Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional merupakan

suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa erat

hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat

(dependen) (Notoatmodjo, 2010). Tujuan dalam penelitian ini untuk

mencari hubungan antara perilaku personal hygiene dengan keluhan

gangguan kulit pada pemulung yang bekerja di TPS Ciroyom Kecamatan

Andir.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data

Pendekatan waktu pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan desain penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika kolerasi dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

responden dan poses pengumpulan karakteristik responden yang

diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2013).

33
34

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di

tetapkan (Sugiyono, 2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Sementara

(TPS) Ciroyom Kecamatan Andir Kota Bandung.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dari bulan April sampai bulan Juni 2018,

sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai bulan

Maret 2018.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis terdiri atas hipotesis kerja/alternatih (Ha)


35

yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau ada

perbedaan antara 2 kelompok variabel dan hipotesis nol (Ho) yang

menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel X dan Y atau tidak

adanya perbedaan antara 2 variabel (Arikunto, 2013). Penelitian ini

menggunakan hipotesis tersebut dengan deskripsi sebagai berikut:

1. Hipotesis alternatif (Ha): ada hubungan antara personal hygiene

(kebersihan kulit, kebersihan tangan, kebersihan kuku dan kaki) dengan

keluhan gangguan kulit pada pemulung di TPS Ciroyom Kota Bandung.

2. Hipotesis nol (Ho): tidak hubungan antara personal hygiene (kebersihan

kulit, kebersihan tangan, kebersihan kuku dan kaki) dengan keluhan

gangguan kulit pada pemulung di TPS Ciroyom Kota Bandung.

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor yang masuk dalam kerangka konsep pada

penelitian ni merupakan faktor-faktor yang harus diketahui dan diamati

sebagai penyebab munculnya gejala-gejala keluhan gangguan kulit. Adapun

kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut:


Variabel Independen Variabel Dependen

Personal Hygiene

1. Kebersihan kulit
Keluhan Gangguan
2. Kebersihan tangan
Kulit
3. Kebersihan kuku dan

kaki

Bagan 3.2
Kerangka Konsep

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hubungan

fungsional atau perannya variabel dibedakan menjadi variabel independen

dan variabel dependen. Penelitian ini memiliki variabel sebagai berikut:

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

perubahan atau tumbulnya variabel dependen. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah perilaku personal hygiene yang dilihat dari

kebersihan kulit, kebersihan tangan, kebersihan kuku dan kaki.

36
2. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Variabel dependen merupakan variabel terikat yang terpengaruh

atau yang dipengaruhi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

keluhan gangguan kulit pada pemulung di TPS Ciroyom Kecamatan

Andir Kota Bandung.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1
Definsi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Skala
Ukur Ukur Ukur
Variabel Inependen
1. Perilaku Kebersihan diri yang Lembar 1. Baik Ordinal
Personal dilakukan responden kuesioner 1. Tidak baik
Hygiene untuk melakukan
personal hygiene,
seperti mandi
menggunakan sabun
secara rutin, mengganti
pakaian sehari sekali,
mencucui tangan
sebelum dan sesudah
makan, setelah
menyentuh sampah

37
menggunakan sabun,
memotong kuku secara
teratur, dan mencuci
kakisebelum tidur.
Variabel Dependen
2. Keluhan Keluhan yang dirasakan Lembar 2. Mengalami Ordinal
Gangguan responden berupa gatal- kuesioner keluhan
Kulit gatal (saat pagi, siang, gangguan
malam, ataupun kulit
sepanjang hari) timbul 0. Tidak
ruam-ruam dan mengalami
kemerahan pada keluhan
permukaan kulit. gangguan
kulit

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Menurut Cooper & Schindler (2014), populasi adalah kumpulan

dari seluruh objek yang akan diteliti. Populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai karakteristk

yang sama yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pemulung yang bekerja di Tempat

Pembuangan sampah Sementara Ciroyom Kecaman Andir yang berjumlah

60 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diselidiki, dan dianggap telah mewakili keseluruhan populasi

(Widiyanto, 2012). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

38
39

menggunakan teknik non-probability sampling yaitu sampel jenuh atau

sering disebut total sampling. Menurut Sugiyono (20130, total sampling

yaitu teknik sampel dengan cara mengambil sluruh anggota popullasi

sebagai responden atau sampel. Sampel dalam penelitan ini adalah seluruh

pemulung yang berada di TPS Ciroyom yang berjumlah 60 orang.

Kriteria sampel digunakan untuk mengurangi bias hasil penelitian.

Kriteria sampel dibedakan menjadi inklusi dan ekslusi (Nursalam, 2013):

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

1) Bersedia menjadi responden.

2) Responden dapat berkomunikasi dengan baik.

3) Responden yang bekerja di TPS Ciroyom.

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah kriteria anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria ekslusi dalam

penelitian ini yaitu:

1) Tidak bersedia menajdi respondenResponden tidak

berada di tempat saat penelitian berlangsung.


40

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tahapan persiapan

a. Menentukan bidang yang akan diteliti dan mendapatkan

persetujuan mengenai tema penelitan dari pembimbing skripsi.

b. Peneliti mengajukan surat permohonan izin studi pendahuluan

penelitian.

c. Peneliti melakukan perizinan pada tiga tempat yaitu pertama

meinta izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung

untuk di arahkan ke PD Kebersihan Kota Bandung.

d. Pengantar dari PD Kebersihan Kota Bandung yang di arahkan

kepada Kepala TPS Ciroyom.

e. Permohonan izin penelitian yang ditujukan kepada Kepala TPS

Ciroyom sebagai tempat penelitian dan menjelaskan studi

pendahuluan dan penelitian yang akan dilakukan.

3. Tahapan pelaksanaan

a. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dengan

menjelaskan prosedur, tujuan dan manfaat penelitian.

b. Jika calon responden setuju untuk ikut serta dalam penelitian, maka

calon responden harus menandatangani lembar persutujuan

(informed consent) tanpa paksaan.


41

c. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner. Apabila responden

kurang mengerti boleh ditanyakan kepada peneliti.

d. Peneliti membagian kuesioner personal hygiene dan kuesioner

keluhan gangguan kulit.

e. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti mengecek

kembali kuesioner yang telah diisi. Kuesioner yang tidak lengkap

dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi.

4. Tahapan akhir

a. Setelah selesai melakukan penelitian maka peneliti melakukan

pengecekan kelengkapan substansi data, pengolahan data dan

analisa data.

b. Peneliti menetapkan hasil.

c. Peneliti menyusun laporan penelitian.

d. Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

e. Peneliti membuat saran berdasarkan hasil penelitian.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipakai untuk

menjembatani antara subjek dan objek (secara substansial antara hal-hal

teoritis dengan empiris, antara konsep dengan data), sejauh mana data

mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung instrumen (yang


42

substansinya disusun berdasarkan penjabaran konsep/penetuan indikator)

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data (Suharsaputra, 2012).

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner. Kuesioner digunakan untuk teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono, 2011). Kuesioner dalam penelitian ini ditanyakan pada

responden yang berisi pertanyaan nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, masa

kerja, personal hygiene (kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku),

dan keluhan gangguan kulit pada pemulung secara subjektif di TPS Ciroyom

Kecamatan Andir Kota Bandung.

Insturmen dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakanalat ukur

kuesioner yang tepat berupa skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah

yang ada di masyarakat (Hidayat, 2017). Skor pilihan jawaban dalam

penelitian ini yaitu: Selalu (SL) 4, Sering (S) 3, Kadang-kadang (KK) 2,

Tidak pernah (TP), 1.

Peneliti membuat 15 item pertanyaan perilaku personal hygiene

dengan menggunakan kuesioner dan 8 item petanyaan keluhan gangguan kulit

dengan menggunakan kuesioner. Adapun uji validitas dan uji reabilitas adalah

sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukut itu

benar-benrae mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo, 2010). Uji


43

validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi pearson

product moment, kemudian setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan

setelah itu baru dilihan penafsiran dar indeks korelasinya (Hidayat,2017)

a. Rumus pearson product moment

n ( ∑ XY )−( ∑ X ) .( ∑ Y )
r hitung =
2
√ {n . ∑ X −(∑ X ) }. { n . ∑ Y −(∑ Y )² }
2 2

Keterangan:

r hitung : koefesien korelasi

ΣX : jumlah skor item

ΣY : jumlah skor total (item)

ΣX Y : jumlah perkalian skor X dan skor Y semua subjek

n : jumlah responden

b. Rumus Uji t

r √( n−2 )
t hitung = 2
√ ( 1−r )
Keterangan:

t : nilai t hitung

r : koefeisen korelasi hasil r hitung

n : jumlah responden

untuk tabel t α = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2). Jika t

hitung > t t tabel berati valid demikian sebaliknya, t hitung < t tabel

tidak valid, apabila instrumen valid, maka indeks korelasinya (r)

adalah sebagai berikut:


44

1) 0,800 – 1,000 : validitas sangat tinggi

2) 0,600 – 0,799 : validitas tinggi

3) 0,400 – 0,599 : validitas sedang

4) 0,200 – 0,399 : validitas rendah

5) 0,000 – 0,199 : validitas sangat rendah

6) 0,000 : tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini cara untuk menilai reliabilitas dengan

pendekatan konsistensi internal. Dengan cara ini pengukuran hanya

dilakukan satu kali (single-trial administration), sehingga dapat lebih

efesien (Suharsaputra, 2012). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan Alpha Cronbarch adapun rumus Alpha Cronbarch sebagai

berikur:

K ∑ SD b2
α= (
K −1
1− )(
SD t 2 )
Keterangan:

SDb 2 : varians skor kelompok

SDt 2 : varians skor total


45

K : kelompok/jumlah item

Jika r alpha > r tabel konstata (0,600) maka penyataan tersebut

sudah reliabel demikian sebaliknya, r alpha < r tabel konstanta (0,600)

maka pernyataan tidak reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai

indeks korelasi (r) yang dikutip dari Arikunto (2010), sebagai berikut:

a. 0,800 – 1,000 : reliabelitas sangat tinggi

b. 0,600 – 0,800 : reliabilitas tinggi

c. 0,400 – 0,600 : reliabilitas sedang

d. 0,200 – 0,400 : reliabilitas rendah

e. 0,000 – 0,200 : reliabilitas sangat rendah

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan lagkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data.

Pengumpulam data dapat dilakukan dalam berbagai setting (tempat), sumber,

dan cara (SugiySono, 2010). Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini

yaitu:

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini berupa perilaku personal

hygiene dan keluhan gangguan kulit pada pemulung diperoleh melalui

kuesioner yang digunakan untuk mencari jawaban dari pertanyaan

penelitian.
46

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada di

PD Kebersihan Kota Bandung dan TPS Ciroyom yang digunakan untuk

mengetahui kondisi TPS, sarana dan prasana yang ada di TPS. Dimana

data sekunder ini nantinya akan digunakan untuk membantu pada saat

pembahasan hasil penelitian.

K. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik pengolahan data

a. Pengeditan (Editing)

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul. Peneliti melihat kembali data yang terkumpul

dikhawatirkan ada ketertinggalan atau kesalahan

(Hidayat,2017).

b. Pengkodean (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis


47

data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode

dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku

(codebook) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2017).

c. Memasukan Data (Data Enter)

Data entry merupakan kegiatan memasukan data yang

telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database

komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana

atau dengan membuat tabel kontigensi (Hidayat, 2017).

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Semua data responden selesai dimasukan, maka

kembali dicek untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).

2. Analisa data

a. Analisa univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakterisitik setiap variabel penelitian.

Analisis univariat ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Variabel

tersebut adalah perilaku personal hygiene (kebersihan kulit,

kebersihan tangan, kebersihan kuku dan kaki) dan keluhan


48

gangguan kulit. Data yang diperoleh dikumpulkan dan

disajikan dalam bentuk tabel.

Menurut Budiarto (2001), untuk menghitung distribusi

frekuensi dengan rumus:

f
P= X 100 %
N

Keterangan:

P : presentase

f : frekuensi

N : jumlah proporsi (reponden)

Setelah data tabulasi dideskripsikam dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2010):

1) 0% : tidak satupun responden.

2) 1% - 25% : sebagian kecil responden.

3) 26% - 49% : kurang dari setengah responden.

4) 50% : setengah responden.

5) 51% - 75% : lebih dari setegah responden.

b. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk

menentukan apakah distribusi sebuah data normat ataupun

tidak (Hidayat, 2017). Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Rumus

Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:


49

KD=1,36
√ n1 + n2
n1 n2

Keterangan:

KD : jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari.

n1 : jumlah sampel yang diperoleh

n2 : jumlah sampel yang diharapkan

(Sugiyono, 2013).

Uji kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov, jika p value > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika p value < 0,05 maka data berdistribusi tidak

normal.

c. Analisa bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara perilaku personal hygiene dengan

keluhan gangguan kulit. Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini apabila data berdistribusi normal adalah uji

korelasi pearson. Cara dalam penggunaan uji ini adalah sebagai

berikut:

1) Membuat hipotesis.
50

2) Membuat tabel penolong untuk menghitung

korelasi.

3) Menentukan r hitung dengan rumus sebagai berikut:

n ( ∑ XY ) −( ∑ X ) . ( ∑ Y )
r hitung =
2 2
√ [ n . ∑ X −( ∑ X ) ² ] . [ n . ∑ Y −( ∑ Y ) ² ]
Keterangan:

r hitung : koefesien korelasi

Σ Xi : jumlah skor item

ΣYi : jumlah skor total

n : responden

4) Menentukan besarnya kontribusi variabel X

terhdapa Y dengan rumus sebagai berikut.

KP=r 2 X 100 %

5) Menguji signifikasi dengan rumus t hitung

r √( n−2 )
t hitung = 2
√ ( 1−r )
Keterangan:

t : nilai t hitung

r : koefesien korelasi hasil r hitung

n : jumlah responden

6) Membuat kesimpulan
51

Jika t hitung ≥ t tabel Ho ditolak, berarti ada

hubungan antara perilaku personal hygiene dengan

keluhan gangguan kulit.

Jika t hitung ≤ t tabel Ho diterima atau gagal

menolak Ha, berarti tidak ada hubungan antara

perilaku personal hygiene dengan keluhan

gangguan kulit.

t tabel dapat ditentukan dengan dk = n-1, dengan α

(0,05)

(Hidayat, 2017).

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

apabila data berdistribusi tidak normal adalah korelasi

Spearmen Rank. Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat

atau eratnya hubungan antara dua variabel yang berskala

ordinal. Cara dalam penggunaan uji ini adalah sebagai berikut:

1) Membuat hipotesis

2) Membuat tabel penolong untung menghitung

ranking

3) Menentukan r s hitung dengan rumus berikut:

6∑ d2
r s=1−
n ( n2 −1 )

Keterangan:

rs : nilai korelasi Spearman Rank


52

d2 : selisih setiap pasangan rank

n : jumlah pasangan rank untuk spearman

(5 < n < 30)

4) Menentukan nilai r s tabel Spearman

5) Menetukan Z hitung dengan rumus sebagai berikut:

rs
Z hitung =
1/ √ ( n−1 )

6) Membuat kesimpulan

Apabila Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak, berarti

ada hubungan antara perilaku personal hygiene

dengan keluhan gangguan kulit.

Jika Z hitung < Z tabel Ho diterima atau gagal

menolak Ha, berarti tidak ada hubungan antara

perilaku personal hygiene dengan keluhan

gangguan kulit.

Taraf signifikan 5% harga Z tabel: Z 0,475: 1,96

(Hidayat, 2017)

Nilai korelasi menurut Dahlan (2011) dalama

menginterpretaskan koefesian korelasi sebagai berikut:

a) 0,00 – 0,199 : korelasi sangat lemah

b) 0,20 – 0, 399 : korelasi lemah

c) 0,40 – 0,599 : korelasi sedang

d) 0,60 – 0,799 : korelasi kuat


53

e) 0,80 – 1, 000 : korelasi sangat kuat

L. Etika Penelitian

Etika penelitian menunjukkan prinsip-prinsip etis yang diterapkan

dalam suatu penelitian yang dimulai dari prorposal penelitian sampai dengan

publikasi hasil penelitian, sehingga bagi peneliti dapat memegang teguh

prinsip dari penelitian. Menurut Notoatmodjo (2010) menjelaskan prinsip dari

etika penelitian yaitu:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Peneliti perlu pempertimbangkan hak responden penelitian untuk

mendapatkan informasi. Peneliti juga memberikan kebebasan kepada

responden untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Dalam penelitian ini peneliti mempersiapkan lembar

persetujuan (inform consent) yang mencakup:

a. Penjelasan manfaat penelitian.

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan.

c. Penjelasan manfaat yang didaptakan.

d. Persetujuan peneliti untuk dapat menjawab setiap pertanyaan

yang diajukan responden berkaitan dengan prosedur penelitian.

e. Persetujuan responden dapat mengundurkan diri sebagai objek

penelitian kapan saja.


54

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan

informasi yang diberikan oleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan responden penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap orang mempunya kebebasan untuk tidak memberikan

informasi kepada orang lain . peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas dan kerahasiaan responden. Peneliti cukup

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice and inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan keadilan perlu dijaga oleh peneliti yakni

dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin

bahwa semua responden penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan

yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis, dan

sebagainya.

4. Memperhatikan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits)

Penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi masyarakat pada umumnya, dan responden penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi responden. Pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah

atau paling tidak menguragi rasa sakit, cidera, maupun stres pada

responden penelitian.

Anda mungkin juga menyukai