Anda di halaman 1dari 13

JENIS PENELITIAN

• Berdasarkan ruang lingkup.

1. Penelitian kasus.

- Objeknya hanya satu kasus.

- Kesimpulannya hanya berlaku pada kasus yg diteliti

2. Penelitian inferensial.

- Objeknya populasi kasus dan meluas.

- Kesimpulannya digenerlisasi untuk populasi.

• Berdasarkan tempat.

1. Penelitian lapangan.

- Dilingkungan alami dimana kegiatan dilakukan

sehari-hari.

- Satu atau lebih kelompok diberikan perlakuan

tertentu.

- Sulit mengontrol semua variabel pengganggu.

2. Penelitian laboratorium.

Dilakukan dilaboratorium dgn kondisi yg ideal yg dapat dikendalikan.

• Waktu pengumpulan data.

1. Penelitian longitudinal.

- Populasi yg diteliti adalah sama dan diamati selama

priode waktu tertentu.

- Populasi yg beragam diamati dalam waktu yg sama.

- Bisa bersifat retrospektif atau prospektif.

2. Penelitian cross sectional.

Pada beberapa populasi yg diamati pada waktu yg sama.


• Ada tidaknya perlakuan.

1. Penelitian eksperimental.

- Memberikan perlakuan pada objek.

- Dapat mengendalikan variabel.

- Menyatakan adanya hubungan sebab akibat.

2. Penelitian noneksperimental .

- Tidak memberikan perlakuan pada objek.

- Hanya mengamati kejadian yg sudah ada.

- Sulit menyatakan hubungan sebab akibat.

• Tujuan penelitian.

1. Penelitian deskriptif.

- Tidak ada analisis hubungan antar variabel.

- Tidak ada variabel bebas dan terikat.

- Bersifat umum yg membutuhkan jawaban di mana,

kapan, berapa banyak dan siapa.

- Analisis statistik yg digunakan adalah deskriptif.

2. Penelitian analitis .

- Terdiri variabel bebas dan terikat.

- Membutuhkan jawaban mengapa dan bagaimana.

- Analisis statistik yg digunakan statistik inferensial.

• Sumber data.

1. Penelitian primer.

- Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti.

- Data belum ada.

- Tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian.


2. Penelitian sekunder .

- Data dikumpulkan oleh pihak lain.

- Data sudah ada.

RANCANGAN PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian Noneksperimental.

- Penelitian Observational Bersifat Deskriptif Eksploratif Nonhipotesis.

 Bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yg terjadi.

 Berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status
perkawinan, pola hidup, dll atau menggambarkan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu.

Contoh: Deskripsikan atau gambarkan perilaku Perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, ke dalam
kategori perilaku baik, cukup dan kurang.

- Penelitian Observational Bersifat analitis Inferensial hipotesis.

 Bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel yg sifatnya bukan hubungan sebab akibat.

Terdiri dari 3 macam:

1. Studi Cross Sectional.

2. Studi Kasus – Kontrol.

3. Studi Kohort.
1. Studi Cross Sectional.

 Studi yang peneliti mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung
(efek) dengan melakukan pengukuran sesaat.

2. Studi Kasus – Kontrol. (retrospektif)

 Studi yang menelaah hubungan antara efek (penyakit) tertentu dengan faktor risiko tertentu.

 Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyeakit tertentu (yg disebut
sebagai kasus) dan kelompok tanpa efek (yg disebut sebagai kontrol). Kemudian secara retrosfektif
diteliti faktor risiko yg dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan kontrol tidak.

3. Studi Kohort. (Prospektif)

 Studi yang mengamati sekelompok individu yg terpapar faktor risiko dibandingkan dgn sekelompok
individu yg tidak terpapar faktor risiko.

 Penelitian dimulai dengan sekelompok subyek yg belum mengalami pajanan terhadap faktor risiko dan
belum mengalami penyakit atau efek yg diteliti diikuti secara prosfektif.

 Secara alamiah mereka terbagai menjadi 2 kelompok yakni; kelompok faktor risiko (kelompok riset) dan
kelompok tanpa faktor risiko (kelompok kontrol).

2. Rancangan Penelitian Eksperimental .

 Studi yang memberikan bukti sebab akibat yang paling andal/dipercaya.


 Pada studi ini para individu dibagi secara acak menjadi sedikitnya dua kelompok. Satu kelompok diberi
intervensi (eksperimen) sedangkan kelompok lain tidak diberi intervensi.

Jenis Penelitian Eksperimnetal :

1. Pre Experimental Design.


2. Quasy Esperimental Design.
3. True Eksperimental Design.
Pre Experimental Design. (yang paling lemah)

Rancangan ini terdiri atas :

1. One shot case study


Penelitian dilakukan dengan memberikan intervensi/ perlakuan untuk kemudian dilihat dampaknya.

2. Pretest – postest
Penelitian dilakukan dengan memberikan prestest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan
intervensi. Setelah diberikan intervensi kemudian dilakukan kembali postest (pengamatan akhir).

3. Statik group comparison


Rancangan dilakukan dgn cara menambah kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan setelah diberikan
perlakuan dilakukan pengamatan, pada kelompok kontrol hanya dilakukan pengamatan saja.

Contoh penelitian pra eksperimental ‘sebelum-setelah’:


Klinik rawat-jalan rumah sakit X sangat kacau-balau. Waktu tunggu untuk para pasien yang lebih dari 5 jam
sebelum mereka disilakan adalah hal yang wajar. Manajemen rumah sakit itu melakukan penelitian untuk
menganalisis ketidakberesan itu dan melaksanakan sebagian besar rekomendasi yang dibuat. Tiga bulan
kemudian, penelitian lain dilakukan untuk memeriksa seberapa jauh ketidakberesan itu telah diselesaikan dan di
bagian mana tindakan lebih jauh dibutuhkan.

Quasy Esperimental Design. (Jenis rancangan penelitian lebih baik validitas internalnya)

Rancangan ini terdiri atas :

1. Time series design.


Penelitian dilakukan sampel penelitian sebelum dilakukan perlakuan pengukuran beberapa kali dan
sesudah perlakuan juga dilakukan beberapa kali pengukuran

2. Non equivalent control group design.


Sampel dilakukan pengukuran sebelum diberi perlakuan , kemudian setelah diberikan perlakuan
dilakukan pengukuran lagi.

3. Equivalent time sample design


Sampel dipilih dua sampel yang ekivalen waktunya. Sampel A diberikan perlakuan X dan sampel B tidak
diberikan perlakuan , keduanya kemudian dilakukan pengukuran secara berulang-ulang.

Contoh penelitian kuasi-eksperimental:


Seorang periset berencana untuk mengkaji efek pendidikan kesehatan berdasarkan tingkat partisipasi populasi
desa pada kampanye imunisasi. Dia memutuskan untuk memilih satu desa tempat sesi pendidikan kesehatan
tentang imunisasi akan diberikan dan desa lain yang tidak menerima pendidikan kesehatan; desa lain ini berfungsi
sebagai kontrol. Kampanye imunisasi di kedua desa akan dilaksanakan dengan cara yang sama. Survei kemudian
dilakukan untuk menentukan apakah cakupan imunisasi di desa tempat pendidikan kesehatan diberikan sebelum
kampanye berbeda secara signifikan dengan cakupan di desa ‘kontrol’ yang tidak menerima pendidikan
kesehatan.
(Catatan: Penelitian itu adalah kuasi-eksperimental karena para subjek tidak ditentukan secara acak menjadi
kelompok kontrol atau kelompok eksperimental).

True Eksperimental Design (Jenis rancangan penelitian yang mempunyai ketelitian tinggi karena
sampelnya dipilih secara acak dan ada kelompok kontrolnya)

Rancangan ini terdiri atas :

1. Randomized pretest-postest control group design.


Penelitian dilakukan dengan ada dua kelompok dipilih secara acak. Diberi pretest untuk mencari
perbedaan dgn kelompok kontrol terhadap eksperimen yang akan dilakukan.

2. Randomized postest only control design.


Dua kelompok dipilih secara acak. Kemudian satu kelompok diberi perlakuan , sedangkan yg lainnya
tidak. Kemudian langsung dilakukan pengukuran.

3. Solomon four group design


Sampel dibagi empat kelompok. Kelompok pertama dilakukan pengamatan, kemudian diberi perlakuan
kemudian diukur, kelompok kedua tanpa perlakuan kemudian diukur, kelompok tiga langsung
diberikan perlakuan dan sesudahnya dilakukan pengamatan, sedangkan kelompok keempat langsung
diukur.

VARIABEL PENELITIAN
• Variabel bebas (variabel yg bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain) SEBAB

• Variabel tergantung (variabel yg berubah akibat perubahan variabel bebas). AKIBAT


• Variabel perantara (variabel yang menjadi penghubung terjadinya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tergantung)

• Variabel perancu/pengganggu (variabel yang berhubungan dgn variabel bebas dan variabel tergantung,
tetapi bukan merupakan variabel antara)

• Variabel penekan atau prakondisi (Variabel (X1) ini merupakan prasyarat bekerjanya variabel bebas (X)
terhadap variabel tergantung (Y).

JENIS-JENIS POPULASI
 Populasi sasaran (target) merupakan keseluruhan subyek, item, pengukuran, yang ingin ditarik
kesimpulan oleh peneliti melalui infrensi

 Populasi sumber (terjangkau) merupakan himpunan subyek dari populasi sasaran yang digunakan
sebagai sumber pencuplikan subyek penelitian. Prinsipnya populasi sumber memiliki karakteristik yang
sama dengan populasi sasaran

 Populasi eksternal adalah merupakan populasi yang lebih luas atau diluar populasi sasaran.
Teknik penarikan/pengambilan sample
1. Probability Sampling (random sampling)

Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsure atau elemen sampling diberi kesempatan yang sama dan
persis sama untuk diikutkan/dipilih dalam sample.

Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau daftar
unsure/elemen populasi (kerangka sample/sampling frame).

- Simple Random Sampling ( Penarikan sample secara Random/Acak Sederhana)


Caranya :
• Dengan mengundi elemen/anggota populasi
• Dengan menggunakan tabel angka random

- Systematic Random Sampling (Penarikan sample secara sistematik)

- Stratified Random Sampling (Penarikan Sampel Startifikasi)


Caranya:
• Menetapkan kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penetuan strata (lapisan).
• Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi ke dalam sub-subpopulasi (setiap subpopulasi diasumsikan
homogen)
• Penentuan besar sampel pada masing-masing subpopulasi bisa proporsional bisa pula tidak.
• Penentuan usnsur bisa simple random/systematic

- Cluster Sampling (Penarikan Sampel Berkelompok)

- Multistage Sampling (Penarikan Sampel Secara Bertahap)


Hampir sama dengan cluster, dengan tahap lebih dari satu kali (misal propinsi, kabupaten, kecamatan,
kelurahan/desa dan seterusnya)

- Area Sampling ( Penarikan Sampel Wilayah)

2. Non Probability Sampling (non random sampling)

- .Purposive Sampling (Penarikan Sampel Secara Sengaja)


• Cara ini membutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang baik dari peneliti terhadap populasi
penelitian.
• Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota sample, maka peneliti harus benar-benar mengetahui
dan beranggapan bahwa orang yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai
dengan permasalahan penelitian.
- Quota Sampling (Penarikan Sampel Jatah)
• Cara ini mirip dengan stratified sampling, yaitu dengan membagi populasi ke dalam sub-sub populasi
sesuai dengan fokus penelitian.
• Penarikan sample jatah dilakukan bila peneliti tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci dari setiap strata
populasinya.

- Snow-ball Sampling (Penarikan Sampel Bola Salju)


• Cara penarikan sampel ini dimulai dengan jumlah yang sedikit akhirnya menjadi banyak, dengan
beberapa tahap.
• Pertama, menentukan satu atau beberapa orang untuk diwawancarai. Selanjutnya orang-orang tersebut
akan berperan sebagai titik awal penarikan sampel selanjutnya.

- Sequential Sampling
• Penarikan sample ini dimulai dengan pengambilan sample dalam jumlah kecil, kemudian data dianalisis.
Jika hasilnya masih diragukan, maka sample diambil yang lebih besar dan seterusnya.

- Accidental/Haphazard Sampling (Penarikan Sampel Secara Kebetulan)


• Penarikan sample ini dilakukan dengan cara memilih orang yang kebetulan ditemui.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Di dalam pengumpulan data, kita harus sistematis. Jika data dikumpulkan secara serampangan, jawaban atas
pertanyaan riset akan sulit disimpulkan.

Jenis teknik pengumpulan data :

1. Penggunaan informasi yang tersedia


2. Observasi
3. Wawancara (tatap muka)
4. Pengelolaan kuesioner tertulis
5. Diskusi kelompok berfokus
6. Teknik –teknik proyeksi, pemetaan, penentuan skala

Penggunaan informasi yang tersedia

• Biasanya ada sejumlah besar data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain; data itu tidak perlu data yang
telah dianalisis atau dipublikasikan.

• Contohnya, analisis untuk informasi yang dikumpulkan secara rutin melalui fasilitas kesehatan dapat
sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah intervensi tertentu atau aliran pasokan obat, atau untuk
mengidentifikasi peningkatan insiden penyakit tertentu. Dengan alat , Daftar tilik (check─list) atauLembar
kompilasi.
Observasi
Ada 3 jenis pengamatan :

• Pengamatan terlibat. (Pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam kontak sosial yg tengah
diselidiki.)biasanya dipakai dalam dalam penelitian yg bersifat eksploratif

• Pengamatan sistematis.(Berisi faktor2 yg diperlukan dan sudah dikelompokkan ke dalam kategori-


kategori. Pada umumnya didahului suatu pengamatan pendahuluan, yakni dgn pengamatan terlibat.)

• Pengamatan terkendali.(Semua kondisi dan faktor2nya dapat diatur dan dikendalikan.)

Alat2 pengamatan : Check List, Skala penilaian, Daftar riwayat kelakuan. Dan Alat-alat mekanik.

Wawancara (tatap muka)

1. Wawancara tidak terpimpin (kurang efisien, realibilitasnya kurang, memboroskan dan sulit untuk
dianalisa) .

2. Wawncara terpimpin (Pengumpulan dan pengolahan dapat dgn cermat, hasil dpt disajikan secara
kualitatif dan kuantitatif dan interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang).

3. Wawancara bebas terpimpin (adanya keluwesan dan arah yang jelas).

4. Free Talk dan Diskusi (interviewer bertindak bukan hanya sebagai pencari data, tetapi juga sebagai
sugester, motivator dan educator).

Alat wawancara :

1. Pedoman wawancara(Kuesioner).
2. Daftar Periksa (Check List).

PENGELOLAAN KUESIONER TERTULIS ( ANGKET)


KUESIONER TERTULIS (disebut juga kuesioner yang dilakukan sendiri (self-administered) ) adalah perkakas
pengumpulan data yang berisi pertanyaan tertulis yang akan dijawab secara tertulis oleh para responden

Diskusi Kelompok Berfokus (FGD)


Diskusi kelompok berfokus merupakan diskusi bebas tentang masalah tertentu yang dilakukan sekelompok orang
yang terdiri dari 8─12 narasumber dan dipandu seorang fasilitator atau reporter
Contoh :
Instalasi Farmasi Rumah sakit (IFRS) merupakan suatu bagian yang menangani
pelayananan farmasi yang merupakan salah satu pusat pendapatan rumah sakit . Banyaknya
permintaan obat oleh pasien rawat jalan dan rawat inap mengakibatkan peningkatan waktu
pelayanan dan waktu tunggu pembeli.

Proses yang mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker, mulai
dari penerimaan resep atau permintaan obat bebas dengan memastikan penyerahan obat
yang tepat pada penderita tersebut serta kemampuannya mengkonsumsi sendiri dengan
baik disebut proses dispensing obat. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kementerian Kesehatan waktu dispensing obat adalah sebesar < 60 menit.

Dalam proses dispensing terdapat 6 (enam) tahapan yang meliputi ; menerima dan
memvalidasi resep, mengkaji resep untuk kelengkapan, menginterpretasikan resep, menapis
profil pengobatan penderita dan menyiapkan, membuat, atau meracik obat, serta
menyampaikan obat kepada penderita. Dari hasil evaluasi selama tahun 2018 di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin diperoleh rata-rata nilai dispensing obat adalah
sebesar 70 menit.

Seorang mahasiswa S1 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin


akan melakukan penelitian tentang Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu
dispensing obat racikan di depo farmasi intalasi rawat jalan RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin pada bulan Maret 2019.

BERDASARKAN DATA DASAR TERSEBUT DIATAS, APABILA SAUDARA MAU


MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN, JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI
BAWAH INI DENGAN JELAS DAN SINGKAT MENURUT APA YANG SAUDARA KETAHUI :

Rumusan masalah :apakah ada kaitan antara penggunaan analgetik dan OAINS dengan
kejadian Gagal ginjal kronis?

Tujuan nya : untuk menganalisis apakah ada kaitan antara penggunaan analgetik dan
OAINS dengan kejadian GGK

Hipotesis : ada kaitan antara penggunaan analgetik dan oains menyebabkan gagal ginjal
kronis.

Populasi : pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa


Jenis dan rancnagan penelitian : jenis nya lapangan. Rancangan penelitian nya
noneksperimental , pnelitian observasional bersifat analisis inferensial hipotesis case
kontrol. Karna langsung survey di lapangan, dengan hipotesis dan mencari hubungan
gaktor resiko dan efeknya.

Variabel bebas (sebab): penggunaan analgetik dan oains

Variabel terikat (akibat): gagal ginjal kronis

Teknik pengmbilan sampelnya : non random …?


Alat pengumpulan data : koesioner.

Teknik pengumpulan data bole lebih dari 1: pengelolaan kuisioner tertulis, penggunaan
informasi yang tersedia.

Contoh :

Instalasi Farmasi Rumah sakit (IFRS) merupakan suatu bagian yang menangani
pelayananan farmasi yang merupakan salah satu pusat pendapatan rumah sakit .
Banyaknya permintaan obat oleh pasien rawat jalan dan rawat inap mengakibatkan
peningkatan waktu pelayanan dan waktu tunggu pembeli.

Proses yang mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker, mulai dari
penerimaan resep atau permintaan obat bebas dengan memastikan penyerahan obat yang
tepat pada penderita tersebut serta kemampuannya mengkonsumsi sendiri dengan baik
disebut proses dispensing obat. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kementerian Kesehatan waktu dispensing obat adalah sebesar < 60 menit.

Dalam proses dispensing terdapat 6 (enam) tahapan yang meliputi ; menerima dan
memvalidasi resep, mengkaji resep untuk kelengkapan, menginterpretasikan resep,
menapis profil pengobatan penderita dan menyiapkan, membuat, atau meracik obat, serta
menyampaikan obat kepada penderita. Dari hasil evaluasi selama tahun 2018 di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin diperoleh rata-rata nilai dispensing obat adalah
sebesar 70 menit.

Seorang mahasiswa S1 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin


akan melakukan penelitian tentang Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu
dispensing obat racikan di depo farmasi intalasi rawat jalan RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin pada bulan Maret 2019.
BERDASARKAN DATA DASAR TERSEBUT DIATAS, APABILA SAUDARA MAU MEMBUAT
PROPOSAL PENELITIAN, JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN
JELAS DAN SINGKAT MENURUT APA YANG SAUDARA KETAHUI :

Rumusan masalah :apakah ada Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu dispensing obat
racikan di depo farmasi intalasi?

Tujuan nya : untuk menganalisis ada Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu dispensing
obat racikan di depo farmasi intalasi

Hipotesis : ada Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu dispensing obat racikan di depo
farmasi intalasi.

Populasi : tenaga yang melakukan dispensing..

Jenis dan rancnagan penelitian :


jenis nya waktu, longitudinal.
Rancangan penelitian nya noneksperimental , pnelitian observasional bersifat analisis
inferensial hipotesis cross sectional

Variabel bebas (sebab): kelengkapan tenaga

Variabel terikat (akibat): waktu dispensing obat racikan

 makin bnayak tenaga kerja nya waktu nya makin singkat.

Teknik pengmbilan sampelnya : non random acidensial sampling. Karna tdak semuanya
melakukan dispensing, ada yang malakukan ad yg tdk

Teknik pengumpulan data bole lebih dari 1: pengelolaan kuisioner tertulis, penggunaan
informasi yang tersedia, observasi.

Kohort : ada kelompok paparan, ada kelompok kontrol.


Case kontrol : ada kelompok kasus ada kelompok kontrol.

Anda mungkin juga menyukai