Anda di halaman 1dari 6

KESEHATAN SPIRITUAL

A. Pengertian Kesehatan Spiritual

Spirituality atau spiritual berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti
nafas atau udara. spirit memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti
penting ke hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan
seseorang( Dombeck,1995). Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing
individu (Farran et al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda
mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup
dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Spiritual menghubungkan antara
intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri
sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan
tuhan/kekuatan gaib) . Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar
manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi
serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari
nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila
pemahamannya dibatasi.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual

1. Perkembangan.

Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual,


karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap
Tuhan.

2. Keluarga.

Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam pemenuhan kebutuhan spiritual,
karena keluarga memilki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Ras/suku.

Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehungga proses


pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
4. Agama yang dianut.

Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menetukan arti
pentingnya kebutuhan spiritual.

5. Kegiatan keagamaan. Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan


keberadaan dirinya dengan Tuhan, dan selalu mendekatkan diri kepada
Penciptanya.

C. Klien yang membutuhkan bantuan spiritual

1. Pasien Kesepian. Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan
membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain
kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan

2. Pasien Ketakutan dan cemas. Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan
pasien kacau, yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan
ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan.

3. Pasien menghadapi pembedahan. Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang


sangat mengkhawatirkan karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat
itulah keberadaan pencipta dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien
selalu membutuhkan bantuan spiritual.

4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat membuat
seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya
hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah yang lebih buruk. Akan tetapi
bila perubahan gaya hidup kea rah yang lebih baok, maka pasien akan lebih
membutuhkan dukungan spiritual.

D. Perkembangan Spiritual

Perkembangan Spiritual seseorang menurut Westerhoff’s di bagi ke dalam


empat tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu : Usia anak-anak, merupakan tahap
perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku yang didapat, antara
lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain dengan keyakinan atau
kepercayaan yang di anut, Pada masa ini, anak belum mempunyai pemahaman salah
atau benar. Kepercayaan atau keyakinan pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual
atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada
masa prasekolh kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya,
perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang seakilingnya
dalam hal ini keluarga. Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang
pencipta, arti doa, serta mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.

Usia remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang di tandai


dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub
membuat mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya.
Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian
kebutuhan spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya,
yang berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau
kepercayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, akan timbul
kekecewaan.

Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali


dengan proses npernyataan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara
kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran
sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional.
Segala pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa
ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.

Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri,


perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercatyaan diri yang
dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih
mengerti akan kepercayaan dirinya.

E. Karakteristik spiritual

Spiritualitas memiliki seseorang karakter, sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat


spiritualitas seseorang. Karakteristik spiritual tersebut, antara lain

1. hubungan dengan diri sendiri

1) Pengetahuan diri (apa pun yang bisa dilakukan).

2) Sikap (percaya pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan,
harmoni atau keselarasan diri).

2. hubungan dengan alam

1) Mengetahui tentang tanaman, pohon, margasatwa dan iklim.


2) Berkomunikasi dengan alam (bertanam, berjalan kaki), mengabadikan dan
menyelamatkan alam.

3. hubungan dengan orang lain

a. Harmonis

1) Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber balik timbal.

2) Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit.

3) Menyakini kehidupan dan kematian.

b. Tidak harmonis

1) Konflik dengan orang lain.

2) Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi.

3. hubungan dengan Ketuhanan.

1) Sembahyang / berdo'a / belajar.

2) Perlengkapan keagamaaan.

3) Bersatu dengan alam.

F. Masalah Spiritual

Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distress
spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami
atau berisiko mengalami ganguan dalam kepercayaan atau sistem yang
memberikannya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien
meminta pertolongan spiritual, mengungkapakan adanya keraguan dalam system
kepercayaan, adanya gangguan yang berlebih dalam mengartikan hidup,
mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup, adanya
keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis,
menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan tanda fisik seperti nafsu
maakan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat.

Distres spiritual terdiri dari atas :


1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai
atau dari penderitaan yang berat.

2. Spiritual yang khawatir, yatitu terjadi pertentangan kepercayaan dan sistem nilai
seperti adanya aborsi.

3. Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.

Cara pemenuhan kebutuhan perawat spiritual

Perawat diharapkan terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan spiritualnya, sebelum


membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan klien spiritual. Dengan hal ini
diharapkan perawat dapat memberikan layanan keperawatan yang berkualitas.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual perawat
antara lain sebagai berikut.

1. Beribadah dalam suatu komunitas.

Berpartisipasi dalam komunitas komunitas dapat meningkatkan spiritualitas. Banyak


orang yang menerima orang lain yang memiliki agama atau kepercayaan yang sama.
Hanya dengan ikut dalam suatu komunitas spiritual dapat menimbulkan rasa nyaman
dan dapat meningkatkan rasa spiritual.

2. Berdoa.

Berdoa, membaca kitab suci, merenungkan berkat dalam hidup dan berserah kepada
Yang Maha Kuasa merupakan cara yang baik dalam meningkatkan spiritual.

3. Meditasi.

Beberapa orang dapat menggunakan yoga atau membantu untuk mengembalikan diri
dan memfokuskan pikiran untuk menemukan makna dari suatu hal.

4. Pembenaran yang positif.

Pembenaran yang positif dapat membantu seseorang dalam mengatasi stres. Salah satu
cara untuk mendapatkan pembenaran positif adalah dengan berdiam diri, sambil
merenungkan kitab suci atau nyanyian.

5. Menulis pengalaman spiritual.


Perawat dapat menulis perasaan yang dialami, pengalaman spiritual yang dialami, atau
semua inspirasi dan pikiran yang timbul. Cara ini sangat bermanfaat bagi perawat untuk
dapat stres.

6. Mencari dukungan spiritual.

Dukungan spiritual dapat datang dari mana saja. Perawat dapat mencari dukungan
spiritual dari komunitas rohaninya. Selain itu dukungan spiritual juga dapat diperoleh
dari teman, mentor, atau konselor.

Anda mungkin juga menyukai