologi

Pada rematik reaksi autoimun terjadi dalam jaringan synovial, proses


fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane synovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang, akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi
yang akan mengganggu gerak sendi, otot akan turut tertekan karena serabut otot
akan mengalami perubahan degenerative dengan menghilangnya elastisitas otot
dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer& Bare , 2002).
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian asuhan keperawatan
komunitas, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu meliputi
data inti dan delapan subsistem.
1. Data Inti
Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi, vital statistic,
status kesehatan komunitas.
2. Data Subsistem
 Lingkungan fisik
Bagaimana keadaan lingkungannya, pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-
batas wilayah serta kondisi geografisnya.
 Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan dan fasilitas sosial seperti toko atau pasar.
 Ekonomi
Seperti apa jenis pekerjaannya, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulannya,
jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu
rumah tangga dan lanjut usia.
 Keamanan dan transportasi
 Politik dan pemerintahan
Sistem pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam
komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam Kesehatan.
 Komunikasi
Sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam
komunitas, cara penyebaran informasi.
 Pendidikan
Tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia, dan jenis
bahasa yang digunakan.
 Rekreasi
Kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi.

b. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan


menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Tujuan analisa data;
1. Menetapkan kebutuhan komunitas/masyarakat
2. Menetapkan kekuatan masyarakat
3. Mengidentifikasi pola respon komunitas
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

c. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan


diagnosa keperawatan komunitas yaitu, Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan
atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.

d. Intervensi Keperawatan

Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa


keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan,
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk
mencapai tujuan. Perencanaan keperawatan dalam asuhan keperawatan komunitas
meliputi:
1. Preventive
Perencanaan preventive yakni upaya pencegahan terhadap suatu penyakit.
Hal ini dikarenakan usaha pencegahan suatu penyakit akan menimbulkan hasil
yang lebih serta mendapat biaya pengobatan yang murah. Dengan istilah; lebih
cepat lebih baik atau lebih baik mencegah daripada mengobati.
2. Promotive
Perencanaan promotive yakni melakukan penyuluhan kepada masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3. Kuratif
Perencanaan kuratif yakni memberikan tindakan dengan upaya
menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang diderita.
4. Rehabilitative
Perencanaan rehabilitative yaitu upaya maupun rangkaian kegiatan yang
ditujukan kepada bekas penderita agar dapat berinteraksi secara normal dalam
lingkungan sosial. Akan tetapi, usaha rehabilitative ini memerlukan
pemahaman dari seluruh anggota masyarakat untuk dapat memahami keadaan
dirinya sendiri (bekas penderita) sehingga dapat memudahkannya untuk
menyesuaikan dirinya sendiri di masyarakat dengan kondisinya yang sekarang
ini.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan.


Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut.
f. Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Peran dan fungsi keperawatan komunitas dalam kasus ini yaitu sebagai
pendidik dalam upaya mencegah, mengobati penyakit yang diderita.

g. Strategi Intervensi Keperawatan

1. Pemberdayaan (empowerment)
Pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformative kepada masyarakat. Antara lain; adanya dukungan, kekuatan
mandiri untuk mengetahui pengetahuan yang baru.
2. Pendidikan kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi derita serta
mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu, kelompok
dan masyarakat.
3. Kemitraan (partnership)
Bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat.

h. Aspek Etik Legal


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Skenario Kasus

Di RT 1 RW 7 Kelurahan Campaka terdapat 150 penduduk, jumlah laki-laki


sebanyak 65 jiwa dan perempuan sebanyak 85 jiwa. Berdasarkan hasil angket 30%
orang mengalami masalah kesehatan reumatik. Dan berdasarkan hasil angket hanya
20% orang yang melakukan pemanfaatan fasilitas kesehatan serta puskesmas dari
penduduk yang menderita reumatik. Sebagian besar penderita sudah memasuki masa
lansia.

B. Pengkajian

Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner


(kemitraan/partnership) meliputi; data inti dan data subsistem.

1. Data Inti
a. Lokasi
1) Kota : Bandung
2) Kecamatan : Andir
3) Kelurahan : Campaka
4) Provinsi : Jawa Barat
5) RT : 01
6) RW : 07

b. Demografi
Di kelurahan Campaka RT01/RW07 Kecamatan Andir memiliki jumlah
penduduk sebanyak 150 jiwa, laki- laki sebanyak 65 jiwa dan perempuan
sebanyak 85 jiwa.
c. Status perkawinan
Status perkawinan di kelurahan Campaka RT01/RW7 kecamatan Andir sudah
menikah semua, tetapi masih ada yang utuh dan ada juga yang tidak utuh.

d. Nilai, kepercayaan dan agama


Mayoritas responden beragama islam yaitu 100%. Berdasarkan survey terdapat
masjid untuk beribadah dan sebagian besar lansianya suka mengikuti pengajian
rutinan di masjid terdekat.
2. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
Berdasarkan hasil observasi kerbersihan lingkungan di kelurahan Campaka RT
01 RW 07 Kecamatan Andir terjaga dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kader di kelurahan Campaka RT01/RW07 kecamatan Andir jarang
mengadakan kegiatan olahraga terhadap masyarakat yang menderita penyakit
rematik.

b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial


Berdasarkan hasil wawancara, bahwa pihak puskesmas atau pelayanan
kesehatan jarang memberikan edukasi tentang penyakit reumatik dan yang
lainnya karna jangkauan dari puskesmas sangat tidak terjangkau dan kurangnya
tenaga kesahatan di desa tersebut. Berdasarkan hasil angket 20% penderita
rematik yang melakukan pemanfaatan fasilitas kesehatan serta puskesmas, jadi
hanya sedikit yang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk lansia.

c. Ekonomi
Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa 85% penduduk lansia kebanyakan
sudah tidak bekerja dan hanya mengandalkan anak nya yang bekerja sebagai
buruh pabrik.

d. Politik dan pemerintahan


Berdasarkan hasil wawancara kader bahwa mereka jarang mengkaji kesehatan
pada lansia pada subsistem politik dan pemerintahan. Terdapat kader kesehatan
namun belum terlalu memahami tentang penyakit reumatik.

e. Transportasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis transportasi yang digunakan angkutan umum
dan kendaraan pribadi.

f. Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang kesehatan melalui televisi.

g. Pendidikan
Berdasarkan hasil angket 75% tidak paham mengenai penyakit rematik dan
akibat yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil wawancara 20 orang mereka
belum pernah mendapatkan penyuluhan terkait Reumatik. dan pendidikan
terakhirnya adalah lulusan, SLTP 8 orang, SLTA 12 orang.

h. Rekreasi
Berdasarkan hasil wawancara tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan lansia
adalah pergi ke Taman terdekat untuk bermain dengan cucu nya.
C. Analisa Data

No Data Masalah
1 Berdasarkan hasil studi dokumen: Defisiensi Kesehatan
komunitas
 Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa 85%
penduduk lansia kebanyakan sudah tidak
bekerja dan hanya mengandalkan anak nya
yang bekerja sebagai buruh pabrik.

Berdasarkan hasil wawancara:


 Berdasarkan hasil wawancara bahwa
pelayanan kesehatan sulit dijangkau oleh
masyarakat
 Pihak puskesmas atau pelayanan kesehatan
jarang memberikan edukasi karena sulit
menjangkau wilayah
 Jumlah tenaga kesahatan yang tidak
mencukupi, sehingga sulit untuk melakukan
kegiatan di luar gedung

Berdasarkan hasil angket:

 Berdasarkan hasil angket, hanya 20% lansia


yang mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
serta puskesmas.

2 Berdasarkan hasil wawancara: Ketidakefektifan


pemeliharaan
 Terdapat kader kesehatan namun belum terlalu kesehatan
memahami tentang penyakit reumatik
 Berdasarkan hasil wawancara kader bahwa
mereka jarang mengkaji kesehatan pada lansia
Berdasarkan hasil angket:
 75% lansia tidak paham mengenai
penyakit rematik dan akibat yang
ditimbulkannya. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 20 orang lansia
mereka belum pernah mendapatkan
penyuluhan terkait reumatik. Pendidikan
terakhir ke 20 lansia tersebut adalah
SLTP 8 orang, SLTA 12 orang.
Berdasarkan hasil angket 30% lansia
mengalami masalah kesehatan reumatik

D. Diagnosis Keperawatan Komunitas

1. Defisiensi kesehatan komunitas


2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

E. Intervensi

Data Diagnosis Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Keperawatan
 85% penduduk Defisiensi PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
Meningkatkan Pengembangan Program
lansia kebanyakan Kesehatan
kompetensi masyarakat
Pencegahan dan
sudah tidak bekerja Komunitas di
Penanganan RA
dan hanya kelurahan
- Penyuluhan serta
mengandalkan anak Campaka :
pelatihan kader
nya yang bekerja
mengenai:
sebagai buruh
Deteksi dini penyakit
pabrik.
RA, pentingnya hidup
 Pelayanan kesehatan
produktif saat usia
sulit dijangkau oleh
lanjut.
masyarakat.
 Pihak puskesmas
atau pelayanan PREVENSI PREVENSI
SEKUNDER SEKUNDER
kesehatan jarang Mengontrol terhadap Manajemen resiko
memberikan edukasi kelompok beresiko kesehatan
-Kader melakukan
karena sulit
skrining kesehatan rutin
menjangkau
terhadap penderita
wilayah.
rematik.
 Jumlah tenaga
kesehatan yang tidak
-Dibentuknya
mencukupi,
pusling/poskesdes
sehingga sulit untuk
melakukan kegiatan
-Pembentukan kelas bagi
di luar gedung.
masyarat yang menderita
penyakit rematik; terapi
okupasi

-Pemasangan poster
tentang penyakit
reumatik

-Pembentukan dan
pengaktifan
TOGA/BATRA

- Kunjungi rumah untuk


memberikan informasi
tentang reumatik

PREVENSI TERSIER
PREVENSI TERSIER
‐ Partisipasi tim
- Tindak lanjut melalui
kesehatan dalam
telepon ‘membuat
keluarga.
group whatsapp “
‐ Pengembangan - Pencatatan insiden
sumber yang ada di
komunitas - Pemasaran hasil
okupasi lansia untuk
meningkatkan nilai
ekonomi.

- Evaluasi keberhasilan
TOGA/BATRA

Hasil angket:

 Hanya 20% lansia


yang mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
serta puskesmas.

 Terdapat kader Ketidakefektifan PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER


pemeliharaan - Pengetahuan : - Lakukan penyuluhan
kesehatan namun kesehatan
perilaku sehat kesehatan tentang
belum terlalu
- pengetahuan : promosi reumatik kepada
memahami tentang
kesehatan masyarakat dan lansia
penyakit reumatik
- pengetahuan : gaya
 Kader mereka jarang
hidup sehat
mengkaji kesehatan
pada penderita
khususnya pada
lansia PREVENSI
SEKUNDER PREVENSI
 Berdasarkan hasil SEKUNDER
- Perilaku promosi
wawancara terhadap - Pelatihan kader tentang
kesehatan
20 orang lansia lansia dan rheumatik
‐ Partisipasi dalam
mereka belum
pengambilan - Seminar mengenai
pernah mendapatkan
keputusan perawatan lansia dan
penyuluhan terkait
kesehatan permasalahannya
rematik
bersama warga dan
 Pendidikan terakhir
ke 20 lansia tersebut para tenaga sipil
adalah SLTP 8 pemerintahan
orang, SLTA 12
orang.

PREVENSI TERSIER
- Pencatatan insiden
PREVENSI TERSIER
- Meningkatkan
- Pengembangan
sumber yang ada di dukungan
komunitas
pemerintahan

Hasil angket:
 30% lansia
mengalami masalah
kesehatan reumatik
 75% lansia tidak
paham mengenai
penyakit rematik
dan akibat yang
ditimbulkannya
F. Evaluasi Keperawatan

Tujuan Evaluasi
N Diagnosa
o Keperawatan
Tujuan Tujuan
Jangka Jangka Kriteria Standar
Panjang Pendek
1 Defisiensi Setelah Setelah ‐ Partisipasi tim ‐ 75%
dilakukan dilakukan masyarakat di
Kesehatan kesehatan
tindakan tindakan RT 01 RW 07
Komunitas di keperawatan keperawatan dalam keluarga. Kelurahan
komunitas komunitas Campaka
RT 01 RW 07 ‐ Aktif
selama 2 bulan, selama 1 Kecamatan
Kelurahan diharapkan bulan, angka mengontrol Andir mengerti
angka penderita penderita tentang
Campaka terhadap
rematik di RT rematik di pengertian
Kecamatan 01 RW 07 RT 01 RW 07 kelompok rematik, tanda
Kelurahan Kelurahan dan gejalanya,
Andir beresiko.
Campaka Campaka pencegahan,
Kecamatan Kecamatan ‐ Efektifnya serta
Andir Andir, penyebabnya
menurun diharapkan: program dan bahaya
masyarakat yang
‐ Masyarakat ditimbulkannya
mampu Mengenai .
mengetahui status kesehatan
pentingnya
hidup
produktif ‐ Meningkatnya
saat usia pengetahuan
lanjut. masyarakat
tentang
penyakit
rematik

2 Ketidakefektifan Setelah Setelah - Pelatihan kader Masyarakat di RT


pemeliharaan dilakukan dilakukan 01 RW 07
tentang lansia
Kesehatan di RT tindakan tindakan Kelurahan
01 RW 07 keperawatan keperawatan dan rheumatik Campaka
Kelurahan komunitas komunitas Kecamatan Andir
- Adanya
Campaka selama 2 bulan, selama 1 mampu menjaga
Kecamatan diharapkan bulan, angka perkembangan dan
Andir angka penderita penderita meningkatkan
terkait sumber
rematik di RT rematik di kesehatannya
01 RW 07 RT 01 RW 07 yang ada di sendiri dan
Kelurahan Kelurahan bahaya yang
komunitas
Campaka Campaka ditimbulkannya.
Kecamatan Kecamatan
Andir Andir,
diharapkan: diharapkan:
masyarakat Masyarakat
mampu
mampu
menjaga dan
meningkatkan menerapkan
kesehatannya
perilaku sehat
sendiri dan
bahaya yang dan gaya
ditimbulkannya.
hidup sehat

G. Peran dan Fungsi Keperawatan

Peran perawat komunitas dalam menangani kasus ini yaitu sebagai pendidik
kesehatan dan organisator /perencana yang bertujuan untuk mengembalikan
kemandirian masyarakat (yang sebelumnya pernah mengalami rematik) sebaik
mungki dalam bentuk proses keperawatan.

H. Strategi Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan
No Keperawatan Strategi Rencana
Kegiatan
Tujuan Tujuan
Jangka Jangka
Panjang Pendek
1 Defisiensi Setelah Setelah Kegiatan ‐ Memberikan
dilakukan dilakukan komunitas penkes
Kesehatan
tindakan tindakan melalui ‐ Pemeriksaan
Komunitas di keperawatan keperawatan promosi kesehatan
komunitas komunitas kesehatan
RT 01 RW 07
selama 2 bulan, selama 1 bulan, tentang
Kelurahan diharapkan angka penderita reumatik dan
angka penderita rematik di RT pencegahannya
Campaka
rematik di RT 01 RW 07
Kecamatan 01 RW 07 Kelurahan Mengontrol
Kelurahan Campaka
Andir terhadap
Campaka Kecamatan
Kecamatan Andir, kelompok
Andir diharapkan:
beresiko
menurun
‐ Masyarakat
mampu
mengetahui
pentingnya
hidup
produktif saat
usia lanjut.

2 Ketidakefektifan Setelah Setelah Meningkatkan Memberikan


pemeliharaan dilakukan dilakukan kesadaran dan Pendidikan
kesehatan di RT tindakan tindakan motivasi Kesehatan
01 RW 07 keperawatan keperawatan masyarakat Health
Kelurahan komunitas komunitas untuk Promotion
Campaka selama 2 bulan, selama 1 bulan, berperilaku
Kecamatan diharapkan angka penderita hidup sehat
Andir angka penderita rematik di RT
rematik di RT 01 RW 07
01 RW 07 Kelurahan
Kelurahan Campaka
Campaka Kecamatan
Kecamatan Andir,
Andir diharapkan:
diharapkan: Masyarakat
masyarakat mampu
mampu menerapkan
menjaga dan perilaku sehat
meningkatkan dan gaya hidup
kesehatannya sehat
sendiri dan
bahaya yang
ditimbulkannya.

I. Aspek Etik Legal

Aspek etik legal dalam kasus adalah beneficiency dengan memberikan


pendidikan kesehatan tentang pengetahuan rematik.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Rheumatoid arthritis (RA) adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan


proses inflamasi pada sendi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari
persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas, dan keletihan.
Hingga kini penyebab Reumatoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor mekanisme IMUN
( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor rematoid, gangguan
Metabolisme, genetik, faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan
psikososial)

B. Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah dan asuhan keperawatan ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis juga membuka kesempatan
bagi kritik dan saran yang membangun dan mengembangkan makalah ini. Karena
pada hakikatnya ilmu pengetahuan akan terus menerus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman.

Anda mungkin juga menyukai