Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN TEORI

CALISTA ROY & BETTY NEUMAN

Oleh:

KELOMPOK 3
EVI WAHYUNI SIAGIAN 1814201011
INDAH LESTARI 1814201014
NANDA SUKMA KHAIRUNNISA 1814201019
NURFADILLAH HARAHAP 1814201022
RAHANUM NISA 1814201026
SRI WIDYA NINGSIH 1814201031
VRIENTIARA MEIVIYA 1814201036
VIVIN YUSMINAR 1814201038
NANI
LUKMAN HAKIM

Program study S1 Keperawatan

STIKes FLORA MEDAN

2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul
“Kanker dan Pengobatannya”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen kami Bapak Chairul Munir S.Kep., Ns., M.,Kep yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar .............................................................................................................

Daftar isi ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
1.4 Manfaat ....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Riwayat hidup Calista Roy …………………………………………………………

2.1 Riwayat hidup Betty Neuman ...................................................................................

2.2 Teori adaptasi Calista Roy ………………………………………………………….

2.2.1 Model Keperawatan ………………………………………………………

2.2.2 Input ……………………………………………………………………….

2.2.3 Kontrol …………………………………………………………………….

2.2 Teori Betty Neuman ....................................................................................................

2.3 Paradigma Keperawatan Calista Roy …………………………………………………

2.3 konsep utama Teori Betty Neuman .............................................................................

2.4 Asumsi teori Betty Neuman .........................................................................................

2.5 Model konseptual Betty Neuman ................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................................

Daftar pustaka ....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang


merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk layanan bio , psiko, social, keluarga, dan masyarakat baik
dalam keadaan sehat ataupun sakit serta mencakup seluruh proses kehidupan. Layanan
keperawatan kepada pasien dilakukan dengan menggunakan metode proses
keperawatan.Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien
merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap
klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas
layanan keperawatan kepada klien.Pendekatan proses keperawatan dapat digunakan
pada semua metode penugasan dalam keperawatan dengan menyesuaikan pada
kebutuhan klien. Untuk itu, perawat perlu mengkaji kebutuhan klien, merencanakan
dan mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien, serta
melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan lebih sistematis dan komprehersif.

1.2 Rumus masalah


1. Bagaimana model konseptual dan teori keperawatan menurut pandangan
Calista Roy & Betty Neuman ?

1.3 Tujuan penulis


1. Mengetahui bagaimana model konseptual dan teri keperawatan menurut
pandangan Calista Roy & Betty Neuman?

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Agar memenuhi salah satu tugas sebagai Mahasiswa dalam mata pelajaran
KDK (Konsep dasar keperawatan) serta menumbuhkembangkan wawasan
terkait dengan KDK (Konsep dasar keperawatan).
2. Bagi pembaca
Agar mengetahui serta menambah wawasan tentang Konsep dasar keperawatan
dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat hidup Calista Roy
Suster Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy dilahirkan pada
tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art
Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College di Los Angeles dan Magister
Saint in nurshing pada tahun 1966 di Universitas California Los Angeles. Setelah
mendapat gelar perawat Roy memulai pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar
M.A tahun 1973 dan ph.D tahun 1977 di universitas California.
Pada saat bekerja ditingkat magister, dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Roy
bekerja sebagai staf perawat pediatric dan mengumumkan daya lenting dari anak-anak
dan menambahkan respon ke perubahan fisiologis-psikologis. Konsep adaptasi
mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Konsep
pokok dan model ini dikembangkan saat Roy lulus dari universitas di California Los
Angeles dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Roy mulai mengoperasikan modelnya pada
tahun 1968 ketika Mount Saint Marys College menggunakan kerangka adaptasi yang
didirikan oleh seorang Pisipol dari kurikulum keperawatan. Roy menyesuaikan model
pertama yang di hadirkan dari literatur dalam artikel yang diterbitkan in nursing outlook
pada tahun 1970.
Roy mengasosiasikan ke professor dan ketua dari departemen or nurshing di
Mount Saint Marys College hingga 1982. dari tahun 1983-1985 Roy sebagai Robert wood
Johnson Post Doctoral Fellow di universitas California San Fransisco sebagai sarjana
perawat di Neuroscience. Selama ini Roy melakukan pencarian pada intervensi perawat
bagian luka-luka dan pengalamannya dari perawat model pada klinik. Pada tahun 1988
Roy baru memulai menyusun lulusan teori perawat di Sekolah Boston College of
Nursing.
Roy menerbitkan banyak buku, artikel periodical dan menghadirkan banyak
kuliah dan workshops pada teori adaptasi perawatnya. Sebagian tentang budi pekerti dan
uraian yang baru dari Roy Adaption Model ( RAM ) yang diterbitkan di buku The Roy
Adaptoin Model merupakan ungkapan yang pasti.
Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun
menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional Nurshing
Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan dokter dari Humane
Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat kehormatan dokter dari timur
Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N menghadiahi buku untuk model adaptasi
utama Roy. Roy diakui di dunia siapa wanita itu ? kepribadian dari Amerika dan sebagai
Follow of the American Academy of Nurshing.
2.1 Riwayat hidup Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang
petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah
kelahirannya, beliau bermaksud untuk membangun desanya, Ohio. Beliau
pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing
yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio
pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal
dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan penting yaitu
sebgai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan
pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau
menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahu 1957. Pada tahun 1966 beliau
mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan
masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program
administrasi pendidikan tinggi di Ohio University.

Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi


dosen keperawatan jiwa, konsultan, pemimpin konseling model Whole Person
Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di
UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan. Model
Whole Person Approachdipublikasikanpadatahun 1972, A model of teaching
total person approach to patient problem dalamrisetkeperarawatan.
Publikasiedisi I (Conceptual Models For Nursing Practice) tahun 1974, edisi II
tahun 1980 dantahun 1986 The Neuman Systems Model.
2.2 Teori adaptasi Calista Roy
2.1.1 Model Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan


keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang
sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan.

System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai


kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap
bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan
balik.

2.2.2 Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan


informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan
respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :

a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan


seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi.

b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang


baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat
diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul
secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus
fokal seperti anemia, isolasi sosial.

c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat
individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses
belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang
toleransi tetapi ada yang tidak.

2.2.3 Kontrol

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang
di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang
merupakan subsistem.
A. Subsistem regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan


output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator
sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural
dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari
regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku
regulator subsistem.

B. Subsistem kognator

Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku


output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak
dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses
informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat
dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement
(penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan
penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari
keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.

Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator subsistem


diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem
adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan
mekanisme koping.Penggunaan mekanisme koping yang maksimal
mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus
agar dapat berespon secara positif. Untuk subsistem kognator, Roy tidak
membatasi konsep proses kontrol, sehingga sangat terbuka untuk melakukan
riset tentang proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan dari
konsep adaptasi Roy.

Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem


adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
a) Mode Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy


mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi
fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis
dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu:

1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu


ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.

2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk


mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan
yang injuri.

3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan


ginjal.

4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan


istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam
memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.

5. Proteksi/perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses


imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini
penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.

b) Mode Konsep Diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik


pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini
berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan
ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.

1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya


berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada
area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi,
amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya
kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.

c) Mode Fungsi Peran

Mode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam


hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer,
sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan
dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

d) Mode Interdependensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy.Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih
sayang, perhatian dan saling menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan
antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang
lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan
tindakan bagi dirinya.Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara
dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

C. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar .Perilaku
ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem
sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang
adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat
terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan
dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan
keunggulan.Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung
tujuan ini.
2.2 Teori Betty Neuman

Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari
konsep holistic dan pendekatan system terbuka (Marriner-tomey, 1994). Bagi neuman,
manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dari fisiologis,
sosiokultural dan variable perkembangan yang berfungsi sebagai system terbuka. Sebagai
system yang terbuka, manusia berinteraksi, beradabtasi dengan dan disesuaikan oleh
lingkungan, yang digambarkan sebagai stressor (chin dan Jacobs, 1995). Lingkungan
internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari
dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang berasal diluar diri
klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha klien untuk
menciptakan lingkungan yang aman, yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang
disadari maupun yang tidak disadari (reed, 1995). Tiap lingkungan memiliki
kemungkinan terganggu oleh stressor yang dapat merusak system. Model neuman
mencangkup stressor intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal (Neuman, 1982,
1995; Marriner-tomey, 1994).

2.3 Konsep utama Teori Betty Neuman


Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep “Healt care
system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran
pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia
secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system
terbuka.
Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan yang
termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :
a. Tekanan
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman
tentang tekanan yaitu :
Intar Personal : Secara individu atau perorangan.
Inter Personal : Antara individu yang satu dengan yang lain
Ekstra Personal : Di luar individu

b. Struktur Pokok Sumber Energi


Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.
c. Tingkat Ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.
d. Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas
normal.
e. Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
f. Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
g. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
h. Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :
A Pencegahan primer
Sebelum terjadi tindakan
B. Pencegahan sekunder
Ketika terjadi tindakan
C. Pencegahan tersier
Adaptasi atau pengaruh kerusakan
I. Penyesuain Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal. Intra
personal dan ekstra personal.

Faktor yang perlu di perhatikan adalah :


a. Fisiologi individu.
b. Psikologi individu
c. Sosial cultural
d. Perkembangan individu

2.4 Asumsi Teori Model Betty Neuman


Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon
terhadap tekanan yaitu :
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stressor.

2.5 Model Konseptual Betty Neuman


Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram
lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy resources, line of
resistance, normal line of defense, fixible line of defense, stressor, reaksi,
pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal,
serta rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan
manusia merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling
berhubungan dan mendukung kearah stabilitas system.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara garis besar teori sistem model Neuman mengemukakan bahwa dalam
memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang mengalami stress
(gangguan mental) perawatan harus melaksanakan pendekatan-pendekatanperorangan
secara total dengan memperhatikan faktor-faktor :
1. Tekanan
2. Strukturpokoksumberenergi
3.Strukturketahanan
4.Garis normal pertahanan
5.Gangguanketahanan
6.Intervensi
7.Tingkat-tingkatpencegahan
8.Penyusunankembali

3.2 SARAN

Mengingat permasalahan kesehatan mental (stress) perlu kita ketahui beberapa konsep
yang membahas permasalahan kesehatan mental.Sebagai perawatan dan baiknya kita
harus tahu tindakan apa yang harus kita beri kanji menghadapi kondisi pasien atau
klien yang memberikan respon atau tindakan yang diakibatkan adanya tekanan
terhadap pasien dan akibat yang mungkin bisa terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.

http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html

http://dwinoviapritama.blogspot.com/2012/06/model-konsep-dan-teori-
keperawatan.html

http://nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-callista-roy-adaptation-
theory.html

Anda mungkin juga menyukai