Cross-Sectional
Dalam penelitian cross-sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada
satu saat tertentu. Kata satu saat bukan berarti semua subyek diamati tepat pada saat yang
sama, tetapi tiap subyek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek
dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Dengan demikian maka pada studi cross-sectional
peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.Desain cross
sectional ini ini dapat digunakan pada penelitian deskriptif maupun analitik.
Contoh: Suatu penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru. Pada
penelitian tersebut diambil 100 orang penderita kanker paru yang dirawat di beberapa rumah sakit
selama 1 tahun sebagai kelompok kasus, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil 100 penderita
penyakit lain. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 90 orang perokok,
sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang perokok.
Cohort
Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang mulai dengan identifikasi efek, pada penelitian kohort yang
diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek (yang disebut
kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau tidaknya efek.Pada
penelitian kohort murni, yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pajanan faktor risiko yang
dipelajari serta belum mengalami efek. Sebagian subyek tersebut secara alamiah akan mengalami pajanan
terhadap faktor risiko tertentu, sebagian lainnya tidak. Subyek yang terpajan faktor risiko menjadi kelompok
yang diteliti, sedang subyek yang tidak terpajan menjadi kelompok kontrol. Dalam keadaan ini, oleh karena
kedua kelompok berangkat dari populasi yang sama, maka biasanya keduanya sebanding (comparable)
kecuali dalam hal adanya pajanan terhadap faktor risiko. Kedua kelompok tersebut kemudian diikuti selama
masa tertentu, untuk kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti.
Contoh: Dalam penelitian tentang hubungan antara alkohol dengan terjadinya hemorage strokediambil 200
orang yang tidak minum alkohol dan 300 orang peminum alkohol yang diikutiselama 12 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 198 orang peminum alkohol dan 96orang bukan peminum alkool mengalami
stroke
Cross sectional Case Control
• Waktu singkat • Retrospektif • Prospektif /
• Faktor risiko dan • Subyek Retrospektif
disease dianalisis digolongkan • Semua subyek
serentak kedalam kelompok berawal dari
• Hubungan kausal kasus dan kontrol kondisi sehat
paling lemah lalu digali riwayat • Waktu penelitian
kebelakang lama
• Hubungan kausal
lebih kuat dari
cross sectional
• Disease diketahui
dahulu baru
mencari faktor
risisko
Teknik Sampling
• Pengertian Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari
populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut,
kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian
dikenakan pada populasi (generalisasi).
• Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel
acak atau random sampling yang dikenal juga sebagai probability
sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping yang
dikenal juga sebagai non probability sampling.
Probability Sampling
• Simple Random Sampling
Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang menggunakan kaidah
peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan
sampel maka diperlukan suatu kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang
berisi kumpulan elemen-elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda
atau makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel.
• Multistage Sampling
Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara
singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random sampling
secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini,
salah satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya beberapa metode sampling
berbeda yang digunakan.
Non-Probability Sampling
• Purposive Sampling
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang sebaiknya
berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat memilih subjek
yang dianggap representatif terhadap suatu populasi. Teknik pengambilan sampel jenis ini
umumnya digunakan oleh media ketika akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal.
Media tersebut akan memilih siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik.
• Quota Sampling
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus menetapkan standard
sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan untuk merepresentasikan populasi. Proporsi
dari karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan populasi yang ada.