Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA 1

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN MASALAH


DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh:
Kelompok 7/A3-A2016
1. Cici Kurniatil Farhanah 131611133124
2. Happy Puspita Risna 131611133127
3. Adji Yudho Pangaksomo 131611133133
4. Timotius Dwi Kurnianto 131611133134
5. Rizky Try Kurniawati 131611133142
6. Retno Galuh Kusumawardhani 131611133145

Dosen Pembimbing:
Khoridatul Bahiyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur hadirat Allah SWT. atas limpahan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien
dengan Masalah Defisit Perawatan Diri” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa disampaikan terima kasih atas bantuan Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa 1 IbuKhoridatul Bahiyah, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kep.J. yang telah memberikan bimbingan dengan baik secara materi ataupun
lisan.
Harapan untuk kedepannya, semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi, pengalaman, dan ilmu yang lebih bagi pembaca tentang “Asuhan
Keperawatan Jiwa pada Klien dengan Masalah Defisit Perawatan Diri”.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan mampu
mengevaluasi lebih lanjut demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
meningkatkan usaha dalam mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latarbelakang............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Definisi Defisit Perawatan Diri.................................................................3
2.2 Penyebab Defisit Perawatan Diri...............................................................3
2.3 Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri.................................................4
2.4 Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri....................................................4
2.5 Proses Terjadinya Defisit Perawatan Diri..................................................5
2.6 Rentang Respon dan Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri...................5
2.6.1 Rentang Respon..................................................................................5
2.6.2 Pohon Masalah....................................................................................6
BAB 3 ANALISIS KASUS...................................................................................7
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................16
4.2 Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan
utama di negara-negara berkembang. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam
berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berperilaku yang dapat
menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif.
Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk
usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk.
Pada orang gangguan jiwa biasanya akan terjadi masalah-masalah
dalam pemenuhan kebutuhan diri, diantaranya yaitu kurangnya kebutuhan
merawat diri atau defisit perawatan diri. Menurut Wartonah (2006) personal
hygiene berasal dari Bahasa Yunani yang berarti Personal artinya perorangan
dan Hygien berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis sesuai kondisi kesehatannya.
Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi
kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-
masing dari kelima aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene,
berpakaian atau berhias, toileting, instrumental) (Lynda Juall, 2007). Defisit
Perawatan Diri merupakan gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang
terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri
secara mandiri (Nanda, 2006).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi defisit perawatan diri?
2. Apa penyebab defisit perawatan diri?
3. Bagaimana manifestasi klinis defisit perawatan diri?
4. Bagaimana penatalaksanaan defisit perawatan diri?
5. Bagaimana proses terjadinya defisit perawatan diri?
6. Bagaimana rentang respon dan pohon masalaah defisit perawatan diri ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan tentang defisit perawatan diri beserta asuhan
keperawatannya.

1.3.2 Tujuan Khusus


1 Untuk mengetahui definisi defisit perawatan diri
2 Untuk mengetahui penyebab defisit perawatan diri
3 Untuk mengetahui manifestasi klinis defisit perawatan diri
4 Untuk mengetahui penatalaksaan defisit perawatan diri
5 Untuk mengetahui proses terjadinya defisit perawatan diri
6 Untuk mengetahui rentang respon dan pohon masalah defisit
perawatan diri

1.4 Manfaat
Penulisan ini akan bermanfaat bagi mahasiswa yaitu:
1. Menambah pemahaman mengenai asuhan keperawatan jiwa pada klien
dengan masalah defisit perawatan diri;
2. Menambah sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan bagi pembaca.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Defisit Perawatan Diri


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi

2
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak
dapat melakukan keperawatan diri. (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa
kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik
dalam keluarga maupun masyarakat.

2.2 Penyebab Defisit Perawatan Diri


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
b. Biologis
c. Kemampuan realitas turun
d. Sosial
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah atau
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perawatan diri adalah :
1. Body image 5. Pengetahuan
2. Praktik social 6. Budaya
3. Status sosial ekonomi 7. Kebiasaan seseorang
4. Kondisi fisik atau psikis

2.3 Manifestasi Klinis Defisit Perawatan Diri


1. Fisik
Badan bau, rambut kotor, kuku panjang, gigi kotor disertai mulut bau,
serta penampilan tidak rapi.
2. Psikologi
Malas, menarik diri, dan merasa tak berdaya

3
3. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma,
cara makan tidak teratur, BAB dan BAK di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri

2.4 Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri


Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade,
2011:154) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri;
2. Membimbing dan menolong klien perawatan diri;
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung;
4. BHSP (bina hubungan saling percaya);
5. Terapi perilaku;
6. Terapi suportif;
7. Terapi kelompok swa bantu dan;
8. Terapi psiko edukasi keluarga.

2.5 Proses Terjadinya Defisit Perawatan Diri


Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias diri
secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar [BAB]atau Buang Air Kecil
[BAK])secara mandiri (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).

2.6 Rentang Respon dan Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


2.6.1 Rentang Respon

4
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

2.6.2 Pohon Masalah

Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri (Sumber: Keliat, 2016)

5
BAB 3
ANALISIS KASUS

Tn. T berumur 35 tahun, beragama Islam, datang ke RS dengan istrinya


Ny. F berumur 32 tahun beragama Islam. Ny. F mengatakan Tn. T sulit merawat
dirinya, sulit berpakaian, bertingkah seperti orang yang depresi, tidak mau mandi
selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor. Pasien juga mengatakan sulit untuk
berfikir, dan lebih suka menyendiri. Keadaan pasien tersebut disebabkan karna Tn.
T di-PHK dari pekerjaannya.

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. T
Tanggal Pengkajian : 26 April 2018
Umur : 35 tahun
RM No : 35-60-10
Informan : Ny. F
II. ALASAN MASUK
Keluarga klien mengatakan klien sulit merawat dirinya, sulit berpakaian,
bertingkah seperti orang yang depresi, tidak mau mandi selama 3 hari,

6
badan bau dan tampak kotor, tidak sikat gigi, rambut acak-acakan. Pasien
juga mengatakan sulit untuk berfikir
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya

berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan krimial

Jelaskan No 1, 2, 3 : klien tidak mempunyai gangguan di masa


lalu

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Ya Tdk

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan


_______________ __________________ ________________
_______________ __________________ ________________
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien di PHK dari pekerjaannya, sehingga klien merasa depresi
dan kehilangan motivasi untuk merawat diri.
IV. FISIK
1. Tanda vital: TD: 120/80 N: 70 S: 37°C P: 18
kali/menit
2. Ukur: TB: 170 cm BB: 80 kg

7
3. Keluhan fisik: ya √ tidak
Jelaskan : kondisi fisik normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram
Klien merupakan anak tunggal. Klien juga sudah memiliki pasangan.
Klien mengatakan saat ini hubungannya dengan keluarganya maupun
istrinya agak renggang karena klien merasa telah mengecawakan
keluarganya sehingga klien merasa lemah dan kurang percaya diri. Yang
dominan mengambil keputusan dalam keluarga klien adalah klien sendiri.
Masalah Keperawatan: Ketidakmampuan koping keluarga.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri: klien mengatakan bahwa ia menyukai semua anggota
tubuhnya.
b. Identitas: klien menyatakan anak satu-satunya.
c. Peran: sebagai kepala keluarga di rumahnya
d. Ideal diri: klien berharap tetap memiliki pekerjaan
e. Harga diri: klien merasa bahwa dirinya gagal dan telah mengecewakan
seluruh keluarganya.

Masalah keperawatan: Konsep diri: Harga diri rendah.

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: orang tua (ibu dan bapak) serta istri
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien tidak suka
tergabung dalam kegiatan organisasi
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: karena merasa telah
mengecawakan keluarganya, maka klien lebih sering mengurung diri
di kamar

Masalah keperawatan: Isolasi Sosial: menarik diri.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: klien menagtakan ia beragama islam dan sholat.
b. Kegiatan ibadah: cukup rajin melakukan ibadah sholat

Masalah keperawatan: tidak ada permasalahan.

8
VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

√ Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai

√ Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan: Klien tidak mau mandi, badan bau dan tampak kotor, rambut
acak-acakan, dan berpakaian tidak rapi
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Tidak mampu memulai
√ √
pembicaraan
Jelaskan: klien berbicara jelas sesuai dengan topik pembicaraan tetapi agak
lambat, sulit memulai pembicaraan dan menjawab pertanyan dengan
singkat.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
3. Aktivitas motoric
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
√ Tremor Kompulsif
Jelaskan: klien lebih banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa
√ √
Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan: pandangan kosong, berdiam diri, dan tampak ekspresi muka
sedih.
Masalah keperawatan: Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah.
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak
Sesuai

Jelaskan: klien menunjukkan ekspresi wajah datar, dan tidak mau bicara
apabila ditanya tentang pekerjaannya
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif
Mudah tersinggung Curiga

Kontak mata (-) Defensif

Jelaskan: klien mencoba menghindar jika ditanya tentang hal yang tidak
disukai.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.

9
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : persepsi klien normal
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
8. Proses pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Fight of idea blocking Pengulangan
pembicaraan
Jelaskan: pembicaraan masih cukup terarah, dan nyambung.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan: tidak ditemukan adanya keyakinan yang salah.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
10. a. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Jelaskan: sering tidur atau ngantuk, klien dapat bangun dengan tepat
√ jika
dirangsang suara, respon tepat
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
a. Diorientasi
Waktu Tempat Orang
√ √ √
Jelaskan: masih bisa mengingat orang, waktu, dan tempat.

Masalah keperawatan: tidak ada masalah.

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini

Jelaskan: untuk fungsi memori klien normal

Masalah keperawatan: tidak ada masalah


12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu konsentrsi

Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: klien mengatakan sulit berfikir
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: Menarik diri.
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna

10
Jelaskan: klien mampu memilih ketika diberi pilihan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang dideritanya Menyalahkan
√ hal-hal diluar
dirinya
Jelaskan: klien menganggap dirinya tidak depresi
Masalah keperawatan:Isolasi sosial: Menarik diri.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
Jelaskan: Klien bisa mengambil makanan sendiri, makanan tidak

berceceran, dan makan pada pada tempatnya.


Masalah keperawatan: tidak ada
2. Buang air besar / buang air kecil
Jelaskan: Klien mampu eliminasi secara mandiri, buang air besar atau

buang air kecil pada tempatnya, dan membersihakan diri dengan baik

setelah BAB/BAK.
Masalah keperawatan: tidak ada
3. Mandi
Jelaskan: klien tidak mau mandi, gangguan kebersihan diri, rambut acak-

acakan, tidak sikat gigi , kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan

kotor.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Mandi
4. Berpakaian / berhias
Jelaskan: klien masih bisa mengganti pakaian, berpakaian sesuai selera

atau gaya hidup klien.


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
5. Istirahat dan tidur: klien dapat beristirahat dengan baik.
6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak

11
Perawatan pendukung √ Ya Tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya √ Tidak
Mencuci pakaian Ya √ Tidak
Pengaturan keuangan Ya √ Tidak
9. Kegiatan di luar rumah √
Bekerja Ya Tidak
Transportasi Ya √ Tidak

VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
√ Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
√ Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
√ Lainnya ____________ Lainnya : tidak peduli tentang
kebersihan dirinya
Masalah Keperawatan : deficit perawatan diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik _______
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik tekanan dari istri
Masalah dengan pendidikan, spesifik __________
√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik diPHK di tempatnya kerja
Masalah dengan perumahan, spesifik ________
√ Masalah ekonomi, spesifik sudah tidak ada pemasukan untuk kebutuhan
rumah tangga
Masalah dengan pelayanan kesehatan. Spesifik ____________
√ Masalah lainnya dengan kebersihan, spesifik tidak merawat diri
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri : Mandi

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :

√ Penyakit jiwa System pendukung


√ Faktor presipitasi Penyakit fisik
√ Koping Obat-obatan

12
Lainnya :
Masalah Keperawatan :Defisit perawatan diri : Mandi

XI. ASPEK MEDIS


Diagnosa Medis : Defisit perawatan diri : mandi
Terapi Medik : -

Perawat,

(Happy Puspita Risna)

A. PENGKAJIAN
1) Identitas
Nama Klien : Tn. T
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. F
Umur : 32 tahun

13
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Istri
2) Alasan Masuk
Keluarga klien mengatakan klien sulit merawat dirinya, sulit
berpakaian, bertingkah seperti orang yang depresi, tidak mau mandi
selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor, tidak sikat gigi, rambut
acak-acakan. Pasien juga mengatakan sulit untuk berfikir
3) Faktor Predisposisi
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, bertingkah seperti
orang yang depresi, tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan
tampak kotor, tidak sikat gigi, rambut acak-acakan.
b) Riwayat Penyakit Dahulu : -
c) Riwayat Penyakit Sekarang : -
4) Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 37,2°C
Respirasi Rate : 18x/menit
Berat Badan : 80 kg
Tinggi Badan : 170 cm
5) Psikososial
a) Genogram
Keterangan:
: Ayah Klien
: Klien
: Ibu Klien
: Istri Klien

14
Jelaskan : Klien masih mempunyai orang tua. Klien sudah menikah
dan sekarang klien tinggal satu rumah dengan istri.
b) Konsep Diri
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan
halusinasi, baik itu halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan,
pengecapan, dan penghidu.
c) Hubungan Sosial
Pasien berperan sebagai suami dan tulang punggung keluarga
d) Spiritual
Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa
melakuka shalat, setelah sakit, klien tidak bisa shalat
6) Status Mental
a) Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b) Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah
dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan
kepada orang lain.
c) Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri
dan sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d) Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih dan tertekan karena sering
bertengkar dengan istrinya.
e) Afek
Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
f) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu
dalam menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus
mengulangi beberapa pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi
klien baik, ditandai dengan ketika wawancara, klien terfokus kepada

15
perawat. Selain itu klien tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi
kecuali perawat yang memulai.
g) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik.
h) Memori
Memori klien baik
i) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung
sederhana dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan
dari 1-10 dan sebaliknya dari 10-1.
j) Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan
pada saat diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah
makan, klien memilih makan setelah mandi

k) Daya tilik diri


Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa
7) Kebutuhan kesiapan pulang
Klien mampu memenuhi kebutuhan mandi, ganti pakaian, personal
hygine, makan dan minum secara mandiri, sedangkan untuk kebutuhan
lainnya seperti keamanan, perawatan kesehatan, pakaian, transportasi,
tempat tinggal, keuangan dan lain-lain belum dapat dipenuhi secara
mandiri.
8) Mekanisme koping
Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari
malasah tersebut, dan jika ada masalah, klien lebih suka menyendiri
9) Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang
berinteraksi dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada
berkumpul dengan orang lain.
10) Pengetahuan kurang
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung
mengapa menjadi seperti ini.
11) Diagnosa keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri

16
2. Pengabaian Diri
3. Isolasi Sosial

17
a) Analisis data
Hari/tgl/jam No.
Data Fokus Masalah keperawatan Paraf
DX
Kamis, 1. DS: Defisit perawatan diri
26 April 2018 · Klien mengatakan malas untuk mandi;
16.00 WIB Istri klien mengatakan Tn. T sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, bertingkah seperti
orang yang depresi, tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor, tidak
sikat gigi, rambut acak-acakan.
DO:.
· Keadaan pasien tampak bau;
· Klien tampak rambut acak-acakan;
· Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan sulit ganti pakaian.

11
b) Pohon masalah
Defisit Perawatan Diri

Pengabaian Diri

Isolasi sosial

Intervensi
DIAGNOSA NOC NIC
Defisit perawatan diri: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Memandikan (1610)
 Bantu (memandikan pasien) dengan menggunakan kursi untuk
mandi (00108) 3 x 24 jam, klien mampu melakukan perawatan
Definisi: mandi, bak tempat mandi, mandi dengan berdiri, dengan
diri dengan kriteria hasil:
Hambatan kemampuan
Perawatan diri: kebersihan (0305) menggunakan cara yang tepat atau sesuai dengan keinginan pasien
untuk melakukan atau  Klien mampu mempertahankan kebersihan  Cuci rambut sesuai dengan kebutuhan atau keinginan
menyelesaikan aktivitas mulut  Bantu dalam hal kebesihan (misalnya, deodoran, parfum)
 Klien mampu untuk menyisir rambut  Monitor kondisi kulit saat mandi
mandi secara mandiri
 Klien mampu mempertahankan kebersihan  Tawarkan mencuci tangan setelah eliminai dan sebelum makan
tubuh
Perawatan diri: mandi (0301) Bantuan perawatan diri: mandi/kebersihan (1801)
 Klien mampu untuk masuk dan keluar dari
 Pertimbangkan usia pasien saat mempromosikan aktivitas perawatan
kamar mandi
diri

12
 Klien mampu untuk mandi di bak mandi  Sediakan barang pribadi yang diinginkan (misalnya deodoran, sikat
 Klien mampu untuk mencuci wajah gigi, sabun mandi, sampo, lotion, dan produk aromaterapi)
 Klien mampu untuk mengeringkan badan  Fasilitasi pasien untuk menggosok gigi dengan tepat
 Fasilitasi pasien untuk mandi sendiri dengan tepat
 Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu merawat diri
Motivasi (120)
secara mandiri
 Klien memperoleh dukungan yang diperlukan
 Klien menyelesaikan tugas menjaga
kebersihan diri Manajemen Perilaku
 Memertahankan harga diri positif  Berikan tanggungjawab terhadap perilaku klien
 Menerima tanggungjawab atas tugas menjaga  Berikan penghargaan apabila klien dapat menjaga kebersihan diri
kebersihan diri  Menggunakan suara bicara yang lembut dan rendah
 Gunakan pengulangan kesehatan rutin yang konsisten sebagai alat
untuk menetapkan rutinitas tersebut

Modifikasi Perilaku
 Kenalkan klien pada orang yang telah melewati masalah yang sama
 Tentukan motivasi klien terhadap perubahan perilaku
 Dukung untuk mengganti kebiasaan tidak menjaga kebersihan diri

Bantuan Perawatan Diri

13
 Berikan bantuan klien untuk menjaga kebersihan diri
 Dorong klien untuk menjaga kebersihan diri tetapi bantu klien
ketika klien tidak mampu melakukannya
 Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri

14
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan
utama di negara-negara berkembang. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam
berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berperilaku yang dapat
menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. Pada orang
gangguan jiwa biasanya akan terjadi masalah-masalah dalam pemenuhan
kebutuhan diri, diantaranya yaitu kurangnya kebutuhan merawat diri atau
defisit perawatan diri. Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang
mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk
mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau
napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa.
Penyebab defisit perawatan diri yaitu ada faktor predisposisi dan faktor
presipitasi. Faktor predisposisi meliputi perkembangan, biologis, kemampuan
realitas turun, dan sosial. Sedangkan untuk Faktor presipitasi meliputi kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.

4.2 Saran
Perawat diharapkan mampu untuk membantu menyelesaikan
permasalah individu deifisit perawatan diri, dengan membantu meningkatkan
kualitas perawatan diri klien, membantu membiasakan klien agar dapat
berkembang dengan baik, serta kembali ke keadaan optimal yang sehat dan
mampu beraktifitas dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hoesny, Rezkiyah. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Defisit


Perawatan Diri pada Pasien Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan di
Rumah Sakit Khusu Daerah (RSKD) Provinsi Sulawesi selatan. Universitas
Islam Negeri Aluddin Makassar.
Khotimah, Khusnul, dkk. (2017). Askep Jiwa Pasien dengan Gangguan Defisit
Perawatan Diri. Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi.
Kurniawan, Lilik. 92015). Askep Jiwa Tn. P dengan Gangguan Defisit Perawatan
Diri Kebersihan Diri Berpakaian/Berhias diruang Arjuna RSJD Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ramdhani. (2016). Upaya Peningkatan Kemampuan Personal Hygiene dengan
Komunikasi Terapeutik pada Klien Defisit Perawatan Diri di RSJD Arif
Zainudin Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rochmawati, Dwi Heppy, Budi Anna Keliat, & Ice Yulia Wardhani. (2013).
Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit Perawatan Diri pada Klien
Gangguan Jiwa di RW 01 dan RW 12 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan
Bogor Timur. Jurnal Keperawatan Jiwa Vol. 1 No. 2.
SUDRAJAT, A. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI AKIBAT SKIZOFRENIA DI RSUD KOTA
BANJAR.
Wulandari, C. W. (2017). PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL
HYGIENE PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DEFISIT
PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Semarang).
Yusuf, A., Fitryasari, P. K., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa.

17

Anda mungkin juga menyukai