3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
9. Fungsi Keluarga
Terdapat tiga fungsi pokok keluarga yaitu :
C. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara
lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa
osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan
sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan
dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi
psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita,
tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi
osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing
suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola
hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan tulang.
4. Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan
AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 :
1 untuk menderita penyakit ini.
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis
pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu
disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya
beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang
berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus
menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu.
Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan
dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang
lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban
yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan
sendi menjadi lebih mudah robek.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama dari artritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi
terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut
atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar
untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
E. PATHWAY
F. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
G. KOMPLIKASI
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
5. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel
darah akan meningkat.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan sinar X
3. Pemeriksaan darah
4. Scan radionuklida
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Obat obatan
b. Perlindungan sendi
c. Diet
d. Dukungan psikososial
e. Persoalan Seksual
f. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan
osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program
latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum
latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang
masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan
dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai
seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi
paraffin dan mandi dari pancuran panas.Program latihan bertujuan
untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya
atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik
dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi
rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul
karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh
karena otot-otot periartikularmemegang peran penting terhadap
perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot
tersebut adalah penting.
g. Operasi
3) Data lingkungan :
3.1 Karakteristik dan denah rumah
Menjelaskan gambaran tipe rumah, luas bangunan ,
pembagian dan pemanfaatan ruang, ventilasi, kondisi
rumah, tata perabotan, kebersihan dan sanitasi
lingkungan, ada atau tidak sarana air bersih dan sistem
pembuangan limbah
3.2 Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Menjelaskan tipe dan kondisi lingkungan tempat
tingga,, nilao dan norma atau aturan penduduk setempat
serta budaya setempat yang memengaruhi kesehatan.
3.3 Mobilitas Keluarga
Ditentukan dengan apakah keluarga hidup menetap
dalam satu tempat atau mempunyai kebiasaan berpindah-
pindah tempat tingga.
3.4 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul atau berinteraksi dengan masyarakat
lingkungan tempat tinggal.
3.5 Sistem pendukung keluarga
Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial ataudukungan masyarakat setempat serta jaminan
pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga untuk
meningkatkan upaya kesehatan.
4) Struktur keluarga :
4.1 Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga
menggunakan sistem tertutup atau terbuka, kualitas dan
frekuensi komunikasi yang berlangsung serta isi pesan
yang disampaikan
4.2 Struktur kekuatan keluarga
Mengkaji model kekuatan keluarga atau kekuasaan
yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan
4.3 Struktur dan peran keluarga
Menjelaskan peran dari masig-masing anggota keluarga
secara formal maupun informal.
4.4 Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan nilai norma yang dianut keluarga dengan
kelompok atau komunitas serta bagaimana nilai dan
norma tersebut memengaruhi status kesehatan keluarga
5) Fungsi keluarga
5.1 Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota
keluraga, hubungan psikososial dalam keluarga, dan
bagaimana keluaraga mengembangkan sikap saling
menghargai.
5.2 Fungsi sosial
Menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, nilai, norma dan
budaya serta perilaku yang berlaku di keluarga dan
masyarakat
5.3 Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian
dan perlingdungan terhadap anggota keluarga yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit,
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga, yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari
amsalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, dan yang memengaruhi serta
persepsi keluarga terhadap masalah
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah, apakah maslaah dirasakan,
menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sifat
negative terhadap masalah kesehatan, dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan yang ada dan
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengattasi masalah.
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit.
Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan
penyakitnya, mengetahui tentang sifat
perkembangan perawatan yang dibutuhkan,
mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
keluarga, mengetahui keberadaan faasilitas yang
diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga
terhadap yang sakit
d) Mempertahanan suasana rumah yang sehat
Sejauh mana keluarga mengetahui sumber – sumber
yang dimiliki keluarga, keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya
hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
Apakah keluarga mengetahui keberdaan fasilitas
kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut
terjangkau oleh keluarga
5.4 Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga
dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga
5.5Fungsi ekonomi
Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan sendang, pangan dan papan serta
pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan
penghasilan keluarga.
7) Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga tidak
berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik atau
rumah sakit yang meliputi pemeriksaan fisik head to toe dan
pemeriksaan penunjang
8) Harapan keluarga
a) Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
b) Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu
menetapkan masalah kesehatan keluarga yang diangkat dari
lima tugas keluarga, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan
b. Nyeri akut
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan citra tubuh
NOC :
Setelah dilakukan NIC :
tindakan keperawatan Observasi :
selama ..... jam klien 1. Monitoring vital sign.
mampu untuk : 2. Monitor kekuatan otot dan
1. Mengontrol nyeri ROM pasien
dengan indicator : 3. Kaji kemampuan pasien
- Mengenali factor dalam mobilisasi
penyebab 4. Nilai keyakinan pasien
- Mengenali onset terhadap setiap usaha
(lamanya sakit). perawatan.
- Menggunakan metode Mandiri :
pencegahan. - Keterbatasan ROM
- Menggunakan metode - Gerakan disertai nafas pendek
non analgetik atau tremor
untuk mengurangi nyeri. - Ketidak stabilan posisi
- Menggunakan analgetik selama
sesuai melakukan ADL
kebutuhan. - Gerakan sangat lambat dan
- Mencari bantuan tenaga tidak
kesehatan. terkoordinasi
6. Faktor yang berhubungan
- Penurunan rentang gerak,
kelemahan otot pada rentang
gerakan.
- Berjalan menuruni tangga
- Berjalan mendaki
- Berjalan dengan jarak yang
dekat
(keliling kamar)
- Berjalan dengan jarak yang
sedang (
keluar kamar)
- Berjalan dengan jarak yang
lebih
Batasan Karakteristik jauh.
- Depersonalisasi bagian 2. Melakukan ambulasi
tubuh berjalan dengan
1. Citra Tubuh indicator :
2. Penghargaan Diri - Keseimbangan tubuh
Setelah dilakukan - Posisi tubuh
tindakan keperawatan - Gerakan otot
....x .. jam diharapkan - Gerakan sendi
pasien mampu: 5. Latih pasien dalam
1. Menunjukkan citra pemenuhan kebutuhan
tubuh yang ADL secara mandiri sesuai
dibuktikan dengan kemampuan
indicator: 6. Bantu klien untuk
- Ketidaksesuaian antara menggunakan tongkat saat
tubuh nyata, berjalan dan cegah terhadap
tubuh ideal dan tubuh cedera.
yang sekarang. 7. Dampingi dan bantu pasien
Body Image saat mobilisasi dan
Enhancement bantu pemenuhan kabutuhan
Observasi : ADL
1. Memonitor seberpa 8. Berikan alat bantu bila
sering pasien pasien memerlukan
memperhatikan Health Education :
perubahan struktur tubuh 9. Diskusikan cara-cara melatih
Mandiri : pergerakan
2. Memberikan petunjuk pasien.
kepada pasien guna 10. Demostrasikan cara
mengantisipasi perubahan melakukan latihan ROM
yang dapat terjadi aktif pada pasien dan keluarga.
sehubungan dengan citra 11. Ajarkan pasien atau tenaga
tubuh kesehatan lain
- Perasaan negatif tentang tentang teknik ambulasi.
tubuh 12. Motivasi pasien untuk
- Secara verbal mencoba melakukan
menyertakan latihan.
perubahan gaya hidup 13. Beri pujian atas
- Perubahan aktual keberhasilan yang telah
struktur dan dicapai.
fungsi tubuh Kolaborasi :
- Bagian tubuh tidak 14. Konsultasikan dengan
berfungsi fisioterapis tentang
6. Faktor yang rencana ambulasi sesuai
berhubungan dengan kebutuhan
- Kepuasan dengan tubuh
yang ada.
- Pengaturan tubuh yang
berubah
karena injury.
2. Memperlihatkan
penghargaan diri, yang
dibuktikan dengan
indicator:
- Mengutarakan secara
verbal, tentang
penerimaan diri.
- Pemeliharaan,
perawatan dan
kebersihan.
3. Bantu pasien untuk
menentukan peruabahan
actual tubuh atau level
fungsi tubuh.
4. Bantu pasien untuk
berdiskusi mengenai
penyebab perubahan
selama penyakit.
Self Esteem
Enhancement
Observasi :
1. Monitor pernyataan
pasien tentang nilai diri
2. Memonitor freuens
verbal mengenai diri yang
negative.
Mandiri :
3. Bantu pasien untuk
lebiih percaya drir dengan
panndangan yang
diterima.
4. Mendorong pasien
untuk menerima
peruubahan yang terjadi.
5. Penghargaan atau
pujian jika tercapianya
tujuan yang telah
disepakati.
6. Membuat pernyataan
yang positif tetang
pasien.
Health Education :
7. Menginstruksikan
pasien atapun keluarga
untuk meberikan atau
menunjukkan kosnep
diri yang ppositif.
DAFTAR PUSTAKA