Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Pengkajian
a.    Data yang harus dikaji
o   Identitas klien meliputi nama,jenis kelamin,alamat,status.
o   Keluhan utama / alasan masuk misalnya Penurunan kemampuan dan motivasi
merawat diri,Defisit perawatan diri atau Isolasi Sosial.
o   Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan saat ini, masa lalu dan keluarga
o   Faktor yang mempengaruhi defisit perawatan diri meliputi faktor predisposisi
yaitu bio-psiko-sosial-spritual dan faktor presipitasi
 Pemeriksaan fisik (head to toe) dan pola kebiasaan sehari-hari, mekanisme
koping,dll.
b.    Analisa Data
1)    Data subjektif
a)    Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS
tidak tersedia alat mandi
b)    Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c)    Klien mengatakan ingin disuapi makan
d)    Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK
maupun BAB.
2)    Data objektif
a)   Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor
b) Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki),
atau tidak berdandan (wanita).
c) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya.
d)  Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri

3. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri
o   Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan
diri.
o   Tujuan Khusus
1)   TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Kriteria evaluasi : Dalam berinteraksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya
pada perawat
a)    Wajah cerah, tersenyum
b)    Mau berkenalan
c)    Ada kontak mata
d)    Menerima kehadiran perawat
e)    Bersedia menceritakan perasaannya
Intervensi :
a)    Berikan salam setiap berinteraksi.
b)    Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c)    Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d)    Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e)    Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
f)     Buat kontrak interaksi yang jelas.
g)    Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h)   Penuhi kebutuhan dasar klien.

2)    TUK 2 : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.


Kriteria evaluasi : Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali
pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti
mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi :
a)   Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
b)   Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c)   Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d)   Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e)   Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
f)   Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri
g)   Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi 2 kali pagi
dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
3)    TUK 3 : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria evaluasi : Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti
mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian
bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.
Intervensi :
a)   Motivasi klien untuk mandi.
b)   Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c)   Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d)  Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e)   Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f)   Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri
seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

4)    TUK 4 : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
Kriteria evaluasi : Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan
kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan
sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi :
a)   Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan
untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
5)    TUK 5 : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi : Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi :
a)    Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
6)    TUK 6 : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Kriteria evaluasi : Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang berhubungan
dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien
dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga membantu dan membimbing
klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi :
a)   Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
b)   Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami
di RS.
c)   Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
d)   Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien.
e)   Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan
diri.
f)   Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri
g)  Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

4.    Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)


a.    Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP1)
Core Problem : Defisit perawatan diri
1)    Proses Keperawatan
a)   Kondisi Klien
Klien Nampak kumal.
b)   Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
c)   Tujuan Khusus
o   Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
o   Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
2)    Strategi komunikasi
a)   Fase orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat pagi… , Boleh saya kenalan dengan Ibu? Nama saya …
Ibu boleh panggil saya … saya mahasiswa Keperawatan … yang
akan merawat Ibu selama seminggu ini mulai pukul 08.00 – 13.00
setiap harinya, Namanya siapa,Bu ? Senang dipanggil apa?
 Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? Ibu sudah mandi?
 Kontrak
-     Topik : “Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang pentingnya menjaga perawatan diri?
-    Tempat : “ Dimana kita akan ngobrol? Diteras, di kursi panjang
itu,atau dimana??”.
-    Waktu : “berapa lama kira-kira kita bias ngobrol ?”Ibu maunya
berapa menit?? “bagaimana kalau 15 menit? Bisa?
b)    Fase kerja
o   “Berapa kali Ibu membersihkan diri dalam sehari ?”
o   “Apakah Ibu suka berdandan?”
o   “Alat apa yang Ibu gunakan pada saat makan, menggunakan tangan
atau sendok?”
o   “Apakah Ibu selalu ke karma mandi jika Ibu ingin BAB/ BAK?”
o   “Apakah Ibu tahu pentingnya perawatan/kebersihan diri?”
o   Kalau orang yang tidak mau menjaga perawatan diri dengan baik
dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan.
c)    Fase terminasi
 Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi tentang
pentingnya menjaga perawatan diri?”. Ibu merasa senang?
 Evaluasi Obyektif
“Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan
pembicaraan kita tadi?.”Coba sebutkan manfaat dari menjaga
perawatan diri?
 Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah Ibu, waktu kita sudah habis, nanti saat pukul 17.00 coba Ibu
ingat lagi mengenai penjelasan saya tadi.”
 Kontrak
-   Topik : “Bagaimana kalau kita ngobrol lagi tentang cara menjaga
kebersihan mulut dan cara menggosok gigi?”
-  Tempat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya, apa masih disini atau cari tempat lain ?”
-  Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30 ,bisa?
b.    Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP2)
Core Problem : Defisit perawatan diri
1)    Proses Keperawatan
a)    Kondisi Klien
Klien giginya tampak kotor

b)   Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
c)   Tujuan Khusus
o   Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
o   Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
o   Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
o   Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
2)    Strategi komunikasi
a)    Fase orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat pagi,Ibu. masih ingat dengan saya Nurse ….? Seperti janji
kita kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol lagi,Ibu bersedia?
 Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? Ibu sudah mandi,menggosok gigi
dan keramas?
 Kontrak
-   Topik : “Bagaimana kalau kita ngobrol tentang pentingnya cara-
cara menjaga kebersihan mulut khususnya menggosok gigi?
-   Tempat : “ Dimana kita akan ngobrol? Diteras dekat kamar mandi
? baiklah.
-  Waktu : “berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol ?”Ibu maunya
berapa menit?? “bagaimana kalau 15 menit? Bisa?
b)    Fase kerja
o   “Bagaiman cara ibu menjaga kebersihan diri khususnya kebersihan
mulut ?”
o   “Apakah Ibu tahu tentang alat-alat yang digunakan untuk
membersihkan diri khususnya kebersihan mulut?”
o   “Bagaimana cara ibu membersihkan mulut terutama menggosok
gigi?”
o   “Bagaimana kalau kita belajar cara membersihkan mulut khususnya
menggosok gigi?”
o   Pertama lepaskan seluruh baju yang dikenakan, lalu siramkan air ke
tubuh secara menyeluruh. Gunakan sabun secara merata pada
seluruh bagian tubuh dan bilas sampai bersih. Lalu menggosok gigi
caranya pertama-tama berkumur terlebih dahulu ,kemudian buka
pasta gigi oleskan pada sikat gigi secara merata,kemudian
menggosok gigi secara merata ,gigi disikat dari arah atas kebawah,
menggosok seluruh gigi dari depan sampai belakang kemudian Ibu
berkumur dan membuang pada tempatnya misalnya ini ada
bengkok, setelah semuanya selesai bersihkan mulut menggunakan
handuk. Setelah menggosok gigi, keringkan badan dengan handuk
dang anti pakaian dengan pakaian yang bersih”
c)    Fase terminasi
 Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu , setelah berbincang-bincang?”
 Evaluasi Obyektif
“Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba Ibu
simpulkan pembicaraan kita tadi?.”Coba uraikan kembali cara
menjaga kebersihan diri dan cara menggosok gigi?
 Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah Ibu, mulai nanti sore jangan lupa mulai menggosok gigi
setiap kali mandi dan sebelum tidur,ya? .”
 Kontrak
-   Topik : “Bagaimana kalau kita ngobrol lagi tentang cara menjaga
perawatan diri berpakaian yang rapi? Setuju?”
-   Tempat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya? Bagaiman kalau di tempat yang teduh ?”
-  Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30 ,bisa?

5.    Evaluasi
Adapun tanda-tanda bahwa asuhan keperawatan yang perawat berikan kepada
klien
kurang perawatan diri berhasil :
a.  Klien dapat menyebutkan :
1)    Penyebab tidak merawat diri
2)    Manfaat menjaga perawatan diri
3)    Tanda-tanda bersih dan rapi
4)    Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.
b.  Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
1)    Kebersihan diri
2)    Berdandan
3)    Makan
4)    BAB/BAK
c. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
1)    Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
2)    Keluarga ikut serta mendampingi klien dalam perawatan diri.

Anda mungkin juga menyukai