Disusun oleh :
Satuan Acara Penyuluhan yang berjudul “ISPA” ini telah di setujui pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 17 April 2020
Pembimbing Akademik
Luluk Fauziyah,S.Kep.,Ns.,M.Kep
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ISPA
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau
keluarga dapat mengetahui tentang ISPA, memahami dan mampu
menerapkan cara pencegahan ISPA.
II. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit peserta/audience
diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Mengetahui apa pengertian dari ISPA
2. Mengetahui apa penyebab dari ISPA
3. Mengetahi tanda dan gejala ISPA
4. Mengetahui bagaimana pelaksanaan dari ISPA
5. Mengetahui Pencegahan dari ISPA
III. POKOK BAHASAN
ISPA
IV. Metode
Ceramah dan diskusi
V. Tempat
Rumah Tn. S
VI. Media
Leaflet
Flip Chart
3
VII. Proses pelaksaaan
No Kegiatan Respon peserta Waktu
1 Pendahuluan
- Memberi salam -Menjawab salam 5 menit
- Menyampaikan pokok bahasan -Menyimak
- Menyampaikan tujuan -Menyimak
- Melakukan apersepsi -Menyimak
2 Isi
Penyampaian materi - Memperhatikan 20 menit
1. Pengertian dari ISPA
2. Penyebab dari ISPA
3. Tanda dan gejala ISPA
4. Pelaksanaa dari ISPA
5. Pencegahan dari ISPA
3 Penutup
- Diskusi -Menyampaikan 5 menit
- Kesimpulan jawaban
- Evaluasi -Mendengarkan
- Memberikan salam penutup -Menjawab salam
Keterangan:
4
: Moderator, penyaji : peserta
X. Evaluasi
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses
penyuluhan.
2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada peserta ........ :
a. Apa pengertian dari ISPA
b. Apa penyebab dari ISPA
c. Tanda dan gejala ISPA
d. Bagaimana pelaksanaan dari ISPA
e. Bagaimana pencegahan dari ISPA
5
Daftar Pustaka
6
MATERI
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
1. Pengertian
2. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka
kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari
air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh
didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin
sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara
keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya
infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara
langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta
kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan
musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong;
1991; 1420).
7
3. Tanda dan Gejala
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam,
adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu
saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali
tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul
jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali
demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa
mencapai 39,50 C-40,5 0 C.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada
meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas,
gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama
bayi tersebut mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan
lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak
terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
8
4. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:
a) Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
b) Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c) Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
5. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b) Immunisasi.
c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
6. Penatalaksanaan
1. Medis
a). Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat,
pemberian multivitamin dll.
b). Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab utama ditujukan pada S.
pneumonia, H. influensa dan S. aureus.
- Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil
penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
- Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon dll.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada
posisi telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar
9
sehingga drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian
Roberts; 1990; 452).
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a). Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
b). Meningkatkan makanan bergizi.
c). Bila demam beri kompres dan banyak minum.
d). Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih.
e). Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
f). Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.
10
Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
Langkah-langkah :
Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
Campurkan dengan ½ sendok kecap manis, aduk rata.
Diminum sampai habis, lakukan secara rutin, agar batuknya
hilang.
11
Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu
putih, kain/handuk kering).
Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom
dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml
(1 gelas) air hangat.
Tempatkan penderita diruang tertutup dan tempatkan campuran
minyak kayu putih serta air panas tersebut didalam ruangan.
Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau
penderita sudah merasa lega dengan pernafasannya.
Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat
serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.
12