BAB I
PENDAHULUAN
koheren atau pikiran yang tidak logis, perilaku dan pembicaraan yang aneh,
delusi dan halusinasi (Agustina, 2016). Menurut data dari World Health
ini cukup tinggi, yaitu 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah
kesehatan jiwa. 1% diantaranya gangguan jiwa berat.Saat ini 450 juta orang
dari 1,7% menjadi 7 % jiwa artinya 70 juta dari jumlah penduduk Indonesia
dalam (Jalil, 2015). Kondisi inilah yang menurut Orem (2001) disebut
1
2
sebagai Self Care Deficit.Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
(Yusuf, 2015).
dirawat di Ruang Parkit tidak mandiri dalam self care (Abdullah, 2018).
bulan terakhir pasien skizofrenia rawat inap sebanyak 102 orang dengan 10
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, risiko infeksi pada mata
dan telinga, serta gangguan fisik pada kuku. Selain itu juga berdampak pada
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
dilakukan dengan terapi suportif (Stuart & Laraia,1998) dalam (Desty, 2012).
2012).
a. Umur
skizofrenia.
sembuh yang lebih besar (WHO, 2001). Hal ini didukung oleh beberapa
c. Tahap Perkembangan
d. Sistem Keluarga
posisi klien dalam keluarga, dan hubungan klien dengan anggota keluarga
WHO (2001) mengatakan bahwa saat ini fasilitas untuk gangguan jiwa
komunitas.
Menur Surabaya.
8
1.6.1 Teoritis
1.6.2 Praktis
a. Bagi responden
Surabaya
10