50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
1K tayangan1 halaman
Berdasarkan 5 kasus pasien di atas, diagnosa keperawatan utama yang dapat diberikan adalah risiko kekurangan gizi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan meningkatkan berat badan. Intervensi yang dapat diberikan adalah memberikan suplemen nutrisi secara oral atau enteral, memantau intake dan output pasien, serta mengevaluasi berat badan dan status gizi pasien.
Berdasarkan 5 kasus pasien di atas, diagnosa keperawatan utama yang dapat diberikan adalah risiko kekurangan gizi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan meningkatkan berat badan. Intervensi yang dapat diberikan adalah memberikan suplemen nutrisi secara oral atau enteral, memantau intake dan output pasien, serta mengevaluasi berat badan dan status gizi pasien.
Berdasarkan 5 kasus pasien di atas, diagnosa keperawatan utama yang dapat diberikan adalah risiko kekurangan gizi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan meningkatkan berat badan. Intervensi yang dapat diberikan adalah memberikan suplemen nutrisi secara oral atau enteral, memantau intake dan output pasien, serta mengevaluasi berat badan dan status gizi pasien.
a. Susunlah satu diagnosa keperawatan utama mengacu pada NANDA
b. Tujuan yang sesuai berdasarkan NOC c. Intervensi yang sesuai berdasarkan NIC
1. Ny A umur 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan post
apendictomi. Keluhan saat dikaji : mengatakan kurang nafsu makan dan perut terasa sakit bila diisi makanan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : BB mengalami penurunan BB awal 75 kg, BB saat dikaji : 55 kg, bising usus hiperaraktif, membrane mukosa pucat, tampak pasien hanya makan 5 sendok.
2. Tn B, umur 30 tahun, masuk ke IGD RS dengan keluhan mengalami muntah
dan diare. Klien mengatakan sejak kemarin mengalami muntah setelah makan nasi kuning selanjutnya diikuti dengan BAB sering dengan konsistensi cair. Muntah sudah lebih dari 10 kali dan mencret lebih dari enam kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : pasien mengatakan haus, lemah, membrane mukosa kering, turgor kulit menurun, TD : 90/80, nadi : 100 kali/menit, Suhu 38oC, BB turun. Pemeriksaan lab : hematokrit meningkat
3. Tn A umur 35 tahun dirawat di Ruang perawatan bagian penyakit Bedah
dengan keluhan utama saat dikaji : sesak nafas. Pasien mengatakan mengalami sesak nafas setelah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan trauma pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : frekuensi nafas : 26 kali/menit irama tdk teratur, fase ekspirasi memanjang, penggunaan otot bantu nafas, pernapasan bibir dan pernapasan cuping hidung.
4. Ny D, umur 65 tahun dirawat di ruang penyakit saraf karena mengalami
kelumpuhan. Keluhan saat dikaji ;: klien mengatakan mengalami beser kencing (keluar kencing tanpa disadari) terutama pada saat batuk, tertawa dan bersin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kain pasien basah karena kencing, pada palpasi kandung kemih : tidak ada overdistensi pada kandung kemih.
5. Tn K, umur 45 tahun dirawat di Ruang penyakit Dalam karena mengalami
demam berdarah. Saat dikaji pasien mengeluh sudah 3 hari semenjak dirawat di RS tidak BAB, hanya flatus saja. Pasien mengatakan hanya berbaring saja di TT. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : bising usus hipoaktif, nyeri tekan pada abdomen tanpa resistensi otot, perkusi abdomen : pekak.