Anda di halaman 1dari 20

48

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo, 2010). Pada

bab 3 ini akan dijelaskan tentang: Desain penelitian, kerangka kerja, populasi,

sampel dan sampling, tempat dan waktu penelitian, identifikasi variable

penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, pengumpulan data,

analisa data, etika penelitian dan keterbatasan dalam penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain penelitian merupakan hasil akhir

dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan

bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nursalam, 2013).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen, khususnya Quasy – Ekspriment Design dengan pendekatan two

group pre and posttest. Menurut (Nursalam,2013), rancangan ini berupaya

untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibakan

kelompok control disamping kelompok eksperimental. Tapi pemilihan

kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak. Rancangan ini

biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara wajar

48
49

(teknik rumpun), sehingga sejak awal bias saja kedua kelompok subjek telah

memiliki karakteristik yang berbeda (Nursalam, 2013).

Subjek Pra-test Pelakuan Pasca-test


K-A O I O1-A
K-B O - O1-B
Time 1 Time 2 Time 3
Tabel 3.1 Rancangan Quasi Eksperiment

Keterangan:

K-A : Subjek perlakuan (aktivitas mandiri personal hygiene)

K-B : Subjek control

O : Observasi kemandirian pra-perlakukan

I : Intervensi dengan pemberian aktivitas mandiri personal hygiene

- : Tanpa pemberian aktivitas mandiri personal hygiene

O1-A : Observasi kemandirian setelah dilakukan perlakuan kelompok

Perlakukan

O1-B : Observasi kemandirian tanpa dilakukan perlakuan pada

kelompok control

Dalam Quasi eksperiment, kelompok eksperimen diberi perlakuan

sedangkan kelompok control tidak. Pada kedua kelompok perlakuan diawali

dengan pra-test dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran

kembali (pasca-test) (Nursalam, 2013).


50

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu ( benda, manusia, dan lain-lain ) (Nursalam, 2013).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:

3.1.1 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2013). Pada penelitian ini variabel

independennya adalah aktivitas mandiri : personal hygiene.

3.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah varibel yang nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini variabel

dependennya adalah kemandirian pasien defisit perawatan diri.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan semua variabel dan istilah

yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga memudahkan

pembaca atau penguji dalam mengartikan penelitian (Nursalam, 2013).


51

Tabel 3.2 Definisi Operasional Pengaruh Aktivitas Mandiri : Personal


Hygiene Terhadap Kemadirian Pasien Defisit Perawatan Diri dengan
Pendekatan Teori Orem di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Skala
Variabel Definisi opersional Alat Ukur Kriteria
Ukur
Variabel Mengajarkan aktivitas mandiri - - -
independen personal hygiene kepada pasien
Aktivitas defisit perawatan diri.
mandiri : Dilakukan setiap hari selama 4
personal hari, setiap harinya terdapat 2x
hygiene pertemuan ( pagi dan sore )
selama 60 menit.
Variabel keadaan seseorang yang dapat Cheklist Ordinal < 33% =
dependen aktivitas perawatan diri secara Rendah
kemandirian mandiri tanpa bergantung pada 34 – 66% =
pasien orang lain Cukup
defisit Kebutuhan perawatan diri 67 – 100% =
perawatan universal (Universal self care Tinggi
diri requisite)
Parameter :
1. pemenuhan kebutuhan
udara,
2. pemenuhan kebutuhan
udara,
3. pemenuhan kebutuhan air
atau minum,
4. pemenuhan kebutuhan
makanan,
5. pemenuhan kebutuhan
eliminasi dan kebersihan
permukaan tubuh atau
bagian bagian tubuh,
6. pemenuhan kebutuhan
akifitas dan istrahat,
7. pemenuhan kebutuhan
menyendiri dan interaksi
sosial,
8. pemenuhan pencegahan
dari bahaya pada
kehidupan manusia,
9. peningkatan
perkembangan dalam
kelompok sosial sesuai
dengan potensi,
keterbatasan dan
keinginan manusia pada
umumnya.
(Orem,2001)
52

3.4 Desain Sampling

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misal,manusia; klien)

yang memenuhi criteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2011). Populasi

dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami defisit perawatan diri

pada gangguan jiwa di rawat inap Rumah Sakit Menur Surabaya sebanyak

61 orang pada 6 bulan terakhir.

a. Kriteria Inklusi:

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti ( Nursalam,2008).

1) Pasien defisit perawatan diri yang beru dirawat kurang dari 1

minggu.

2) Tidak mempunyai gangguan pendengaran dan gangguan

komunikasi.

3) Mengikuti kegiatan dari awal pemberian terapi sampai dengan

penilaian akhir yang dilakukan peneliti.

b. Kriteria Eklusi:

Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusidari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2008).

1) Bersedia menjadi responden namun tidak bisa hadir ketika

dilakukan penelitian

2) Tidak mengikuti kegiatan secara penuh atau berhenti di tengah

kegiatan berlangsung.
53

3.4.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapet di

pergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan

sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam,2011). Pada penelitian ini sampel

yang di ambil penelitian adalah pasien yang mengalami defisit perawatan

diri di Rumah Sakit Menur Surabaya. Besar sampel menggunakan rumus

sebagai berikut( Lemeshow,1997) :

2 2
2 σ ( Z1−α + Z 1−β )
n= 2
( μ0 + μ a )

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z1−α = Tingkat kepercayaan 95 % artinya a = 0,05. Pada a =

0,05

nilai Z = 1,96

Z1− β = Kekuatan uji 95 %, nilai Z = 1,64

σ2 = Standart deviasi pada penelitian sebelumnya, SD2 = σ =

0,1672 = 0,027889

μ0 = Nilai mean pada penelitian sebelumnya 0,97

μa = Nilai mean pada penelitian sebelumnya 0,94

Berdasarkan rumus diatas diperoleh sampelnya sebagai berikut :

2σ2 ( Z1-α +Z1-β )2


n= 2
( μ0 + μa )
54

2*0,0278892 (1,96+1,64 )2
n= 2
( 0,97-0,94 )

2*0,0007777963* (3,6 )2
n= 2
( 0,03 )

2*0,001555593*12,96
n=
0,0009

0,02016049
n=
0,0009

n=22,4005444 ≫ 22 sampel

3.4.3 Tehnik Sampling

Tehnik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subyek penelitian. Pada penelitian ini tehnik sampling

yang digunakan adalah simple random sampling yaitu cara pengambilan

sample dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa

memperhatikan strata ( tingkatan ) dalam anggota populasi tersebut. Hal

ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap sejenis, atau disebut

homogen (Nursalam, 2008).

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

Dilakukan Mengajarkan aktivitas mandiri personal hygiene kepada pasien

defisit perawatan diri. Dilakukan setiap hari selama 4 hari, setiap harinya

terdapat 2x pertemuan ( pagi dan sore ) selama 60 menit.


55

3.6 Alat Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan didalam penelitian ini adalah cheklist.

Cheklist dalam penelitian ini meliputi cheklist identitas responden,

kuesioner penilaian kemandirian pasien defisit perawatan diri. Cheklist diisi

oleh peneliti sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan.

Cheklist yang digunakan oleh peneliti adalah kutuhan perawatan diri

universal (Universal self care requisite) (Orem, 2001).

Kebutuhan perawatan diri universal (Universal self care requisite)

(Orem, 2001) adalah :

a. Pemenuhan kebutuhan udara, pemenuhan kebutuhan udara

menurut Orem yaitu bernapas tanpa menggunakan peralatan oksigen.

b. Pemenuhan kebutuhan air atau minum tanpa adanya gangguan,

menurut Orem kebutuhan air sesuai kebutuhan individu masing-

masing atau 6-8 gelas air/hari.

c. Pemenuhan kebutuhan makanan tanpa gangguan, seperti dapat

mengambil makanan atau peralatan makanan tanpa bantuan.

d. Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan kebersihan permukaan tubuh

atau bagian bagian tubuh. Penyediaan perawatan yang terkait dengan

proses eliminasi, seperti kemampuan individu dalam eliminasi

membutuhkan bantuan atau melakukan secara mandiri seperti BAK dan

BAB. Menyediakan peralatan kebersihan diri dan dapat melakukan

tanpa gangguan.
56

e. Pemenuhan kebutuhan akifitas dan istrahat. Kebutuhan aktivitas

untuk menjaga keseimbangan gerakan fisik seperti berolah raga dan

menjaga pola tidur atau istirahat, memahami gejala-gejala yang

mengganggu intensitas tidur. Menggunakan kemampuan diri sendiri

dan nilai serta norma saat istirahat maupun beraktivitas.

f. Pemenuhan kebutuhan menyendiri dan interaksi sosial.

Menjalin hubungan atau berinteraksi dengan teman sebaya atau

saudara serta mampu beradaptasi dengan lingkungan.

g. Pemenuhan pencegahan dari bahaya pada kehidupan manusia. Bahaya

yang dimaksud berdasarkan Orem adalah mengerti jenis bahaya yang

mebahayakan diri sendiri, mengambil tindakan untuk mencegah bahaya

dan melindungi diri sendiri dari situasi yang berbahaya.

h. Peningkatan perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan

potensi, keterbatasan dan keinginan manusia pada umumnya. Hal-hal

ini dapat mempengaruhi kondisi tubuh yang dapat mempertahankan

fungsi dan struktur qqtubuh manusia dan mendukung untuk

pertumbuhan serta perkembangan manusia.

3.6.2 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

a. Instrumen dan alat ukur

Instrumen dan alat ukur yang digunakan pada penelitian ini

berupa cheklist modifikasi universal self care requisite yang berisi 34

kegiatan.
57

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini melalui data sekunder.

Data didapatkan sendiri oleh peneliti dengan meminta laporan data

pasien defisit perawatan diri di rawat inap kepada staf Rumah Sakit

Jiwa Menur Surabaya selama 6 bulan terakhir.

3.7 Etika Penelitian

3.7.1 Nilai Sosial

Parameter nilai sosial adalah adanya fenomena kebaruan (novelty) dan

upaya mendiseminasikan hasil. Nilai sosial sebenarnya sulit dihitung secara

kuantitatif, namun secara kualitatif umumnya ada 4 faktor:

a. Kualitas informasi/bermakna (pengetahuan) yang dihasilkan,

b. Relevansinya bermakna dengan masalah kesehatan dari komunitas

setempat,

c. Kontribusinya terhadap penciptaan atau evaluasi intervensi, kebijakan,

atau pelaksanaan yang mempromosikan kesehatan individu atau

masyarakat, dan

d. Informasi untuk memahami intervensi, kontribusi promosi kesehatan,

alternatif cara mengatasi masalah, dan lain-lain.

3.7.2 Nilai Ilmiah

Parameter nilai ilmiah adalah mengacu pada kemampuan penelitian

untuk menghasilkan :

a. Informasi yang valid dan handal,

b. Sesuai tujuan yang dinyatakan dalam protokol,


58

c. Dasar untuk penelitian selanjutnya, dan

d. Data yang relevan untuk pengambilan keputusan klinis, kesehatan, dan

kebijakan sosial, atau alokasi sumber daya.

3.7.3 Pemerataan Beban dan Manfaat

Penelitian dapat diterima secara etik bila risiko telah diminimalisir

(baik dengan mencegah potensi-potensi merugikan dan meminimalisir

dampak negatif yang mungkin terjadi) dan manfaat suatu penelitian lebih

besar dibanding risiko. Selain itu juga memastikan bahwa manfaat dan

beban didistribusikan merata, tidak ada status/tingkat kelompok dikenakan

risiko/beban lebih besar. Subjek dilibatkan/dipilih atas pertimbangan ilmiah,

bukan direkrut berdasar status sosial ekonomi, atau atas dasar kewenangan,

atau kemudahan untuk dimanipulasi atau dipilih. Kriteria eksklusi dapat

memperburuk kesenjangan kesehatan; karena itu, justifikasi kriteria

pengecualian kelompok yang membutuhkan perlindungan khusus, dapat

dibenarkan. Kelompok yang tidak mungkin mendapatkan manfaat dari

pengetahuan yang diperoleh dari penelitian, tidak harus menanggung risiko

dan beban bagian secara proporsional terhadap risiko dan beban.

Sebaliknya, kelompok yang kurang terwakili tidak terlibat dalam penelitian

medis harus diberikan akses pelayanan medis yang tepat untuk

berpartisipasi.

3.7.4 Potensi Manfaat dan Resiko

Dalam mempertimbangkan batas tingkat risiko yang dapat diterima,

dan keseimbangan risiko terhadap manfaat, diperlukan pertimbangan yang

merujuk teori-teori moral dan etik dasar sebelumnya dan pernyataan kode
59

etik penelitian. Hampir setiap penelitian yang mengikutsertakan subjek

manusia akan memberikan beberapa “konsekuensi” misalnya risiko seperti

ketidaknyamanan, pengorbanan waktu, atau biaya. Beberapa manfaat yang

sesuai tampaknya diperlukan untuk membenarkan hal itu demi

keseimbangan. Oleh karena itu, penting membedakan berbagai jenis

manfaat hasil penelitian dan berbagai makna moral dari segi subjek.

Misalnya, subjek memperoleh manfaat dari perawatan eksperimental,

walaupun belum terbukti baik dan masih membutuhkan perbaikan, dan

karena sebagian subjek akan dialokasikan sebagai kelompok kontrol

(plasebo). Penelitian klinis seperti ini ditujukan untuk menguntungkan

“pasien masa depan”. Kualitas hidup membaik dengan perawatan yang

dikembangkan dan / atau diadopsi sebagai hasil penelitian atau dengan

menjadi terhindar dari perawatan yang terbukti tidak efektif atau berbahaya.

Seperti manfaat penelitian, kerugian umumnya merupakan “potensi

kemungkinan” bukan “kepastian”. Risiko didefinisikan sebagai probabilitas

bahaya, sehingga potensi terjadinya risiko yang serius akan meningkat

dengan besarnya potensi/kemungkinan bahaya yang akan terjadi.

3.7.5 Bujukan / Eksploitasi / Inducement (Undak)

Dalam penelitian harus dihindari adanya kecurigaan atas klaim

adanya “eksploitatif”, dan pentingnya aspek moral pada klaim tersebut.

Klaim berkaitan dengan aspek manfaat dan bahaya (benefit and harm),

kerentanan (vulnerability), dan persetujuan (consent). Peneliti memerlukan


60

kejelian dan kepekaan untuk mengupayakan terhadap penentuan bagaimana

eksploitasi berkaitan dengan konsep-konsep etik yang lain, untuk

menambah kerangka dan wawasan berpikir etis dalam melakukan

telaah/penilaian penelitian.

3.7.6 Rahasia dan Privacy

Pelanggaran privasi dan kerahasiaan subjek penelitian adalah tidak

menghormati subjek dan dapat menyebabkan hilang kendali atau

memalukan serta kerugian tidak kasat mata seperti stigma sosial, penolakan

oleh keluarga atau masyarakat, atau kehilangan kesempatan misalnya dalam

pekerjaan atau mendapatkan tempat tinggal.

Trust (Percaya) merupakan Kode Etik Profesi. Penyedia

informasi mungkin memiliki harapan yang masuk akal bahwa informasi

mereka akan dirahasiakan, dan penerima informasi wajib menghormatinya.

Hal ini sangat relevan dalam konteks konvensi pelayanan kesehatan, yang

didukung oleh kode etik praktek profesi, bahwa informasi yang diberikan

kepada profesi perawatan kesehatan akan diperlakukan secara rahasia. Jika

peneliti kemungkinan berniat menggunakan informasi rahasia, sebelum

diungkapkan patut diajukan persetujuan kepada subjek. Demikian halnya

dengan data genetik, perilaku, dan lingkungan kepada siapa saja akan

dikomunikasikan.

Strategi lain untuk membuat data rahasia yang tersedia bagi peneliti

adalah anonimus. Koneksitas (hubungan) antara informasi dan individu

jauh, sehingga informasi tidak lagi mengungkapkan apa-apa tentang subjek


61

tersebut. Peneliti harus mengakses data mentah untuk melakukan

anonimisasi dan jika orang yang tidak berhak untuk mengaksesnya di bawah

persyaratan kerahasiaannya maka setidaknya pelanggaran kecil akan terjadi.

Catatan Medis. berbagai penelitian juga meningkatkan kemungkinan

peneliti untuk mempelajari catatan medis atau meminta informasi dari

anggota keluarga, termasuk keluarga almarhum.

3.8 Cara Pengumpulan Data

3.8.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekataan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam

suatua penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung

pada rancangan peneltian dan tehnik intrumen yang digunakan

(Nursalam,2011).

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan 3 tahap:

a. Tahap yang pertama adalah menyerahkan lembar inform consent

kepada responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk

menyetujui prosedur yang akan dilakukan, kemudian setelah responden

setuju ,akan dilakukan penilaian tingkat kemandirian pasien defisit

perawatan diri.

b. Tahap kedua adalah mengajarkan aktivitas mandiri personal hygiene

kepada kelompok perlakuan yang mengalami defisit perawatan diri

pada gangguan jiwa di Rumah sakit Menur Surabaya selama 4 hari

setiap hari.
62

c. Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah penilaian kembali tingkat

kemandirian pasien defisit perawatan diri pada kelompok kontrol dan

perlakuan.

3.9 Pengolahan Data

3.9.1 Pemeriksaan Data ( Editting )

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan

dari data yang telah dikumpulkan. Memonitor jangan sampai terjadi

kekosongan dari data yang dibutuhkan.

3.9.2 Pemberian Skor ( Scoring )

Scoring adalah memberi skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.

a. Kemandirian pasien defisit perawatan mandiri

Total skor yang didapat


Nilai= x 100%
Skor maksimal

Jika mencentang 0 : Tidak melakukan

Jika mencentang 1 : Melakukan tapi tidak sempurna

Jika mencentang 2 : Melakukan dengan baik

Jadi total skor 0 – 68

Jika memperoleh skor maksimal

68
Nilai= x 100%
68

Nilai=1 x 100

Nilai=100

Jika memperoleh skor minimal


63

0
Nilai= x 100%=0
68

Jadi skor yang diperoleh 0 - 100

Kemudian dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Rendah jika total skor < 33%

b. Cukup jika total skor 34% – 66%

c. Tinggi jika total skor 67% - 100%

Tabel 3.3 Blueprint Skala Kemandirian


No Indikator Universal Self Care Requisite Kegiatan
1. Pemenuhan kebutuhan udara 1,2
2. Pemenuhan kebutuhan makanan 3,4,5,6,7,8
3. Pemenuhan kebutuhan air atau minum 9,10
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21
kebersihan permukaan tubuh atau bagian
bagian tubuh
5. Pemenuhan kebutuhan akifitas dan istrahat 22,23,24,25,26
6. Pemenuhan kebutuhan menyendiri dan 27,28,29
interaksi social
7. Pemenuhan pencegahan dari bahaya pada 30,31,32
kehidupan manusia
8. Peningkatan perkembangan dalam 33,34
kelompok sosial sesuai dengan potensi,
keterbatasan dan keinginan manusia pada
umumnya
Total 34

3.9.3 Pemberian Kode ( Coding )

Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap jawaban

dari kuesioner yang telah disebarkan diberi kode dengan karakter masing-

masing. Adapun variable dalam penelitian ini diberi kode sebagai berikut:

Rendah :1

Cukup :2

Tinggi :3

3.9.4 Tabulasi ( Tabulating )


64

Tabulating adalah proses penyusunan data kedalam bentuk tabel.

Pada tahap ini dianggap bahwa data telah selesai diproses sehingga harus

segera disusun kedalam suatu pola formal yang telah dirancang

(Notoatmojdo, 2015).

3.10 Analisa Data

Data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan uji

statistik dan disajikan dalam bentuk tabulasi data.

3.10.1 Analisa Univariat

Analisis yang dilakukan tiap viriabel dari hasil penelitian dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisa univariat bertujuan untuk

menjelaskan dan mendiskripsikan karakteristik setiap variable penelitian

dengan menggunakan uji Homogenitas –shapiro wilk.jika p >  maka data

dinyatakan homogenya.( Notoatmodjo, 2010)

3.10.2 Analisa Bivariat

Pengukuran ini dilakukan untuk pengukuran kemandirian pasien

defisit perawatan diri dalam masing masing analisis sebagai berikut :

Dalam penelitian ini menggunakan analisis sebagai berikut:

a. Uji homogenitas sampel

1) Sampel >50 responden uji kolmogrof

2) Sampel < 50 respondenUji Shapiro wilk

3) Jika p>maka data dinyatakan homogen

4) Jika p maka data dinyatakan tidak homogen


65

b. Mengetahui perbedaan kemandirian pre dan post kelompok perlakuan

1) Jika data homogen uji paried t-test

2) Jika data tidak homogen uji wilcoxon

c. Mengetahui perbedaan kemandirian pre dan post kelompok control

1) Jika ada homogenuji paried t-test

2) Jika ada tidak homogen uji wilcoxon

d. Mengetahui pengaruh aktivitas mandiri : personal hygiene terhadap

kemandirian pasien defisit perawatan diri

1) Jika data homogen uji independen t-test

2) Jika tidak homogen uji mann withney

Uji statistic pada penelitian ini menggunakan  ≤ 0,05


66

3.11 Kerangka Kerja

Variabel Independent Variabel dependent


Aktivitas Mandiri : Personal Hygiene Kemandirian
Populasi: Pasien yang mengalami defisit perawatan diri pada gangguan jiwa di Rumah Sakit Menur
Surabaya sebanyak 61 orang pada 6 bulan terakhir

Rumus Lemeshow Sampling: Purposive sampling

Sample: Pasien defisit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
sejumlah 22 orang

Kelompok perlakuan: 9
Responden

Kelompok kontrol: 9
Responden

Observasi kemandirian

Observasi kemandirian

Diberi aktivitas mandiri : personal Hygiene


67

( Cheklist Universal Self Care Requisite (Orem, 2001))

Tanpa aktivitas mandiri : personal Hygiene

Observasi kemandirian

Observasi kemandirian

Hasil

Hasil

Uji statistic:
a. Univarat
b. Bivariat
1) Uji paried t-test/Wilcoxon
2) Uji independent-test/Mannwitney

KESIMPULAN

Gambar 3.1 Kerangka Kerja


Pengaruh Aktivitas Mandiri : Personal Hygiene Terhadap Kemandirian Pasien
Defisit Perawatan Diri Pada Gangguan Jiwa dengan Pendekatan Teori
Keperawatan Orem

Anda mungkin juga menyukai