Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Disusun oleh :
Alviatur rofiah
P27220019132

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama : Gangguan konsep diri : defisit perawatan diri

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit
perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
2. Tanda dan gejala
Menurut Depkes (2000;20) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah
:
a. Fisik
 Bau badan
 Pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif
 Menarik diri, isolasi diri
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c. Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma
 Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat
 Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
3. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
4. Akibat
Pada pasien defisit perawatan diri dampak yang sering muncul yaitu :
a. Dampak fisik
 Gangguan integritas kulit
 Gangguan membran mukosa mulut
 Infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
 Gangguan kebutahan rasa nyaman
 Kebutuhan dicintai dan mencintai
 Kebutuhan harga diri
 Aktualisasi diri dan gagguan interaksi sosial

C. Pohon Masalah
Resiko terkena penyakit kulit

Defisit Perawatan Diri Core problem

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
a. Data subyektif : Pasien merasa lemah, malas untuk beraktivitas dan merasa tidak
berdaya
b. Data obyektif : Rambut kotor, acak – acakan, badan dan pakaian kotor dan bau,
mulut dan gigi bau dan kulit kusam dan kotor, kuku panjang dan tidak
terawat

E. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Defisit perawatan diri
3. Resiko terkena penyakit kulit

F. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan :
2. Tujuan Umum : klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri
3. Tujuan Umum Khusus dan Intervensi:
a. TUK I:
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Kriteria hasil:
1) Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat
2) Mennjukkan rasa senang, ada kontak mata
3) Mau berjabat tangan,mau menyabutkan nama
4) Mau menjawab salam
5) Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
6) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Intervensi :
1) Berikan salam setiap berinteraksi
2) Perkenalkan nama-nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
3) Tanyakan nama dan nama panggilan kesukaan klien
4) Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali beriinteraksi
5) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
6) Buat kontrak interaksi yang jelas
7) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
8) Penuhi kebutuhan dasar klien.
b. TUK II:
Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria Hasil:
1) Klien dapat menyebutkan mengenai arti dari kebersihan
2) Klien dapat menjaga kebersihan diri
3) Klien dapat menerapkan cara hidup bersih seperti mandi, sikat gigi, sisir rambut
keramas.
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
2) Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih
3) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri
4) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal
yang berhubungan dengan kebersihan diri
5) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan
diri
6) Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan
diri
7) Ingatkan klien untuk memelihaara kebersihan diri seperti mandi 2 kali pagi dan
sore,sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
c. TUK III :
Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria Hasil :
1) Klien mau mandi sendiri
2) Klien tampak bersih dan rapi
Intervensi:
1) Motivasi klien untuk mandi
2) Beri kesempatan pada klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan
diri yang benar
3) Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari
4) Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut
5) Kolaboradi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi
6) Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti
odol, sikat gigi, shampo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
d. TUK IV:
Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
Intervensi :
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci
rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal
e. TUK V:
Klien dapat mempertahankan kebersihandiri secara mandiri
Intervensi:
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri
f. TUK VI:
Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
Kriteria Hasil :
1) Keluarga pasien mampu memberi dukungan pada klien
2) Keluarga klien menyiapkan sarana pada klien
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri
2) Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan klien selama
di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS
3) Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS
4) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien
5) Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri
6) Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri
7) Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya :
mengingatkan pada waktu mandi, keramas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia

Perry , Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakara : EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 1 Pasien

Masalah Utama : Defisit Perawatan Diri


A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:
Klien tampak kotor
Rambut klien kusut dan acak – acakan
Klien bau
2. Diagnosa keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan
c. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat

4. Tindakan
a. Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan, tanyanakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai.
b. Diskusikan dengan klien fungsi kebersihan diri dengan metahuan klien terhadap hal
yang berhungan dg kebersihan diri
c. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri.
d. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi, sikat gigi, menyisir,
keramas, gunting kuku.
e. Masukkan dalam jadwal harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI
1. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, kenalkan saya perawat Alvi.”


”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”

”Saya perawat ruangan ini ...., saya yang akan merawat T?”

2. Evaluasi/ validasi

“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

3. Kontrak

a. Topik

”Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”

b. Waktu

”Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?

c. Tempat

”Mau dimana...?. disini aja ya.”

4. Kerja

“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”

(Contoh untuk pasien laki-laki)

“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu,
dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.

“Berapa kali T makan sehari?


”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.”

“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita


kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu
kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,
shampo dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T


melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus,
lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih
lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai
baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

5. TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian?

b. Evaluasi Obyektif

”Coba T sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”

”Bagus sekali”

c. RTL

”Mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore, Mari...kita
masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri tanda
kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?”

d. Kontrak

1) Topik

Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?”

2) Waktu

Pagi-pagi sehabis makan.

3) Tempat

Disini aja ya...


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 2 Pasien

Masalah Utama : Defisit Perawatan Diri


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Klien sudah mandi
2. Diagnosa keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan
Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
4. Tindakan
a. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
b. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur
c. Ingatkan klien untuk mandi, sikat gigi, menyisir, keramas, ganti baju.
d. Masukkan dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


ORIENTASI
1. Salam Terapeutik “Selamat pagi Pak Tono?
2. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah
dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?
3. Kontrak
a. Topik
“Hari ini kita akan latihan berdandan”
b. Tempat
“Mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu”
c. Waktu
“Lebih kurang setengah jam”.
KERJA
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke
cermin, bagus…sekali!
“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif “Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
2. Evaluasi Obyektif
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya!
3. RTL
Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?
4. Kontrak
a. Topik
“Nanti siang kita latihan makan yang baik.
b. Tempat
Di ruang makan bersama dengan pasien yang lain.
c. Waktu
Jam setengah dua belas ya...sampai jumpa...
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 3

Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

1. Berpakaian
2. Menyisir rambut
3. Berhias

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini

ORIENTASI
1. Salam Terapeutik “Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini
2. Evaluasi/ validasi Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai dijadual harian ?
3. Kontrak
a. Topik
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik.
b. Tempat
Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
c. Waktu
5 menit saja cukup ya...

KERJA
“Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir rambutnya
yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan
tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca!”

TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”
2. Evaluasi Obyektif
“T jadi tampak segar dan cantik”
3. RTL
“mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan harian...”
4. Kontrak
a. Topik
”Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang lain”.
b. Tempat
Di ruang makan bersama pasien yang lain
c. Waktu
Sekitar jam 12 ya ......
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

SP 4

Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri


1. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2. Menjelaskan cara makan yang tertib
3. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat siang T,”
” Wow...masih rapi dech T”.
2. Evaluasi/Validasi
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!”

KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang
pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya,
Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul..
dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta
sendiri obatnya.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”

” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?.Besok kita
ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 5

Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri


1. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

Orientasi

“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadual
kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

Kerja

Untuk pasien pria:


“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di
WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya.
Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”
“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di
tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air
kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian sebelum
keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”

Untuk pasien wanita:


“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak
tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?”
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.
“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual
kegiatannya.”
C. Tindakan keperawatan pada keluarga
1. Tujuan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan
diri.
2. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang baik
maka Saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan
melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya
meningkat. Tindakan yang dapat Saudara lakukan:

a. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
d. dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
e. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
f. membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual
g. yang telah disepakati).
h. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
i. pasien dalam merawat diri.
j. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP1

Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan


diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
“Selamat pagi Pak / Bu, saya perawat Alvi, perawat yang merawat T”
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang dapat
diberikan.”
“Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita duduk di
kantor perawat!”

KERJA
“Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat T ?” Perawatan diri yang utama adalah
kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak
mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri,
kami telah melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku.
Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T juga telah mempunyai jadual
pelaksanaanya untuk berdandan, karena anak Bapak/ Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi
sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan
bersama keluarga dirumah, T telah mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan,
berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan
obat, agar sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC
Bapak/Ibu ?Iya..., T juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih. Kalau T kurang motivasi dalam
merawat diri apa yang bapak lakukan?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T
sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.”
”Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”

TERMINASI
Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Pak J sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak Bapak, T dalam
merawat diri.”
” Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.”
“Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat membersihkan diri.”
“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T dalam
merawat diri.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 2

Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini:

ORIENTASI
“Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi”
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan
dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung keT ya?”
“Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?”

KERJA

“Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk
mandi, berdandan, buang air, dan makan”

“Bagus, betul begitu caranya”

“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T”

“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”

“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T”

“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T?”

(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)


TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk T”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar
melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


SP 3

Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan kepada keluarga


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
“Selamat pagi Bapak/Ibu hari ini, saya akan mengakhiri kunjungan saya bagaimana kalau kita
bicarakan jadual T selama dirumah”
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
T?”
“Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu.?”

KERJA

“Pak,Bu...,ini jadual kegiatan T, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan?

“ Pak / Bu..jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan di rumah, baik jadual aktivitas maupun
jadual minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan
bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk makan, minum, dan
mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain,
maka segera hubungi Suster S di Puskesmas Ingin Jaya, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan
bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 446xxx.
Selanjutnya suster S yang akan membantu memantau perkembangan T selama di rumah”

TERMINASI
“ Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian T untuk dibawa pulang.” Dan ini
surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri.”
“ Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang tampak.”

Anda mungkin juga menyukai