Anda di halaman 1dari 126

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes berasal dari bahasa yunani yang berati “mengalirkan atau

mengalihkan (siphon). Melitus dari bahasa latin yang bermakna manis atau

madu. Penyakit diabetes melitus (DM) dapat diartikan individu yang

mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes

Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada

produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia, dimana ditandai

dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insentivitas sel

terhadap insulin. DM merupakan penyakit kronik yang umum terjadi pada

dewasa yang membutuhkan supervisi media berkelanjutan dan edukasi

perawatan mandiri pada pasien. DM adalah penyakit kronis progresif yang

ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein, hal tersebut mengarah ke hiperglikemia

(Black & Hawks, 2014).

Diabetes banyak menimbulkan komplikasi, baik komplikasi akut

maupun komplikasi jangka panjang atau kronik meliputi komplikasi

makrovaskuler, mikrovaskuler dan neuropati. Komplikasi mikrovaskuler

sering ditemui pada penderita diabetes adalah gangguan sirkulasi perifer yang

ditandai dengan penurunan kerusakan pada pembuluh-pembuluh darah kecil

dimata (retinopati) dan pada ginjal (nefropati). Sedangkan neuropati dapat

menyebabkan terjadinya penurunan sensasi kaki yang menyebabkan pasien

1
diabetes tidak dapat merasakan terhadap rangsangan panas atau dingin.

Berdasarkan bukti epidemiologi terkini jumlah penderita DM diseluruh

dunia saat ini mencapai 200 juta, dan diperkirakan meningkat lebih dari 330

juta pada tahun 2025. Alasan peningkatan ini termasuk meningkatkan angka

harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang tinggi dua kali lipat disertai

peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan urbanisasi dan

ketergantungan terhadap makanan olahan. Di Amerika serikat sekitar 18,2 juta

individu pengidap diabetes (6,3% dari populasi) hampir satu per tiga tidak

menyadari bahwa mereka memiliki diabetes. (Pusat data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI, 2016)

Tercatat dari data terakhirnya WHO merilis jumlah penderita Diabetes

Mellitus (DM) saat ini naik menjadi 422 juta. Sementara di Indonesia,

berdasaran Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI,

tahun 2015 jumlah penderita sudah mencapai angka 9,1 juta jiwa, dan

diprediksi dengan jumlah tersebut, posisi Indonesia saat ini berada di urutan ke

5 negara dengan jumlah penduduk tertinggi mengidap DM di dunia. Ironisnya

lagi 90 % pasien kencing manis terdiagnosa DM tipe 2 ( Depkes RI, 2016)

Penderita DM dari tahun ketahun mengalami peningkatan menurut

International Diabetes Melitus Federasion (IDF) bahwa pada tahun 2015

angka kejadian diabetes mengalami peningkatan sebanyak 415 juta jiwa yang

penderitanya berusia 20-79 tahun, dimana proposi kejadian DM tipe 2 adalah

95% dari populasi dunia yang menderita DM dan diperkirakan pada tahun

2040 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 10,0 juta jiwa

(IDF, 2015).

2
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, bahwa pravelensi DM sebesar 2,5%

penduduk DKI Jakarta yang terdiagnosis DM dan 3% terdiagnosis gejala

DM. Prnderita DM diwilayah Jakarta Timur mencapai 3% yang terdiagnosis

DM, dan 3,7% terdiagnosis gejala DM. Prevelensi pada perempuan ternyata

lebih tinggi daripada laki-laki dan cenderung lebih banyak pada masyarakat

yang tingkat pendidikan tinggi daripada tingkat pendidikan rendah, hal ini

kemunkinan akibat dari pola hidup yang tidak sehat (Kemenkes RI, 2013).

Pada studi kasus yang penulis lakukan di RSUD Pasar Rebo, pada saat

melakukan praktik klinik selama kurang lebih 5 semester terlihat bahwa

banyak pasien rawat inap yang mengalami diabetes melitus, banyaknya

pasien yang mengalami diabetes melitus dengan kadar gula yang tinggi,

sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh. Tingginya pravelensi penderita diabetes melitus disebabkan oleh

beberapa faktor resiko yang tidak dapat berubah misalnya, jenis kelamin, usia

dan faktor genetik, serta kebiasaan yang tidak dapat diubah misalnya

kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, pola gaya hidup dan kebiasaan sehari

hari.

Pada studi kasus yang penulis lakukan pada ruang flamboyan RSUD

Pasar Rebo pada bulan Maret 2018 didapatkan banyak sekali pasien yang

menderita diabetes melitus angka kejadian di RSUD Pasar Rebo di ruang

Flamboyan pada bulan Januari sampai Maret 2018 didapatkan data sebanyak

98 orang dari 309 orang, berdasarkan informasi yang saya dapatkan tentang

upaya penatalaksanaan pada pasien penyakit Diabetes Melitus di Rumah sakit

umum Pasar Rebo yaitu dengan cara menormalkan kadar glukosa dengan

3
variasi hari ke hari jam ke jam yang minimum sehingga dapat mengurangi

angka kesakitan dan kematian, seperti menggunakan terapi insulin,

perencanaan diet, namun pada DM masih sering naik turun kadar glukosa

darah sehingga menimbulkan ketidak seimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh .

Berdasarkan data tersebut penulis ingin mengetahui bagaimanakah

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit Diabetes Melitus

(DM) dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan tertarik untuk

mengambil penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan studi kasus perbandingan

dua kasus pada klien Diabetes Melitus yang mengalami gangguan dengan

dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas

jasmani yang dilakukan asuhan keperawatan di RSUD Pasar Rebo pada bulan

Maret 2018.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan klien

yang mengalami Diabetes Melitus tipe 2 dengan gangguan ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas jasmani yang dilakssanakan asuhan

keperawatan 3 x 24 jam di RSUD Pasar Rebo pada bulan Maret 2018.

1.3 Rumusan Masalah

Sebagai masalah kesehatan masyarakat yang significan, Diabetes

Melitus merupakan penyebab utama ke 76 kematian di Indonesia, Diabetes

4
sendiri merupakan penyakit yang disebakan oleh tingginya kadar gula darah

akibat gangguan pada pankreas dan insulin. Gangguan yang terjadi karena

jumlah produksi hormon insulin yang kurang karena ketidakmampuan organ

pankreas memproduksinya. Akibat dari kelainan ini, maka kadar gula

(glukosa) dalam darah akan meningkat dan tidak terkendali. Pada penderita

DM berusaha senantiasa membatasi makanan yang banyak mengandung

karbohidrat dan gula. (Teguh Sutanto, 2013)

Peran perawat dalam penanggulangan klien yang mengalami Diabetes

Melitus dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi ,insulin dan

aktifitas jasmani, Berdasarkan data diatas maka penulis ingin mengetahui

bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami diabetes

melitus dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani

1.4 Tujuan

Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes Melitus dengan gangguan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas jasmani di RSUD Pasar

Rebo pada bulan Maret tanggal 5 Maret 2018 sampai dengan 9 Maret 2018.

1.4.1 Tujuan Umum

Secara umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan secara

keseluruhan yang ingin dicapai melalui studi kasus melaksanakan

5
asuhan keperawatan klien mengalami Diabetes Melitus dengan

gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani.

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami

Diabetes Melitus dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas jasmani.

2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien klien

yang mengalami Diabetes Melitus dengan gangguan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani.

3. Penulis mampu menetapkan rencana keperawatan pada pasien yang

mengalami Diabetes Melitus dengan gangguan ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas jasmani.

4. Penulis mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada

klien yang mengalami Diabetes Melitus dengan gangguan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani.

6
5. Penulis mampu melakukan evaluasi sesuai implementasi yang

dilakukan pada klien mengalami Diabetes Melitus dengan

gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani.

6. Penulis mampu menganalisa perbandingan antara teori dengan

praktek pada klien yang mengalami Diabetes Melitus dengan

gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mencoba menjelaskan

relevansi dan signifikansi asuhan keperawatan untuk ilmu maupun penerapan

yang bersifat praktis. Manfaat terdiri dari manfaat Teoritis dan Manfaat

Praktis. Manfaat Teoritis ditujukan untuk pengembangan ilmu keperawatan.

Manfaat praktis disampaikan bagi perawat, Rumah Sakit, Institusi pendidikan

dan klien.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan pembaca agar dapat melakukan pencegahan

untuk menjaga diri sendiri maupun orang sekitarnya agar tidak terkena

diabetes melitus

a. Rumah Sakit

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, khususnya

dalam pemberian pelayanan asuhan kepeerawatan pada.

7
b. Institusi

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan

dalam pengembangan dan peningkatkan mutu pendidikan

khususnya pada mata ajar keperawatan Medical Bedah di masa

yang akan datang.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penulis mendapatkan pengetahuan, pengalaman, wawasan dan

mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Diabetes Melitus dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas jasmani.

b. Bagi klien

Dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat melakukan cara

mengatasi masalah Diabetes Melitus secara mandiri.

c. Bagi petugas kesehatan

Sebagai masukan bagi perawata dalam rangka mengambil

kebjakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

khususnya pada klien yang mengalami Diabetes Melitus dengan

gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan

aktifitas jasmani.

8
1.6 Ruang Lingkup

Penulis membatasi Karya Ilmiah ini pada asuhan keperawatan dengan

studi kasus pada klien yang mengalami diabetes melitus dengan gangguan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan keseimbangan nutrisi, insulin dan aktifitas jasmani.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus

2.1.1 Definisi

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar

glukosa didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan

insulin secara cukup. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme

yang ditandai denngan hiperglikemi yang berhubungan dengan

abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang

disebabkan oleh penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan

menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan

neuropati. (Amin Huda Nurarif, 2015)

Penyakit diabetes melitus atau sering disebut juga sebagai

penyakit kencing manis atau penyakit gula yang disebabkan oleh

kelainan yang berhubungan dengan hormon insulin. Kelainan yang

dimaksud berupa jumlah produksi hormon insulin yang kurang karena

ketidakmampuan organ pankeas memproduksinya atau sel tubuh tidak

dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan organ pankreas secara

baik.

Kadar gula dalam darah terlalu tinggi disebut hiperglikemia,

sedangkan kadar gula darah terlalu rendah disebut hipoglikemia.

Ambang normal gula darah adalah 60-120mg/dL pada waktu puasa dan

dibawah 140mg/dL dua jam sesudah makan. Kadar gula normal adalah

10
suatu kondisi dimana kadar glukosa darah yang mempunyai resiko kecil

untuk dapat berkembang menjadi penyakit. Sebaliknya jika gula darah

melebihi 140mh/dL seseorang mempunyai resiko tinggi untuk

terjangkit diabetes dan komplikasi lainnya.

2.1.2 Etiologi

Diabetes mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai

lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik

biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM.

Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 1 adalah penyakit hiperglikemia akibat

ketiadaan absolut insulin. Sebelumnya diabetes ini disebut sebagai

diabetes melitus dependen insulin (IDDM), karena individu pengidap

penyakit ini harus mendapat insulin pengganti. Diabetes tipe 1 biasanya

dijumpai pada individu yang tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun,

dengan perbandingan laki-laki sedikit lebih banyak daripada wanita.

Karena insidens diabetes tipe 1 memuncak pada usia remaja dini, pada

masa dahulu bentuk ini disebut sebagai diabetes juvenilis. Diabetes tipe

1 juga dapat terjadi pada usia 80-an dan 90-an tahun.

Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan

menghancurkan sel yang memproduksi insulin beta pankreas (ADA,

2014). Menurut WHO, (2014)

Kondisi tersebut merupakan penyakit autoimun yang ditandai

dengan ditemukannya anti insulin atau antibodi sel anti islet dalam

darah (WHO, 2014). National Institute of Diabetes and Digestive and

11
Kidney Diseases (NIDDK) tahun 2014 menyatakan bahwa autoimun

menyebabkan infiltrasi limfositik dan kehancuran islet pankreas.

Kehancuran memakan waktu tetapi timbulnya penyakit ini cepat dan

dapat terjadi selama beberapa hari sampai minggu. Akhirnya insulin

yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi karena adanya kekurangan

sel beta pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu,

diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan tidak akan merespon

insulin yang menggunakan obat oral.

Diabetes Melitus Tipe 2

Hiperglikemia yang disebabkan insentivitas seluler terhadap

insulin disebut diabetes tipe 2. Selain itu terjadi defek sekresi insulin

yang cukup untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal.

Diabetes melitus tipe 2 sebelumnya disebut diabetes melitus tidak

tergantung insulin atau NIDDM (non insulin dependent diabetes

melitus), pada diabetes melitus tipe 2 ini dapat pula ditangani dengan

insulin. Untuk kebanyakan individu DM tipe 2 tampaknya berkaitan

dengan kegemukan (obesitas), faktor genetik yang memungkinkan

penyakit ini cukup kuat.

Faktor lain yang dianggap sebagai etiologi DM yaitu :

1. Kelainan sel beta pankeas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai

kegagalan sel beta melepas insulin.

2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain

agen yang dapat menimbulknan infeksi, diet dimana pemasukan

karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan

12
kehamilan.

3. Gangguan sistem imunitas, sistem ini dapat dilakukan oleh

autoimunitas yang disertai pembentukan sel-sel antibodi,

antiprakeantik dan mengakibatkan kerusakan sel-sel penyekresi

insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.

4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan

jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang

terdapat pada membran sel yang responsif terhadap insulin.

5. Kegagalan relatif sel beta dan resistansi insulin terjadi pada diabetes

melitus tipe 2, dipengaruhi juga karena beberapa faktor yaitu usia,

obesitas, riwayat dan keluarga.

6. Faktor genetik : penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri,

tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik

kearah terjadinya diabetes tipe I.

Diabetes Melitus tipe 1 diturunkan secara hterogen,sifat multigenik.

Kembar identik memiliki 25% - 50% mewarisi penyakit, sementara

saudara kandung memiliki 6% resiko dan siko dan anak cucu

memiliki 5% resiko. Meskipun pengaruh keturunan kuat, 90%

orang dengan Diabetes Melitus tipe 1 tidak memiliki relatif tingkat

pertama dengan Diabetes Melitus.

7. Faktor imunologi

8. Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta

13
2.1.3 Patofisiologi

Diabetes melitus mengalami defisiensi insulin, menyebabkan

glukogen meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan gula baru

(glukogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat,

kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketongenesis). Terjadinya

peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton

dalam urin), dan kadar natrium menurun serta pH serum menurun

menyebabkan asidosis. Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan

glukosa oleh sel menjadi menurun, sehingga kadar gula dalam plasma

tinggi (hiperglikemia). Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi

ambang ginjal maka akan timbul glukosaria. Glukosaria ini akan

menyebabkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin

(poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi.

Glukosaria mengakibatkan keseimbangan kalori negative

sehingga menimbulkan rasa lapar yang tinggi (polipagi). Penggunaan

glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi

menjadi menurun, sehingga tubuh menjadi lemah. Hiperglikemia dapat

mempengaruhi pembuluh darah kecil, arteri kecil,sehingga suplai

makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang, yang akan

menyebabkan luka tidak cepat sembuh karena suplai makanan dan

oksigen tidak adekuatakan menyebabkan terjadinya infeksi dan

terjadinya gangguan.

14
Gangguan pembuluh darah akan menyebabkan aliran darah

keretina menurun, sehingga suplai makanan dan oksigen keretina

berkurang, akibatnya pandsngan menjadi kabur

2.1.4 Klasifikasi

Menurut Amin huda Nurarif, 2014, Diabetes Melitus

diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda

meliputi Tipe 1, Tipe 2,

1. Klasifikasi klinis

a. Diabetes Melitus

1) Tipe I : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Diabetes Melitus Tipe 1 merupakan hasil destruksi autoimun

sel beta, mengarah kepada defisiensi insulin absolut.

2) Tipe II : NDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi

insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan

insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh

jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa

oleh hati.

Tipe III dengan obesitas dan tipe II tanpa obesitas

1) Gangguan toleransi glukosa

2) Diabetes kehamilan

Diabetes gestasional teerjadi pada 2-5% perempuan hamil

namun menghilang ketika kehamilannya berakhir. Diabetes

Mellitus ini lebih sering terjadi pada keturunan Amerika-

15
Afrika, Amerika Hispanik, Amerika Pribumi dan perempuan

dengan riwayat keluarga Diabetes Melitus atau lebih dari

4kg saat lahir, obesitas juga merupakan faktor resiko.

2. Klasifikasi resiko statistik

a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

b. Berpotensi menderita kelainan glukosa

2.1.5 Manifestasi Klinis

Menurut Black & Hawks, 2014 DM adalah penyakit kronis

progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk

melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protei, hal tersebut

mengarah ke hiperglikemia. Penderita DM basanya ditandai dengan :

a. Mudah lelah, lemah, dan pusimg

b. Polidipsi (peningkatan rasa haus dan minum)

c. Poliuria (peningkatan frekuensi buang air kecil)

d. Polifagia (peningkatan makan)

e. Penurunan Berat Badan

f. Pandangan mata kabur

g. Ketonuria

h. Luka yang tiada kunjung sembuh

i. Kesemutan, gatal-gatal, impotensi

16
2.1.6 Komplikasi

Penyandang DM, apapun tipenya, beresiko tinggi mengalami

komplikasi yang melibatkan banyak sistem tubuh yang berbeda.

Perubahan kadar glukosa darah, perubahan kardiovaskuler,

neuropati,peningkatan terhadap terhadap infeksi, dan penyakit

perodontal umum terjadi. Komplikasi DM terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Komplikasi Akut (Perubahan Kadar Glukosa Darah)

1. Hiperglikemia

a) Ketoasidosis Diabetik (DKA)

Ketoasidosis Diabetik merupakan komplikasi akut yang

ditandai dengan perburukan semua gejala diabetes.

Ketoasidosis diabetik dapat terjadi setelah stres fisik seperti

kehamilan atau penyakit akut. Pada ketoasidosis diabetik,

kadar glukosa darah meningkat dengan cepat akibat

glukoneogenesis dan peningkatan penguraian lemak yang

progresif. Terjadi poliuria dan dehidrasi. Kadar keton juga

meningkat akibat penggunaan asam lemak yang hampir

total akibat penggunaan ATP.

Individu dengan ketoasidosis diabetik sering mengalami

mual dan nyeri abdomen, dapat terjadi muntah. Pemberian

insulin diperlukan untuk mengembalikan hiperglikemia

karena kepekaan insulin seiring dengan penurunan pH,

dosis dan kecepatan pemberian insulin harus dipantau

secara hati-hati. Gejala umum ketoasidosis diabetik antara

17
lain :

1) Nyeri perut

2) Anoreksia

3) Dehidrasi

4) Hipotensi

5) Poliuria

6) Gangguan kesadaran seperti Koma, Somnolen

7) Gangguan penglihatan

8) Kulit kering, lemah

9) Penurunan BB

10) Mual dan muntah

b) Koma Nonketotik Hiperglikemia Hiperosmolar

Diabetes nonasidotik hiperosmolar, koma nonkeotik

hiperglikemik hiperosmolar merupakan komplikasi akut

yang dijumpai pada pengidap diabetes tipe 2. Kondisi ini

merupakan petunjuk perburukan drastis penyakit. Koma

nonkeotik hiperglikemik biasanya dijumpai pada lansia

pengidap diabetes setelah mengkonsumsi karbohidrat.

c) Efek Somogyl

Merupakan komplikasi akut yang ditandai penurunan unik

kadar glukosa darah dimalam hari, kemudian dipagi hari

glukosa kembali meningkat diikuti peningkatan rebound

(glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon

pertumbuhan) pada pagi hari.

18
d) Fenomena Fajar

Hiperglikemia pada pagi hari (antara jam 5 dan jam 9 pagi).

Pada pengidap diabetes tipe 2, juga terdapat penurunan

sensitivitas terhadap insulin juga terjadi pada pagi hari.

e) Hipoglikemia

Hipoglikemia juga dikenal sebagai reaksi insulin adalah

ciri umuum dari DM tipe 1 dan juga dijumpai pada klien

dengan DM tipe 2 dengan insulin atau obat oral.

Hipoglikemia dapat terjadi akibat dosis berlebihan insulin,

menghindari makanan atau makan lebih sedikit dari

biasanya, pemakaian tenaga berlebihan tanpa tambahan

karbohidrat, ketidak seimbangan nutrisi dan cairan

disebabkan oleh mual dan muntah, asupan alkohol. Gejala

hipoglikemia antara lain :

1) takikardi

2) mudah marah, gelisah

3) gangguan penurunan kesadaran

4) tidak mampu berkonsentrasi

5) kejang

b. Komplikasi Kronik

Terdapat banyak kompliasi jangka panjang pada DM,

sebagian besar disebabkan langsung oleh tinggianya konsentrasi

glukosa darah. Komplikasi DM tersebut mengenai hampir semua

organ tubuh.

19
1. Sistem kardiovaskular.

Terjadi kerusakan mikrovaskular diarteriol kecil, kapiler

dan venula. Kerusakan makrovaskular terjadi diarteri besar dan

sedang. Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat penebalan

membran sel pembuluh-pembuluh kecil. Penebalan

mikrovaskular menyebabkan iskemia dan penurunan penyaluran

oksigen dan zat gizi kejaringan. Sehingga menyebabkan

ketersediaan oksigen untuk jaringan berkurang, dan dapat

menyebabkan hipertensi karena jantung dipaksa untuk

meningkatkan curah jantung sebagai usaha untuk menyalurkan

lebih banyak oksigen kejaringan yang iskemik.

Komplikasi makrovaskular terutama terjadi akibat

pengerasan arteri, berperan menyebabkan gangguan aliran

darah.

a) gangguan penglihatan

b) kerusakan ginjal

c) cedera serebrovaskuler (stroke)

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Amin Huda Nuararif, 2014) pemeriksaan penunjang

pada diabetes melitus meliputi :

1. Kadar glukosa darah

Tabel : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode

enzimatik sebagai patokan penyaring

20
Tabel 1
Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah
DM Belum pasti DM
Sewaktu
Plasma vena >200 100-200
Darah kapiler >200 80-100

Tabel 2
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum pasti DM
Plasma vena >120 110-120
Darah kapiler >110 90-110

2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes melitus Ada sedikitnya 2

kali pemeriksaan:

a. Glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg (11,1 mmol/L)

b. Kadar glukosa darah puasa ≥ 140 mg(7,8mmol/L)

c. Glukosa plasma dari sample yang diambil 2 jam kemudian

sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial

(PP)) > 200mg/dL

Bukan diabetes Pra diabetes diabetes


Puasa < 110 110-125 >126
Sewaktu <110 110-199 >200
Sumber: awas pankreas rusak pebab diabettes,2012

2.1.8 Penatalaksanaan

Tujuan penelitian dan pengobatan diabetes melitus yang paling

utama adalah pencegahan. Jika diabetes melitus telah terjadi, tujuan

pengobatan diabetes melitus adalah secara konsisten menormalkan

kadar glukosa darah dengan variasi hari-ke-hari, jam-ke-jam yang

minimum, sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian.

21
Tujuan dapat dicapai dengan berbagai cara sesuai dengan tipe DM

antara lain:

1. Terapi Insulin

Berbagai jenis insulin yang digunakan untuk mengobati

diabetes adalah sebagai berikut:

a. Rapid-acting insulin

Ini bekerja setelah 15 menit setelah injeksi dan puncak pada

sekitar satu jam tapi terus bekerja selama dua sampai empat

jam. Obat ini biasanya diberikan sebeum makan dan disamping

insulin long-acting.

b. Short-acting insulin

Mulai bekerja kira-kira 30 menit stelah injeksi dan puncak pada

sekitar dua sampai tiga jam akan terus bekerja selama tiga

sampai enam jam. Obat ini biasanya diberikan sebelum makan

dan disamping insulin long-acting.

c. Intermediate-acting insulin

Dimulai bekerja sekitar dua sampai empat jam setelah injeksi

dan puncak kira-kira 4-12jam kemudian terus bekerja selama

12-18jam. Obat ini biasanya diminum dua kali sehari dan

disamping insulin rapid-acting atau short-acting.

d. Long – acting insulin

Dimulai bekerja beberapa jam setelah injeksi dan bekerja

selama kurang lebih 24jam. Jika perlu sering digunakan dalam

kombinasi dengan insulin rapid-acting atau short-acting

22
2. Perencanaan diet, mempertimbangkan nutrisi yang tepat

3. Meningkatkan aktifitas fisik seperti olahraga

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien diabetes Melitus

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien (Setiadi, 2012). Pengkajian merupakan langkah

pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan peengumpulan data

atau perolehan data yang akurat dari pasien guna mengetahui berbagai

permasalahan yang ada. (Alimatul Aziz, 2016).

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu

dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita,

mengidentifikasi kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui

anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laborstorium serta data

penunjang lainnya. Pengumpulan data didapat dari :

1. Anamnesa

a. Identitas penderita

meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor

register, tanggal masuk RS dan diagnosa medis

b. Keluhan utama

c. riwayat kesehatan sekarang

23
d. riwayat kesehatan dahulu

e. riwayat kesehatan keluarga

f. riwayat psikososial.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan umum

Meliputi keadaan umum baik atau buruknya yang dicatat

adalah tanda-tanda, seperti:

1) Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah,

komposmentis tergantung pada keadaan klien. Pada

klien dengan fraktur tertutup biasanya tidak memiliki

masalah terhadap status kesadaran terkecuali pada pasien

dengan hipovolemia akibat perdarahan.

2) Tanda-tanda vital : Temuan hipotensi, takikardia,

takipneu, hipotermia pada pasien trauma dapat menjadi

data pendukung bahwa pasien sedang berada dalam

keadaan syok hipovolumia.

(Willkinson & Skinner, 2000)

3. Pemeriksaan Had To Toe

a. Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran

pada leher, telinga berdenging, adakah gangguan

pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih

kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak, dan

derdarah, apakah penglihatan kabur/ganda, lensa mata

24
keruh. Seluruh kulit kepala diperiksa. Lakukan inspeksi dan

palpasi seluruh kepala untuk adanya pigmentasi, nyeri tekan,

pigmentasi, laserasi, massa, kontusio, fraktur dan luka ruam

1) Muka

Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada

perubahan fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris,

tak oedema.

2) Mata

Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis

(karena tidak terjadi perdarahan)

3) Telinga

Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal.

Tidak ada lesi atau nyeri tekan.

4) Hidung

Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.

5) Mulut dan Faring

Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,

mukosa mulut tidak pucat.

6) Leher

Tidak ada gangguan pada kesimetrisan leher, tidak ada

pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada bendungan

pada vena jugularis.

b. Sistem integumen

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman

25
bekas luka, kelembaban dan suhu kulit didaerah sekitar

ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka,

tekstur rambut dan kuku.

c. Sistem Pernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada pada

penderita DM mudah terjadi infeksi

d. Sistem kardiovaskular

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang

takikardi, bradikardi, hipertensi, hipotensi, aritmia

e. Sistem gastrointestinal

Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah diare, konstipasi,

dehidrasi, penurunan berat badan, peningkatan lingkar

abdomen

f. Sistem urinari

Poliuri, retensio urine, inkontensia urine, rasa panas atau

sakit saat berkemih.

g. Sistem muskuloskeletal

Penyebaran lmak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi

badan, cepat lelah, lemah dan nyeri adanya gangren

diekstremitas.

h. Sistem neurologis

Terjadinya penurunan sensoris, mengantuk breaksi lambat,

kacau mental, disorientasi

26
4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan aalah :

a. Pemeriksaaan darah meliputi GDS > 200mg/dl, gula darah

puasa >120mg/dl dan dua jam post prandial >200mg/dl.

b. Pemeriksaan urine, hasil dapat dapat dilihat dari perubahan

warna pada urine,

c. Kultur pus, mengetahui jenis kuman pada luka dan

memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.

2.2.2 Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan

dilakukan analisa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas

dasar subjektif dan objektif serta berpedoman pada teori Abraham

Maslow yang terdiri atas :

1) Kebutuhan dasar atau fisiologis

2) Kebutuhan rasa aman

3) Kebutuhan cinta dan kasih sayang

4) Kebutuhan harga diri

5) Kebutuhan aktualisasi diri

2.2.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan masalah keperawatan yang muncul setelah dilakukan

tahapan pengkajian. Diagnosa yang muncul pada klien diabetes

melitus antara lain:

27
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.

2. Infeksi, resiko tinggi terhadap (sepsis) berhubungan dengan kadar

glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi

3. Resiko gangguan kekurangan volume cairan berhubungan dengan

diuresis osmotic(dari hiperglikemia)

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan berobat berhubungan dengan kurang

mengingat kesalahan interprestasi infomasi.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangguan

sirkulasi jaringan.

6. Kelelahan berhubungan perubahan kimia darah berhubungan

dengan

7. Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang

2.2.4 Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan

berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,

menurunkan, atau mengurangi masalah- masalah keperawatan.(konsep

dasar keperawatan, 2015)

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.

Tujuan : kien mampu mempertahankan keseimbangan nutrisi

adekuat setelah dilakukan asuhan keperawatan

Kritria Hasil : berat badan ideal sesuai dengan berat badan, tidak

28
ada tanda-tanda malnutrisi, tidak terjadi penurunan berat badan

yang berati, kadar gula darah dalam batas normal, tidak ada mual

muntah, mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi,

menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan,

Intervensi:

a. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi

b. Tentukan program diet bdan pola makan pasien dan bandingkan

dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.

c. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut

kembung, mual, muntah makanan yang belum sempat d icerna,

pertahankan puasa sesuai dengan indikasi.

d. Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan

etnik/kultural

e. Observasi tanda tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat

kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka

rangsang, cemas, sakit kepala.

f. Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger

stick

g. Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa darah, aseton,

pH dan HCO3

h. Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode SC

secara intermiten atau secara kontinu.

i. Perhatikan masukan kalori harian total, pertahankan catatan

harian,waktu dan pola makan

29
j. Berikan larutan glukosa,misalnya dekstrosa dan setengah salin

normal.

k. Lakukan Konsultasi dengan ahli diet

l. Kolabarasi dalam pemberian obat

2. infeksi, resiko tinggi terhadap (sepsis) berhubungan dengan kadar

glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi

Tujuan : Menurunkan resiko infeksi setelah dilakukan asuhan

keperawatan

Kritria Hasil : tidak terjadi infeksi, kadar gula darah dalam batas

normal, tanda-tanda vital dalam batas normal.

a. observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti demam,

adanya pus pada luka.

b. tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan

yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien

termasuk pasiennya sendiri

c. pertahankan tehnik aseptik pada prosedur invasiv( seperti

pemasangan infus, kateter foley dan sebagainya).

d. Pemberian obat intravena dan memberikan perawatan

pemeliharaan. Lakukan pengobatan melalui IV sesuai indikasi

e. Berikan perawatan luka dengan teratur dan sungguh – sungguh.

Jaga kulit tetap kering.

f. Berikan obat antibiotik yang sesuai.

30
3. Resiko gangguan kekurangan volume cairan berhubungan dengan

diuresis osmotic(dari hiperglikemia)

Tujuan : tidak terjadi gangguan kekurangan volume cairan

Kriteria Hasil : kebutuhan cairan terpenuhi, turgor kulit elastis,

tanda -tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD.

b. Ukur berat badan setiap hari.

c. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit

2500ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi oleh jantung jika

pemasukan cairan melalui ral sudah dapat diberikan.

d. Inspeksi adanya edema pada wajah, leher.

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan berobat berhubungan dengan kurang

mengingat kesalahan

Interprestasi infomasi

Tujuan : klien mampu mengenal sumber informasi dan dapat

melakukan perubahan gaya hidup

Kriteria hasil : klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang

penyakitnya, serta meakukan perubahan pola gaya hidup.

Intervensi :

a. Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan

penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien.

b. Identifikasikan gejala hipoglikemia dan jelaskan penyebabnya.

31
c. Diskusikan topik topik seputar penyakit yang diderita klien

d. Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi

serat dan cara untuk makan diluar rumah.

e. Demonstrasikan cara pemeriksaan gula darah dengan

menggunakan finger stick dan beri kesempatan pasien untuk

mendemonstrasikan kembali

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangguan

sirkulasi jaringan.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan

integritas jaringan menunjukkan perbaikan dan terhindar dari resiko

infeksi.

Kriteria hasil :

1) integritas kulit klien normal, perfusi jaringan normal.

2) tidak ada tanda-tanda infeksi, temperatur kulit klien normal,

ketebalan

3) tekstur jaringan normal.

4) menunjukkan terjadinya proses perbaikan luka.

5) menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan.

6) kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang.

Intervensi :

a. Monitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan bau luka

b. Bersihkan luka dengan normal salin

c. Rawat luka dengan konsep steril

d. Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka

32
e. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tanda

dan gejala dari infeksi

f. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung

dan setelah berkunjung

g. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan

h. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

i. Gunakan universal precaution dan gunakan sarung tangan selma

kontak dengan kulit yang tidak utuh.

j. Berikan terapi antibiotik bila perlu.

k. Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti kemerahan,

panas, nyeri, tumor.

l. Kaji temperatur tiap 4 jam.

m. Catat dan laporkan hasil laboratorium, WBC.

n. Kaji warna kulit, turgor dan tekstur, cuci kulit dengan hati-hati.

o. Ajarkan keluarga bagaimana mencegah infeksi.

p. Kolaborasi pemberian antibiotik.

6. Kelelahan berhubungan perubahan kimia darah

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam diharapkan

resiko gangguan pola tidur teratasi

Kriteria hasil:

1) klien rileks

2) klien dapat beristrahat

3) tanda tanda vital dalam batas normal

4) kebutuhan istirahat terpenuhi

33
intervensi :

a. Diskusikan cara menghemat kalori selama berpindah tempat

b. Pantau tanda tanda vital

c. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium

d. Berikan posisi nyaman

7. Ketidakberdayaan berhubungan gengan penyakit jangka pnjang,

ketergantungan dengan orang lain

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam diharapkan

ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang,

ketergantungan dengan orang lain dapat teratasi

Kriteria Hasil:

1) Mengidentifikasi cara cara sehat untuk menghadapi perasaan

2) Membantu dalam merencanakan perawatan diri sendiri secara

mandiri

3) Secara mandiri bertanggung jawab untuk aktifitas perawatan diri.

Intervensi :

a. Anjurkan pasien atau keluarga untuk mengekspresikan

persaannya tentang perwatan dirumah sakit dan penyakitnya

secara keseluruhan.

b. Kaji bagaimana pasien telah menangani masalahnya dimasa lalu.

Identifikasi lokus kontrol.

c. Berikan kesempatan pada keluarga untuk mengekspresikan

perhatiannya dan diskusikan cara mereka membantu sepenuhnya

terhadap pasien.

34
d. Tentukan tujuan dan harapan dari pasien dan keluarga

e. Tentukan apakah ada perubahan yang berhubungan dengan ora ng

terdekat

f. Anjurkan pasien untuk membuat keputusan sehubungan dengan

perawatnnya, seperti ambulasi, waktu aktifitas

g. Berikan dukungan padapasien untuk berperan serta dalam

perawatan diri sendiri dan berikan umpanbalik positif sesuai

dengan usaha yang dilakukan.

2.2.5 Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan

dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan. Pelaksanaan keperawatan merupakan inisiatif dari

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Bararah, 2015)

1. Bersama-sama menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka

panjang individual terkait penatalaksaan glukosa darah mandiri

2. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan tentang

diri dan penyakitnya

3. Menggali persepsi terhadap kemampuannya untuk mengontrol

penyakit dan masa depannya dan mengklarifikasi persepsi tersebut

dengan memberikan informasi tentang sumber-sumber dan

kelompok dukungan.

4. Memfasilitasi kemampuan pengambilan keputusan dalam

penatalaksanaan mandiri regimen pengobatan yang diprogramkan.

5. Memberikan penguatan positif untuk meningkatkan keterlibatan

35
dalam aktifitas perawatan diri.

6. Memberikan aktifitas belajar relevan tentang pemberian insulin,

penatalaksanaan diet,olahraga,pemantauan mandiri glukosa darah

dan gaya hidup sehat.

2.2.6 Evaluasi

Menurut Bararah (2013:51) mengemukakan evaluasi merupakan tahap

akhir dari proses keperawatan, kegiatan evaluasi ini adalah

membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi

keperawatan dengantujuan yang diharapkan dalam perencanaan.

Perawat mempunyai tiga alternatif daam menentukan sejauh mana

tujuan tercapai, yaitu sebagai berikut :

1) Berhasil : perilaku klien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau

tanggal yang ditetapkn pada tujuan.

2) Tercapai sebagian : klien menunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik

yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.

3) Belum tercapai : klien tidak mampu sama sekali tujuan yang

ditetapkan pada kriteria hasil

2.3 Konsep Nutrisi

2.3.1 Definisi

Nutrisi merupakan komponen kesehatan dasar dan sangat

penting bagi tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

normal, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh,

metabolisme sel, dan fungsi organ. Zat yang dapat berfungsi sebagai

36
makanan untuk tubuh adalah zat yang dapat digunakan sebagai bahan

bakar untuk pembakaran, untuk perbaikan dan pertumbuhan jaringan.

Zat pembangun diperlukan untuk perbaikan jaringan tubuh karena zat

secara konstan aktif dan digunakan untuk aktifitas jaringan. Ada enam

zat makanan esensial untuk tubuh yang harus seallu disuplai melaluui

makanan yang kita makan,antara lain : protein, karbohidrat, lemak,

air, garam mineral, dan vitamin. Setiap bahan makanan mengandung

satu atau lebih zat makanan. Protein, air dan mineral merupakan zat

pembangun tubuh. Karbohidrat dan lemak secara esensial merupakan

bahan bakar. Vitamin dan mineral tertentu bertindak sebagai pengatur

aktivitas jaringan.(Susanti Niman, 2017)

2.3.2 Fungsi Makanan

Makana secara fisiologis memiliki fungsi :

1. Sumber energi

2. Membangun dan mengganti sel yang rusak dalam tubuh

3. Mengatur berbagai aktifitas tubuh

4. Membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit

2.3.3 Fungsi nutrisi

Beberapa ahli mengatakan fungsi nutrisi bagi tubuh pada

makanan adalah sebagai pembentukan energi, dimana setiap jaringan

dalam tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi adalah proses pemasukan

dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan

energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Nutrisi juga berhubungan

37
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam

tubuh manusia. Untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting

untuk aktivitas penting dalam tubuh untuk mengeluarkan sisanya.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana

individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

kebtuhan metabolik(Wilkinson Judith M,2007)

Gangguan nutrisi adalah keadaan yang dialami seseorang

dalam keadaan yang tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan

berat badan akibat ketidakcukupan nutrisi untuk kbutuhan

metabolisme, yang ditandai dengan kelemahan, nafsu makan yang

menurun, berat badan 10-20% dibawah normal. Pendertita diabetes

melitus kebutuhan nutrisi sangat dibutuhkan dan jangan sampai pasien

tersebut mengalamigangguan nutrisi ( Hasdianah,2015).

Semua organ baik dalam maupun luar tentu saja membutuhkan

nutrisi untuk bisa bekerja secara maksimal dan pertumbuhan tubuh

juga membutuhkan asupan nutrisi.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana

individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan metabolik (Wilkinso Judith M.2007).

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan intake

nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik ( NANDA 2005-2006)

Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah

dimana asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolisme.

38
2.3.4 Fungsi Nutrien

Nutrien adalah substansi kimia dalam makanan yang meiliki

efek dalam proses metabolik. Setiap nutrien memiliki masing masing

fungsi yang berbeda, tetapi nutrien yang beragam tersebut akan

bekerjasama untuk mencaai aksi yang efektif.(Susanti Niman, 2017)

Fungsi masing-masing nutrien antara lain:

1. Protein

Protein adalah zat makanan yang paling kompleks. Protein

merupakan senyawa yang terdapat dalam setiap sel hidup. Protein

hampir setengahnya terdapat dalam otot, seperlimanya didalam

tulang dan kartilago protein terkandung dalam makanan nabati dan

hewani. Protein komplit adalah k mengandung asam amino

esensialprotein yang mengandung sejumlah asamamino esensial,

antara lain: daging, ikan, unggas, telur. Protein inkomplit adalah

protein yang tidak mengaandung asam amino esensial, antara lain:

sayuran hiaju, kacang-kacangan. Asam amino esensial merupakan

asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh, sedangkan asam

amino nonesensial yaitu asam amino yang dapat disintesa oleh

tubuh. Fungsi utama protein antara lain:

a. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

b. Pembentukan senyawa tubuh yang penting

c. Regulasi keseimbangan cairan

d. Mempertahankan netralitas tubuh

e. Pembentukan antibodi

39
f. Transport zat gizi

2. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber bahan bakar utama tubuh, paling

mudah dicerna dan diabsorbsi serta paling siap dibakar serta

dipecah menjadi karbondioksida dan air. (Susanti Niman, 2017)

3. Lemak

Lemak berfungsi sebagai bahan bakar tubuh, namun tidak mudah

dicerna dan diabsorbsi. Selain itu lemak juga sebagai pelarut dan

pembawa vitamin A, D,E,dan K. Lemak terdapat pada minyak

kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari disebut dengan

asam lemak esensial

4. Air

Air memiliki peran dalam berbagai proses fisiologis tubuh. Air

diperlukan oleh tubuh untuk membangun jaringan dan cairan

tubuh, mengeluarkan zat sisa tubuh, mendinginkan tubuh melalui

pengeluaran keringat. Fungsi air antara lain:

a. Membantu proses metabolisme zat gizi

b. Berperan dalam reaksi kimia tubuh

c. Menjaga stabilitas suhu tubuh

d. Sebagai bantalan sistem saraf

e. Alat transportasi zat gizi

f. Sebagai pelumas persendian.

5. Mineral

Fungsi mineral daam tubuh membantu beberapa proses biologis

40
tubuh, memelihara keseimbngan air dalam tubuh, mengatur

kontraktilitas otot dan pertumbuhan jaringan. Beberpa mineral

yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain :

a. Natrium

b. Kalium

c. Kalsium

d. Zat besi

e. Fosfor

f. Yodium

g. Zinc

h. Magnesium

i. Fluor

j. Sulfur

k. Mangan

l. Selenium

m. Clhor

n. Copper

6. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organik yang dibutuhkan dalam

jumlah kecil untuk metabolisme secara normal yang tidak dapat

dibuat didalam sel tubuh. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan

defisit metabolik. Macam-macam vitamin antara lain: Vitamin A,

Vitamin B(Vitamin B1, Vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5,

vitamin B6, vitamin B12), asam folat, vitamin C, vitamin D,

41
vitamin D, vitamin K

2.3.5 Nutrisi dan Metabolisme Karbohidrat

Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah

penyakit, penyakit akibat kekurangan nutrisi saat ini mungkin mulai

jarang dan digantikan denngan penyakit akibat kelebihan nutrisi.

Penyakit kelebihan nutrisi adalah obesitas, gangguan pembuluh darah

akibat hiperlipidemia.

Masalah nutrisi dapat disebabkan oleh ketidak seimbangan

asupan, gangguan absorbsi dan gangguan metabolisme nutrien. Mual,

muntah, kesulitan menelan atau ketidakmampuan memperoleh

makanan, infeksi, trauma, stres, atau pembedahan dapat menjadi

penyebab ketidak seimbangan nutrisi. Ketika nutrien gagal memenuhi

BEE (body energy expenditure) tubuh akan merubah simpanan

glikogen dihepar menjadi glukosa (glycogenolysis), tetapi simpanan

tersebut hanya untyuk beberapa jam. Selanjutnya tubuh akan memecah

cadangan yang ada diotot (katabolisme). Katabolisme berdampak pada

keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Sebagai akibatnya Blood urea

nitrogen (BUN) dan serum creatinin akan meningkat. Glukosa hasil

dari pemecahan cadangan yang ada diotot berasal dari protein dan

asam amino (Glukoneogenesys). protein dapat memberi kalori sekitar

2 minggu, pemecahan protein memberi dampak negatif bagi tubuh,

yaitu menurunnya dampak negatif bagi tubuh yaitu menurunnya lean

body mass. Setelah 10-14 hari starvasi, tubuh memecah lemak untuk

energi melalui proses lypolisis. Liver membuat ketone bodies dari

42
asam lemak yang digunakan sebagai sumber bahan bakar oleh sel,

termasuk otak. Ketosis akan terjadi akibat terakumulasinya keton

bodies dalam tubuh, ketone bodies merupakan produk akhir dari

metabolisme lemak

2.3.6 Sumber Karbohidrat

karbohidrat terdiri dari gula dan pati, sumber utama karbohidrat

didalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena selain tinggi

kadar amylumnya, juga dapat dimakan dalam jumlah besar oleh

seseorang tanpa menimbulkan keluhan. Bahan pokok karbohidrat

seperti : beras, umbi-umbian,kacang-kacangan, gula, wortel, bit,

tepung, pisang, nagka, durian, sawo dan sebagainya.

1. Fungsi Karbohidrat

Fungsi karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai sumber

energi, tubuh memerlukan energi untuk berbagai proses penting

dalam menjaga kelangsungan hidup. Energi dihasilkan dari

proses oksidasi makanan yang dikonsumsi. Karbohidrat adalah

sumber bahan bakar utama tubuh, paling mudah dicerna dan

diabsorbsi serta paling siap dibakar serta dipecah menjadi

karbondioksisa dan air.

2. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat masuk kedalam tubuh, ia akan diproses dan

menghasilkan glukosa. Glukosa diserap dan dialirkan kedalam

darah melalui dinding usus. Glukosa mengalir dalam aliran darah

dan didistribusikan bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel didalam tubuh

43
menyerap gukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan didalam

molekul tersebut dan menjalankan fungsinya. Namun glukosa

yang ada didalam sairan darah kita tidak dapat digunakan

langsung begitu saja oleh sel. Sebelum dapat digunakan oleh sel-

sel tubuh, glukosa masuk terlebih dahulu ke organ pankreas.

Pankreas berperan mengendalikan dan mengolah glukosa

menjadi bahan bakar bagi tubuh. Dalam pankreas, ada sel-sel

yang fungsinya memproduksi hormon insulin. Hormon insulin

inilah yang mengatur kestabilan kadar gula dalam darah yang

mengalir keseluruh tubuh serta membantu sel-sel menggunakan

simpanan glukosa dalam berbagai jaringan untuk menjadi bahan

bakar. Asam lemak bebas yang tinggi berperan terhadap

terjadinya retensi insulin baik pada otot, hati, maupun pada

pankreas.

Pada keadaan normal otot akan menggunakan glukosa

dalam darah untuk menghasilkan energi. Namun karena

banyaknya asam lemak, hal inilah yang kemudian menghambat

pengambilan glukosa oleh otot sehingga terjadilah hiperglikemia.

3. Nutrisi diabetes

Nutrisi pada pasien DM sangat dibutuhkan untuk

memperbaiki kadar lemak dan glukosa, menjaga kestabilan kadar

gula darah dalam tubuh. Kondisi diabetes sendiri didefinisikan

sebagain suatu kelainan akibat penimbunan jaringan lemak tubuh

yang berlebihan, atau penurunan berat badan drastis timbunan

44
lemak. faktor pola makan ini berperan dalam pengaturan nutrisi

pada pasie diabetes. Untuk dapat menentukan nutrisi yang tepat

maka diperlukan, terlebih dahulu menentukan kebutuhan energi

yang dibutuhkan oleh pasien dengan rumus

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


IMT =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛² (𝑚)

Kebutuhan dihitung untuk menjaga, mengurangi atau

meningkatkan berat badan, serta mengendalikan metabolisme dengan

mengubah pola makan.

Tabel 3 Kategori ambang batas IMT untuk indonesia

Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan BB tingkat berat > 27,0

2.3.7 Insulin

Insulin merupakan hormon pada tubuh manusia yang

diproduksi oleh pankreas ketika kita mencerna makanan dan pada saat

glukosa dalam darah meningkat. Pankreas adalah organ pada sistem

pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan

enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.

Peranan insulin adalah merangsang sel tubuh manusia untuk menyerap

glukosa dari dalam darah. Pada dasarnya insulin sangat berperan dalam

penyimpanan sari-sari makanan (glukosa) yang berlebih didalam

pembuluh darah. Fungsi insulin adalah:

45
Bagan 1
Fungsi insulin

Asupan Makanan

Makanan yang diproses menjadi sari makanan, termasuk glukosa

Glukosa masuk kedalam pembuluh darah

Glukosa lewat fungsi insulik masuk kedalam sel-sel

Sel menjadi gukosa sebagai energi

Pada kasus diabetes yang bergantung pada insulin, insulin

diberikan kepada penderita dengan cara injeksi (lewat suntikan),

insulin yang disuntikan kemudian akan diserap kedalam aliran darah

dan dibawa keseluruh tubuh.

Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :

1. Gula darah < 60 mg % = 0 unit

2. Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit

3. Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit

4. Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit

5. Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit

6. Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit

Efek metabolik terapi insulin:

1. Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa.

2. Supresi produksi glukosa oleh hati.

46
3. Stimulasi utilisasi glukosa perifer.

4. Oksidasi glukosa / penyimpanan di otot.

5. Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal.

6. Mengurangi glucose toxicity.

7. Perbaiki kemampuan sekresi endogen.

8. Mengurangi Glicosilated end product.

Cara pemberian insulin :

Insulin kerja singkat :

1. IV, IM, SC

2. Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )

3. Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )

Efek samping penggunaan insulin :

1. Hipoglikemia

2. Lipoatrofi

3. Lipohipertrofi

4. Alergi sistemik atau lokal

5. Resistensi insulin

6. Edema insulin

7. Sepsis

2.3.8 Perencanaan Makanan

Menurut (Faiza Isma, 2014) pengaturan makanan penderita

DM yaitu mempertahankan menu yang seimbang dengan komposisi

69-70% karbohidrat, 20-25% lemak dan 10-15% protein. Diet yang

47
tepat agar berat badan ideal dengan cara kurangi kalori, kurangi lemak,

kurangi karbohidrat komplek, hindari makanan manis, perbanyak

konsumsi serat. Perhitungan kebutuhan kalori dalam sehari yaitu

pertama menghitung berat badan ideal dengan rumus = 0,9 x (TB-100).

Kedua menghitung kebutuhan basal dengan rumus KB perempuan=

BBI x 25, BB pria = BBI x 30. Ketiga menghitung aktifitas fisik yang

dibagi menjadi tiga kategori yaitu aktifitas ringan (10-25%): menyetir

mobil 10%, mengajar 10%, berjalan 20%, kerja kantoran 10%,

memancing 20%, membaca 10%. Aktifitas sedang 20-30% : kerja

rumah tangga 20% , bersepeda 30% bowling 20%, bejalan cepat 30%,

berkebun 30%. Aktifitas berat 40-50%, aerobik 40%, bersepeda

mendaki 40%, pancat tebing 50%, dansa 40% joging 40%, atlit 50%.

Untuk yang berusia 40-59 tahun, maka koreksi usia nya sampai

mencapai 5%, usia 60-69 tahun maka koreksi 10%, dan usia lebih dari

70 tahun koreksinya 20%, total koreksi hitung kalori dengan rumus KB

+ AF – Ku.

2.3.9 Perencanaan Makanan DM konsisten Karbohidrat

Rencana Diet untuk DM tipe 1gram diet dan insulin harus

diintregasikan untuk metabolisme energi optimum dan pencegahan

hiperglikemia atau hipoglikemia.

Tujuan rencana diet adalah mencapai kadar glikosa dan lemak

optimum, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, dan

mempertahankan berat badan yang masuk akal. Untuk memenuhi

tujuan ini strategi berikut harus dilaksanakan :

48
1. Pengaturan glukosa membutuhkan korelasi pola makan dengan

awitan dan puncak kerja ansulin.

2. Santapan, kudapan dan regimen insulin harus didasarkan pada gaya

hidup seseorang

3. Perencanaan makan bergantung pada regimen insulin khusus yang

diprogramkan.

4. Kudapan merupakan pertimbangan penting terkait dengan jumlah

dan waktu olahraga

5. Rencana diet harus mempertimbangkan keterssediaan makanan,

berasarkan pada pekerjaan, keuangan, agama dan batasan etnis

2.3.10 Perencanaan terapi diet untuk mencapai target kadar glukosa

darah

Tujuan rencana diet dalah memperbaiki kadar glukosa darah,

memperbaiki kesehatan secara keseluruhan, mencegah atau menunda

komplikasi dan mencapai atau mempertahankan berat badan yang

masuk akal. Karena mayoritas pasien DM tipe mengalami kelebihan

berat badan adalah hal penting dan mempermudah mencapai tujuan.

Pada dasarnya pasien DM harus bekerja keras mengikuti pedoman

diet, perubahan nutrisi dapat membantu menurunkan kadar lemak,

menurunkan tekanan darah juga membantu menurunkan BB.

Pembatasan karbohidrat, kalori, protein, serta latihan fisik

teratur, dapat memelihara berat badan dan kadar gula dalam tubuh

dalam batas normal.

49
2.3.11 Keseimbangan Diet

Tujuan keseimbangan diet pada klien DM yaitu agar dapat

menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya, agar penderita mencapai keadaan faal normal dan

dapat melakukan pekerjaan sehari- hari. Prinsip pengaturan nmakanan

pada penderita diabetes melitus hampir sama dengan anjuran makan

untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai

dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing - masing individu Bagi

penderita yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan tentu

lebih mudah menghitung jumlah kalori sehari-hari yang

dibutuhkannya. Caranya dengan berat badan dikalikan 30.misalnya

orang dengan berat badan 50kg maka kebutuhan kalori dalam sehari

adalah 1500 (50x30).. Tujuan pemberian diet pada klien diabetes

melitus adalah :

1. Mencegah dan mengatasi komplikasi DM

2. Memperbaiki status kesehatan

3. Mencapai outcome metabolik yang optimal dan

mempertahankannya

Terapi nutrisi untuk mengendalikan glukosa darah pada

penderita DM antara lain:

1. Jadwal makan yang teratur, jumlah kalori dari mkanan sesuai

dengan kebutuhan dan jenis maknan dengan indeks glikemik yanng

tinggoi harus dibatasi.

2. Asupan kolesterol <300mg, karena pasien DM beresiko terkena

50
penyakit kardiovaskuler.pada pasien DM yang dislipidemia,

asupan kolesterol dari <200mg/hari

3. Asupan serat 25gr/hari, baik larut maupun tidak larut.

4. Menghindari suplemen niasin yang berlebihan karena dapat

meningkatkan kadar glukosa darah.

Jumlah kalori yang terkandung dalam zat makanan

Jenis kalori :

a. 1gr karbohidrat = 4kalori

b. 1gr protein = 4 kalolri

c. 1gr lemak = 9 kalori

d. 1gr alkohol = 7 kalori

Komposisi makanan yang terkandung dalam zat makanan (

karbohidrat, protein, lemak, sayuran dan buah-buahan dianjurkan seimbang

yakni karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%. Jumlah

kandungan kolesterol dibawah 300mg/hari, serat 25-30gr/hari dan

diutamakan serat yang larut dalam air. Garam dan pemanis secukupnya.

2.4 Kadar Gula Darah Normal

Kadar gula darah akan berubah tergantung kapan mengukurnya yang

terkait dengan waktu makan, serta berapa banyak makannya. Oleh karena itu,

terdapat nilai gula darah normal saat puasa, dua jam setelah makan, dan gula

darah sesaat. Berikut nilai normal masing-masing:

1. Gula Darah Puasa (GDP). Maksudnya adalah gula darah yang diukur pada

saat seseorang tidak makan atau minum sesuatu yang mengandung gula

51
selama delapan jam terakhir, nilai normal gula darah puasa adalah antara

70 dan 100 mg/dL.

2. Gula darah 2 jam setelah makan (GDPP). Kadar gula darah yang diambil

(diukur) pada saat 2 jam setelah makan kurang dari 140 mg/dL.

3. Gula Darah Sesaat (GDS). Pengukuran kadar gula darah kapan saja selain

waktu di atas, nilai normalnya adalah 70 – 200 mg/dL.

4. Prediabetes

Merupakan kondisi dimana seseorang berisiko tinggi terkena diabetes. Hal

ini dapat dicegah atau ditunda agar tak jatuh ke diabetes dengan cara

meningkatkan aktivitas fisik, makan makanan sehat, dan mempertahankan

berat badan tetap ideal.

Masalah kebutuhan nutrisi ada beberapa jenis, yaitu:

a. Kekurangan nutrisi merupakan keadan yang dilami seseorang dalam

keadaan tidak berupasa atau resiko penurunan bb akibat

ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan metabolisme.

b. Kelebvihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang

yang mempunyai resiko peningkatan bb asupan kebutuhan nutrisi

secara berlebihan.

c. Obesitas merupakan masalah peningkatan bb yang mencapai lebih

20% bb normal.

d. Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat sel.

e. Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yanng

ditandai dengan gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan

52
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Kanker.

g. Anoreksia nervosa ( Herdman T. Heather,2011)

53
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Design penelitian

Pada penelitian ini design yang digunakan adalah studi kasus adalah

untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien yang

mengalami Diabetes Melitus dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada orang dewasa di uang Flamboyan rRSUD Pasar Rebo dengan

metode pengambilan data pemeriksaan fisik, observasi dan wawancara dengan

sumber data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, perawat ruangan dan

tenaga kesehatan lainnya.

3.2 Batasan Istilah

Penyakit diabetes melitus atau sering disebut juga sebagai penyakit

kencing manis atau penyakit gula yang disebabkan oleh kelainan yang

berhubungan dengan hormon insulin.kelainan yang dimaksud berupa jumlah

produksi hormon insulin yang kurang karena ketidakmampuan organ prankeas

memproduksinya atau sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah

dihasilkan organ pankreas secara baik.

Pada penulisan karya tulis ilmiah ini pada asuhan keperawatan pada

klien diabetes yang mengalami gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,

nutrisi, dan aktifitas jasmani, maka peenulis akan menganalisa perbandingan

pada 2 kasus pada klien DM. Pada penulisan ilmiah ini penulis memberi

batasan pada klien diabetes melitus antara lain:

54
1. Klien yang diberikan asuhan keperawatn diabetes melitus yang kadar gula

darah sewaktunya tinggi diatas 200mg/dL

2. Klien yang dianalisa yaitu perubahan gula dalam darah setelah klien

sebelum dan sesudah mendapatkan nutrisi dari RS.

3. Klien yang dianalisa adalah pasien yang beusia diatas 35-50 tahun.

4. Klien yang dianalisa yaitu pasien yang menderita DM dengan kebutuhan

insulin

5. Klien yang dianalisa adalah klien yang memiliki IMT kekurangan berat

badan tingkat sedang

6. Klien yang dianalisa adalah klien yang memiliki IMT kelebihan berat

badan tingkat sedang

3.3 Partisipan

Partisipan pada penelitian ini adalah pada pasien dewasa yang dirawat

di Rumah Sakit Pasar Rebo. Subjek yang digunakan adalah 2 pasien (2 kasus)

dengan diagnosa medis Diabetes Melitus.

Subjek atau partisipan yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini

adalah 2 klien dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama

yang berada di rumah sakit pada saat yang sama dan waktu yang sama, yaitu

pada bulan Maret tanggal 5 Maret 2018 sampai dengan 9 Maret 2018 dengan

kriteria inklusi antara lain:

a. Klien pasien rawat inap RSUD Pasar Rebo

b. Klien berusia dari 35-50 tahun.

c. Kedua pasien yang mendapatkan terapi insulin.

d. Klien DM yang mengalami komplikasi penyakit seperti jantung, hati,

55
ginjal dan lain-lain.

Kriteria eksklusif antara lain :

1. Klien yang menderita DM yang memenuhi kriteria tetapi tidak Bersedia

untuk dianalisa untuk penulisan karya ilmiah ini.

3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian pada asuhan keperawatan pada klien diabetes melitus

pada bulan Maret 2018 tanggal 5 Maret 2018 sampai dengan tanggal 9 Maret

2018 di RSUD Pasar Rebo, selama 3 hari terhitung sejak dimulainya

penelitian studi kasus diabetes melitus pada bulan Maret 2018.

Pada Karya Tulis Ilmiah metode kasus ini dilakukan di ruang Flamboyan

RSUD Pasar Rebo wilayah Jakarta Timur pada bulan Maret 2018.

3.5 Pengumpulan Data

Pada data metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Data yang dapat penulis kumpulkan dari wawancara dengan klien,

keluarga pasien meliputi tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang dan terdahulu.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Data yang dapat penulis kumpulkan dari hasil pemeriksaan fisik dan head

toe toe dengan menggunakan prinsip Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan

Auskultasi pada sistem tubuh pasien.

56
3. Studi dokumentasi

Data yang dapat penulis kumpulkan dari studi kasus dokumentasi adalah

pemeriksaan hasil laboratorium, pengobatan, hasil rontsegn

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data pada penelitian ini dengan menggunakan informasi

yang diperoleh dari pasien, perawat, dan keluarga pasien yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti, selain itu pengamatan dalam pada bulan Maret

tanggal 5 Maret 2018 sampai dengan tanggal 9 Maret 2018, sehingga

menghasilkan data dengan validitas tinggi.

Yang dilakukan oleh penulis pada karya tulis ilmiah ini dilakukan

dengan :

1. Melakukan pengamatan selama 3x24 jam

2. Menggali sumber informasi tambahan dari klien perawat dan keluarga

klien yang berkaitan dengan masalah dimiliki

3. Melakukan pengkajian dan melakukan asuhan keperawatan pada pasien

diabetes melitus.

3.7 Analisis Data

Dilakukan sejak penulis dilapangan sewaktu pengumpulan data sampai

dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta membandingkan teori yang ada dan selanjutnya

dituangkan dalam pembahasan. Teknik yang dilakukan dengan cara

menarasikan jawaban yang diperoleh dari hasil enterpertasi, wawancara yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan

57
dengan cara observasi dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diinterprestasikan dan dibandingkan dengan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam menganalisis data adalah :

1. Pengumpulan data.

Data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan dari hasil Wawancara,

Observasi, Dokumen (WOD). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi data.

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik

kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data.

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel maupun teks naratif.

Kerahasiaan pasien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas pasien.

4. Kesimpulan.

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

58
3.8 Etik Penelitian

Dalam penelitian ini sebelum peneliti mendatangi calon partisipan

suntuk meminta kesediaan menjadi partisipan penelitian. Peneliti harus

melalui beberapa tahap pengurusan perijinan sebagai berikut dicantumkan

etika yang mendasari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari :

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

merupakan persetujuan antara peneliti dengan partisipan, setelah partisipan

mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tidakan yang akan

dilakukan terhadap pasien. Pernyataan setuju atau ijin dari seorang pasien

yang diberikan dengan bebas,tanpa paksaan tentang tindakan yang akan

dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi cukup tentang

tindakan yang dimaksud. Tujuan informed consent adalah agar partisipan

mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika

partisipan bersedia maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, serta bersedia untuk direkam dan jika partisipan tidak

bersedia maka penelitian harus menghormati hak partisipan.

2. anonimity (tanpa nama)

merupakan etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau ahsil

penelitian

yang disajikan.

59
3. confidensiality (kerahasiaan)

merupakan etika dalam penelitian untuk menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua

partisipan yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.

60
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang asuhan

keperawatan pada pasien Tn. S dan Ny. E dengan Diabetes Melitus di

lantai V ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo.

Rumah sakit RSUD Pasar Rebo adalah rumah sakit pemerintah. RSUD

Pasar Rebo termasuk rumah sakit tioe B yang terletak di jl. TB

Simatupang No 30 Pasar Rebo Jakarta Timur Daerah khusus Ibukota

Jakarta 13710, Indonesia. Lokasi strategis mudah dijangkau dengan

kendaraan umum sehingga RSUD Pasar Rebo memposisikan dirinya

sebagai Rumah Sakit rujukan bagi berbagai lapisan masyarakat daerah

Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan waktu penyelenggaraan

kegiatan asyhan keperawatan. Waktu 5 hari sejak klien masuk rumah

sakit hingga pulang yang dilakukan dari tanggal 5 Maret 2018 sampai

9 Maret 2018

61
4.1.2 Pengkajian

1. Data Biografi

Tabel 4.1
Identitas klien
Identitas Klien Klien I Klien II
Nama Tn. S Ny.E
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Usia 49Thn 48Thn
Status Perkawinan Kawin Kawin
Agama Islam Islam
Suku Bangsa Jawa Jawa
Pendidikan SMA SMA
Bahasa Yang Indonesia Indonesia
Digunakan
Pekerjaan Sopir ibu rumah tangga
Alamat GG.H Kaiman Rt 1 Rw 1 jl. Cibubur XIII no 12 Jakarta
Timur
Sumber Biaya BPJS BPJS
Sumber Informasi Klien, keluarga klien dan status Klien, keluarga klien dan status
keperawatan keperawatan

Tabel 2
Riwayat penyakit
Riwayat Klien I Klien II
Penyakit
Keluhan Klien mengatakan Klien mengatakan muntah-muntah sejak siang,
Utama mual,muntah,nafsu muntah: isi
makan menurun.Pusing makanan+air,lemas.diare.makan/minum
muntak 3x sebelum kurang,kepala pusing seperti mau jatuh.
masuk Rumah Sakit
Riwayat Klien mengatakan nyeri Klien mengtakan badan lemas, mual, muntah.
Penyakit kepala hebat1 hari nafsu makan menurun, badan lemas
Sekarang sebelum masuk rumah
sakit, mual dan muntah,
nafsu makan menurun,
badan lemas
Riwayat Klien mengatakan Klien mengatakan memiliki riwayat Diabetes
Penyakit memiliki penyakit Melitus sejak 2 tahun yang lalu dan
Dahulu terdahulu yaitu diabetes Hipertensi, klien mengatakan jika sakit hanya
melitus selama 5 tahun berobat ke puskesmas dan tidak rutin
dan jarang kontrol, meminum obat, klien mengatakan baru
memiliki riwayat pertama kali dirawat di RS, karena kalau sakit
hipertensi dan jantung hanya berobat ke puskesmas dan kllinik
klien mengatakan pernah terdekat dengan rumah
dirawat di RSUD Pasar
Rebo tahun 2014 dengan

62
Riwayat Klien I Klien II
Penyakit
diabetes
Riwayat klien mengatakan klien klien mengatakan klien adalah anak ke 4 dari 5
Keluarga anak ke 3 dari 6 bersaudara, klien mengatakan mempunyai 5
bersaudara, dan orang anak dan diantara ana anaknya tidak ada
mempunyai 3 orang anak yang mempunyai riwayat diabetes. klien
laki laki, klien mengatakan kedua orangtuanya sudah
mengatakan kedua orang meninggal dan tidak mempunyai riwayat
tuanya sudah meninggal diabetes, tetapi bibinya dari kakak ibunya
dan tidak mempunyai klien mempunyai riwayat menderita diabetes,
penyakit diabetes, klien klien mengatakan kakak sepupu anak dari
mengtatakan ada salah kakak ibu klien mempunyai riwayat diabetes
satu keluarga nya yang
menderita DM yaitu
kakak kandung nya
Riwayat Klien mengatakan orang Klien mengatakan orang terdekat adalah
Psikososial terdekat adalah istri, pola suami, pola komunikasi terhadap keluarga
dan komunikasi terhadap baik, membuat keputusan dengan
spiritual keluarga baik, membuat bermusyawarah dan tidak mengikuti kegiatan
keputusan dengan masyarakat. Dampak penyakit klien terhadap
bermusyawarah dan tidak keluarga klien adalah ingin cepat sembuh, hal
mengikuti kegiatan yang dipikirkan saat ini tentang penyakitnya
masyarakat. Dampak diabetes melitus yang tidak kungjung sembuh.
penyakit klien terhadap
keluarga klien adalah
ingin cepat sembuh, hal
yang dipikirkan saat ini
tentang penyakitnya
diabetes melitus yang
tidak kungjung sembuh.

3. Perubahan Pola Kesehatan

Pola Kebiasaan Klien I Klien II


Pola Nutrisi Klien mengatakan sebelum sakit Klien mengatakan sebelum sakit
makan 2x/hari. dan setelah sakit makan 2x/hari dan setelah sakit
nafsu makan jadi menurun,tidak 3x/hari. klien mengatakan
ada makanan pantangan kecuali sebelum sakit malas makan dan
teh manis. Klien mengatakan hanya mau minum teh manis
setelah menjalani perawatan di untuk menambah tenaga.
RS klien mendapatkan setelah sakit klien memgatakan
penggunaan obat sebelum makan mendapatkan obat insulin 8 unit
adalah insulin 10 unit dan tidak dan tidak menggunakan NGT
menggunakan alat bantu NGT.
Pola Eliminasi Klien mengatakan sebelum Klien mengatakan sebelum
masuk rumah sakit eliminasi masuk RS BAB dan BAK lancar
BAB 1x perhari dan BAK lancar. dan setelah masuk RS BAB baru
Klien mengatakan BAK sering 1x setelah dirawat di rumah sakit.
dan banyak ± 1liter/hari tetapi BAK lancar
setelah masuk rumah sakit klien
belum BAB

63
Pola Kebiasaan Klien I Klien II
Pola Personal Klien mengatakan sebelum sakit Klien mengatakan sebelum sakit
Hygiene mandi 2x per hari pada pagi dan mandi 2 kali/hari pada pagi dan
sore hari.Klien mengatakan sore hari.Klien mengatakan
sebelum sakit cuci rambut 2 setelah sakit hanya mandi 1x,
kali/seminggu pada pagi dan sore klien mengatakan sebelum sakit
hari. Klien mengatakan setelah cuci rambut 2 kali/seminggu pada
sakit mandi hanya 1x/hari dan pagi dan sore hari. Klien
belum mencuci rambut. Klien mengatakan semenjak masuk
mengatakan sebelum sakit rumah sakit belum mencuci
menyikat gigi 2x/hari pada waktu rambut. Klien mengatakan
pagi dan malam hari, klien sebelum masuk rumah sakit
mengatakan setelah sakit hanya menggosok gigi 3x perhari pada
1x menggosok gigi saat pagi hari waktu pagi sore dan malam tetapi
setelah masuk rumahsakit klien
mengatakan hanya 1x menggosok
gigi
Pola Istirahat Klien mengatakan sebelum sakit Klien mengatakan sebelum sakit
dan Tidur jarang tidur siang, tidur di atas jarang tidur siang, tidur di atas
jam 10 malam,klien mengatakan jam 10 malam, klien mengatakan
setelah sakit klien dapat tidur setelah masuk rumah sakit dapat
siang 1jam dan susah tidur pada tidur siang 1-2 jam, klien
malam hari. mengatakan susah tidur malam
semenjak masuk rumah sakit
Pola Aktivitas Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan setiap hari
Dan Latihan keluhan apapun saat beraktifitas. minggu suka jalan pagi.
Kebiasaan Yang Klien mengatakan sebelum sakit Klien mengatakan sebelum sakit
Mempengaruhi klien merokok, suka minum kopi, suka meminum teh manis dan
Kesehatan klien mengatakan tidak pernah pokari.klien mengatakan senang
minum minuman keras dengan teh manis dan makan nasi
jika sudah terasa lapar, klien
mengatakan senang makan
jajanan seperti somay, bakso, dan
jarang minum air putih.

4. Pemereiksaan Fisik

Observasi Klien I Klien II


Pemeriksaan Klien mengatakan BB 60 kg Klien mengatakan BB 67kg
Fisik Umum sebelum sakit dan saat sakit BB sebelum sakit dan saat sakit BB
54kg TB 175cm klien dengan. 64kg IMT : 26.66 klien dengan
IMT : 17.64 BBI: 67kg Keadaan TB: 155cm . BBI: 49kg Keadaan
umum klien sedang kesadaran umum klien sedang dan tidak ada
compos metis, klien terlihat tidak pembesaran kelenjar getah bening,
ada pembesaran kelenjar getah klien terlihat tidak ada pembesaran
bening,klien terlihat tidak ada thiroid.
pembesaran thiroid,
Sistem Posisi mata klien simetris,kelopak Posisi mata klien simetris,kelopak
Penglihatan mata,kornea dan pergerakan mata mata,kornea dan pergerakan mata
klien tampak normal, konjungtiva klien tampak normal, konjungtiva
klien tampak berwarna merah klien tamoak berwarna merah
muda, sklera ikterik dan pupil muda, sklera ikterik dan pupil

64
Observasi Klien I Klien II
isokor, tidak ada kelainan pada isokor, tidak ada kelainan pada otot
otot mata dan fungsi penglihatan mata dan fungsi penglihatan klien
klien tampak baik. pandangan kabur.
Sistem Daun telinga klien, kondisi Daun telinga klien, kondisi telinga
Pendengaran telinga tengah dan fungsi tengah dan fungsi pendengaran
pendengaran klien tampak klien tampak normal. Tampak tidak
normal. Tampak tidak ada ada serumen, cairan dari telinga,
serumen, cairan dari telinga, perasaan penuh di telinga, tinitus,
perasaan penuh di telinga, tinitus, gangguan keseimbangan dan
gangguan keseimbangan dan pemakaian alat bantu pada klien.
pemakaian alat bantu pada klien.
Sistem Wicara Klien terlihat Cara bicara klien Klien terlihat Cara bicara klien
tampak normal tampak normal
Sistem Jalan nafas klien tampak bersih, Jalan nafas klien tampak bersih,
Pernafasan tidak sesak dan tidak tidak sesak dan tidak menggunakan
menggunakan otot bantu nafas, otot bantu nafas, frekuensi RR
frekuensi RR klien 20x/menit klien 20x/menit secara teratur dan
secara teratur dan spontan. spontan. Kedalaman nafas klien
Kedalaman nafas klien tampak tampak dalam, tidak terdapat batuk,
dalam, tidak terdapat batuk, sputum dan darah pada pernafasan
sputum dan darah pada klien. Tidak da rasa nyeri saat
pernafasan klien. Tidak da rasa bernafas dan penggunaan alat bantu
nyeri saat bernafas dan nafas pada klien.
penggunaan alat bantu nafas pada
klien.
Sistem Sirkulasi pada klien nadi Sirkulasi pada klien nadi 90x/menit
Kardiovaskuler 90x/menit secara teratur dan kuat, secara teratur dan kuat, tekanan
tekanan darah klien 115/74mmHg darah klien 115/74mmHg dan tidak
dan tidak ada distensi vena ada distensi vena jugularis pada
jugularis pada klien. Temperatur klien. Temperatur klien hangat,
klien hangat, warna kulit warna kulit kemerahan dan tidak
kemerahan dan tidak ada edema. ada edema.

Sistem Tidak ada perdarahan dan tidak Tidak ada perdarahan dan tidak
Hematologi pucat pada klien. pucat pada klien.
Sistem Syaraf Tidak ada keluhan sakit kepala Tidak ada keluhan sakit kepala
Pusat pada klien, tingkat kesadaran pada klien, tingkat kesadaran klien
klien composmetis dengan GCS: composmetis dengan GCS: 15 E : 4
15 E : 4 M: 6 V: 5, tidak ada TIK M: 6 V: 5, tidak ada TIK dan
dan gangguan sistem syaraf pada gangguan sistem syaraf pada klien.
klien. Reflek fisiologi klien Reflek fisiologi klien normal dan
normal dan tidak ada reflek tidak ada reflek patologis pada
patologis pada klien. klien.
Sistem Gigi klien caries, tidak Gigi klien caries, tidak
Pencernaan menggunakan gigi palsu, lidah menggunakan gigi palsu, lidah
kotor, ada muntah isi cairan kotor, ada muntah 4x/hari cairan
warna putih frekuensi 4x/hari dan berwarna putih hingga kuning
dan nyeri daerah perut,skala nyeri isi perut terasa melilit sebelum
6 salifa klien normal,ada diare masuk RS dan nyeri daerah perut,
dan tidak ada konstipasi, diare salifa klien normal, tidak ada diare
semenjak masuk RS frekuensi dan konstipasi semenjak masuk RS,

65
Observasi Klien I Klien II
5x/hari. Warna feces coklat hepar teraba dan abdomen lembek.
konsistensi feces setengah padat
dan cair. hepar teraba dan
abdomen lembek.
Sistem Tidak ada kelenjar tyroid pada Tidak ada kelenjar tyroid pada
Endoktrin klien, tidak ada bau nafas keton klien, tidak ada bau nafas keton dan
dan tidak ada luka ganggren pada tidak ada luka ganggren pada klien.
klien.
Sistem BAK klien berwarna kuning dan BAK klien berwarna kuning dan
Urogenital tidak ada perubahan pola tidak ada perubahan pola
kemih,tidak ada keluhan sakit kemih,tidak ada keluhan sakit
pinggang, tidak ada distensi pada pinggang, tidak ada distensi pada
klien. klien.
Sistem turgor kulit tidak elastis,kulit turgor kulit tidak elastis, kulit
Integumen kering, tidak ada edema, terlihat kering,tidak ada edema
Sistem klien terlihat tidak mengalami klien terlihat tidak mengalami
Muskuloskeletal kesulitan dalam pergerakan, tidak kesulitan dalam pergerakan, tidak
ada kelainan bentuk tulang, ada kelainan bentuk tulang, struktur
struktur tulang belakang tulang belakang normal.kekuatan
normal.kekuatan otot otot 55555 55555
55555 55555 54444 54444
55444 54444

5. Hasil Pemeriksaan Diagnosik

Pemeriksaan Klien I Klien II


Laboratorium Hemoglobin: 15,0g/dL(13.2 – Hemoglobin: 12.3g/dL (11.7-
17.3), Hematokrit: 42%(40- 15.5), Hematokrit:37%(32-47),
52),Eritrosit 5.0 juta/uL (4.4 – 5.9), Eritrosit:4.3juta/uL (3.8-5.2),
Leukosit: 13.90 10^3/uL (3.80- Leukosit:H11.60 10^3/uL (3.60-
10.60), Trombosit 319 ribu/uL 11.0), Trombosit 316ribu/uL (150-
(150-440), SGOT (AST) : 12 U/L 440), Basofil 0% (0-1), Eosinofil
(0-50), SGPT (ALT) : 23 U/L (0- 1% (1-3), Neutrofil Batang: L 0%
50), Tromponin I Kuantitatif : (3-5), Neutrofil Segmen: H 77%
<0.01 ng/mL (0.00-0.02), Ureum (50-70), Limfosit: L 18% (25-40),
Darah : 29mg/Dl (20-40), Kreatinin Monosit: 4% (2-8), Natrium (Na):
Darah 1.16mg/dL (0.17-1.50), 141mmol/L (135-147), Kalium
eGFR 71.1 mL/min/1.73 m^2, (K): 4.0mmol/L (3.5-5.0), Klorida
Glukosa Darah Sewaktu : (CI): 103mmol/L (98-108). Gula
H345mg/dL (<200), Natrium (Na): Darah sewaktu H 329mg/dL(<200)
137 mmoI/L (135-147), Kalium
(K): 4.0 mmol/L (3.5- 5.0), Klorida
(CI): 101 mmol/L (98-
108),Makroskopis warna: kuning,
kejernihan: Jernih, Berat Jenis:
H1.038 (1.015 – 1.025), pH: 5.5
(4.8 – 7.4), Glukosa (4+) positif 4
(Negatif), Bilirubin: negatif mg.dL
(negatif). Prokalsitonin: H
0.15mg/L (Normal = <0.05 mg/L).

66
Pemeriksaan Klien I Klien II
Radiologi Jantung kesan membesar. Aorta Jantung tampak tidak membesar.
elongasi dan mediastinum superior Aorta dan mediastinum superoir
tidak membesar. Trakhea digaris tidak melebar. Trakhea digaris
tengah. Kedua hilus tidak menebal. tengah. Kedua hilus tidak
Corakan bronkhovaskuler baik. menebal. Infiltrat halus diperihiller
Tidak nampak diagframa reguler. paru kanan. Lengkung diaghframa
Sinus kostofrenikus lancip. Tulang reguler. Sinus kostofrenikus
tulang tak berkelainan. Kesan : lancip. Tulang tulang tak nampak
kardiomegali kelainan.
Tidak tampak kelainan radiologik Kesan bronkhopneumonia
pada paru

Therapy NaCl : 500cc/8jam, NaCl 0,9 500cc/8jam


OMZ:1x40mg IV Aminefron: 3x1,
Cefoperazon 2x1 IV Asam Folat: 3x1,
Ondancentron:3x4mg IV Mertigo 3x1,
PCT drip: extra. Curcuma: 2x1,
Nevorapid 3x6 Omeprazole : 2x1,
Amlodipin 1x5 Ondancentron:2x1,
Valsartan 1x60 Cefotaxime: 2x200.
Diet lunak Rp 40 DH III DM, Novarapid 3x10ui
kalium 2x100cc Diet lunak Rp 40 DH III DM
nutrisi harian 1500kalori/hari Nutrisi harian 1500kalori/hari
Extra juz

Kadar gula darah

Sebelum makan Sesudah makan


No Tanggal/jam/hari Hasil Insulin no Tanggal/jam/hari Hasil
Klien 1
1 Rabu 6-3-2018 1 Rabu 6-3-2018
05.00 345 Nov 20UI 07.00 127
11.00 325 Nov 15UI 13.00 154
17.00 298 Nov 10UI 19.00 138
2 Kamis 7-3-2018 2 Kamis 7-3-2018
05.00 178 - 07.00 196
11.00 231 Nov 10ui 13.00 160
17.00 215 Nov 10ui 19.00 147
3 Jumat 8-3-2018 3 Jumat 8-3-2018
05.00 202 Nov 10ui 07.00 162
11.00 247 Nov 10ui 13.00 181
17.00 246 Nov 10ui 19.00 186
Klien 2
1 Rabu 6-3-2018 1 Rabu 6-3-2018
05.00 329 10ui 07.00 230
11.00 261 10ui 13.00 184
17.00 248 10ui 19.00 167

67
Sebelum makan Sesudah makan
No Tanggal/jam/hari Hasil Insulin no Tanggal/jam/hari Hasil
2 Kamis 7-3-2018 2 Kamis, 7-3-2018
05.00 231 8ui 07.00 184
11.00 207 5ui 13.00 173
17.00 247 5ui 19.00 222

3 Jumat 8-3-2018 3 Juma, 8-3-2018


05.00 241 6ui 07.00 167
11.00 331 10ui 13.00 154
17.00 245 10ui 19.00 205

4.1.3 Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Klien I
Ds : Diabetes Melitus ketidak seimbangan
1. Klien mengatakan mual nutrisi kurang dari
2. Klien mengatakan muntah hiperglikemia kebutuhan tubuh
3. Klien mengatakan mulut terasa pahit
4. klien mengatakan nafsu makan menurun glukoneogenesis
5. klien mengatakan malas makan hanya
2x/hari sebelum masuk RS
ketidakseimbangan,
6. klien mengatakan makan tidak teratur
dan sering minum kopi insulin
7. klien mengatakan jarang makan dan
sering makan pedas glukosaria
8. klien mengatakan mengalami penurunan
berat badan selama sakit kelemahan
9. kjlien mengatakan nyeri ulu hati
mual, muntah
DO:
1. klien terlihat lemah erosi mukosa lambung
2. klien terlihat pucat menurunnya tonus dan
3. TD : 130//90 mmHg peristaltik lambung
RR: 20x/menit
S: 38,2 C gangguan
N: 80x/menit keseimbangan insulin,
BB: 54kg TB: 175cm IMT : 17.64 makanan
BBI: 67kg
Keadaan umum sedang
kesadaran compos metis,
4. pemeriksaan penunjang
GDS : 345
Hb 15.0:g/dL
10. klien terlihat tidak menghabiskan 1 porsi
makanan
11. terapi obat
OMZ:1x40mg IV
Ondancentron:3x4mg IV
Nevorapid 20ui

68
Data Etiologi Masalah
Diet lunak Rp 40 DH III DM
Nutrisi 2400kkal/hari,
Extra juz
DS : Resiko gangguan
1. klien mengatakan BAB lebih dari 4x Diabetes Melitus kekurangan volume
semenjak masuk RS cairan
2. klien mengatakan BAB cair, konsistensi
cair ada ampas Hipergilkemi
3. klien mengatakan minum air putih ±
600cc ( 1 botol aqua kecil)
4. klilen mengatakan lemas Ginjal tidak mampu

DO :
1. klien terlihat lemah memfiltrasi glukosa
2. klien tampak pucat Glukosaria
3. TD : 130//90 mmHg
RR: 20x/menit
S: 38,2 C Diuretik osmotic
N: 80x/menit
4. Klien terlihat BAB lebih dari 5x/hari
5. BB: 54kg TB: 175cm IMT : 17.64
6. Minum : 600cc/hari
7. BAK : 1000cc/hari poliuria
8. pemeriksaan penunjang
Nacl :500cc/jam
Natrium: 137mmol/L resiko gangguan
Ureum : 29mg/dL
kreatinin : 1.16mg/dL
kimia urin:
pH: 5.5 kekurangan volume
berat jenis: 1.038 cairan tubuh
glukosa : (4+) positif 4
5. terapi obat
omeprazole 1x40mg, merangsang rasa haus
NaCl 500cc/8jam,
Cefoperazon 2x1.
Ondancentron:3x4mg,
PCT drip: extra. polidipsi
Novarapid 20
DS : Diabetes Melitus Resiko gangguan pola
1 klien mengatakan lelah tidur
2 klien mengatakan tidak dapat beristirahat
3 klien mengatakan pusing Hiperglikemi
4 klien mengatakan mual dan muntah
5 klien mengatakan makan tidak nafsu Angiopati diabetik

DO: Makrodiabetik
1. Klien terlihat gelisah
2. Klien tampak lemah Terganggunya aliran
3. Klien terlihat tidak menghabiskan 1 porsi darah
makan

69
Data Etiologi Masalah
4. BB: 54kg TB: 175cm IMT : 17.64 BBI :
Penurunan asupan
49kg nutrisi dan oksigen
5. pemeriksaan penunjang
leukosit : 13,90
GDS 345 Iskemi
Hb 15.0:g/dL
Nyeri

Gangguan pola tidur


DS: Kelelahan
a. klien mengatakan lelah Diabetes Melitus
b. klien mengatakan tidak dapat beristirahat
c. klien mengatakan pusing
d. klien mengatakan mual dan muntah Hiperglikemi

DO:
1. Klien terlihat gelisah glukoneogenesis
2. Klien tampak lemah glukosaria
3. Klien terlihat tidak menghabiskan 1 porsi
makan
4. BB: 54kg TB: 175cm IMT : 17.64 Terganggunya aliran
5. pemeriksaan penunjang darah
Nacl :500cc/jam
leukosit : 13,90
GDS 329
Hb 15.0:g/dL Perubahan kimia
pH: H.7.41 darah
pCO2 : 23.0 mmHg
pCO3 14.3mmol/L

klien 2

DS: Diabetes Melitus kebutuhan nutrisi kurang


1. klien mengatakan mual dari kebutuhan tubuh
2. klien mengatakan muntah 3x sebelum masuk
RS hiperglikemia
3. klien mengatakan nyeri pada ulu hati
4. klien mengatakan jarang makan dan hanya
minum teh manis saat bekerja sebagai juru glukoneogenesis
masak
5. klien mengatakan tidak teratur pola
makannya Ketidakseimbangan
6. klien mengatakan makan hanya 1x/hari insulin
7. klien mengatakan pusing

DO : glukosaria
1. klien terlihat lemah
2. klien terlihat pucat
3. BB : 64kg TB : 155cm IMT: 26.66 kelemahan
BBI: 49kg
4. TD: 140/80mmHg

70
Data Etiologi Masalah
RR: 20x/menit mual, muntah
S: 36 C
N: 79x/menit
BBI : 49,kg erosi mukosa lambung
5. pemeriksaan penunjang menurunnya tonus dan
GDS : 329, peristaltik lambung
6. terapi obat : gangguan
Asam Folat: 3x1, keseimbangan insulin,
Crcuma: 2x1, makanan, dan jasmani
OMZ: 2x1,
Ondancentron:2x1,
Novarapid 20 ui
Nutrisi haarian 1500kaori/hari

DS: Diabetes Melitus Kurang pengetahuan


1. Klien mengatakan menderita diabetes sejak (kebutuhan belajar)
2 tahun yang lalu mengenai penyakit dan
2. Klien mengatakan kurang mengetahui hiperglikemi kebutuhan berobat
tentang penyakit diabetes
(pengertian,tanda,gejala komplikasi yang
disebabkan oleh diabetes) glukoneogenesis
3. Klien mengatakan pekerjaan sehari hari ibu
rumah tangga dan terkadang menerima glukosaria
pesanan memasak hajatan
4. Klien mengatakan jika selama sehat tidak kelemahan
menontrol kadar gula darah
5. Klien megatakan senang minum teh manis,
jajan seperti somay, makan dengan nasi pola makan tidak
lebih banyak tanpa sayur efektif,insulin tidak
6. Klien mengatakan tidak begitu mengerti terkontrol
tentang diit pada diabetes
7. Klien mengatakan jika sakit hanya berobat ketidakakuratan
kepuskesmas dan suka lupa meminum obat mengikuti instruksi
jika badan sudah terasa lebih baik
DO:
1. Klien terlihat menggelengkan kepala saat Kurang mengingat
ditanya tentang pengertian diabetes tanda
kesalahan
dan gejala
2. Klien terlihat tidak dapat menjawab
pertanyaan tentang seputar diabetes
3. TD: 140/80mmHg
RR: 20x/menit
S: 36 C
N: 79x/menit
BB: 64kg TB: 155cm IMT : 26.66
pemeriksaan penunjang
GDS : 329,
4. Terapi obat
5. Novarapid 20ui

71
Data Etiologi Masalah
DS: Diabetes Melitus Ketidak berdayaan

1. Klien mengatakan menderita diabetes


melitus sejak 2 tahun yang lalu Hiperglikemi
2. Klien mengatakan tidak berdaya dengan
kondisi saat ini dengan penyakit yang glukoneogenesis
diderita yaitu diabetes
3. Klien mengatakan pekerjaan sehari hari ibu
rumah tangga dan terkadang menerima glukosaria
pesanan memasak hajatan
4. Klien mengatakan malas kontrol dan sering
lupa minum obat kelemahan
5. Klien mengatakan lelah
6. Klien mengatakan keluarga membantu
dalam perawatan selama sakit Penyakit jangka
panjang

DO :
1. TD: 140/80mmHg
RR: 20x/menit aktivitas dibantu
S: 36 C keluarga
N: 79x/menit
BB: 64kg TB :155cm IMT: 26.66

2. pemeriksaan penunjang
GDS : 329,
3. terapi obat : Nacl : 500cc/8 jam
Novarapid 20 ui

4.1.4 Diagnosis Keperawatan

Data Problem (Masalah) Etiologi


Klien I 1. ketidak seimbangan nutrisi kurang 1. ketdakeseimbangan insulin,
: dari kebutuhan tubuh makanan
2. Resiko gangguan kekurangan 2. diuretik osmotik
volume cairan
3. Resiko gangguan pola tidur 3. penurunan asupan nutrisi
dan oksigen

4. kelelahan 4. perubahan kimia darah

Klien 1. ketidak seimbangan nutrisi kurang 1. ketdakeseimbangan insulin


II : dari kebutuhan tubuh

2. Kurang pengetahuan (kebutuhan 2. Kurang mengingat kesalahan


belajar) mengenai penyakit dan
kebutuhan berobat
3. ketidakberdayaan 3. Penyakit jangka panjang

72
4.1.5 Perencanaan

Klien 1

Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

ketidak seimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Timbang berat badan setiap hari
kurang dari kebutuhan keperawatan 3x24 jam atau sesuai dengan indikasi
tubuh berhubungan dengan diharapkan kien mampu Rasional: Mengkaji pemasukan
gangguan keseimbangan mempertahankan makanan yang adekuat
insulin keseimbangan nutrisi 2. Tentukan program diet bdan pola
adekuat dengan kriteria hasil makan pasien dan bandingkan
a. berat badan ideal sesuai dengan makanan yang dapat
dengan berat badan dan dihabiskan pasien.
tidak ada tanda-tanda Rasional : mengidentifikasi
malnutrisi kekurangan dan penyimpangan dari
b. tidak terjadi penurunan kebutuhan terapeutik.
berat badan yang berati 3. Auskultasi bising usus, catat
c. kadar gula darah dalam adanya nyeri abdomen/perut
batas normal 70- kembung, mual, muntah makanan
200mg/gL yang belum sempat dicerna,
d. mampu pertahankan puasa sesuai dengan
mengidentifikasikan indikasi.
kebutuhan nutrisi Rasional : hiperglikemia dan
e. menunjukkan gangguan keseimbangan cairan dan
peningkatan fungsi elektrolit dapat menurunkan
pengecapan dan menelan motilitas/fungsi lambung yang akan
f. tidak ada mual dan mempengaruhi pilihan intervensi.
muntah 4. Identifikasi makanan yang disukai
termasuk kebutuhan etnik/kultural
Rasional :jika makaan yang disukai
pasien dapat dimasukkan dalam
perencanaan makan, kerjasama ini
dapat diupayakan setelah pulang.
:memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami
kebutuhan nutrisi pasien.
5. Observasi tanda tanda
hipoglikemia, seperti perubahan
tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat,
lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
Rasional karena metabolisme
karbohidrat mulai terjadi(gula
darah akan berkurang, dan
sementara tetap diberikan insulin
maka hipoglikemi dapat terjadi.
6. Lakukan pemeriksaan gula darah
dengan menggunakan finger stick
Rasional : analisa ditempat tidur

73
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

terhadap gula darah lebih akurat


menunjukkan keadaan saat
dilakukan pemeriksaan).
7. Pantau pemeriksaan laboratorium,
seperti glukosa darah, aseton, pH
dan HCO3
Rsional : gula darah akan menurun
perlahan dengan penggantian
cairan dan terapi insulin terkontrol.
Dengan pemberian insulin dosis
optimal, glukosa kemudian dapat
masuk kedalam sel dan digunakan
untuk sumber kalori.
8. Berikan pengobatan insulin secara
teratur dengan metode SC secara
intermiten atau secara kontinu.
Rasional : insulin reguler
mempunyai awitan cepat karena
dengan cepat pula dapat membantu
memindahkan glukosa kedalam sel.
9. Perhatikan masukan kalori harian
total, pertahankan catatan
harian,waktu dan pola makan.
Dengan masukan kalori
1500kkal/hari
Rasional : sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
10. Lakukan Konsultasi dengan ahli
diet
Rasional : sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
11. Kolabarasi dalam pemberian obat
Rasional :dapat bermanfaat dalam
mengatasi gejala yang berhubungan
dengan neuropati otonom yang
mempengaruhi saluran cerna yang
selanjutnya meningkatkan
pemasukan melalui oral dan
absorpsi zat makanan.

Resiko gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Dapatkan riwayat pasien/orang


kekurangan volume cairan keperawatan 3x24jam terdekat sehubungan dengan
berhubungan dengan diharapkan resiko gangguan lamanya dari gejala seperti muntah,
diuretik osmotik kekurangan volume cairan pengeluaran urine yang sangat
teratasi dengan kriteria hasil : berlebihan.
a. tanda tanda vital dalam Rasional : Membantu dalam

74
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

batas normal memperkirakan keuntungan


b. kadar elektrolit dalam volume total. Adanya proses
batas normal infeksi mengakibatkan demam dan
c. mukosa bibir lembab keadaan hipermetabolik yang
d. turgor kulit elastis meningkatkan kehilangan air tidak
kasatmata.
2. Pantau tanda tanda vital, catat
adanya perubahan TD ortostastik
Rasional : Hipovolemia dapat
dimanifestasikan oleh hipotensi.
Neuropati dapat memutuskan
refleks yag secara normal
meninghkatkan denyut jantung.
3. Frekuensi dan kualitas
pernafasan,penggunaan otot bantu
nafas, adanya periode apnea dan
munculnya sianosis
Rasional : hiperglikemia dan
asidosis akan menyebabkan pola
frekuensi pernafasan mendekati
normal.
4. Pertahankan untuk memberikan
cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung jika pemasukan melalui
oral sudah dapat diberikan
Rasional: mempertahankan volume
sirkulasi
5. Catat hal-hal yang seperti
dilaporkan seperti mual, nyeri
abdomen, muntah dan sistensi
lambung.
Rasional: kekurangan cairan dan
elektrolit mengubah motilitas
lambung, yang sering kali akn
menimbulkan muntah dan secara
potensial akan menimbulkan
kekurangan cairan atau
elektrolit.elektrolit
6. Berikan terapi cairan sesuai
indikasi
Rasional : tipe dan jumlah dari
cairan tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respon
pasien secara individual.
7. Pantau pemeriksaan laboratorium
seperti hematokrit kreatinin
natrium, kalium,osmolalitas darah.
Rasional : mengkaji tingkat hidrasi
dan seringkali nebingkat akibat

75
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

hemokonsentrasi yang terjadi


setelah diuresis osmotik.

Resiko gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien
berhubungan dengan keperawatan 3x24jam kebutuhan akan aktifitas
penurunan asupan nutrisi diharapkan resiko gangguan Rasional : pendidikan dapat
dan oksigen pola tidur teratasi dengan memberikan motivasi untuk
kriteria hasil: meningkatkan aktifitas meskipun
a. klien rileks pasien sangat lemah
b. klien dapat beristrahat 2. Berikan aktifitas alternatif dengan
c. tanda tanda vital dalam periode istirahat yang cukup tanpa
batas normal diganggu
d. kebutuhan istirahat Rasional : mencegah kelelahan
terpenuhi yang berlebihan
e. wajah tampak segar 3. Pantau tanda tanda vital
Rasional : mengetahui kondisi
klien saat ini
4. Diskusikan cara menghemat kalori
selama berpindah tempat dan
sebagainya
Rasional : pasien kan lebih banyak
melakukan aktifitas dengan
penurunan kebutuhan akan energi
pada setiap kegiatan
5. Berikan posisi nyaman
Rasional : klien dapat beristirahat
dengan nyaman
6. Motivasi klien untuk menghabiskan
asupan nutrisi yang disediakan
Rasional : nutrisi terrcukupi
sehingga suplai oksigen dapat
berjalan dengan baik

Kelelahan berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan cara menghemat kalori


perubahan kimia darah keperawatan 3x24jam selama berpindah tempat
diharapakan kelelahan dapat Rasional : pasien dapat
teratasi dengan kriteria hasil : melakukanbanyak kegiatan dengan
a. Menunjukkan perbaikan penurunan kebutuhan akan energi
kemampuan untuk pada setiap kegiatan
berpartisipasi dalam 2. Pantau tanda tanda vital
beraktifitas yang Rasional :
diinginkan Mengetahui keadaan klien
b. Tanda tanda vital dalam 3. Pantau hasil pemeriksaan
batas normal laboratorium
c. Mengungkapkan Rasional: gula darah akan menurun
peningkatan energi perlahan dengan penggantian
d. Kebutuhan istrahat cairan dan terapi insulin terkontrol.
terpenuhi Dengan pemberian insulin dosis
optimal, glukosa kemudian dapat

76
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

masuk kedalam sel dan digunakan


untuk sumber kalori.
4. Berikan posisi nyaman
Rasional : klien dapat beristrahat
dengannyaman

Klien 2

ketidak seimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Timbang berat badan setiap hari
kurang dari kebutuhan keperawatan 3x24 jam atau sesuai dengan indikasi
tubuh berhubungan dengan diharapkan kien mampu Rasional: Mengkaji pemasukan
gangguan keseimbangan mempertahankan makanan yang adekuat
insulin. keseimbangan nutrisi 2. Tentukan program diet bdan pola
adekuat dengan kriteria hasil makan pasien dan bandingkan
a. berat badan ideal sesuai dengan makanan yang dapat
dengan berat badan dan dihabiskan pasien.
tidak ada tanda-tanda Rasional : mengidentifikasi
malnutrisi kekurangan dan penyimpangan dari
b. tidak terjadi penurunan kebutuhan terapeutik.
berat badan yang berati 3. Auskultasi bising usus, catat
c. kadar gula darah dalam adanya nyeri abdomen/perut
batas normal 70- kembung, mual, muntah makanan
200mg/dL yang belum sempat dicerna,
d. mampu pertahankan puasa sesuai dengan
mengidentifikasikan indikasi.
kebutuhan nutrisi Rasional : hiperglikemia dan
e. menunjukkan gangguan keseimbangan cairan dan
peningkatan fungsi elektrolit dapat menurunkan
pengecapan dan menelan motilitas/fungsi lambung yang akan
mempengaruhi pilihan intervensi.
4. Identifikasi makanan yang disukai
termasuk kebutuhan etnik/kultural
Rasional :jika makaan yang disukai
pasien dapat dimasukkan dalam
perencanaan makan, kerjasama ini
dapat diupayakan setelah pulang.
:memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami
kebutuhan nutrisi pasien.
5. Observasi tanda tanda
hipoglikemia, seperti perubahan
tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat,
lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
Rasional karena metabolisme
karbohidrat mulai terjadi(gula
darah akan berkurang, dan
sementara tetap diberikan insulin
maka hipoglikemi dapat terjadi.

77
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

6. Lakukan pemeriksaan gula darah


dengan menggunakan finger stick
Rasional : analisa ditempat tidur
terhadap gula darah lebih akurat
menunjukkan keadaan saat
dilakukan pemeriksaan).
7. Pantau pemeriksaan laboratorium,
seperti glukosa darah, aseton, pH
dan HCO3
Rsional : gula darah akan menurun
perlahan dengan penggantian
cairan dan terapi insulin terkontrol.
Dengan pemberian insulin dosis
optimal, glukosa kemudian dapat
masuk kedalam sel dan digunakan
untuk sumber kalori.
8. Berikan pengobatan insulin secara
teratur dengan metode SC secara
intermiten atau secara kontinu.
Rasional : insulin reguler
mempunyai awitan cepat karena
dengan cepat pula dapat membantu
memindahkan glukosa kedalam sel.
9. Perhatikan masukan kalori harian
total, pertahankan catatan
harian,waktu dan pola makan
1500kalori/hari
Rasional : sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
10. Lakukan Konsultasi dengan ahli
diet
Rasional : sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
11. Kolabarasi dalam pemberian obat
Rasional :dapat bermanfaat dalam
mengatasi gejala yang berhubungan
dengan neuropati otonom yang
mempengaruhi saluran cerna yang
selanjutnya meningkatkan
pemasukan melalui oral dan
absorpsi zat makanan.

Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Ciptakan lingkungan saling percaya


(kebutuhan belajar) keperawatan 3x24jam dengan mendengarkan penuh
mengenai penyakit dan diharapkan kurang perhatian dan selalu ada untuk
kebutuhan berobat pengetahuan mengenai pasien

78
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

berhubungan dengan penyakit klien dapat teratasi Rasional: memperhatikan perlu


Kurang mengingat dengan kriteria hasil : diciptakan sebelum pasien bersedia
kesalahan a. klien mampu mengenal mengambil bagian dalam proses
sumber informasi dan belajar
dapat melakukan 2. Bekerjasama dengan pasien dalam
perubahan gaya hidup menata tujuan belajar yang
b. klien dapat diharapkan
mengungkapkan Rasional: partisipasi dalam
pemahaman tentang perencanaan meningkatkan antusia
penyakit serta melakukan dan kerjasama pasien dengan
perubahan ppola gaya prinsip prinsip yang dipelajari
hidup 3. Diskusikan topik topik seperti
c. klien mampu mejelaskan apakah kadar glukosa normaldan
kembali pengertian bagaimana hal tersebut
tentang penyakit diabetes dibandingkan dengan kadar gula
tanda dan gejala serta darah pasien,tipe DM yang dialami
komplikasi dari diabetes pasien, hubungan antara
melitus kekurangan insulin dengan kadar
d. klien mengerti diet gula darah yang tinggi sert
seimbang nutrisi untuk pengertian tanda dan gejala
diabetes. diabetes, .
Rasional: memberikan
pengetahuandasar dimana pasien
dapat membuat pertimbangan
memilih gaya hidup.
4. Demonstrasikan cara pemeriksaan
gula darah dengan menggunakan
finger stick dan beri kesempatan
pasien untuk mendemonstrasikan
kembali.
Rasional : melakukan pemeriksaan
gula darah sendiri setiap hari
memungkinkan fleksibelitas dalam
perwatan diri dan juga mencegah
penyakit jangka panjang.
5. Diskusikan rencana diet,
penggunaan makanan tinggi serat
dan cara untuk melakukan makana
diluar rumah
Kesadaran tentang pentingnya
kontrol diet akan membantu pasien
dalam merencabakan mentaati
program diet.
6. Tekankan pentingnya
mempertahankan pemeriksaan gula
darah setiap hari
Rasional : membantu dalam
menciptakan gmbaran nyata dari
keadaan pasien untuk melakukan
kontrol penyakit dengan lebih baik

79
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

dan meningkatkan perawatan diri.


7. Diskusikan pentingnya melakukan
evaluasi secara teratur
Rasional : membantu mengontrol
proses penyakit dengan lebih ketat
dan mencegah eksaserbasi DM,
menurunkan komplikasi sistemik
8. Identifikasi sumber sumber yang
ada dimasyarakat.
Rasional : dukungan koninu
biasanya penting untuk menopang
perubahan gaya hidup dan
meningkatkan penerimaan atas diri
sendiri

Ketidakberdayaan Setelah dilakukan asyhan 1. Anjurkan pasien atau keluarga


berhubungan dengan keperawatan 3x24jam untuk mengekspresikan
penyakit jangka panjang diharapakan ketidak perasaannya tentang perwatan
berdayaan dapat teratasi dirumah sakit dan penyakitnya
dengan kritetia hasil : secara keseluruhan.
a. Mengidentifikasi cara Rasional :
cara sehat untuk Mengidentifikasi are perhatiannya
menghadapi perasaan dan memudahkan cara pemecahan
b. Membantu dalam masalah
merencanakan perawatan 2. Kaji bagaimana pasien telah
diri sendiri secara mandiri menangani masalahnya dimasa
c. Secara mandiri lalu. Identifikasi lokus kontrol.
bertanggung jawab untuk Rasional :
aktifitas perawatan diri. Pengetahuan gaya hidup individu
membantu untuk menentukan
kebutuhan trrhadap tujuan
penanganan. Pasien yang
mempunya lokus pusat
kontrolmemperlihatkan cara
meningkatkan kontrol trrhadap
program pengobatan sendiri
biasanya
3. Berikan kesempatan pada keluarga
untuk mengekspresikan
perhatiannya dan diskusikan cara
mereka membantu sepenuhnya
terhadap pasien.
Rasional : meningkatkan perasaan
terlibat dan memberikan
kesempatan keluarga untuk
memecahkan masalah untuk
membantu mencegah terulangnya
penyakit pada pasien.
4. Tentukan tujuan dan harapan dari
pasien dan keluarga

80
Diagnosa kriteria Hasil Intervensi dan rasional

Rasional : adanya tekanan dari


orang lain atau diri sendiri dapat
mengakibatkan persaan frustasi dan
mengganggu kemampuan koping
5. Tentukan apakah ada perubahan
yang berhubungan dengan ora ng
terdekat
6. Anjurkan pasien untuk membuat
keputusan sehubungan dengan
perawatnnya, seperti ambulasi,
waktu aktifitas
Rasional : mengkomunikasikan
kepada pasien bahwa beberapa
pengendalian dapat dilatih pada
saat perawatan dilakukan
7. Berikan dukungan padapasien
untuk berperan serta dalam
perawatan diri sendiri dan berikan
umpanbalik positif sesuai dengan
usaha yang dilakukan.
Rasional meningkatkan perasaan
kontrol terhadap situasi

81
Implementasi

Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018


keperawatan
Klien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
05.00 Mengecek gds klien 05.00 Mengecek gds 05.00 Mengecek gds
Ketidakseimbangan wib hasil : 345 wib klien wib klien
nutrisi kurang dari Hasil : 178 Hasil : 202
kebutuhan tubuh 07.00 Mengecek GDS
berhubungan wib klien 07.00 Mengecek GDS 07.00 Mengecek GDS
dengan Hasil : 127 wib klien wib klien
ketidakseimbangan Hasil : 196 Hasil : 162
insulin 07.30 Mengauskultasi
wib bising usus klien 07.30 Mengauskultasi 07.30 Mengauskultasi
Hasil : 33x/menit wib bising usus klien wib bising usus klien
Hiperaktif (diare) Hasil : 20x/menit Hasil : 15x/menit

09.00 Berkolaborasi 09.00 Berkolaborasi 09.00 Berkolaborasi


wib dengan ahli gizi wib dengan ahli gizi wib dengan ahli gizi
memberi nutrisi memberi nutrisi memberi nutrisi
11.00 snack pagi Snack pagi Snack pagi
wib Hasil : puding Hasil : kue Hasil :puding
80kkal 100kkal 80kkal

11.30 Mengecek GDS 11.00 Mengecek GDS 11.00 Mengecek GDS


klien wib klien Hasil : 247
Hasil :325 Hasil : 231
11.30 Membantu
Membantu 11.30 Membantu wib memberi injeksi
memberi injeksi wib memberi injeksi insulin
12.00 insulin insulin Hasil :10ui
wib Hasil : 15ui Hasil : 10ui

Berkolaborasi 12.00 Berkolaborasi 12.00 Berkolaborasi


dengan ahli gizi wib dengan ahli gizi wib dengan ahli gizi
memberi nutrisi memberi nutrisi memberi nutrisi
Hasil : 400kkal Hasil : 400kkal snack siang
Diet lunak Diet lunak, hanya Hasil : 400kkal
klien terlihat makan menghabiskan ¾ Klien
tidak habis makanan mengatakan
makannya dapat
13.00 Mengecek GDS 13.00 Mengecek GDS dihabiskan 1
wib klien wib klien porsi
Hasil :134 Hasil : 160
13.00 Mengecek GDS
15.30 Berkolaborasi 15.30 Berkolaborasi wib klien
wib dengan ahli gizi dengan ahli gizi Hasil : 181
memberi nutrisi memberi nutrisi
Snack sore Snack sore
Hasil : bubur Hasil : juz buah 15.30 Berkolaborasi
kacang ijo 100kkal 100kkal wib dengan ahli gizi

82
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
memberi nutrisi
16.00 Menimbang BB 17.00 Mengecek GDS Snack sore
wib Klien wib klien Hasil : puding
Hasil : 54 kg Hasil : 215
17.00 Mengecek gds
17.00 Mengecek GDS 17.15 Memberi terapi wib Klien
wib klien wib insulin Hasil :246
Hasil :298 Hasil : 10ui

17.15 Memberi terapi 17.30 Berkolaborasi Memberi terapi


wib injeksi insulin wib dengan ahli gizi 17.15 insuin
Hasil : 10ui memberi nutrisi wib Hasil :10ui
makan sore
Hasil : 400kkal Berkolaborasi
Berkolaborasi Klien mengatakan 17.30 dengan ahli gizi
17.30 dengan ahli gizi makannya dapat memberi nutrisi
memberi nutrisi dihabiskan makan sore
makan sore Hasil : 400kkal
19.00 Mengecek GDS Mengecek GDS
19.00 Mengecek gds klien klien 19.00 klien
wib Hasil : 138 Hasil : 147 wib Hasil : 186

Berkolaborasi 19.30 Berkolaborasi 19.30 Berkolaborasi


dengan ahli dengan wib dengan ahli dengan wib dengan ahli
19.30 ahli gizi pemberian ahli gizi pemberian dengan ahli gizi
wib nutrisi snack nutrisi snack pemberian nutrisi
Puding Hasil : puding snack
Hasil : kue
Berkolaborasi 01.00 Berkolaborasi
dengan tim wib dengan tim
01.00 kesehatan lainnya kesehatan lainnya 01.00 Berkolaborasi
wib dalam pemberian dalam pemberian wib dengan tim
terapi obat terapi obat kesehatan lainnya
ondancenton ondancenton dalam pemberian
Dan cefotaxim Dan cefotaxim terapi obat
ondancenton
Dan cefotaxim

Resiko gangguan 07.15 Memonitor ttv 07.15 Memonitor ttv 07.15 Memonitor ttv
kekurangan volume wib TD: 150/80mmHg wib TD: 150/70mmHg wib TD:130/90mmHg
cairan berhubungan RR:18x/menit RR: 18x/menit RR:18x/menit
dengan diuretic S:38,2°C S: 37°C S:37°C
osmotic N:78x/menit N:84 x/menit N:82x/menit
08.30 memonitor cairan 08.30 memonitor cairan
08.30 memonitor cairan wib infus wib infus
wib infus Hasil : aliran lancar Hasil
Hasil : aliran lancar :aliranlancar
tidak ada 10.00 Mengganti cairan todak ada
peradangan wib infus Nacl 0,9% perangan
500cc 20 tpm

83
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
10.00 Mengganti cairan
wib infus Nacl 0,9% 14.00 TD: 140/70mmHg 10.00 Mengganti cairan
500cc 20 tpm wib RR:18x/menit wib infus Nacl 0,9%
S:37°C 500cc 20 tpm
14.00 TD:150/80mmHg N:84x/menit
wib RR:18x/menit 14.00 TD:
S:38,1°C 14.30 Berkolaborasi wib 140/70mmHg
N:88x/menit wib dengan tim RR:18x/menit
kesehatan lainnya S:37°C
14.30 Berkolaborasi dalam pemberian N:78x/menit
wib dengan tim terapi obat
kesehatan lainnya ondancenton 14.30 memonitor cairan
dalam pemberian Dan cefotaxim wib infus
terapi obat Hasil :
ondancenton 16.00 memonitor cairan aliran lancar
Dan cefotaxim wib infus
Hasil : aliran lancar 16.00 Berkolaborasi
16.00 memonitor cairan tidak ada wib dengan tim
wib infus peradangan kesehatan lainnya
Hasil : aliran lancar dalam pemberian
tidak ada 17.00 berkolaborasi terapi obat
peradangan wib dengan tim ondancenton
kesehatan lainnya Dan cefotaxim
17.00 berkolaborasi dalam pemberiian
wib dengan tim terapi oral 17.00 memonitor cairan
kesehatan lainnya wib infus
dalam pemberiian Hasil :mengganti
terapi oral cairan normal
Hasil : omeperazol 18.00 memonitor cairan salin 0,9% 20tpm
1x40 mg wib infus aliran lancar
Hasil : mengganti
18.00 memonitor cairan cairan Nacl 0,9% 18.00 TD:130/90mmHg
wib infus 500ml 20tpm wib RR:18x/menit
Hasil : mengganti S:37°C
cairan Nacl 500cc 20.30 TD:1300/80mmHg N:88x/menit
20tpm wib RR:18x/menit
S:37°C 20.30 Memonitor
20.30 TD:150/80mmHg N:88x/menit wib cairan infus
wib RR:18x/menit Hasil : aliran
S:38,1°C 24.00 memonitor cairan lancar tidak ada
N:88x/menit wib infus perdangan
Hasil : aliran lancar
23.00 Berkolaborasi tidak ada 24.00 Mengganti cairan
wib pemberian terapi peradangan wib infus
obat paracetamol Hasil : cairan
drip 02.00 Memonitor cairan normal salin
wib infus 0,9% 500ml 20
24.00 Memonitor cairan Hasil : mengganti tpm
wib infus cairan infus Nacl
Hasil : aliran lancar 0,9% 500ml 20tpm 02.00 memonitor cairan

84
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
wib infus
02.00 Memonitor cairan 03.00 Memonitor cairan Hasil : aliran
wib infus wib infus lancar
Hasil : mengganti Hasil : aliran lancar
cairan infus Nacl tidak peradangan 03.00 Berkolaborasi
0,9% 500ml 20tpm wib dengan tim
04.30 Berkolaborasi kesehatan lainnya
04.30 Berkolaborasi dengan tim dalam pemberian
dengan tim kesehatan lainnya terapi obat
kesehatan lainnya dalam pemberian 04.30 ondancenton
dalam pemberian terapi obat Dan cefotaxim
terapi obat ondancenton
ondancenton Dan cefotaxim
Dan cefotaxim

Resiko gangguan 22.00 Memotivasi klien 22.00 Mengobservasi 22.00 Mengobservasi


pola tidur wib untik beristirahat wib klien wib klien
berhubungan Hasil : klien terlihat Hasil : klien
dengan penurunan 24.00 Mengobservasi tidur terlihat tidur
asupan nutrisi dan wib klien
oksigen Hasil : klien terlihat 24.00 Mengobservasi 24.00 Mengobservasi
Kelelahan tidur wib klien wib klien
berhubungan Hasil : klien terlihat Hasil : klien
dengan perubahan 02.00 Mengobservasi tidur terlihat tidur
kimia darah wib klien
Hasil : klien terlihat
gelisah
Klien mengatakan
masih diare

KLIEN 2
Ketidakseimbangan 05.00 Mengecek gds klien 05.00 Mengecek gds 05.00 Mengecek gds
nutrisi kurang dari wib Hasil :329 wib klien wib klien
kebutuhan tubuh Hasil : 231 Hasil : 241
berhubungan 07.00 Mengecek GDS
dengan wib klien Mengecek GDS 07.00 Mengecek GDS
ketidakseimbangan Hasil : 230 07.00 klien wib klien
insulin wib Hasil : 184 Hasil : 167
07.30 Mengauskultasi
wib bising usus klien 07.30 Mengauskultasi
Hasil : 15x/menit wib bising usus klien 07.30 Mengauskultasi
Hasil : 18x/menit wib bising usus klien
09.00 Berkolaborasi Hasil : 15x/menit
wib dengan ahli gizi 09.00 Berkolaborasi
memberi nutrisi wib dengan ahli gizi 09.00 Berkolaborasi
snack pagi memberi nutrisi wib dengan ahli gizi

85
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
Hasil : puding snack pagi memberi nutrisi
Hasil : puding snack pagi
11.00 Mengecek GDS Hasil : kue
wib klien 11.00 Mengecek GDS
Hasil : 261 wib klien 11.00 Mengecek GDS
Hasil : 207 wib klien
11.30 Membantu Hasil : 331
memberi injeksi 11.30 Membantu
insulin memberi injeksi 11.30 Membantu
Hasil : 10ui insulin memberi injeksi
Hasil : 5ui insulin
12.00 Berkolaborasi Hasil : 15ui
wib dengan ahli gizi 12.00 Berkolaborasi
memberi nutrisi wib dengan ahli gizi 12.00 Berkolaborasi
Hasil : 400kkal memberi nutrisi wib dengan ahli gizi
Klie mengatakan Hasil : 400kkal memberi nutrisi
makannya tidak Klien mengatakan Hasil : 400kkal
habis hanya 5 mulai habis ¾ porsi Klien
sendok makan makanan mengatakan
dapat
13.00 Mengecek GDS 13.00 Mengecek GDS menghabiskan 1
Wib klien wib klien porsi makanan
Hasil : 184 Hasil :173

15.30 Berkolaborasi 15.30 Berkolaborasi 13.00 Mengecek GDS


wib dengan ahli gizi wib dengan ahli gizi wib klien
memberi nutrisi memberi nutrisi Hasil : 154
Snack sore Snack sore
Bubur kacang ijo Hasil : kue
100kkal 15.30 Berkolaborasi
17.00 Mengecek GDS wib dengan ahli gizi
16.00 Menimbang BB wib klien Hasil : 207 memberi nutrisi
wib klien 17.15 Memberi terapi Snack sore
Hasil : 64kg wib injeksi insulin Puding
Hasil : 5ui Hasil : kue
17.00 Mengecek GDS
wib klien 17.30 Berkolaborasi 17.00 Mengecek GDS
Hasil :248 dengan ahli gizi wib klien
memberi nutrisi 17.15 Hasil :245
makan sore wib Memberi terapi
17.15 Memberi terapi Hasil : 400kkal injeksi insulin
wib injeksi insulin Klien mengatakan Hasil :10ui
Hasil : 10ui makannya habis
17.30 Berkolaborasi
17.30 Berkolaborasi 19.00 Mengecek gds dengan ahli gizi
dengan ahli gizi wib klien memberi nutrisi
memberi nutrisi Hasil : 222 makan sore
makan sore Hasil : klien
Hasil : 400kkal 19.30 Berkolaborasi mengatakan
wib dengan ahli dengan makannanya

86
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
19.00 Mengecek gds klien ahli gizi pemberian habis 1porsi
wib Hasil : 167 nutrisi snack
Hasil : susu cair 19.00 Mengecek gds
19.30 Berkolaborasi Klien mengataan wib klien
wib dengan ahli dengan tidak Hasil :205
ahli gizi pemberian menghabiskan 1
nutrisi snack gelas susu 19.30 Berkolaborasi
Hasil : kue wib dengan ahli
01.00 Berkolaborasi dengan ahli gizi
01.00 Berkolaborasi wib dengan tim pemberian nutrisi
wib dengan tim kesehatan lainnya snack
kesehatan lainnya dalam pemberian Hasil :kue
dalam pemberian terapi obat
terapi obat ondancenton 01.00 Berkolaborasi
ondancenton Dan cefotaxim wib dengan tim
Dan cefotaxim kesehatan lainnya
dalam pemberian
terapi obat
ondancenton
Dan cefotaxim

Kurang 09.45 Berdiskusi dengan 09.45 Memotivasi klien 09.45 Memotivasi klien
pengetahuan wib klien tentang wib merencanakan wib selalu
(kebutuhan belajar) pemahaman asupan nutrisi bersemangat
mengenai penyakit diabetes setelah pulang dari merubah pola
dan pengetahuan Hasil : keluarga rumah sakit 11.5 hidup sehat
berobat klien mengatakan Hasil : keluara Memotivasi klien
berhubungan mulai memahami klien mengatakan untuk selalu
dengan kurang penyakit diabetes akan selalu rutinmengontrol
mengingat mengingatkan diit gula darah
kesalahan 11.15 Memotivasi klien seimbang yang baik Hasil : keluarga
wib mengungkapkan klien mengatakan
perubahan pola 11.00 Memotivasi klien akan selalu
hidup mau mengingatkan
Hasil : klien terlihat mendemonstrasikan pengecekan gds
antusias ingin pengecekan gds dirumah
merubah pola hidup Hasil : keluarga
agar sehat selalu klien tampak mau
dan tidak mencoba
membebankan pengecekan gds
suami dan anak
15.30 Memberikan
11.00 Mendemonstrasikan wib informasi kepada
Wib pengecekan gds klien tentang
Hasil : keluarga program pelayanan
klien tampak belum kesehatan yang ada
berani melakukan dapat digunakan
demonstrasi Hasil : klien
pengecekan gds mengatakan

87
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
memahami
17.15 Memotivasi klien manfaat fasilitas
wib melakukan terapi kesehatan selain di
insulin secara rumah sakit
mandiri

Ketidakberdayaan 08.45 Mengobservasi 09.10 Mengobservasi 08.40 Memotivasi klien


berhubungan wib keadaan klien Wib keadaan klien wib Setelah nanti
dengan penyakit Hasil : klien Hasil : klien dirumah tetap
jangka panjang mengatakan mengatakan akan mengikuti
harapan ingin cepat mulai bersikap program diit dari
sembuh terbuka dengan rumah sakit
suami dan anak Hasil : keluarga
12.25 Mengobservasi klien mengatakab
wib keadaan klien 11.35 Memotivasi klien akan lebih
Hasil : keluarga wib mengungkapkan memperhatikan
klien mengatakan keinginan 13.45 nutrisi ibunya
akan mencoba kedepannya
merubah pola hidup
sehat

Implementasi

Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018


keperawatan
Klien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
05.00 Mengecek gds klien 05.00 Mengecek gds 05.00 Mengecek gds
Ketidakseimbangan wib hasil : 345 wib klien wib klien
nutrisi kurang dari Hasil : 178 Hasil : 202
kebutuhan tubuh 07.00 Mengecek GDS
berhubungan wib klien 07.00 Mengecek GDS 07.00 Mengecek GDS
dengan Hasil : 127 wib klien wib klien
ketidakseimbangan Hasil : 196 Hasil : 162
insulin 07.30 Mengauskultasi
wib bising usus klien 07.30 Mengauskultasi
Hasil : 33x/menit 07.30 Mengauskultasi wib bising usus klien
Hiperaktif (diare) wib bising usus klien Hasil : 15x/menit
Hasil : 20x/menit
09.00 Berkolaborasi
wib dengan ahli gizi 09.00 Berkolaborasi
memberi nutrisi 09.00 Berkolaborasi wib dengan ahli gizi
snack pagi wib dengan ahli gizi memberi nutrisi
Hasil : puding memberi nutrisi Snack pagi
80kkal Snack pagi Hasil :puding
Hasil : kue 80kkal
11.00 Mengecek GDS 100kkal
wib klien 11.00 Mengecek GDS

88
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
Hasil :325 11.00 Mengecek GDS Hasil : 247
wib klien
11.30 Membantu Hasil : 231 11.30 Membantu
memberi injeksi wib memberi injeksi
insulin 11.30 Membantu insulin
Hasil : 15ui wib memberi injeksi Hasil :10ui
insulin
12.00 Berkolaborasi Hasil : 10ui
wib dengan ahli gizi 12.00 Berkolaborasi
memberi nutrisi 12.00 Berkolaborasi wib dengan ahli gizi
Hasil : 400kkal wib dengan ahli gizi memberi nutrisi
Diet lunak memberi nutrisi snack siang
klien terlihat makan Hasil : 400kkal Hasil : 400kkal
tidak habis Diet lunak, hanya Klien
menghabiskan ¾ mengatakan
13.00 Mengecek GDS makanan makannya dapat
wib klien dihabiskan 1
Hasil :134 13.00 Mengecek GDS porsi
wib klien
15.30 Berkolaborasi Hasil : 160 13.00 Mengecek GDS
wib dengan ahli gizi wib klien
memberi nutrisi 15.30 Berkolaborasi Hasil : 181
Snack sore dengan ahli gizi
Hasil : bubur memberi nutrisi
kacang ijo 100kkal Snack sore 15.30 Berkolaborasi
Hasil : juz buah wib dengan ahli gizi
16.00 Menimbang BB 100kkal memberi nutrisi
wib Klien Snack sore
Hasil : 54 kg 17.00 Mengecek GDS Hasil : puding
wib klien
17.00 Mengecek GDS Hasil : 215 17.00 Mengecek gds
wib klien wib Klien
Hasil :298 Hasil :246
17.15 Memberi terapi
17.15 Memberi terapi wib insulin 17.15 Memberi terapi
wib injeksi insulin Hasil : 10ui wib insuin
Hasil : 10ui Hasil :10ui
17.30 Berkolaborasi
wib dengan ahli gizi 17.30 Berkolaborasi
17.30 Berkolaborasi memberi nutrisi dengan ahli gizi
dengan ahli gizi makan sore memberi nutrisi
memberi nutrisi Hasil : 400kkal makan sore
makan sore Klien mengatakan
makannya dapat Hasil : 400kkal
19.00 Mengecek gds klien dihabiskan 19.00 Mengecek GDS
wib Hasil : 138 wib klien
19.00 Mengecek GDS Hasil : 186
Berkolaborasi klien
19.30 dengan ahli dengan Hasil : 147 19.30 Berkolaborasi
wib ahli gizi pemberian wib dengan ahli

89
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
nutrisi snack 19.30 Berkolaborasi dengan ahli gizi
Puding wib dengan ahli dengan pemberian nutrisi
ahli gizi pemberian snack
01.00 Berkolaborasi nutrisi snack Hasil : kue
wib dengan tim Hasil : puding
kesehatan lainnya
dalam pemberian 01.00 Berkolaborasi 01.00 Berkolaborasi
terapi obat wib dengan tim wib dengan tim
ondancenton kesehatan lainnya kesehatan lainnya
Dan cefotaxim dalam pemberian dalam pemberian
terapi obat terapi obat
ondancenton ondancenton
Dan cefotaxim Dan cefotaxim

Resiko gangguan 07.15 Memonitor ttv 07.15 Memonitor ttv 07.15 Memonitor ttv
kekurangan volume wib TD: 150/80mmHg wib TD: 150/70mmHg wib TD:130/90mmHg
cairan berhubungan RR:18x/menit RR: 18x/menit RR:18x/menit
dengan diuretic S:38,2°C S: 37°C S:37°C
osmotic N:78x/menit N:84 x/menit N:82x/menit
memonitor cairan 08.30 memonitor cairan 08.30 memonitor cairan
infus wib infus wib infus
Hasil : aliran lancar Hasil : aliran lancar Hasil
tidak ada 10.00 Mengganti cairan 10.00 :aliranlancar
peradangan wib infus Nacl 0,9% wib todak ada
500cc 20 tpm perangan
08.30 Mengganti cairan
wib infus Nacl 0,9% 14.00 TD: 140/70mmHg
500cc 20 tpm wib RR:18x/menit 14.00 Mengganti cairan
S:37°C wib infus Nacl 0,9%
10.00 TD:150/80mmHg N:84x/menit 500cc 20 tpm
wib RR:18x/menit
S:38,1°C 14.30 Berkolaborasi 14.30 TD:
N:88x/menit wib dengan tim wib 140/70mmHg
kesehatan lainnya RR:18x/menit
14.00 Berkolaborasi dalam pemberian S:37°C
wib dengan tim terapi obat N:78x/menit
kesehatan lainnya ondancenton 16.00
dalam pemberian Dan cefotaxim wib memonitor cairan
terapi obat infus
ondancenton 16.00 memonitor cairan Hasil :
Dan cefotaxim wib infus aliran lancar
Hasil : aliran lancar 17.00
14.30 memonitor cairan tidak ada wib Berkolaborasi
wib infus peradangan dengan tim
Hasil : aliran lancar kesehatan lainnya
tidak ada 17.00 berkolaborasi dalam pemberian
peradangan wib dengan tim terapi obat
kesehatan lainnya ondancenton
16.00 berkolaborasi dalam pemberiian Dan cefotaxim

90
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
wib dengan tim terapi oral
kesehatan lainnya 18.00 memonitor cairan
dalam pemberiian 18.00 memonitor cairan wib infus
terapi oral wib infus Hasil :mengganti
Hasil : omeperazol Hasil : mengganti cairan normal
1x40 mg cairan Nacl 0,9% salin 0,9% 20tpm
500ml 20tpm aliran lancar

17.00 memonitor cairan 20.30 TD:1300/80mmHg 20.30 TD:130/90mmHg


wib infus wib RR:18x/menit wib RR:18x/menit
Hasil : mengganti S:37°C S:37°C
cairan Nacl 500cc N:88x/menit N:88x/menit
20tpm
24.00 memonitor cairan 24.00 Memonitor
18.00 TD:150/80mmHg wib infus wib cairan infus
wib RR:18x/menit Hasil : aliran lancar Hasil : aliran
S:38,1°C tidak ada lancar tidak ada
N:88x/menit peradangan perdangan

20.30 Berkolaborasi 02.00 Memonitor cairan 02.00 Mengganti cairan


wib pemberian terapi wib infus wib infus
obat paracetamol Hasil : mengganti Hasil : cairan
drip cairan infus Nacl normal salin
0,9% 500ml 20tpm 0,9% 500ml 20
23.00 Memonitor cairan tpm
wib infus 03.00 Memonitor cairan
Hasil : aliran lancar wib infus 03.00 memonitor cairan
Hasil : aliran lancar wib infus
24.00 Memonitor cairan tidak peradangan Hasil : aliran
wib infus lancar
Hasil : mengganti 04.30 Berkolaborasi
cairan infus Nacl dengan tim 04.30 Berkolaborasi
0,9% 500ml 20tpm kesehatan lainnya dengan tim
dalam pemberian kesehatan lainnya
02.00 Berkolaborasi terapi obat dalam pemberian
wib dengan tim ondancenton terapi obat
kesehatan lainnya Dan cefotaxim ondancenton
dalam pemberian Dan cefotaxim
terapi obat
ondancenton
Dan cefotaxim

Resiko gangguan 22.00 Memotivasi klien 22.00 Mengobservasi 22.00 Mengobservasi


pola tidur wib untik beristirahat wib klien wib klien
berhubungan Hasil : klien terlihat Hasil : klien
dengan penurunan 24.00 Mengobservasi tidur terlihat tidur
asupan nutrisi dan wib klien
oksigen Hasil : klien terlihat 24.00 Mengobservasi 24.00 Mengobservasi

91
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
Kelelahan tidur wib klien wib klien
berhubungan Hasil : klien terlihat Hasil : klien
dengan perubahan 02.00 Mengobservasi tidur terlihat tidur
kimia darah wib klien
Hasil : klien terlihat
gelisah
Klien mengatakan
masih diare

KLIEN 2
Ketidakseimbangan 05.00 Mengecek gds klien 05.00 Mengecek gds 05.00 Mengecek gds
nutrisi kurang dari wib Hasil :329 wib klien wib klien
kebutuhan tubuh Hasil : 231 Hasil : 241
berhubungan 07.00 Mengecek GDS
dengan wib klien 07.00 Mengecek GDS 07.00 Mengecek GDS
ketidakseimbangan Hasil : 230 wib klien wib klien
insulin Hasil : 184 Hasil : 167
07.30 Mengauskultasi
wib bising usus klien 07.30 Mengauskultasi
Hasil : 15x/menit wib bising usus klien 07.30 Mengauskultasi
Hasil : 18x/menit wib bising usus klien
09.00 Berkolaborasi Hasil : 15x/menit
wib dengan ahli gizi 09.00 Berkolaborasi
memberi nutrisi wib dengan ahli gizi 09.00 Berkolaborasi
snack pagi memberi nutrisi wib dengan ahli gizi
Hasil : puding snack pagi memberi nutrisi
Hasil : puding snack pagi
11.00 Mengecek GDS Hasil : kue
wib klien 11.00 Mengecek GDS 11.00
Hasil : 261 wib klien wib Mengecek GDS
Hasil : 207 klien
11.30 Membantu 11.30 Hasil : 331
memberi injeksi 11.30 Membantu
insulin memberi injeksi 12.00 Membantu
Hasil : 10ui insulin wib memberi injeksi
Hasil : 5ui insulin
12.00 Berkolaborasi Hasil : 15ui
wib dengan ahli gizi 12.00 Berkolaborasi
memberi nutrisi wib dengan ahli gizi 13.00 Berkolaborasi
Hasil : 400kkal memberi nutrisi wib dengan ahli gizi
Klie mengatakan Hasil : 400kkal memberi nutrisi
makannya tidak Klien mengatakan Hasil : 400kkal
habis hanya 5 mulai habis ¾ porsi Klien
sendok makan makanan mengatakan
dapat

92
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
13.00 Mengecek GDS 13.00 Mengecek GDS menghabiskan 1
Wib klien wib klien porsi makanan
Hasil : 184 Hasil :173

15.30 Berkolaborasi 15.30 Berkolaborasi


wib dengan ahli gizi wib dengan ahli gizi
memberi nutrisi memberi nutrisi 15.30 Mengecek GDS
Snack sore Snack sore wib klien
Bubur kacang ijo Hasil : kue Hasil : 154
100kkal
17.00 Mengecek GDS
16.00 Menimbang BB wib klien Hasil : 207 Berkolaborasi
wib klien 17.15 Memberi terapi 17.00 dengan ahli gizi
Hasil : 64kg wib injeksi insulin wib memberi nutrisi
Hasil : 5ui 17.15 Snack sore
17.00 Mengecek GDS wib Puding
wib klien 17.30 Berkolaborasi Hasil : kue
Hasil :248 dengan ahli gizi Mengecek GDS
memberi nutrisi 17.30 klien
makan sore Hasil :245
17.15 Memberi terapi Hasil : 400kkal Memberi terapi
wib injeksi insulin Klien mengatakan injeksi insulin
Hasil : 10ui makannya habis Hasil :10ui

17.30 Berkolaborasi 19.00 Mengecek gds 19.00 Berkolaborasi


dengan ahli gizi wib klien wib dengan ahli gizi
memberi nutrisi Hasil : 222 memberi nutrisi
makan sore 19.30 makan sore
Hasil : 400kkal Berkolaborasi wib Hasil : klien
19.30 dengan ahli dengan mengatakan
19.00 Mengecek gds klien wib ahli gizi pemberian makannanya
wib Hasil : 167 nutrisi snack habis 1porsi
Hasil : susu cair
19.30 Berkolaborasi Klien mengataan 01.00 Mengecek gds
wib dengan ahli dengan tidak wib klien
ahli gizi pemberian menghabiskan 1 Hasil :205
nutrisi snack gelas susu
Hasil : kue Berkolaborasi
01.00 Berkolaborasi dengan ahli
01.00 Berkolaborasi wib dengan tim dengan ahli gizi
wib dengan tim kesehatan lainnya pemberian nutrisi
kesehatan lainnya dalam pemberian snack
dalam pemberian terapi obat Hasil :kue
terapi obat ondancenton
ondancenton Dan cefotaxim Berkolaborasi
Dan cefotaxim dengan tim
kesehatan lainnya
dalam pemberian
terapi obat
ondancenton

93
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
Dan cefotaxim

Kurang 09.45 Berdiskusi dengan 09.45 Memotivasi klien 09.45 Memotivasi klien
pengetahuan wib klien tentang wib merencanakan wib selalu
(kebutuhan belajar) pemahaman asupan nutrisi bersemangat
mengenai penyakit diabetes setelah pulang dari merubah pola
dan pengetahuan Hasil : keluarga rumah sakit 11.5 hidup sehat
berobat klien mengatakan Hasil : keluara Memotivasi klien
berhubungan mulai memahami klien mengatakan untuk selalu
dengan kurang penyakit diabetes akan selalu rutinmengontrol
mengingat mengingatkan diit gula darah
kesalahan 11.15 Memotivasi klien seimbang yang baik Hasil : keluarga
wib mengungkapkan klien mengatakan
perubahan pola 11.00 Memotivasi klien akan selalu
hidup mau mengingatkan
Hasil : klien terlihat mendemonstrasikan pengecekan gds
antusias ingin pengecekan gds dirumah
merubah pola hidup Hasil : keluarga
agar sehat selalu klien tampak mau
dan tidak mencoba
membebankan pengecekan gds
suami dan anak
15.30 Memberikan
11.00 Mendemonstrasikan wib informasi kepada
Wib pengecekan gds klien tentang
Hasil : keluarga program pelayanan
klien tampak belum kesehatan yang ada
berani melakukan dapat digunakan
demonstrasi Hasil : klien
pengecekan gds mengatakan
memahami
Memotivasi klien manfaat fasilitas
17.15 melakukan terapi kesehatan selain di
wib insulin secara rumah sakit
mandiri

Ketidakberdayaan 08.45 Mengobservasi 09.10 Mengobservasi 08.40 Memotivasi klien


berhubungan wib keadaan klien Wib keadaan klien wib Setelah nanti
dengan penyakit Hasil : klien Hasil : klien dirumah tetap
jangka panjang mengatakan mengatakan akan mengikuti
harapan ingin cepat mulai bersikap program diit dari
sembuh terbuka dengan rumah sakit
suami dan anak Hasil : keluarga
12.25 Mengobservasi klien mengatakab
wib keadaan klien 11.35 Memotivasi klien akan lebih
Hasil : keluarga wib mengungkapkan memperhatikan

94
Diagnosa 6 Maret 2018 7 Maret 2018 8 Maret 2018
keperawatan
klien mengatakan keinginan 13.45 nutrisi ibunya
akan mencoba kedepannya
merubah pola hidup
sehat

KLIEN
DIAGNOSA 6 Maret 2018 7 Maret 2018 9Maret 2018
1
Ketidakseimbangan nutrisi S: S: S:
kurang dari kebutuhan tubuh klien klien mengatakan klien
berhubungan dengan mengatakan mual sudah tidak ada mengatakan sudah
ketidakseimbangan insulin dan muntah mual muntah tidak mual dan
masih ada muntah
Klien mengatakan O: klien mengatakan
masih muntah 2x klien terlihat tenang sudah dapat
dalam 1 hari Klien terlihat menghabiskan 1
Klien mengatakan menghabiskan porsi porsi makanan
hanya mampu ¾ makanan
menghabiskan ½ Klien mulai dapat O:
porsi makan menghabiskan klien terlihat rileks
900kkal dari klien terlihat
O: 1500kkal nutrisi mengabiskan 1
klien terlihat harian porsi makanan
lemah GDS: 222 kliewn dapat
GDS: 138 menghabiskan
Klien terlihat A: Masalah teratasi 1500kkal nutrisi
hanya sebagian harian
mengahabiskan
700kkal dari 1500 P: intervensi
kkal/hari nutrisi dilanjutkan
harian 5,6,8,9,10,11 A: tujuan tercapai
Masalah teratasi
A:
masalah belum P: Intervensi
teratasi dihentikan

P: Intervensi
dilanjutkan:
2,3,5,6,89,10,11

2.resiko gangguan S: S: S:
kekurangan volume cairan klien mengatakan klien mengatakan Klien mengatakan
berhubungan dengan diuretoc bolak balik sudah berhenti BAB sudah lebih enakan
osmotic kekamar mandi dari pagi hanya 2x badannya tidak
untuk BAB dari bab ada diare lagi.
malam sudah 4x klien mengatakan Makan minum
klien mengatakan minum hanya 1500 tidak ada
minum hanya 600 cc( 1 botol aqua hambatan
cc( 1 botol aqua besar)
kecil) klien mengatakan

95
KLIEN
DIAGNOSA 6 Maret 2018 7 Maret 2018 9Maret 2018
1
O: badan masih lemas O:
klien terlihat Klien terlihat lebih
pucat dan lemas O: rileks
mukosa bibir Klien terlihat sudah TD:130/80mmHg
klien terlihat lebih rileks RR: 18x/menit
kering Mukosa bibir S: 37ºC
TD: lembab N: 82x/menit
150/80mmHg TD: 150/70
RR:18x/menit RR: 18x/menit A: tujuan tercapai
N: 78x/menit S : 37ºC Masalah teratasi
S: 38°C N: 84x/menit
P: intervensi
A: A: Tujuan tercapai dilanjutkan:
Tujuan belum sebagian
tercapai
P: intervensi
dilanjutkan: P: intervensi
2,3,4,5.6,7 dilanjutkan:
2,3,5,7

3. resiko gangguan pola tidur S: S: S:


berhubungan dengan klien mengatakan klien mengatakan klien mengatakan
penurunan asupan nutrisi dan susah tidur dan dapat tidur dan dapat istirahat baik
oksigen istirahat istirahat walau tidak siang danmalam
lama saat siang dan hari
dapat tidur pada
O: klien terlihat malam hari
lelah O: klien terlihat
Klien terlihat rileks
pucat O: klien terlihat Wajah tampak
TD: roleks segar
150/80mmHg Wajah tampak TD:130/80mmHg
RR:18x/menit segar RR: 18x/menit
N: 78x/menit TD: 150/70 S: 37ºC
S: 38°C RR: 18x/menit N: 82x/menit
S : 37ºC
N: 84x/menit A: tujuan tercapai
A: tujuan belum Masalah teratasi
tercapai A: tujuan tercapai
sebagian
P: intervensi
P: intervensi dihentikan
dilanjutkan P: intervensi
1,2,3,4,5,6 dilanjutkan
3,4,6

4. kelelahan berhubungan S: klien S: klien mengatakan S: klien


dengan perubahan kimia mengatakan lelah badannya sudah mengatakan
darah tidak enak lebih enakan, dapat enakan badannya
badannya beritirahat dapat beristirahat

96
KLIEN
DIAGNOSA 6 Maret 2018 7 Maret 2018 9Maret 2018
1
O: O: O:
Klien terlihat Klien terlihat lemah Klien terlihat
lemah lemas lemah
Lemas TD: 150/70 lemas
TD: RR: 18x/menit TD:130/80mmHg
150/80mmHg S : 37ºC RR: 18x/menit
RR:18x/menit N: 84x/menit S: 37ºC
N: 78x/menit N: 82x/menit
S: 38°C GDS: 186
GDS: 138
Leukosit : 13.90 A: Masalah belum A: Masalah
teratasi teratasi
A: Masalah
belum teratasi P: intervensi P: intervensi
dilanjutkan dihentikan
P: intervensi 2,3
dilanjutkan
2,3

Klien 2 1. Ketidak seimbangan S: S: S:


nutrisi kurang dari klien S: S:
kebutuhan tubuh mengatakan mual klien klien
berhubungan dengan mengatakan mual mengatakan tidak
ketidakseimbangan O: muntah tidak ada ada mual dan
insuin klien terlihat muntah
lemah O:
GDS: 167 klien terlihat lebih
Klien terlihat rileks O:
tidak Klien terlihat klien terlihat rileks
menghabiskan ½ menghabiskan ¾ wajah tampak
porsi makanan porsi makanan segar
Klien terlihat Klien terlihat GDS: 138
hanya mengahbiskan Klien terlihat
menghabiskan 1200kkal nutrisi mampu
700kkal nutrisi harian menghabiskan 1
harian GDS: 222 porsi makan
A: Klien terlihat tidak 1500kkal nutrisi
masalah belum penurunan BB harian
teratasi BB;64kg
A:
P: Intervensi A: masalah belum
dilanjutkan: masalah belum teratasi
2,3,5,6,89,10,11 teratasi
P: Intervensi
P: Intervensi dihentikan
dilanjutkan:
5,6,7,8,9,10,11

97
KLIEN
DIAGNOSA 6 Maret 2018 7 Maret 2018 9Maret 2018
1
2. Kurang S: S: S:
pengetahuan(kebutuh Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
an belajar) mengenai tidak mengetahui mau merubah pola termotivasi untuk
penyakit dan proses penyakit hidup sehat merubah pola
kebutuhan berobat dan belum O: nutrisi diet harian
berhubungan dengan mengertib diet Klien terlihatdapat Keluarga klien
kurang mengingat nutrisi yang benar berdiskusi dan dapat mengatakan akan
kesalahan mengingat diskusi selalu mengontrol
O: sebelumnya saat gds klien
Klien terlihat perawat Klien mengatakan
menggelengkan menanyakan nutrisi akan mandiri
kepala saat yang baik untuk melakukann
perawat diabetes perawatan diri
menanyakan Keluarga klien
nutrisi yang baik terlihat nampak mau O:
untuk diabetes mencoba melakukan Klien terlihat
pengeceka gula dapat
A: masalah belum darah mengungkapkan
teratasi A: masalah teratasi keinginan
sebagian kedepannya untuk
P: intervensi kesehatan jangka
dilanjutkan P: intervensi panjang
3,45,67,8 dilanjutkan
6,7,8
A: masalah teratasi

P: intervensi
dihentikan

S: S: S:
3. Ketidakberdayaan Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
berhubungan dengan akan merubah dapat akan
penyakit jangka pola nutrisi harian mengkomunikasikan mempertahankan
panjang setelah pulang keinginannya pola hidup sehat
dari rumah sakit dengan suami dan
anak O:
O: Klien terlihat
Klien terlihat O: mulai mampu
belum mapu Klien terlihat mulai bertanggung
secara mandiri mampu bertanggung secara mandiri
bertanggung secara mandiri untuk aktifitas
jawab untuk untuk aktifitas perawatan diri
aktivitas perawatan diri Klien terlihat
perawatan diri Klien terlihat mampu
mampu merencanakan
A: merencanakan nutrisi harian
Masalah belum nutrisi harian A:
teratasi A: Masalah teratasi
Masalah teratasi

98
KLIEN
DIAGNOSA 6 Maret 2018 7 Maret 2018 9Maret 2018
1
P: intervensi sebagian P: intervensi
dilanjutkan P: intervensi dihentikan
2,3,4,5 dilanjutkan
5

4.2 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas antara kasus 1, kasus 2,teori dan

pene;itian yang terkait, serta menganalisa faktor- faktorc penghambat dan

pendukung serta alternatif pemecahan masalah dalam memberi “Asuhan

keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengan gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh diruang Flamboyan RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur”.

Dalam membahas kasus ini penulis melakukan tahapan sesuai dengan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi yang telah dilaksanakan

tanggal 5 Maret 2018 sampai dengan 9 Maret 2018

4.3 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan

bertujuan untuk memperoleh informasi atau data dari pasien sehingga masalah

keperawatan pasien dirumuskan secara akurat. Pengkajian yang penulis

lakukan didapatkan dengancara melalui wawancara, pemeriksaan fisik, catatan

keperawatan dan observasi langsung.

Menurut teori etiologi diabetes melitus dimana Faktor genetik :

penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu

predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes Kembar

identik memiliki 25% - 50% mewarisi penyakit, sementara saudara kandung

memiliki 6% resiko dan siko dan anak cucu memiliki 5% resiko. Kelainan

99
insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap

insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel

yang responsif terhadap insulin. Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan

glukosa oleh sel menjadi menurun, sehingga kadar gula dalam plasma tinggi

(hiperglikemia).

Pada kasus 1 Tn. S menderita diabetes disebabkan oleh adanya

keturunan genetik dimana kakak kandung Tn. S juga menderita diabetes

melitus. Pada kasus Tn S dilakukan pemeriksaan GDS: 345mg/dL ( 70-

200mg/dL dalam keadaan normal). Faktor lingkungan dan stres fisik juga

mendominasi perjalanan penyakit saat ini.

Pada kasus 2 Ny. E menderita diabetes karena faktor keturunan

didapat dari riwayat keluarga bahwa bibi Ny E menderita diabetes melitus.

Pada Ny. E dilakukan pemeriksaan GDS : 329mg/d L( 70-200mg/dL dalam

keadaan normal). Faktor lingkungan juga mendominasi perjalanan penyakit

saat ini.

Dari kedua data di atas terdapat kesamaan dengan teori yaitu diabetes

melitus diturunkan dari faktor genetik dan ketidak seimbangan insulin

Pada manifestasi klinis menurut Menurut Black & Hawks, 2014 DM

adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh

untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, hal tersebut

mengarah ke hiperglikemia. Penderita DM basanya ditandai dengan : mudah

lelah, lemah, dan pusing polidipsi (peningkatan rasa haus dan minum) poliuria

(peningkatan frekuensi buang air kecil) polifagia (peningkatan makan)

Penurunan Berat Badan Pandangan mata kabur, Ketonuria luka yang tiada

100
kunjung sembuh kesemutan, gatal-gatal, impotensi.

Pada kasus Tn. S memiliki gejala pusing, penurunan berat badan,

sebelum sakit60kg dan BB saat ini 54kg, dengan IMT saat ini 17,64 Tn. S

mudah lelah, lemah, klien mengatakan mengalami peningkatan rasa haus dan

lapar serta sering buang air kecil malam hari.

Pada kasus Ny E pun memiliki gejala yang sama yaitu mengalami

penurunan berat badan , sebelum sakit 67kg setelah sakit 64kg, dengan IMT

saat ini 26.66. klien mengatakan mudah lelah dan lemah. klien mengatakan

pandangan mata sering kabur.

Dari kedua data di atas terdapat adanya kesamaan antara kasus dengan

dengan teori yaitu mudah lelah dan lemah, sering merasakanlapar dan haus

peningkatan makan dan pandangan mata sering mengabur sesuai dengan teori

yang ada.

Pada komplikasi di teori dijelaskan komplikasi diabetes antara lain

yaitu hiperglikemi, Ketoasidosis diabetik (DKA), koma nonketotik

hiperglikemia Hiperosmolar,efek Somogyl fenomena fajar serta hipoglikemi.

Pada kasus pasien Tn. S telah mengalami ketoasidosis diabetik yaitu

dimana Ketoasidosis Diabetik merupakan komplikasi akut yang ditandai

dengan perburukan semua gejala diabetes. Ketoasidosis diabetik dapat terjadi

setelah stres fisik. Pada ketoasidosis diabetik, klien mengatakan telah 5 tahun

menderita diabetes dan tidak rutin mengontrol kadar gula dalam darah.

Pada kasus pasien Ny.S klien tidak mengalami komplikasi dari

hiperglikemia seperti ketoasidosis diabetik, dan klien mengatakan sudah 2

tahun menderita DM.

101
Dari kedua data di atas terdapat adanya kesamaan antara kasus

dengan dengan teori yaitu kedua klien mengalami hiperglikemia dimana pada

kasus klien 1 telah menjadi komplikasi akut yaitu ketoasidosis diabetik

dimana klien 1 Tn.S telah lebih lama menderita DM dibandingkan dengan

Ny.S serta pada kasus Ny.E klien

Pemeriksaan penunjang Menurut Amin Huda Nuararif, 2014

pemeriksaan penunjang pada diabetes melitus meliputi emeriksaan kadar

glukosa darah pemeriksaan urine serta kultur pus, mengetahui jenis kuman

pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.

Tabel hasil pemeriksaan gula darah

Bukan diabetes Pra diabetes Diabetes


Puasa < 110 110-125 >126
Sewaktu <110 110-199 >200

Pada kasus Tn S didapat data pemeriksaan gula darah sewaktu

345mg/dL dan pada Ny.E GDS: 329mg/dL, pada kedua kasus diatas didapat

kesamaan data penunjang kedua klien adalah menderita diabetes melitus

denganh iperglikemi ditandai dengan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu

tinggi diatas 300mg/dL.

Penatalaksanaan pada klien diabetes melitus menurut teori antara lain

adalah penggunaan terapi insulin, perencanaan diet seimbang, meningkatkan

aktivitas fisik seperti olahraga.

Pada kasus 1, Tn S mengatakan tidak mengontrol pola makan dan

jarang berolahraga. Terpai pengobatan yang didapat klien saat di RS yaitu

terpai novarapid 20 ui.

Pada kasus 2 Ny.E menatakana tidak mengontrol pola makan dan tidak

102
pernah berolahraga. Terapi pengobatan yang diterima klien saat menjalani

perawatan di RS yaitu tepai novarapid 20 ui.

Dari kedua data di atas terdapat adanya kesamaan antara kasus

dengan dengan teori yaitu kedua klien sam sama menggunakan terpai insulin

untuk menekan kadar gula dalam darah.

4.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

masalah keperawatan yang muncul setelah dilakukan tahapan pengkajian.

Diagnosa pada teori yang muncul antara lain:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan

keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.

2. Infeksi, resiko tinggi terhadap (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa

tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi.

3. Resiko gangguan kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis

osmotic(dari hiperglikemia).

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis

dan kebutuhan berobat berhubungan dengan kurang mengingat kesalahan

interprestasi infomasi.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangguan sirkulasi

jaringan.

6. Kelelahan berhubungan dengan perubahan kimia darah

7. Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang

103
Pada klien Tn. S didapat diagnosa diabetes melitus antara lain:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan

keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani,

2. Resiko gangguan kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis

osmotic(dari hiperglikemia),

3. kelelahan berhubungan dengan perubahan kimia darah.

4. Resiko gangguan pola tidur berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi

dan oksigen,

Pada kasus 1 diagnosa pada Tn S antara lain: ketidak seimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

keseimbangan insulin, yang ditandai dengan klien mengatakan lelah, klien

mengatakan tidak dapat beristirahat, klien mengatakan mual dan muntah klien

mengatakan makan tidak nafsu. Data objektif yang penulis dapatka dilahan

antara lain klien terlihat gelisah, klien tampak lemah, klien terlihat tidak

menghabiskan 1 porsi makan, BB: 54kg TB: 175cm IMT : 17.64,

pemeriksaan penunjang, leukosit : 13,90 , GDS 345, Hb 15.0:g/dL.

Diagnosa resiko gangguan pola tidur tidak terdapat pada diagnosa

didalam teori karena penulis menemukan diagnosa resiko gangguan pola tidur

saat melakukan asuhan keperawatan 3x24jam.

Pada kasus 2 diagnosa pada Ny. E antara lain:

1. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan keseimbangan insulin

2. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis

dan kebutuhan berobat berhubungan kurang mengingat kesalahan.

104
3. ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang

Dari kedua data di atas terdapat persamaan diagnosa yang sesuai

dengan teori yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakseimbangan insulin yang ditandai dengan klien

mengatakan lelah, klien mengatakan tidak dapat beristirahatklien mengatakan

pusing, klien mengatakan mual dan muntah klien mengatakan makan tidak

nafsu. Data objektif yang penulis dapatka dilahan antara lain klien terlihat

gelisah, klien tampak lemah, klien terlihat tidak menghabiskan 1 porsi makan,

BB: 54kg TB: 175cm IMT : 17.64, pemeriksaan penunjang, leukosit : 13,90

, GDS 345, Hb 15.0:g/dL.

4.5 Perencanaan Keperawatan

Tahap perencanaan merupakan waktu suatu proses penyusunan

berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,

menurunkan, atau mengurangi masalah- masalah keperawatan.(konsep dasar

keperawatan, 2015).

Perencanaan merupakan tahap ketiga dalam proses keperawatan

dimanapada tahap ini penulis menetapkan tujuan dan kriteria hasil dan

prioritas masalah. Adapun prioritas masalah untuk penyakit diabetes melitus

antara teori dan kasus sama. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai

dengan indikasi Tentukan program diet badan pola makan pasien dan

bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. Auskultasi bising

usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntah makanan

yang belum sempat dicerna, pertahankan puasa sesuai dengan indikasi.

Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan etnik/kultural.

105
Observasi tanda tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit

lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala..

Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stick. Pantau

pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa darah, aseton, pH dan HCO3,

berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode SC secara intermiten

atau secara kontinu, perhatikan masukan kalori harian total, pertahankan

catatan harian,waktu dan pola makan, berikan larutan glukosa,misalnya

dekstrosa dan setengah salin normal, lakukan Konsultasi dengan ahli diet,

kolabarasi dalam pemberian obat

Pada kasus 1 Tn S didapatlan hasil data BB: 54kg, bising usus

15x/menit GDS: 186 terapi obat novarapid 10ui sebelum makan,nutrisi harian

2400kkal

Pada Ny E didapatkan hasil data BB; 64kg, bising usus: 15x/menit,

GDS: 205 dengan penggunaan terapi insulin 10ui sebelum makan, nutrisi

harian 1500 kkal dapat terpenuhi pada hari ketiga pengasuhan diruang

perawatan.

4.6 Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan.

Penulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan mengacu pada rencana

yang telah ditetapkan sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi situai dan

kebutuhan pasien saat ini.

Pada saat pelaksanaan kedua klien mendapatkan pelaksanaan

keperawatan yang sama, yaitu penmeriksaan kadar gula darah menggunakan

finger stick, dan pemakaian terapi insulin novarapid 20 ui untuk kedua kasus.

106
Peulis dapat melaksanakan semua intervensi yang yang telah direncanakan,

akan tetapi masalah belum teratasi. Penulis melakukan tindakan keperawatan

selama 3x24jam bekerjasama dengan team keperawatan di ruang Flamboyan

Rumah Sakit Umu Pasar Rebo.keadaan umum kedua klien sedang, kesadaran

kedua klien compos metis.

4.7 Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dalam proses

keperawatan dimana tahap untuk melihat perkembangan yang disesuaikan

dengan kriteria waktu, kriteria hasil, tujuan yang dicapai. Pada tahap evaluasi

penulis melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan pada Tn. S dan

Ny.E yang telah dilakukan dari tanggal 5Maret 2018 – 9Maret 2018.

Dari semua diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada kedua

kasus terdapat perbedaan Ny. S lebih cepat teratasi masalah kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh dikarenakan adanya motivasi pendukung dari

keluarga, kepatuhan pada diet harian nutrisi yang disediakan oleh pihak rumah

sakit, serta riwayat penyakit yang belum lama diderita yaitu selama 2

tahun.proses penyakit yang belum terlalu lama terkomplikasi dengan diabetes

yang diderita.

107
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengkajian

Menurut hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5 maret

2018 pada dua klien dengan klien satu berjenis kelamin laki-laki usia

49 tahun didapatkan data subjektif klien mengatakan mual, klien

mengatakan muntah, klien mengatakan nafsu makan menurun, klien

mengatakan malas makan hanya 2x/hari sebelum masuk RS, klien

mengatakan makan tidak teratur dan seringf minum kopi,klien

mengatakan jarang makan dan sering makanpedas, klien mengatakan

nyeri ulu hati klien mengatakan mengalami penurunan berat badan

selama saki. Dari data Objektif klien terlihat lemah klien terlihat pucat

TD: 130/90mmHg, S : 38,2°C, Nadi: 80x/menit RR; 20x/menit BB:

54kg TB: 175cm IMT 17,64, dan pada klien kedua berjenis kelamin

perempuan usia 48tahun, didapatkan data subjektif klien mengatakan

mual, klien mengatakan muntah 3x sebelum masuk RS, klien

mengatakan nyeri pada ulu hati, klien mengatakan jarang makan dan

senang minum teh manis, klien mengatakan tidak teratur pola

makannya, klien mengatakan makan hanya 1x/hari, klien mengatakan

pusing. Pada data objektif didapatkan data klien terlihat lemah an

pucat, TD: 140/80m,mHg, S:36°C N: 79x/menit, RR: 20x/menit, BB:

55kg, TB: 150cm IMT 26,66

108
5.1.2 Diagnosa

Berdasarkan diagnosa yang muncul pada klien satu Tn.S dan

klien dua Ny.E dapat ditegakan diagnosa keperawatan prioritas adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

5.1.3 Perencanaan

Dalam menyusun perencanaan keperawatan peneliti sesuai

dengan perencanaan menurut Marilyn E.Doengoes (2013) antara lain

timbang bb setiap hari atau sesuai dengan kebutuhan, tentukan

program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan

yang dapat dihabiskan pasien, lakukan pemeriksaan kadar gula darah

dengan menggunakan finger stick sebelum dan sesudah makan,

berikan pengobatan terapi insulin secara teratur dengan metode

SC,memperhatikan masukan kalori harian total, pertahankan catatan

harian, berkolaborasi dalam pemberian obat.

5.1.4 Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan pada kedua

klien dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh disesuaikan dengan perencanaan yang dibuat oleh

peneliti pada Tn. S dan Ny. E sama perencanaan dapat

diimplementasikan yaitu timbang bb setiap hari atau sesuai dengan

kebutuhan, tentukan program diet dan pola makan pasien dan

bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien, lakukan

pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan finger stick 30

109
menit sebelum makan dan 1jam sesudah makan secara ketat berikan

pengobatan terapi insulin secara teratur dengan metode SC,

memperhatikan masukan kalori harian total, pertahankan catatan

harian, berkolaborasi dalam pemberian obat.

5.1.5 Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi tindakan keperawatan penulis

menggukan pedoman SOAP ( Subjektif, Objektif, Assement, Planning).

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis membahas evluasi tindakan

keperawatan terhadap intervensi keperawatan gangguan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Penulis

mendapatkan hasil bahwa pada gangguan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh Ny.E lebih cepat membaik dibandingkan

dengan Tn. S karena dilatarbelakangi oleh adanya motivasi dorongan

untuk sembuh dari keluarga, riwayat penyakit yang diderita belum

lama, adanya kepatuhan diet pada nutrisi yang diberikan oleh pihak

rumah sakit.

5.2 saran

Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan pada klien penyakit

Diabetes melitus dengan gangguan ketidak seimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh memberikan ulasan dn masukan yang positif khususnya

dibidang kesehatan antara lain:

1. Bagi institusi pendidikan

Hendaknya institusi mampu mempertahankan dan meningkatkan

mutu pendidikan yang lebih berkualitas dengan memperbanyak buku

110
keperawatan pada perpustakaan, melakukan evaluasi setiap mata ajar yang

diberikan, memperbanyak praktikum pada setiap mata ajar sehingga dapat

menghasilkan perawat yang profesional, trampil inovatif dan

bermutudalam memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif

berdasarkan ilmu dan etika keperawatan.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapakan dapat memberikan pelayanan dengan semaksimal

mungkin demi mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim

kesehatan maupun dengan pasien, mengasah lagi kemampuan perawat

yang dimiliki rumah sakit sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

asuhan keperawatan yang optimal. Diharapkan rumah sakit dapat

menyediakan fasilitas lebih besar serta sarana prasarana yang dapat

mendukung pengobatan pasien

3. Bagi penulis.

Melihat keterbatasan penelitian yang dilakukan dalam karya tulis

ilmiah ini, peneliti berharap dalam penelitin laporan mengenai asuhan

keperawatan yang sam, peneliti selanjutnya mampu memanfaatkan waktu

seefektif mungkin sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada

pasien secara optimal. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti masih

banyka kurangnya, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk

memperbaiki penelitian dari studi ini untuk menghasilkan karya yang

dapat diterima dan baik untuk dibaca.

111
DAFTAR PUSTAKA

Black, dkk. 2014, Keperawatan Medikal Edisi 8 volume 1. EGC: Jakarta

dr. Kristiana Fransisca. 2012, awas Pankreas Rusak Penyebab Diabetes,cetakan


1. Cerdas sehat: jakarta

Elizabeth J. Corwin. 2009 Buku Saku PATOFISIOLOGI edisi 3. EGC:Jakarta

Huda Nurarif,dkk 2015 aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA NIC


NOC

edisi 2. ECG:Jakarta

Ida Mardena.2017,Dasar-dasar ILMU GIZI dalam keperawatan.Pustaka Baru


Pres:Jakarta

Marilyn E. Doenges, dkk.2013, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.


EGC:Jakarta

Nimas Mita Etika M, 3 jenis 3 Jenis Cek Gula Darah dan Cara Membaca Hasil
Tesnya

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-hasil-cek-gula- darah/ ,diakses


tanggal 3 Maret 2018 pukul 11.00WIB

Pricilla LeMone.dkk. 2015. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 5. Volume


2. EGC: Jakarta

Restyana Noor Fatimah,2015,’Diabetes Melitus Tipe 2, volume 4, diakses pada


13 february 2018, pukul 18.00 WIB

Susanti Niman. 2017, Ilmu Keperawatan Dasar Pengantar Gizi untuk Perawat.
Trans Info Media: Jakarta

Teguh Sutanto.2013, Diabetes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan, Buku Pintar:


Yogyakarta

Taqiyyah Bararah.2013, Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi


Perawat Profesional jilid 1. Buku Pintar:Jakarta

112
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini diajukan oleh :


Nama : HARDINI RATNANING PURI
NIM : 130151002
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada klien Diabetes melitus dengan
gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh di RSUD Pasar Rebo

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji KTI Program Studi DIII
Keperawatan dan telah dilakukan revisi hasil sidang KTI

Penguji Utama : Ns.Sri Suryati, S.Kep, M.Kep (....................................)

Penguji Pendamping : Ns. Rinawati S.Kep (....................................)

Pembimbing Utama : Ns.Nurma Dewi, S.Kep, M.Kes (....................................)

Ditetapkan di :
Tanggal :

113
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN
GANGGUAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :
HARDINI RATNANING PURI
130151002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JULY, 2018

114
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN
GANGGUAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya


Keperawatan(A.Md.Kep) pada program studi D-III Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas MH.Thamrin

DISUSUN OLEH :
HARDINI RATNANING PURI
130151002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JULY, 2018

115
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini diajukan oleh :


Nama : HARDINI RATNANING PURI
NIM : 130151002
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada klien Diabetes melitus
dengan gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh di RSUD Pasar rebo

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji KTI Program Studi DIII
Keperawatan dan telah dilakukan revisi hasil sidang KTI

Penguji Utama : . Ns.Sri Suryati, S.Kep, M.Kep (……………….)

Penguji Pendamping : Ns. Rinawati S.Kep (……………….)

Pembimbing Utama : Ns.Nurma Dewi, S.Kep, M.Kes (……………….)

Ditetapkan di :
Tanggal :

116
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji KTI Program Studi DIII Program Studi D-
III Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DI


RUMAH SAKIT RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR
Jakarta, Juli 2018

Mengetahui

Pembimbing Utama

(Ns. Nurma Dewi, S.kep., M.Kes)

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Universitas MH. Thamrin

(Ns. Atikah Pustikasari, SKM., MKM)

117
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


NAMA :
NIM :
Program Studi :
Institusi :

Mengatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis ini adalah benar-benar


merupakan pengambil alihan tulisan atau fikiran orang lain yang saya akui
sebagai hasil tulisan atau sebagai pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil
plagiat, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Jakarta, Juli 2018


Mengetahui Pembuat Pernyataan
Pembimbing utama

(Ns. Nurma Dewi, S.Kep., M.Kes) (Hardini Ratnaning Puri)

118
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan piji dan syukur atas nikmat dan karunia
yang diberikan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis
Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Melitus “.
Makalah ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka
Ujian akhir Program Diploma III keperawatan Universitas MH.Thamrin Jakarta.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan hambatan
dan kesulitan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan tetimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, SKM,M Comm Health, selaku Rektor
Universitas Mh.Thamrin
2. Prof. Dr. Dr Kusharisupeni, M,Sc. Selaku Dekan Univeritas Mh.Thamrin
3. Ibu Atikah Pustikasari, SKM.MKM. selaku kepala program Diploma III
Keperawatan Universitas Mh.Thamrin.
4. Ibu Ns.Nurma Dewi, S.Kep. M.Kes selaku pembimbing utama
5. Ibu Ns. Sri Suryati, S.Kep, M.Kep selaku penguji karya Tulis Ilmiah
6. Ibu Ns.Asmaneti, S.Kep selaku pembimbing lahan.
7. Ibu Ns. Rinawati, S.Kep. selaku penguji Karya Tulis
8. Bapak dan Ibu dosen beserta staff Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Mh.Thamrin yang telah memberikan bekal ilmu untuk
saya.
9. Kepada ibunda Hj. Cucu pidoroaeni, adiku tercinta Rina Tiara Yasin yang
telah memberi semangat dan dukungan hingga terselesaikan penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Teruntuk anak anaku tersayang Fadhlan Aji Maulana dan Firza Dwi Affandi
yang selalu memberi semangat kepada penulis hingga akhir penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
11. Rekan rekan almamater DIII Keperawatan yang telah memberi dukungan dan
masukan kepada penulis.

i
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kriik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak, sehingga hasil dari penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan
profesi keperawatan.

Jakarta, Juli 2018

HARDINI RATNANING PURI


130151002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah..................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.4 Tujuan ................................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................ 5
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 7
1.5.1 Manfaat Teoritis ......................................................... 7
1.5.2 Manfaat Praktis .......................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup ....................................................................... 9
1.6.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Diabetes Melitus ........................................................ 7
2.1.1 Definisi ....................................................................... 7
2.1.2 Etiologi ...................................................................... 11
2.1.3 Patofisiologi .............................................................. 14
2.1.4 Klasifikasi .................................................................. 15
2.1.5 Manifestasi Klinis ...................................................... 16

iii
2.1.6 Komplikasi ................................................................. 17
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang.............................................. 20
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................ 21
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien diabetes Melitus23
2.2.1 Pengkajian .................................................................. 23
2.2.2 Analisa Data ............................................................... 27
2.2.3 Diagnosa Keperawatan .............................................. 27
2.2.4 Perencanaan ................................................................ 28
2.2.5 Pelaksanaan Keperawatan ......................................... 35
2.2.6 Evaluasi ...................................................................... 36
2.3 Konsep Nutrisi......................................................................... 36
2.3.1 Definisi ....................................................................... 36
2.3.2 Fungsi Makanan ......................................................... 37
2.3.3 Fungsi nutrisi .............................................................. 37
2.3.4 Fungsi Nutrien ............................................................ 39
2.3.5 Nutrisi dan Metabolisme Karbohidrat ....................... 42
2.3.6 Sumber Karbohidrat .................................................. 43
2.3.7 Insulin ......................................................................... 45
2.3.8 Perencanaan Makanan ................................................ 47
2.3.9 Perencanaan Makanan DM konsisten Karbohidrat .... 48
2.3.10 Perencanaan terapi diet untuk mencapai target
kadar glukosa darah.................................................. 49
2.3.11 Keseimbangan Diet .................................................... 50
2.4 Kadar Gula Darah Normal ...................................................... 51

BAB III METODELOGI PENELITIAN


3.1 Design penelitian ..................................................................... 54
3.2 Batasan Istilah ........................................................................ 54
3.3 Partisipan ................................................................................. 55
3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................. 56
3.5 Pengumpulan Data .................................................................. 56
3.6 Uji Keabsahan Data ................................................................ 57

iv
3.7 Analisis Data ........................................................................... 57
3.8 Etik Penelitian ........................................................................ 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil .................................................................................... 61
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data ......................... 61
4.1.2 Pengkajian ................................................................... 62
4.1.3 Analisa Data ................................................................ 68
4.1.4 Diagnosis Keperawatan ............................................... 72
4.1.5 Perencanaan ................................................................. 73
4.2 Pembahasan ............................................................................ 99
4.3 Pengkajian ............................................................................... 99
4.4 Diagnosa Keperawatan ............................................................ 103
4.5 Perencanaan Keperawatan....................................................... 105
4.6 Pelaksanaan Keperawatan ....................................................... 106
4.7 Evaluasi ................................................................................... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.............................................................................. 108
5.1.1 Pengkajian ................................................................... 108
5.1.2 Diagnosa ...................................................................... 109
5.1.3 Perencanaan ................................................................. 109
5.1.4 Tindakan ...................................................................... 109
5.1.5 Evaluasi Keperawatan ................................................. 110
5.2 Saran .................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl) ........................................ 21


Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl) ............................................. 21
Tabel 2.3 Kategori ambang batas IMT untuk indonesia ............................... 45
Tabel 4.1 Identitas klien ................................................................................ 62
Tabel 4.2 Riwayat penyakit ........................................................................... 62

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fungsi insulin ......................................................................... 46

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian


Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Pathway Diabetes Melitus
Lampiran 4 Tabel 1 Kadar Glukosa Darah (mg/dl)
Lampiran 5 Pedoman 8 Macam Diit Diabetes Melitus
Lampiran 6 Angka Kecukupan Gizi Orang Indonesia
Lampiran 7 Anjuran Makanan Satu Hari Untuk Berbagai Golongan Umur
Lampiran 8 Lembar Observasi Nutrisi
Lampiran 9 Satuan Operasional Prosedure (Cara Pemeriksaan Gula Darah
Sewaktu) Puasa & 2 Jam Post Puasa
Lampiran 10 Format Wawancara
Lampiran 11 Format Penulisan Karya Tulis
Lampiran 12 Lembar Jonsultasi Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Mh.Thamrin

viii

Anda mungkin juga menyukai