1. Penelitian kasus.
2. Penelitian inferensial.
• Berdasarkan tempat.
1. Penelitian lapangan.
sehari-hari.
tertentu.
2. Penelitian laboratorium.
1. Penelitian longitudinal.
1. Penelitian eksperimental.
2. Penelitian noneksperimental .
• Tujuan penelitian.
1. Penelitian deskriptif.
2. Penelitian analitis .
• Sumber data.
1. Penelitian primer.
RANCANGAN PENELITIAN
Berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status
perkawinan, pola hidup, dll atau menggambarkan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu.
Contoh: Deskripsikan atau gambarkan perilaku Perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, ke dalam
kategori perilaku baik, cukup dan kurang.
Bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel yg sifatnya bukan hubungan sebab akibat.
3. Studi Kohort.
1. Studi Cross Sectional.
Studi yang peneliti mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung
(efek) dengan melakukan pengukuran sesaat.
Studi yang menelaah hubungan antara efek (penyakit) tertentu dengan faktor risiko tertentu.
Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyeakit tertentu (yg disebut
sebagai kasus) dan kelompok tanpa efek (yg disebut sebagai kontrol). Kemudian secara retrosfektif
diteliti faktor risiko yg dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan kontrol tidak.
Studi yang mengamati sekelompok individu yg terpapar faktor risiko dibandingkan dgn sekelompok
individu yg tidak terpapar faktor risiko.
Penelitian dimulai dengan sekelompok subyek yg belum mengalami pajanan terhadap faktor risiko dan
belum mengalami penyakit atau efek yg diteliti diikuti secara prosfektif.
Secara alamiah mereka terbagai menjadi 2 kelompok yakni; kelompok faktor risiko (kelompok riset) dan
kelompok tanpa faktor risiko (kelompok kontrol).
2. Pretest – postest
Penelitian dilakukan dengan memberikan prestest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan
intervensi. Setelah diberikan intervensi kemudian dilakukan kembali postest (pengamatan akhir).
Quasy Esperimental Design. (Jenis rancangan penelitian lebih baik validitas internalnya)
True Eksperimental Design (Jenis rancangan penelitian yang mempunyai ketelitian tinggi karena
sampelnya dipilih secara acak dan ada kelompok kontrolnya)
VARIABEL PENELITIAN
• Variabel bebas (variabel yg bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain) SEBAB
• Variabel perancu/pengganggu (variabel yang berhubungan dgn variabel bebas dan variabel tergantung,
tetapi bukan merupakan variabel antara)
• Variabel penekan atau prakondisi (Variabel (X1) ini merupakan prasyarat bekerjanya variabel bebas (X)
terhadap variabel tergantung (Y).
JENIS-JENIS POPULASI
Populasi sasaran (target) merupakan keseluruhan subyek, item, pengukuran, yang ingin ditarik
kesimpulan oleh peneliti melalui infrensi
Populasi sumber (terjangkau) merupakan himpunan subyek dari populasi sasaran yang digunakan
sebagai sumber pencuplikan subyek penelitian. Prinsipnya populasi sumber memiliki karakteristik yang
sama dengan populasi sasaran
Populasi eksternal adalah merupakan populasi yang lebih luas atau diluar populasi sasaran.
Teknik penarikan/pengambilan sample
1. Probability Sampling (random sampling)
Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsure atau elemen sampling diberi kesempatan yang sama dan
persis sama untuk diikutkan/dipilih dalam sample.
Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau daftar
unsure/elemen populasi (kerangka sample/sampling frame).
- Sequential Sampling
• Penarikan sample ini dimulai dengan pengambilan sample dalam jumlah kecil, kemudian data dianalisis.
Jika hasilnya masih diragukan, maka sample diambil yang lebih besar dan seterusnya.
• Biasanya ada sejumlah besar data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain; data itu tidak perlu data yang
telah dianalisis atau dipublikasikan.
• Contohnya, analisis untuk informasi yang dikumpulkan secara rutin melalui fasilitas kesehatan dapat
sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah intervensi tertentu atau aliran pasokan obat, atau untuk
mengidentifikasi peningkatan insiden penyakit tertentu. Dengan alat , Daftar tilik (check─list) atauLembar
kompilasi.
Observasi
Ada 3 jenis pengamatan :
• Pengamatan terlibat. (Pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam kontak sosial yg tengah
diselidiki.)biasanya dipakai dalam dalam penelitian yg bersifat eksploratif
Alat2 pengamatan : Check List, Skala penilaian, Daftar riwayat kelakuan. Dan Alat-alat mekanik.
1. Wawancara tidak terpimpin (kurang efisien, realibilitasnya kurang, memboroskan dan sulit untuk
dianalisa) .
2. Wawncara terpimpin (Pengumpulan dan pengolahan dapat dgn cermat, hasil dpt disajikan secara
kualitatif dan kuantitatif dan interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang).
4. Free Talk dan Diskusi (interviewer bertindak bukan hanya sebagai pencari data, tetapi juga sebagai
sugester, motivator dan educator).
Alat wawancara :
1. Pedoman wawancara(Kuesioner).
2. Daftar Periksa (Check List).
Proses yang mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker, mulai
dari penerimaan resep atau permintaan obat bebas dengan memastikan penyerahan obat
yang tepat pada penderita tersebut serta kemampuannya mengkonsumsi sendiri dengan
baik disebut proses dispensing obat. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kementerian Kesehatan waktu dispensing obat adalah sebesar < 60 menit.
Dalam proses dispensing terdapat 6 (enam) tahapan yang meliputi ; menerima dan
memvalidasi resep, mengkaji resep untuk kelengkapan, menginterpretasikan resep, menapis
profil pengobatan penderita dan menyiapkan, membuat, atau meracik obat, serta
menyampaikan obat kepada penderita. Dari hasil evaluasi selama tahun 2018 di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin diperoleh rata-rata nilai dispensing obat adalah
sebesar 70 menit.
Rumusan masalah :apakah ada kaitan antara penggunaan analgetik dan OAINS dengan
kejadian Gagal ginjal kronis?
Tujuan nya : untuk menganalisis apakah ada kaitan antara penggunaan analgetik dan
OAINS dengan kejadian GGK
Hipotesis : ada kaitan antara penggunaan analgetik dan oains menyebabkan gagal ginjal
kronis.
Teknik pengumpulan data bole lebih dari 1: pengelolaan kuisioner tertulis, penggunaan
informasi yang tersedia.
Contoh :
Instalasi Farmasi Rumah sakit (IFRS) merupakan suatu bagian yang menangani
pelayananan farmasi yang merupakan salah satu pusat pendapatan rumah sakit .
Banyaknya permintaan obat oleh pasien rawat jalan dan rawat inap mengakibatkan
peningkatan waktu pelayanan dan waktu tunggu pembeli.
Proses yang mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Apoteker, mulai dari
penerimaan resep atau permintaan obat bebas dengan memastikan penyerahan obat yang
tepat pada penderita tersebut serta kemampuannya mengkonsumsi sendiri dengan baik
disebut proses dispensing obat. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kementerian Kesehatan waktu dispensing obat adalah sebesar < 60 menit.
Dalam proses dispensing terdapat 6 (enam) tahapan yang meliputi ; menerima dan
memvalidasi resep, mengkaji resep untuk kelengkapan, menginterpretasikan resep,
menapis profil pengobatan penderita dan menyiapkan, membuat, atau meracik obat, serta
menyampaikan obat kepada penderita. Dari hasil evaluasi selama tahun 2018 di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin diperoleh rata-rata nilai dispensing obat adalah
sebesar 70 menit.
Rumusan masalah :apakah ada Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu dispensing obat
racikan di depo farmasi intalasi?
Tujuan nya : untuk menganalisis ada Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu dispensing
obat racikan di depo farmasi intalasi
Hipotesis : ada Korelasi kelengkapan tenaga dengan waktu dispensing obat racikan di depo
farmasi intalasi.
Teknik pengmbilan sampelnya : non random acidensial sampling. Karna tdak semuanya
melakukan dispensing, ada yang malakukan ad yg tdk
Teknik pengumpulan data bole lebih dari 1: pengelolaan kuisioner tertulis, penggunaan
informasi yang tersedia, observasi.