Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Arifin Jauhari
NIM. P1337420918016

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
Defisit Perawatan Diri

A. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri : higiene adalah keadaan dimana individu mengalami kegagalan
kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri (Carpenito,
2007).

B. PENYEBAB
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perawatan diri kurang (higiene) antara
lain:
a. Perkembangan:
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya.

C. Pohon Masalah

Kerusakan Integritas Kulit

Defisit Perawatan Diri

Halusinasi / Isolasi sosial

(Satrio,K.L. dkk, 2015)


D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a. Masalah keperawatan:
1). Defisit perawatan diri
2). Menurunnya motivasi perawatan diri
3). Isolasi sosial: menarik diri
4). Harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji:
1). Data Subyektif:
Mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok gigi,
tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi /
kebersihan diri.
2). Data Obyektif:
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi.

C. Diagnosa keperawatan
1. Perawatan diri kurang: higiene berhubungan dengan menurunnya motivasi perawatan
diri
2. Menurunnya motivasi perawatan diri berhubungan dengan menarik diri.

D. Rencana tindakan
a. Tujuan umum : klien mampu melakukan perawatan diri: higiene.
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda kebersihan diri
Tindakan :
1.1. Diskusikan bersama klien tentang pengertian bersih dan tanda-tanda bersih
1.2. Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan hal yang positif.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
Tindakan :
2.1. Bicarakan dengan klien penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
2.2. Diskusikan akibat dari tidak mau menjaga kebersihan diri
3. Klien dapat menyebutkan manfaat higiene
Tindakan:
3. 1. Diskusikan bersama klien tentang manfaat higiene
3.2. Bantu klien mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga kebersihan diri

4. Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri


Tindakan:
4. 1. Diskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri: andi 2x sehari (pagi
dan sore) dengan memakai sabun mandi, gosok gigi minimal 2x sehari dengan
pasta gigi, mencuci rambut minimal 2x seminggu dengan sampo, memotong
kuku minimal 1x seminggu, memotong rambut minimal 1 x sebulan.
4.2. Beri reinforcement positif bila klien berhasil

5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal


Tindakan:
5. 1.Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri
5.2. Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal

6. Klien dapat melakukan perawatan diri higiene secara mandiri


Tindakan:
6. 1.Beri kesempatan klien untuk membersihkan diri secara bertahap
6.2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah membersihkan diri
6.3 Bersama klien membuat jadwal menjaga kebersihan diri
6.4. Bimbing klien untuk melakukan aktivitas higiene secara teratur
7. Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
7. 1.Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan diri melalui
pertemuan keluarga
7.2. Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Depkes (2000). Standar pedoman perawatan jiwa


Satrio. K. L (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandar Lampung: Permatanet
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
 Masalah : Defisit perawatan diri
 Pertemuan : Ke 1 (Satu)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena di rumah klien
mengurung diri di kamar dan sudah satu minggu tidak mau mandi dan mengganti
baju.
2. Diagnosa :
a. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Menarik diri
3. TUK :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri
c. Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
d. Klien dapat mempraktekkan cara perawatan diri
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapiutik
Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya suster Yeni Fila. Saya suka dipanggil
Suster Yeni. Nama Bpk siapa? Suka dipanggil apa?
b. Evaluasi/Validasi
Pk.Deni apakah mengetahui mengapa Bpk dibawa kemari ?
c. Kontrak
 Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang
menyebabkan Pak.Deni tidak mau merawat diri ?
 Tempat
Mau dimana kita bercakap-cakap Bpk ? Bagaimana kalau di ruang perawat
saja ?
 Waktu
Berapa lama kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau 30 menit?

2. Kerja
 Apa yang membuat Pak.Deni tidak mau merawat diri (mandi, menggosok
gigi dang anti baju) ?
 Bapak sudah tau belum apa keuntungan dan kerugiannya kalo seseorang
malas mandi dan rajin mandi?
 Oh, begitu ya. Padahal kalau kita mandi, menggosok gigi dan ganti baju
minimal 2 kali dalam sehari itu bisa membuat tubuh kita terhindar dari
berbagai penyakit, membuat kita tampak bersih, bisa berfikir positif dan
orang-orang disekitar kita senang berkumpul dengan kita.
 Nah, kalau orang yang rutin mandi, menggosok gigi dan ganti baju minimal
2 kali dalam sehari itu biasnya terlihat bersih, rapi, banyak teman yang
mendekati dan mengajak ngobrol, serta harum.
 Kemudian kalau seseorang yang tidak mau mandi, menggosok gigi dan
menggganti baju minimal 2 kali dalam sehari biasanya mudah terserang
sakit, khususnya sakit kulit seperti panu, kadas dan gatal-gatal.
 Sekarang, mari kita coba bagaimana cara melakukan perawatan diri (mandi,
menggosok gigi dan mengganti baju)
 Pertama mengenalkan alat-alat yang digunakan untuk mandi dan ganti baju.
 Mengajarkan klien cara mandi yang benar dan tidak lupa mengeringkan
badan dengan handuk mandi.
 Nah, sekarang Pk.Dedi yang mencoba (klien mepraktekkannya langkah
demi langkah sambil dibantu perawat)
 Kalau sudah selesai mari duduk lagi.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Bagaimana perasaan Pak.Deni setelah melakukan cara merawat diri tadi
(sebutkan kegiatannya).
b. Evaluasi obyektif
Sekarang coba Pak.Deni ulangi lagi bagaimana tadi cara melakukan perawatan
diri. Bagus sekali.

c. Rencana Tindak Lanjut


 Bagaimana kalau Pak.Deni lakukan setiap hari selama di RS, agar nanti
dirumah sudah lancar.
 Nah, mau jam berapa Pak.Deni melakukannya ? Kita buat jadwalnya ya,
biar Pak.Deni tidak lupa.
 Oke, jadi mau dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur jam 06.00 an sore
jam 16.00.
 Baiklah Pak.Deni, waktu kita sudah habis. Sekarang kita catat kegiatan pada
hari ini di buku harian Pak.Deni.
 Nah, kalau sudah dikerjakan beritahu suster ya dan nanti kita beri tanda.
d. Kontrak
 Topik
Besok kita akan belajar lagi bagaimana cara makan yang baik
 Tempat
Tempatnya mau dimana ? Bagaimana kalau di meja makan.
 Waktu
Mau jam berapa ? Bagaimana kalau jam 07.00 pagi ? Baiklah sampai besok
Pak.Deni
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : Ke 2 (dua)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Klien telah mengetahui cara untuk melakukan perawatan diri untuk mandi, menggosok
gigi dan mengganti pakaian.
2. Diagnosa :
Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi sosial: menarik diri
3. TUK :
Klien dapat melaksanakan praktek makan yang baik secara mandiri
Klien menyusun jadwal kegiatan harian untuk kemampuan yang telah dicoba

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP) :


1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik : “ Selamat pagi, Pak Deni ?
b. Evaluasi/validasi : “Bagaimana perasaan Pak Deni hari ini?” apakah Pak Deni
masih kesulitan dalam merawatan diri?
c. Kontrak :
Topik ”Masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang? Betul, kita akan
membicarakan cara makan yang baik, Bagaimana Pak Deni?
Tempat “ Dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di teras?
Waktu “Berapa lama? Kalau 15 menit bagaimana? Setuju!”
2. Fase Kerja
Ini daftar kemampuan merawat diri yang Pak Deni miliki yang telah dibicarakan, Ok
masih adakah hal lain yang belum tertulis?
Coba karena kemarin Pak Deni sudah pandai dalam merawat diri yaitu mandi,
menggosok gigi dan mengganti pakaian, Sekarang kita akan belajar bagaimana cara
makan yang baik ya?
Sebelum makan kita harus mencuci tangan dengan sabun setelah itu kita duduk di
meja makan dengan posisi badan tegak dan tangan tidak di atas meja bagaimana
bapak mengerti??
Setelah makanan dibagikan, sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu kemudian
mengunakan sendok untuk makan dan tidak boleh berbicara saat makan.
Usahakan alat makan jangan berbunyi dan kunyah makanan secara perlahan jangan
terburu-buru. Apakah bapak sudah mengerti???
Setelah makan selesai dilanjut dengan doa dan membereskan alat makan.
Mari kita coba (perawat mendemonstrasikan sambil mendorong klien melakukannya
langkah demi langkah)
Bagus sekali, Bapak sudah pintar.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif : “bagaimana perasaan Pak Deni setelah belajar makan yang
baik. Bagus Sekali.”
b. Evaluasi obyektif : “coba Pak Deni ulangi lagi cara makan yang baik, Bagus
terus …ya Benar (Bantu klien).”
c. Rencana Tindak lanjut : “bagaimana kalau dilakukan terus selama di RS agar
nanti di rumah sudah lancar”.
Nah berarti setiap akan makan Bapak harus melakukannya ya..? kita buat jadwal
ya biar Bapak tidak lupa..
Nah kalau sudah diikerjakan beritahu suster ya biar suster beri tanda
d. Kontrak yang akan datang :
Topik Baiklah karena waktunya sudah selesai “Bagaimana kalau besok kita coba
kemampuan Pak Deni yang lain?
Tempat Tempatnya maud imana? Bagaimana kalau disini saja
Waktu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00. Setuju?” Baiklah sampai
besok.
Semoga Lekas Sembuh……..
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
 Masalah : Gangguan konsep diri : Defisit Perawatan Diri.
 Pertemuan : Ke 3 (Tiga)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien telah mengetahui kemampuan cara untuk melakukan perawatan
diri untuk mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian serta cara
makan yang benar, dan telah melatih satu kemampuan yang telah
masuk jadwal kegiatan harian (ADL)
2. Diagnosa : Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi sosial.
3. TUK : Klien dapat melakukan perawatan diri yaitu cara buang air kecil yang
benar di kamar mandi secara mandiri.
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak Deni
b. Evaluasi/Validitas
 Bagaimana perasaan pak Deni hari ini ?
c. Kontrak
 Topik : Masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ? Betul, kita akan
melihat kembali daftar kemampuan pak Deni untuk menilai mana yang
dapat dikerjakan di rumah sakit. Bagaimana pak Deni?
 Tempat : Mau dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau di tempat tadi
saja?
 Waktu : Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit
2. Kerja
 Ini daftar kemampuan yang pak Deni miliki yang telah di bicarakan. Oke,
masih ada tambahannya.
 Nah, saya akan menjelaskan cara eliminasi khususnya buang air kecil ya pak.
Pertama-tama kita harus ke kamar mandi dan membuka celana biar celana
tidak basah pak. Lalu setelah selesai kita harus membersihkan atau cebok,
dengan cara mengguyur sedikit demi sedikit kemaluan kita. Lalu setelah itu
kita pakai celana dan mengguyur bekas air yang tadi di buang agar tidak bau.
Bagaimana pak apakah sudah jelas ?
 Mari kita coba (perawat mendemonstasikan sambil mendorong pasien untuk
melakukannya langkah demi langkah)
 Nah sekarang sudah selesai, mari kita duduk lagi.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan pak Deni setelah melakukan kegiatan tadi cara membuang air
kecil yang benar ? Bagus sekali
b. Evaluasi Objektif
Coba pak Deni sebut ulang cara mengerjakannya ! Bagus, terus, ya benar
c. Rencana Tindak Lanjut
 Bagaimana kalau pak Deni lakukan terus selama di RS agar nanti di rumah
sudah lancar
 Nah mau jam berapa pak Deni melakukanya ? Kita buat jadwal ya, biar pak
Deni tidak lupa
 Oke, jadi mau dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur, jadi pada jam 5.
30 pagi
 Nah, kalau sudah dikerjakan beritahu suster dan nanti kita beri tanda.
d. Kontrak
 Topik : Baiklah, waktu kita sudah habis. Besok kita coba kemampuan
yang lain sambil tetap melatih kemampuan yang tadi.
 Tempat : Tempatnya mau dimana ? Bagaimana kalau disini saja ?
 Waktu : Mau jam berapa ? Bagaimana kalau jam 09. 00 pagi ? Baiklah,
sampai besok pak Deni.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


MASALAH : DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE 4

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi : Klien telah mengetahui kemampuan yang dapat dilakukan di RS dan
telah
melatih 3 kemampuan yang telah masuk jadwal harian (ADL).
2. Diagnosa : Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Menarik diri
3. TUK : a. Klien dapat memilih kemampuan ke 4 (berdandan) yang akan digunakan
b. Klien mencoba kemampuan ke 4 (berdandan).
c. Klien memasukan kemampuan ke 4 (berdandan) dalam jadwal kegiatan
harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERTRAWATAN (SP)


1. Orientasi

a. Salam terapetik : Selamat pagi pak Dedi

b. Evaluasi /validasi

- Bagaimana perasaan pak Dedi pagi ini

- Apakah kegiatan yang kita latih kemarin sudah dilakukan ?, Bagus sekali.

- Coba kita lihat jadwalnya, nah kita beri tanda disini ( jadwal ) bahwa pak dedi
telah melakukan.Hebat dong pak Dedi

c. kontrak

- Topik : Nah sekarang kita akan latihan lagi kemampuan yang lain, bagaimana
pak

Dedi?

- Tempat ; Mau dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau ditempat yang

kemarin ? mari Pak .Dedi

-Waktu: Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?

2. Kerja
- Ini daftar kemampuan yang pak Dedi miliki yang telah dibicarakan.Oke.

- Nah, coba kita lihat satu persatu apakah sudah dilakukan pak Dedi. Yang pertama
ini (menjaga kebersihan diri), bagaiman? Bagus.kemudian yang ke 2 cara makan
yang baik, bagaimana? Bagus. Yang ke 3 cara BAB dan BAK, bagaiman ? Bagus.

- Mari kita coba menyisir rambut, sebelumnya saya perkenalkan dulu alat-alat yang
diperlukan ( perawat menyebutkan alat-alat yang diperlukan dan mendemonstrasikan
cara menyisir rambut)

- Nah, sekarang coba Pak.Dedi mencoba sendiri cara berdandan dengan menyisir
rambut. Biar tidak terasa sakit rambut dibasai dulu dengan air, ya pintar pak Dedi,

- Nah sekarang sudah selesai, mari kita duduk lagi.

3. Terminasi Subyektif

a. Bagaimana perasaan pak Dedi setelah melakukan kegiatan tadi yaitu menyisir
rambut? Bagus

b. Coba ulangi sekali lagi cara menyisir rambut ! terus, ya benar, bagus sekali.

c. Rencana tindak lanjut.

- Bagaimana kalau pak Dedi terus melakukannya di RS, agar pak Dedi tampak
rapi dan saat pulang ke rumah sudah lancar melakukannya.

- Nah mau jam berapa pak Dedi melakukannya ? kita buat jadwalnya ya biar pak
Dedi tidak lupa

- Oke, jadi mau dilakukan setiap habis mandi ya

- Nah, kalau sudah dikerjakan beri tahu suster dan kita akan memberi tanda.

d. Kontrak.

- Topik : Baiklah waktu kita sudah habis, besok saya akan datang untuk melihat
apakah pak Dedi sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal

-Tempat : Besok tempatnya mau dimana ? Bagaimana kalau disini saja

-Waktu : Mau jam berapa ? Bagaimana kalau jam 8 pagi ? Baiklah pak sampai
besok.

Anda mungkin juga menyukai