Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era perkembangan zaman yang kian hari semakin pesat ini

mengakibatkan munculnya berbagai macam penyakit yang dirasakan oleh manusia

baik penyakit yang menular maupun tidak menular. Penyakit Tidak Menular (PTM)

merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM

merupakan hampir 70% penyebab kematian di dunia. PTM menunjukkan adanya

kecenderungan semakin meningkat dari waktu ke waktu (Profil Kesehatan

Indonesia, 2016). Terdapat empat jenis PTM utama menurut WHO (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013) diantaranya adalah penyakit

kardiovaskuler (jantung coroner dan stroke), diabetes mellitus, kanker, dan

penyakit pernafasan kronis seperti asma dan penyakit paru obstruksi kronis.

Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data

dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita Diabetes Mellitus pada

tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan,

jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF,

2011). International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak

183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. sebesar 80% orang

dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang berada pada urutan ketiga

sebagai penyebab kematian di dunia yang ditandai dengan meningkatnya kadar

glukosa darah (Smelltzer & Bare, 2002). Diabetes Mellitus adalah penyakit
metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penyakit ini

disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara

absolut maupun relative (Rikesdas, 2013).

Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I,

Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes

Mellitus Tipe lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak diderita adalah

Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit

gangguan metabolic yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan

sekresi insulin oleh sel beta pankreas dana tau gangguan fungsi insulin (resistensi

insulin) (Depkes, 2005).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas, 2013) prevalensi penyakit

DM tertinggi terdapat di DI Yogyakarta dengan 2,6% kasus, terendah di Lampung

dengan 0,7% kasus, dan di Bali sebanyak 1,3% kasus. Prevalensi diabetes mellitus

di Indonesia (7,0%) pada urutan ke-9 pada tahun 2010. Total populasi yang didapat

tersebut ada 58,7 juta jiwa (7,6%) pasien DM Tipe II. Jumlah tersebut diperkirakan

akan terus meningkat pada tahun 2030, yaitu dari total populasi pada rentang usia

20-79 tahun sebanyak 1,2 miliar dan terdapat 101 juta (9,1%) klien dengan DM tipe

II (International Diabetes Federation, 2015). Menurut (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 2013) berdasarkan tempat tinggal, di perkotaan yang

mengidap Diabetes Mellitus sebanyak 2,5% sedangkan di pedesaan sebanyak 2,7%.

Di Provinsi Bali banyak yang menderita penyakit Diabetes Mellitus.

Berdasarkan data prevalensi (Profil Kesehatan Gianyar, 2017) terdapat penyakit


Diabetes Mellitus sebanyak 5.656 kasus yang sudah termasuk sepuluh besar

penyakit terbanyak. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Kesmas I Sukawati

Gianyar bahwa penyakit Diabetes Mellitus yaitu pada Diabetes Mellitus Tipe II

juga termasuk dalam sepuluh besar penyakit terbanyak pada tahun 2017 dengan

jumlah kasus 1016 kasus. Diabetes Melitus Tipe 2 termasuk dalam delapan besar

dari sepuluh penyakit terbanyak di UPT Kesmas I Sukawati dan lebih banyak

terdapat pada penderita laki – lakidengan jumlah kasus 554 kasus. Data penyakit

Diabetes Mellitus Tipe II yang didapat pada bulan Juli tahun 2018 yaitu sejumlah

60 kasus di UPT Kesmas I Sukawati.

Diabetes Mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya

manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka sangat

diperlukan program pengendalian Diabetes Mellitus Tipe II bisa dicegah, ditunda

kedatagannya atau dihilangkan dengan mengendalikan factor resiko (Kemenkes,

2010). Peningkatan diabetes seiring dengan umur, khususnya pada usia lebih dari

40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan

intoleransi glukosa. Aktivitas fisik mengakibatkan insulin semakin meningkat

sehingga kadar gula dalam darah akan berkurang. Pada orang yang jarang

berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun

dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah

glukosa menjadi energi maka akan timbul DM (Kemenkes, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolesterol tinggi memiliki hubungan

dengan kejadian DM Tipe II. Orang dengan kolesterol tinggi memiliki resiko 13,45

kali untuk menderita DM Tipe II dibandingkan yang kadar kolesterolnya normal

(Andi dkk, 2007). Kadar kolesterol yang tinggi berisiko terhadap penyakit DM Tipe
2. Kadar kolesterol tinggi menyebabkan meningkatnya asam lemak bebas sehingga

terjadi lipotoksisity. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel beta

pankreas yang akhirnya mengakibatkan DM Tipe II (Kemenles, 2010). Menurut

Perkeni (1998) perencanaa makan merupakan kunci pengendalian kadar gula darah

pada penderita diabetes mellitus. Upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien yang menderita DM. Periode penatalaksanaan DM yaitu

jangka pendek yang bertujuan untuk menghilangkan keluhan dan tanda DM,

mempertahankan rasanya nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa

darah. Pada jangka panjang bertujuan untuk mencegah dan menghambat

progresivitas penyulit mikroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir adalah

menurunkan morbiditas dan mortalitas DM. Pilar penatalaksanaan DM terdapat 4

yaitu edukasi diabetes mellitus, terapi gizi, aktivitas gerak dan pemberian insulin.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II

Dengan Kesiapan Peningkatan Nutrisi Di Wilayah UPT Kesmas I Sukawati.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan

Diabetes Melitus Tipe II Dengan Kesiapan Peningkatan Nutrisi di Wilayah Kerja

UPT Kesmas Sukawati I ?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus

Dengan Kesiapan Peningkatan Nutrisi di Wilayah Kerja UPT Kesmas I

Sukawati.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian dan analisa data pada Diabetes Mellitus

dengan kesiapan peningkatan nutrisi di Wilayah Kerja UPT Kesmas I

Sukawati.

b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan Diabetes Mellitus dengan

kesiapan peningkatan nutrisi di Wilayah Kerja UPT Kesmas I Sukawati .

c. Mengidentifikasi rencana asuhan keperawatan pada Diabetes Mellitus

dengan kesiapan peningkatan nutrisi di Wilayah Kerja UPT Kesmas I

Sukawati.

d. Mengidentifikasi implementasi keperawatan pada Diabetes Mellitus

dengan kesiapan peningkatan nutrisi di Wilayah Kerja UPT Kesmas I

Sukawati.

e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada Diabetes Mellitus dengan

kesiapan peningkatan nutrisi di Wilayah Kerja UPT Kesmas I Sukawati.


D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat ditinjau dari dua aspek

yaitu segi praktis dan teoritis sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

pemikiran bagi masyarakat dalam menanggulangi penyakit

Diabetes Melitus Tipe II sebagai bentuk tindakan yang dapat

dilakukan secara mandiri dengan memperhatikan sisi positif dari

Asuhan Keperawatan.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

tersendiri bagi peneliti, dan sebagai tugas akhir dalam jenjang

pendidikan D-III yang ditempuh peneliti.

c. Bagi ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan pertimbangan bagi perawat dalam memberikan pelayanan

keperawatan kepada pasien Diabetes Melitus Tipe II yang

menjalani perawatan di UPT Kesmas Sukawati 1 dengan

meningkatkan pemberian Asuhan Keperawatan dalam upaya

peningkatan kondisi pasien secara bio-psiko-sosio-kutural-

spiritual.
2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk

memperdalam teori asuhan keperawatan pada pasien Diabetes

Melitus Tipe II dan bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas

pelayanan khususnya mengenai Asuhan Keperawatan penyakit

Diabetes Melitus II dengan masalah keperawatan Kesiapan

Peningkatan Nutrisi.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan Asuhan

Keperawatan dalam peningkatan kesiapan nutrisi pasien Diabetes

Mellitus Tipe II.

Anda mungkin juga menyukai