DISUSUN OLEH:
NAMA :
1. PUJI RAHAYU
3. RIZKA VELIA
4. RIZKI VELIA
5. SAUM INDAYANA
7. YULIANA DEWI
Puji syukur kehadiran Allah AWT atas berkah dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa
pada Pasien yang Mengalami Defisit Perawatan Diri”. Makalah ini disusun
sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian
Sdhjhjsdf
Dfgjd
Dmf
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat (Yusuf, 2015).
2. Rentang Respon
Adatif Maladatif
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
2) Biologis
4) Sosial
6
dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
1) Body Image
2) Praktik Sosial
4) Pengetahuan
5) Budaya
7
dimandikan.
6) Kebiasaan Seseorang
Trauma situasional
- Kecelakaan
- Perceraian Perasan tidak
Perasaan negatif - Korban perkosaan mampu
terhadap diri sendiri - Putus sekolah
Harga Diri
Rendah Faktor Presipitasi
Faktor Predisposisi
Kemampuan - Kurang penurunan
- Perkembangan : melakukan aktivitas
keluarga terlalu motivasi
memanjakan klien
menurun - Kerusakan
- Biologis : penyakit kronis kognisi atau
- Kemampuan realitas perceptual
menurun : - Lelah/lemah yang dialami
ketidakpedulian dirinya individu
- Sosial : kurang
dukungan dan latihan
8
Data Subyektif Data Obyektif
Koping individu
tidak efektif Defisit Perawatan Diri
9
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
a. Fisik
Interaksi kurang.
10
Kegiataan kurang.
a. Data Subyektif
b. Data Objektif
a. Dampak fisik
11
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak psikososial
8. Mekanisme Koping
12
(distorsi) misalnya rasa sedih karena kematian orang dekat, maka
mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita
lagi” (Yusuf dkk, 2015)
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Alasan Masuk
c. Faktor Predisposisi.
13
d. Pemeriksaan Fisik
e. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep Diri
Citra Tubuh
Identitas Diri
Peran Diri
14
pasien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan pasien akibat perubahan
tersebut.
Ideal Diri
Harga Diri
Hubungn Sosial
Spiritual
Kegiatan Ibadah
Status mental
15
Penampilan
16
Kebutuhan Pasien Pulang
Makan
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien terganggu
serta pasien tidak memiliki kemampuan menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
Berpakaian
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa
menggunakan pakaian yang sesuai dan tidak bisa berdandan.
Mandi
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak
gosok gigi, tidak mencuci rambut, tidak menggunting kuku, tubuh
pasien tampak kusam dan bdan pasien mengeluarkan aroma bau.
BAB/BAK
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di
tempat tidur dan pasien tidak bisa membersihkan WC setelah
BAB/BAK.
Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak melakukan
aktivitas apapun setelah bangun tidur.
Penggunaan Obat
Apabila pasien mendapat obat, biasanya pasien minum obat
tidak teratur.
Aktivitas Dalam Rumah
Biasanya pasien tidak mampu melakukan semua aktivitas di
dalam maupun diluar rumah karena pasien selalu merasa malas.
Mekanisme Koping
Adaptif
17
bisa menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak mampu
berolahraga karena pasien selalu malas.
Maladaptif
Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadang
berlebihan, pasien tidak mau bekerja sama sekali, selalu
menghindari orang lain.
Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Biasanya pasien mengalami masalah psikososial seperti
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Biasanya
disebabkan oleh kurangnya dukungan dari keluarga, pendidikan
yang kurang, masalah dengan sosial ekonomi dan pelayanan
kesehatan.
Pengetahuan
Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang mengalami
gangguan kognitif sehingga tidak mampu mengambil keputusan.
Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan
koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan
ansietas dengan menggunakan sumber koping yang ada di
lingkungannya. Sumber koping tersebut dijadikan sebagai modal
untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan
budaya dapat membantu seorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stressdan mengadopsi strategi koping yang efektif.
2. Pohon Masalah
18
Cause Harga Diri Rendah Kronis
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
defisit perawatan diri menurut Fitria (2012), adalah sebagai berikut:
a) Defisit perawatan diri
b) Harga diri rendah
c) Isolasi sosial
19
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan intervensi
SLKI SIKI
Defisit perawatan diri (mandi, Setelah diberikan intervensi keperawatan 1. Melatih pasien cara-cara perawatan
berpakaian, makan, toilet, selama 1x 40 menit. kebersihan diri (mandi dan
berhias). Diharapkan : Perawatan Diri Meningkat. berpakaian)
Data subjektif : Dengan Tujuan: Menjelasan pentingnya menjaga
Menolak melakukan TUM : kebersihan diri.
perawatan diri Pasien tidak mengalami defisit Menjelaskan alat-alat untuk
Data objektif : perawatan diri menjaga kebersihan diri
Tidak mampu mandi, TUK : Menjelaskan cara-cara melakukan
mengenakan pakaian, Pasien mampu melakukan kebersihan diri
makan, ke toilet, berhias kebersihan diri (mandi dan Melatih pasien mempraktekkan
secara mandiri. berpakaian) secara mandiri. cara menjaga kebersihan diri
Minat melakukan Pasien mampu melakukan 2. Melatih pasien berdandan/berhias
perawatan diri kurang berhias/berdandan secara baik a. Untuk pasien laki-laki latihan
Pasien mampu melakukan makan meliputi :
dengan baik Berpakaian
Pasien mampu melakukan Menyisir rambut
20
BAB/BAK secara mandiri Bercukur
b. Untuk pasien wanita, latihannya
meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
Menjelaskan cara mempersiapkan
makan
Menjelaskan cara makan yang
tertib
Menjelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah makan
Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan
BAB/BAK secara mandiri
Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
21
Menjelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK
22
a. Tindakan Keperawatan Pada Pasien
Menurut dermawan (2013), penatalaksanaan defisit perawatan diri
dapat dilakukan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP). Strategi
pelaksanaan tersebut adalah :
SP 1 pasien :
Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat
gigi, cuci rambut, potong kuku.
Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi,
sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong
kuku (satu kali per minggu).
SP 2 pasien :
SP 4 pasien :
Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.
SP 2 keluarga :
SP 3 keluarga :
24
Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
Bimbing keluarga membantu makan dan minum pasien.
SP 4 keluarga :
5. Implementasi
Implementasi tindakan keoerawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua tindakan
yang telah dilaksanakan beserta respons pasien didokumentasikan
(Prabowo, 2014).
6. Evaluasi
Menurut Direja (2011), evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan kepada pasien. Evaluasi dapat
dibagi dua yaitu: Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan, evaluasi hasil tau sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan antara respons pasien dan tujuan khusus serta umum yang
telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP,
sebagai berikut
S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
25
dilaksanakan dapat di ukur dengan menanyakan kepada pasien
langsung.
O : Respon objektif pasien terhadap tinddakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien
pada saat tindakan dilakukan.
A : Analisis ulang atas data subjektif data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru
atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada .
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon
pasien yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan tindakan lanjut oleh
perawat.
Rencana tindakan lanjut dapat berupa:
26
proses keperawatan di unit rawat jalan. Gawat darurat, rehabilitasi (Direja, 2011).
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan setiap tahap proses
keperawatan, karenanya dokumentasi asuhan dalam keperawatan jiwa berupa
dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi (Dermawan, 2013).
BAB III
27
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan diri merupakan suatu hal yang penting bagi setiap individu,
karena dengan melakukan perawatan diri pada tubuh kita dapat menciptakan
suatu pola hidup yang sehat dan memberikan kepedulian pada diri suatu
individu. Perawatan diri merupakan suatutindakanuntuk memelihara
kebersihan dankesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
B. Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan
pemahaman tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
pemenuhan kebutuhan perawatan diri penulis menekankan pentingnya
mengatasi atau mengurangi masalah defisit perawatan diri : mandi yangbisa
terjadi pada pasien dengan gangguan jiwa, karena dengan mengatasi atau
mengurangi masalah defisit perawatan diri : mandi diharapkan kebersihan diri
pada pasien gangguan jiwa dapat terpenuhi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
28
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54049/Chapter
%20III.pdf;jsessionid=CD7EE1E1E7E9D5FDBCADE99E343CF40C?
sequence=3
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/DINO_SAPUTRA.pdf
http://eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf
29